Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
REVIEW JURNAL
Production and characterization of a milk-clotting
enzyme
from Aspergillus oryzae MTCC 5341
Disusun oleh
Lusia Shinta Dewi
118114011
Brigita Yulise
118114012
Agesty
118114013
Asrianti Massau
118114014
Margareta Jeanne R.
118114015
Yoanes Deni S.
118114016
Bernadetha Meitha
118114017
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enzim merupakan biokatalisator suatu reaksi biologis, sebagian besar
enzim tersusun dari substansi berupa protein. Enzim sangat penting karena
banyak sistem kehidupan terjadi atau berlangsung karena adanya reaksi kimia
(biokimia). Supaya reaksi dapat berlangsung maka diperlukan suatu katalis
yang disebut dengan enzim. Secara teoritis enzim secara umum memiliki sifat
sebagai berikut, yaitu: dapat meningkatkan kecepatan reaksi, membuat kondisi
reaksi lebih lunak, spesifitas reaksi yang lebih besar, dan kemampuan untuk
mengatur.
Cara enzim bekerja adalah dengan membentuk senyawa enzim-substrat,
kemudian menghasilkan suatu produk tanpa merubah senyawa itu sendiri,
setelah produk terbentuk maka enzim akan melepas diri untuk membentuk
senyawa baru dengan substrat yang lain. Sebagian besar enzim bekerja secara
khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam
senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap
enzim yang bersifat tetap, jadi jika substrat berbentuk 3D maka enzim juga
harus berbentuk 3D, karena harus sesuai berdasarkan prinsip Lock and Key.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH
(tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein,
yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di
luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul
lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan
aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun
adalah inihibitor enzim.
Dari penjelasan cara kerja enzim tersebut diketahui bahwa sangat
penting kita harus mempelajari tentang enzim. Oleh sebab itu metode untuk
memproduksi enzim yang benar-benar aktif pada suhu normal dan rentang
terkontaminasi protease. Dalam penelitian enzim menggunakan objek susu
dibutuhkan komponen media seperti pH inkubasi, suhu, dan nutrisi tambahan
menghasilkan produksi enzim pembekuan susu dari A. Oryzae dengan
aktivitas 40.000 U/g.
Adanya protease menimbulkan masalah pada pemanfaatan yang efektif
dari mikrbia susu pembekuan protease dalam pembuata keju. Oleh karena itu,
pemurnian enzim dipilih untuk mendapatkan hasil enzim yang lebih baik
dalam industri pembuatan susu, selain karakterisasi funsional dan struktural
dari enzim itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana faktor pH dapat mempengaruhi kerja enzim?
2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap kerja enzim?
3. Berapakah waktu kerja optimum bagi enzim Protease dalam memecah
Casein menjadi Paracasein dalam proses fermentasi Keju?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap kerja enzim
2. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kerja enzim
3. Untuk mengetahui waktu optimum bagi enzim Protease untuk memecah
Casein menjadi Paracasein dalam fermentasi Keju
D. Material:
1. Bubuk susu skim dan kalsium klorida yang diperoleh dari Himedia
Laboratories Pvt. Ltd (Mumbai, India).
2. Tepung jagung (50% Protein, 5% moisture, <1% lemak) yang diperoleh
dari M/s Shakti Sugar, Coimbatore, India
3. Activated carbon, -, -, dan -casein dari susu bovine (termasuk jenis
sapi)
4. Sodium alginate dari Sigma Chemical Co. St. Louis, MO, USA
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Preparasi Substrat
Larutan mineral berisi 70 mg CuSO4, ZnSO4, dan FeSO4 dalam 100 ml
Akuabides ditambahkan dengan kulit padi (pH kulit padi dibuat menjadi
6.3 dengan penambahan NaOH untuk optimasi produksi enzim dari
Aspergillus oryzae)
Aktivitas enzim Rennet diamati selama 24 jam selama 192 jam waktu
fermentasi
2. Skreening untuk aktifitas penggumpalan susu
Anakan Aspergillus oryzae (flavus) di biakkan dalam serbuk kulit padi dengan
penambahan 60% moisture yang sudah diinokulasikan suspensi spora dengan
konsentrasi 105 spora/ml (1ml/100 mg kulit padi
3. Ekstrasi
Jamur kulit padi di dispersikan dalam air yang mengandung 0.1 M NaCl (rasio
perbandingan kulit padi dan solvent adalah 1:10) selama 60 menit pada suhu 4C
untuk meminimalisir autolisis
Ekstrak difiltrasi menggunakan kertas filter Whatman no. 1 dan aktivitas enzim
dalam filtrat dideterminasi dan dinyatakan dalam satuan unit per gram jamur kulit
padi
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN
A. Hasil
pH substrat selama pertumbuhan memiliki dampak yang signifikan
pada proses pembekuan susu oleh enzim. Produksi enzim maksimum adalah
pada kisaran pH 6,3-6,5 dan pH inkubasi dipertahankan pada pH 6,3. Suhu
inkubasi selama pertumbuhan memiliki pengaruh yang signifikan pada
produksi enzim. Suhu suboptimal untuk pertumbuhan adalah 25 oC dan
pertumbuhan terhenti pada 35oC. Kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan
dan pembekuan susu oleh enzim sekitar 28-30C. Menurut (Gaman, 1994)
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Untuk enzim pada umumnya
suhu optimal antara 35C dan 40C, yaitu suhu tubuh. Pada suhu di atas dan di
bawah optimalnya, aktivitas enzim berkurang. Di atas suhu 50C enzim secara
bertahap menjadi inaktif karena protein terdenaturasi. Pada suhu 100C semua
enzim rusak.
Ekstrak enzim akan mengalami dekolorisasi menggunakan arang aktif.
Ketika arang aktif 2,5% dicampur dengan ekstrak enzim, intensitas warna
berkurang, seperti terbukti dari absorbansi nilai (value A340/A280).
Dekolorisasi juga mengurangi protein mencemari sebesar 30% sehingga
meningkatkan aktivitas spesifik pembekuan suhu oleh enzim untuk 1.474 U
/mg.
Skala-up penelitian dan pemulihan pembekuan susu. Hasilnya juga
dievaluasi melalui studi skala-up oleh solid state fermentasi, dengan 5 kg
dedak sebagai materi awal, jamur menghasilkan 38.700 U pembekuan susu.
Pengaruh pH terhadap aktivitas dan stabilitas pembekuan susu oleh
enzim. pH optimum untuk aktivitas pemurnian susu pada pembekuan sus oleh
enzim dari A. oryzae adalah 6,3. pH terbaik untuk aktivitas enzim sebesar 0,6
sampai 6,9. Enzim lebih stabil pada kisaran pH 5-8. Di luar rentang ini, di
kedua sisi, aktivitas enzim berkurang drastis. Menurut (Gaman,1994).Masingmasing reaksi yang dikatalisis oleh enzim paling cepat terjadi pada pH yang
B. Pembahasan
Peningkatan permintaan keju berbanding terbalik dengan terbatasnya
ketersediaan rennet sehingga pembuatan keju diganti oleh enzim protease
yang diisolasi dari A.oryzae. protease yang bersumber dari mikroorganisme di
industri
banyak
dimanfaatkan
karena
memiliki
beberapa
kelebihan
pada
media
PDA (potato
Dextrose
Agar)
kemudian
buffer fosfat. Fraksi yang didapat diuji dengan substrat kasein, menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum tirosin untuk
mendapatkan nilai aktivasi enzim protease.
Dari percobaan yang telah dibahas pada jurnal dapat disimbulkan
kedalam hasil yang telah didapatkan:
a. Produksi Enzym Protease dari A. oryzae pada perlakuan inkubasi pH
Aktivitas enzyme maksimal pada pH 6.3 selama 120 jam masa
pertumbuhan. Aktivitas enzim mulai meningkat pada pH 6.0 dan mencapai
puncak aktifitas pada pH 6.3. Selama range pH 6.0 hingga 6.3, enzim
protease bekerja maksimal sehingga susu yang difermentasi berada dalam
kondisi kekentalan yang baik karena perbandingan antara jumlah enzim
dengan jumlah substrat seimbang. Sedangkan bila pH dibawah 6.0 kondisi
susu yang difermentasi akan mengental karena jumlah substrat dengan
enzim tidak seimbang. Dalam kondisi ini, jumlah substrat kurang dari
jumlah enzim sehingga karena enzim yang tersedia tidak dapat berikatan
dengan substratnya yaitu Casein dalam susu. Tetapi apabila kondisi pH
berada diatas 6.3, maka aktivitas enzim juga akan menurun karena jumlah
substrat lebih banyak daripada jumlah enzim yang tersedia, sehingga
Casein
(substrat)
tidak
dapat
diubah
menjadi
Paracasein
yang
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
PP. 395,396.
Gandjar, I, Sjamsuridzal, W, Oetari, A., 2006, Mikologi Dasar dan Terapan,
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, PP. 27.
Lusia Shinta D.
118114011
Arianti Massau
118114014
Brigita Yulise
118114012
Margareta Jeanne
118114015
Yoanes Deni S
118114016
Agesty
118114013
Bernadetha Meita
118114017