Você está na página 1de 19

TUGAS MANDIRI 4 IKGM

ANGGRETA GALUH AURIADINI


021211131034

INDIKATOR KARIES DAN KELAINAN PERIODONTAL


A. KARIES
a. DMFT
i. Pengertian
DMF-T merupakan singkatan dariDecay Missing Filled-Teeth. Nilai DMFT adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada seseorang atau
sekelompok orang. Angka D (decay) adalah gigi yang berlubang karena karies gigi,
angka M (missing)adalah gigi yang dicabut karena karies gigi, angka F(filled) adalah gigi
yang ditambal atau di-tumpat karena karies dan dalam keadaan baik .
Nilai DMF-T adalah penjumlahan D+ F+ T. Indikator utama pengukuran DMF-T
menurut WHO adalah pada anak usia 12 tahun, yang dinyatakan dengan indeks DMF-T
yaitu 3, yang berarti pada usia 12 tahun jumlah gigi yang berlubang (D), dicabut karena
karies gigi (M), dan gigi dengan tumpatan yang baik (F), tidak lebih atau sama dengan 3
gigi per anak.

ii. Kegunaan
Indeks DMF-T adalah indeks untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut
dalam hal karies gigi permanen. Karies gigi umumnya disebabkan karena kebersihan
mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai
macam bakteri.

iii. Rumus
Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T :
DMF-T = D + M + F
DMF-T rata-rata =

Jumlah D + M + F
Jumlah orang yg diperiksa

Kategori DMF-T menurut WHO :


0,0 1,1 = sangat rendah

1 | Indikator Karies dan Kelainan Periodontal

1,2 2,6 = rendah


2,7 4,4 = sedang
4,5 6,5 = tinggi
6,6 > = sangat tinggi

iv. Kekurangan
1. Tidak dapat menggambarkan banyaknya karies yang sebenarnya. Karena jika
pada gigi tersebut terdapat 2 karies atau lebih, karies dihitung adalah tetap 1
2. Indeks DMF-T tidak dapat membedakkan kedalaman dari karies, misalnya
karies superficialis, media, profunda
3. Tidak valid untuk gigi yang hilang karena penyebab lain selain karies
4. Tidak valid untuk pencabutan perawatan ortodonti
5. Tidak dapat digunakan untuk karies akar
b. Nyvad Caries Diagnostic Criteria
i. Pengertian dan Kegunaan
Dikemukakan oleh Nyvad 1999. Meliputi manifestasi dari karies pada
initial stage dari karies dan sebelum karies itu terjadi. Berguna untuk
membedakan antara membedakan antara lesi karies aktif dan inaktif berkavitas
maupun tidak berkavitas. Juga digunakan untuk mengukur aktivitas lesi karies,
memperhitungkan hubungan biaya ketika rencana perawatan dibuat.

2 | Indikator Karies dan Kelainan Periodontal

ii. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
1. Dapat mengidetifikasi lesi karies insipient, sehingga dapat menentukan
rencana program pencegahan karies
2. Prelavensi dan keparahan karies dibawah estimasi dari indeks def dapat
dihilangkan karena hanya menghitung status kavitas
3. Dapat mengurangi keperluan perawatan yang lebih lanjur karena diagnosis
ditegakkan ketika terlihat initial lesions sehingga lesi progresif yang
berkelanjutan dapat dicegah
Kekurangan
Terdapat kesulitan untuk membuat diagnosis yang pasti dari lesi aktif
sebelum terjadi kavitas pada permukan oklusal dibandingkan dengan permukaan
fasial. Penggunaan permukaan oklusal secara fisiologis selama proses
pengunyahan dapat menyebabkan hilangnya lesi
c. Significant Caries Index
i. Pengertian dan Kegunaan

3 | Indikator Karies dan Kelainan Periodontal

Diperkenalkan oleh Bratthall D pada tahun 2000. Penggunaan DMF dan


Sic secara bersamaan membantu untuk menyoroti kesenjangan kesehatan mulut
pada populasi yang berbeda dalam suatu komunitas dengan tujuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan khusus pencegahan gangguan kesehatan gigi dan
mulut. Perhitungan Sic dilakukan dengan cara mengurutkan hasil skor DMFT,
kemudian sepertiga populasi dari skor karies tinggi dipilih dan rerata DMFT
untuk kelompok ini dihitung. Hasil perhitungan adalah indeks SiC.
ii. Rumus
Cara menghitung indeks SiC
1. Menggunakan indeks DMF-T.
2. Mengurutkan data individu mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi.
3. Mengambil 1/3 jumlah data dari total populasi dengan DMF-T yang tinggi.
4. Lalu menjumlahkan data tersebut Kemudian membaginya lagi dengan jumlah
individu (1/3) yang tetinggi DMF-Tnya.
iii. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
1. Memberi perhatian lebih pada individual dengan hasil skor karies tertinggi
2. Indeks ini mencoba mengatasi kekurangan dari hasil DMFT secara akurat
dengan memperhatikan distribusi karies pada suatu populasi khususnya di
Negara berkembang yang menyebabkan kesimpulan yang salah bahwa
karies pada populasi terkontrol padahal beberapa individu masih memiliki
karies.
Kekurangan
1. Indeks ini hanyalah kelanjutan dari indeks DMF dengan kriteria yang sama
dalam menghitung karies
2. Populasi signifikan dari karies yang terlihat rendah menunjukkan distribusi
yang tidak normal
d. Specific Caries Index
4 | Indikator Karies dan Kelainan Periodontal

i. Pengertian
Indeks ini akan menyediakan informasi tidak hanya prevalensi karies tapi
juga lokasi dan tipe lesi karies pada individu. Pengukurannya dilakukan khusus di
daerah permukaan gigi jadi indeks ini masih sangat jarang digunakan oleh
khalayak umum.

ii. Kegunaan
Untuk menggambarkan jumlah gigi karies yang belum pernah di tangani
sama sekali dengan menggunakan indeks DMF-T.
iii. Rumus
Skor SCI untuk individu dihitung dengan menambahkan skor gigi
individual. Rentang Skor untuk individual dari 0-192 (untuk 32 gigi)
iv. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
1. Petugas dan material yang kompeten di masa depan serta training untuk
tenaga kerja dibutuhkan untuk mengatasi karies pada populasi tertentu
mungkin dinilai
5 | Indikator Karies dan Kelainan Periodontal

2. Hasil dari penulis menunjukkan reproduksibilitas dan validitas dari indek


baru ini adalah baik
Kekurangan
1. Pada kasus dengan lesi yang luas yang meliputi lebih dari 1 permukaan
hanya bisa dibuat dari asal lesi
2. Kekurangan untuk menentukan rencana perawatan jika indeks ini digunakan
sendirian tanpa kombinasi dengan indeks lain
3. Kurangnya penyediaan untuk menilai karies akar
4. Jumlah dari lesi proksimal tidak diperhatikan karena tidak adanya foto
bitewing radiograph

e. PUFA Index
i. Pengertian
Sama seperti Specific Caries Index, PUFA juga masih termasuk indeks
yang baru digunakan untuk menghitung karies. Pembuatan PUFA ditujukan untuk
melengkapi indeks DMF-T
P = Pulpal, pertimbangan keterlibatan pulpa dalam proses karies dengan
hancurnya seluruh korona atau mahkota sehingga yang tersisa hanyalah akar
U= Ulserasi, yang disebabkan oleh potongan-potongan enamel yang
pecah ataupun karena inflamasi pulpa atau akar yang mengalami fragmentasi
sehingga timbul ulser
F= Fistula atau nanah yang muncul akibat adanya gangguan kesehatan
gigi dan mulut yang melibatkan pulpa
A= Abses yang terkait dengan pulpa

6 | Indikator Karies dan Kelainan Periodontal

ii. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
1. Aplikatif pada Negara dengan pendapatan rendag dan menegah dimana
karies yang tidak ditangai menyebabkan komplikasi masalah pada gigi dan
jaringan sekitar
2. Sederhana
3. Dapat digunakan untuk gigi sulung dan permanen
4. Hasilnya dapat dipresentasikan bersama indeks DMF
Kekurangan
1. Stages dari lesi karies pada enamel tidak dinilai
2. Penilaian abses dan fistula dapat dikombinasi jadi 1 kode
3. Realibilitas dan validitas diperlukan pada diskusi dan penelitian mendatang
4. Beberapa subjek dengan skor U (ulcer)
f. Caries Assessment Spectrum and Treatment (CAST) Index
i. Pengertian

7 | Indikator Karies dan Kelainan Periodontal

Dikembangkan oleh J. E. Frencken, Rodrigo G. de Amorim, Jorge Faber


dan Soraya C. Leal pada 2011. Mengkombinasikan elemen penilaian dari ICDAS
III dan PUFA dan komponen MF pada indeks DMF.

ii. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
1. Skor DMF dapat dengan mudah dikalkulasikan dari skor CAST
2. Digunakan hanya untuk survei epidemologi
3. Visual/ tactile hierachial one digit coding system
4. Meliputi total spectrum dari progresi lesi karies membuat kemudahan
komunikasi antara profesiona
5. Digunakan untuk memperkuat dan melengkapi ICDAS, DMF, PUFA
6. Menyediakan sarana untuk penggunaan indeks DMF yang lebih luas
Kekurangan
1. Tidak menunjukkan hasil yang valid pada uji validitas dan realibilitas
2. Tidak disarankan untuk clinical trials
3. Tidak menyediakan data pada perhitugan perawatan dan pencegahan pada
setiap kode
8 | Indikator Karies dan Kelainan Periodontal

g. International Caries Detection and Assessment System (ICDAS I & ICDAS


II)
i. Pengertian
Indeks ICDAS (International Caries Detection and Asessment System)
merupakan indeks yang menggambarkan keadaan karies dari mulai perubahan
warna dari enamel hingga kavitas meluas. Sistem kriteria yg berguna, mudah
digunakan & memiliki batasan yang jelas utk deteksi karies yg terlihat scr klinis.
Sistem ICDAS diajukan untuk lesi permukaan akar karena memiliki beberapa
keuntungan dibandingkan metode tradisional karena dapat dikombinasikan dengan
penilaian aktivitas lesi.
ICDAS I (2003)

Penelitiannya menggunakan sistematik review

Assessment atau pemeriksaan atau penaksiran khusus pada bagian corona atau
permukaan mahkota tapi lebih sempurna dari DMF-T

Pemeriksaan visual dilakukan pada gigi bersih, bebas plak, dengan


pengeringan lesi/permukaan untuk mengidentifikasi lesi awal

ICDAS II (2005)

Assessment lebih kompleks yaitu pada tiap permukaan korona, sealant,


restorasi, perubahan warna serta aktivitas kariesnya

Membentuk 2 digit , yaitu 1: CARS, 2: CORONAL

Pemeriksaan visual untuk pendeteksian karies oklusal

Memiliki reprodusibilitas dan keakuratan yang baik untuk pendeteksian lesi


karies oklusal

ii. Kegunaan
ICDAS digunakan oleh pemeriksa yang tidak memiliki pengalaman
sebelumnya dalam pemeriksaan dental epidemiologi. Membantu dalam
pengumpulan data mengenai klasifikasi lesi karies yang dulu dan sekarang
melalui tingkat keparahan berdasarkan pada perluasan histologis penyakit.
iii. Rumus
Kriteria Indeks ICDAS
Terdapat 6 kriteria indeks ICDAS untuk deteksi karies primer pada pit dan fisure.
9 | Indikator Karies dan Kelainan Periodontal

Skor

Uraian klinis dari pit dan fisure oklusal

0 sehat

Tidak ada bukti karies setelah pengeringan dalam waktu yang lebih
lama (5 detik).
Permukaan dengan

cacat perkembangan (hipoplasia email,

fluorosis), atrisi, abrasi dan erosi), dan noda ekstrinsik atau


Perubahan

intrinsik akan dicatat sebagai sehat.


visual Ketika terlihat basah, tidak ada bukti perubahan warna yang terkait

pertama pada email

dengan aktivitas karies gigi tetapi setelah pengeringan dalam waktu

yang lama, maka rongga karies atau perubahan warna (lesi putih
atau coklat) akan terlihat tidak sesuai dengan penampilan klinis dari
email gigi yang sehat.
2 Perubahan visual yang Gigi harus terlihat basah. Ketika basah maka akan ada (a) rongga
berbeda pada email

karies (lesi putih) dan/atau (b) perubahan karies coklat yang lebih
lebar dari pada fisur / fossa alami yang tidak sesuai dengan
penampilan klinis dari email yang sehat

3 Kerusakan email yang Gigi terlihat basah dapat memiliki opasitas karies yang jelas (lesi
terlokalsiasi akibat karies putih) dan/atau perubahan warna karies coklat yang lebih lebar dari
tanpa adanya dentin yang fisur/fossa alami yang tidak sesuai dengan gambaran klinis dari
10 | I n d i k a t o r K a r i e s d a n K e l a i n a n P e r i o d o n t a l

tampak

atau

bayangan

adanya email yang sehat. Setelah kering selama 5 detik, ada karies dari
struktur luar atau dalam pit atau fisur/fosa. Bila meningkat dua kali
lipat atau untuk mengkonfirmasi penilaian visual, pemeriksaan
probe CPI digunakan untuk permukaan gigi yang dapat
mengkonfirmasi adanya rongga yang terlihat pada email.

4 Adanya bayangan gelap Lesi ini telihat sebagai bayangan dari dentin yang berubah warna
dari dentin dengan atau yang tampak melalui permukaan email yang utuh yang dapat atau
tanpa kerusakan email yang tidak dapat memperlihatkan tanda-tanda kerusakan terlokalisasi
terlokalisasi

(kehilangan kelanjutan permukaan yang tidak memperlihatkan


dentin).

5 Rongga dengan kavitas Rongga pada email yang berubah warna atau opak yang
didalam dentin

memperlihatkan kondisi dentin.

6 Rongga yang sangat Kehilangan struktur gigi dengan jelas, rongga lebih dalam dan lebar
berbeda

dengan

yang terlihat

dentin dan dengan dentin yang jelas terlihat pada dinding atau pada bagian
dasar. Rongga yang luas melibatkan separuh dari permukaan gigi
atau kemungkinan mencapai pulpa.

11 | I n d i k a t o r K a r i e s d a n K e l a i n a n P e r i o d o n t a l

iv. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
a.

Sistem kriteria yg berguna, mudah digunakan & memiliki batasan yang


jelas untuk deteksi karies yg terlihat secara klinis

b.

Hasil lebih spesifik, lebih lengkap dibandingkan dengan pemeriksaan


lainnya

c.

Mampu menghitung karies dentin

d.

Mengikuti perjalanan karies

e.

Etiologi karies lebih terarah

f.

Dipercaya utk mendeteksi karies dental pd koronal gigi meskipun


digunakan oleh pemeriksa dental yg tidak berpengalaman.

Kekurangan
a.

Tidak menilai karies pulpa

b.

Membutuhkan waktu pemeriksaan yang lebih lama

c.

Analisisnya lebih kompleks

d.

Kriteria saat ini belum dapat membedakan antara lesi karies aktif dan
tidak aktif.

e.

Data mengenai keabsahan dan reliabilitas kriteria ICDAS untuk


pendeteksian karies akar belum tersedia.

12 | I n d i k a t o r K a r i e s d a n K e l a i n a n P e r i o d o n t a l

h. FDI World Dental Federation Caries Matrix


Program WHO Global Oral Health telah mengakui pentingnya promosi
paradigma baru antara sesama praktisi dokter gigi mengenai perubahan dari
restorative menjadi preventif dan model promosi kesehatan (penyuluhan).
Dikembangkan oleh komite FDI.

Maksud dari system ini tidak untuk

mengklasifikasika karies namun merupakan system yang terintegrasi yang dapat


digunakan praktisi, peneliti, edukator dan tenaga kesehatan.

B. KELAINAN PERIODONTAL
a. CPITN
i. Pengertian
Community Periodontal Index for Treatment Needs adalah indeks
resmi yang digunakan oleh WHO untuk mengukur kondisi jaringan periodontal
serta perkiraan akan kebutuhan perawatannya dengan menggunakan sonde khusus
yaitu WHO Periodontal Examining Probe.
Sonde khusus yang dipergunakan untuk pemeriksaan CPITN ini
memiliki bentuk ujung bulat dengan diameter 0,5 mm, dengan kode warna 3,5
sampai 5,5 mm.
ii.

Rumus

13 | I n d i k a t o r K a r i e s d a n K e l a i n a n P e r i o d o n t a l

Pemeriksaan CPITN ini menggunakan 6 sektan yaitu :


1. Sektan kanan atas : elemen gigi 1.7, 1.6, 1.5, 1.4 (sektan 1)
2. Sektan anterior (depan) atas : elemen gigi 1.3, 1.2, 1.1, 2.1, 2.2, 2.3 (sektan
2)
3. Sektan kiri atas : elemen gigi 2.4, 2.5, 2.6, 2.7 (sektan 3)
4. sektan kiri bawah : elemen gigi 3.7, 3.6. 3.5, 3.4 (sektan 4)
5. Sektan anterior bawah : elemen gigi 3.3, 3.2, 3.1, 4.1, 4.2, 4 (sektan 5)
6. Sektan kanan bawah : elemen gigi 4.4, 4.5, 4.6, 4.7 (sektan 6)
Gigi Index CPITN terbagi dan tergantung atas tiga kelompok umur yaitu
1. Umur 20 tahun atau lebih
2. Umur 16 tahun sampai 19 tahun
3. Umur kurang dari 15 tahun
Dalam pemeriksaan CPITN perlu diperhatikan :
1. Apabila salah satu gigi geraham atau molar dan juga gigi seri atau incisivus
tidak ada, tidak diperlukan penggantian gigi.
2. Apabila dalam satu sektan tidak terdapat gigi index maka gigi dalam sektan
tersebut diperiksa semuanya dan yang diambil adalah gigi dengan skor
tertinggi.
3. Umur 19 tahun kebawah tidak dilakukan pemeriksaan Molar Kedua (M2)
untuk menghindari false pocket.
4. Umur 15 tahun kebawah, pencatatan hanya dilakukan bila ada perdarahan
daerah gusi dan karang gigi saja.
5. Jika gigi index dan penggantinya tidak ada maka sektan diberi tanda X.
Pembagian mengenai kelompok umur, gigi indax dan skornya adalah
sebagai berikut :
1. Umur 20 tahun atau lebih, gigi index yang diperiksa adalah 1.7, 1.6, 1.1,
2.1, 2.6, 2.7, 3.7, 3.6, 3.1, 4.1, 4.6, 4.7, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4.
2. Umur 16 tahun sampai 19 tahun, gigi index yang diperiksa adalah 1.6, 1.1,
2.6, 3.6, 3.1, 4.6, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4.
3. Umur kurang dari 15 tahun, gigi index yang diperiksa adalah sama dengan
16-19 tahun, dengan skor 0,1, 2.
Kriteria skoring CPITN:
0 : periodonsium sehat
14 | I n d i k a t o r K a r i e s d a n K e l a i n a n P e r i o d o n t a l

1 : terdapat perdarahan setelah probing


2 : terdapat kalkulus supra atau subgingiva atau timbunan plak di sekeliling
margin gingiva,tidak terdapat poket dengan kedalaman lebih dari 3mm.
3 : terdapat poket 4 atau 5 mm
4 : terdapat poket lebih dari 6 mm
* : terdapat keterlibatan daerah furkasio atau terdapat loss attachment >7mm

Dari data status periodontal yang diperoleh dengan menggunakan kode tersebut,
perawatan dikategorikan sebagai berikut :
0 : tidak memerlukan perawatan
1 : peningkatan kebersihan mulut/penyuluhan
2 : peningkatan kebersihan mulut/penyuluhan dan scalling
3 : peningkatan kebersihan mulut / penyuluhan, skeling, kuretase, bedah
periodontal
iii. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
1. Sederhana
2. Mendapatkan data tentang status periodontal masyarakat.
3. Dapat merencanakan program penyuluhan.
4. Dapat menentukan kebutuhan perawatan (jenis tindakan, beban kerja,
kebutuhan tenaga).
5. Memantau kemajuan kondisi periodontal individu.
Kekurangan
1. Kekurangan dalam menetapkan kebutuhan perawatan
2. keterbatasan-keterbatasan, dan data yang diperoleh dari penggunaan indeks
ini masih dapat disalah tafsirkan

15 | I n d i k a t o r K a r i e s d a n K e l a i n a n P e r i o d o n t a l

3. Kriteria (skoring) CPITN untuk mengkategorikan status periodontal valid,


tetapi penggunaan gigi-gigi indeks dapat menghasilkan estimasi yang
rendah pada status periodontal
4. kalkulasi tiap sextan dan tiap individu dapat menimbulkan estimasi yang
berlebihan untuk kebutuhan perawatan, khususnya untuk kode 3 dan kode 4
(poket 4-5 mm, poket sama/lebih besar dari 6 mm)
b. PHP Index
i. Pengertian
PHP index atau Patient Hygiene Performance Index dikembangkan oleh
Podshaley dan Haley pada tahun 1968. Indeks tersebut diperoleh dengan melihat
lapisan plak yang nampak pada permukaan gigi dengan bantuan disclosing
solution.
ii. Rumus
Permukaan setiap gigi dibagi menjadi 5 area yaitu 3 area yang dibagi
secara longitudinal, dengan 1/3 tengah dibagi secara horizontal menjadi 3 area
lagi. Pemberian nilai didahului dengan menggunakan disclosing solution.
Penilaian PHP setiap orang diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai kelima
area setiap permukaan gigi dan kemudian dibagi dengan banyaknya permukaan
gigi yang diperiksa.
PHP = Jumlah nilai kelima area setiap permukaan gigi
iii. Kelebihan
PHP index merupakan indeks pertama yang dikembangkan untuk tujuan
yang semata-mata menilai kebersihan individu dalam membersihkan food debris
setelah instruksi menyikat gigi. PHP index juga dapat digunakan untuk
memeriksa kebersihan mulut pada pengguna alat ortodontik cekat dengan
pertimbangan bahwa penempatan bracket dan komponen alat ortodontik cekat
lainnya tidak menjadi masalah karena penggunaan disclosing solution dan
pembagian.
c. Basic Periodontal Examination (BPE) Index
Dikembangkan oleh British society of Periodontology pad 1986. Berasal
dari CPITN. Sederhana dan merupakan alat screening cepat untuk mengindikasi
16 | I n d i k a t o r K a r i e s d a n K e l a i n a n P e r i o d o n t a l

level perawatan yang dibutuhkan dan menyediakan dasar panduan kebutuhan


perawatan. Bukan merupakan alat diagnostic.

d. Periodontal Screening and Recording (PSR) Index


i. Pengertian
Diperkenalkan oleh American Academy of Periodontology (AAP) dan
American Dental Association (ADA). Endorse by WHO. Merupakan adaptasi
dari CPITN. Digunakan untuk menghitung perdarahan gingiva ketika probing,
kalkulus pada gigi dan kedalaman poket pada tiap sekstan di rongga mulut.

ii. Rumus
Skor tertinggi pada sektan dipilih sebagai skor PSR untuk sekstan. Hanya
1 skor yang dipilih untuk tiap sekstan dalam rongga mulut. Untuk memeriksa gigi
secara individual digunakan A WHO/CPITN/PSR probe.

17 | I n d i k a t o r K a r i e s d a n K e l a i n a n P e r i o d o n t a l

iii. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
1. Memperkenalkan metode screening yang sederhana yang sesuai dengan
kebutuhan dental record
2. Deteksi dini dari penyakit periodontal dan menyediakan monitoring status
dari pasien
3. Metode cepat screening karena hanya menilai 6 skor
4. Dokumen ini membantu melengkapi riwayat periodontal pasien
5. Dapat digunakan pada populasi yang besar

Kekurangan
1. Tidak dimaksudkan untuk pemeriksaan lengkap rongga mulut. Pada pasien
yang telah menerima perawatan periodontal sebelumnya atau dalam fase
maintenance harus menerima pemeriksaan yang komprehensif
2. Keterbatasan penggunaan system PSR pada anak karena ketidakmampuan
membedakan pseudo poket
3. Tidak

menghitung epithelial attachment, keparahan penyakit dapat

underestimated

e. Genetic Susceptibility Index for Periodontal disease


Etiologi dari periodontitis adalah multifactorial dan termasuk di dalamnya
komponen infeksius, factor lingkungan dan genetic. Genetic marker menunjukkan
kerentanan manifestasi penyakit dan dapat digunakan untuk mengungkap
informasi yang tersembunyi. Sistem ini menunjukkan hubungan langsung dan tak
langsung diantara indeks kerentanan, hasil mikroba dan penyakit. Singel
Nucelotida Polymorphism (SNPs) di gen yang mengkode molekul dari sistem
pertahanan tubuh dinilai.

18 | I n d i k a t o r K a r i e s d a n K e l a i n a n P e r i o d o n t a l

19 | I n d i k a t o r K a r i e s d a n K e l a i n a n P e r i o d o n t a l

Você também pode gostar