Você está na página 1de 15

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Otitis eksterna adalah radang merata kulit liang telinga yang disebabkan oleh kuman
maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga,
deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan, otitis eksterna difus
dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau telinga cuaca panas (hot weather ear)
adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri yang menyebabkan
pembengkakan stratum korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel.

2.2 Etiologi
Swimmers ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000 orang, kebanyakan
pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari inflamasi, iritasi atau infeksi pada telinga bagian
luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing
dalam liang telinga. Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya
otitis eksterna (swimmers ear). Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis)
salah satu dari satu kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis eksterna difusa disini
proses patologis membatasi kulit sebagian kartilago dari otitis liang telinga luar, konka daun
telinga penyebabnya idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau fungal, alergi dan lingkungan.
Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen yang paling sering
adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn, gentamicin, polimixin, anti bakteri
(clioquinol, Holmes dkk, 1982) dan anti histamin. Sensitifitas poten lainnya adalah metal dan
khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk
mengorek telinga. Infeksi merupakan penyakit yang paling umum dari liang telinga luar seperti
otitis eksterna difusa akut pada lingkungan yang lembab.

Gambar . Liang telinga yang lecet

2.3 Patofisiologi
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga)
dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen
akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan
anatomis berupa lekukan pada liang telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga
ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga
merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan
protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal
yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal
memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya
menimbulkan rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman
dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang bisa menumpuk
dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan
terjadilah penurunan pendengaran.

Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu pseudomonas (41%),
streptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). Infeksi pada liang telinga
luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan :

Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan
lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan
menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.

Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan
tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan
dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa
sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.

2.4 Klasifikasi
a. Penyebab tidak diketahui :

Malfungsi kulit : dermatitis seboroik, hiperseruminosis, asteotosis


Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.
Otitis eksterna membranosa.
Meningitis kronik idiopatik
Lupus erimatosus, psoriasis

b. Penyebab infeksi

Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima, sellulitis, erisipelas.


Bakteri gram (-) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa, otitis eksterna granulosa,

perikondritis.
Bakteri tahan asam : mikrobakterium TBC.
Jamur dan ragi (otomikosis) : saprofit atau patogen.
Meningitis bullosa, herpes simplek, herpes zoster, moluskum kontangiosum, variola dan

varicella.
Protozoa
Parasit

c. Erupsi neurogenik : proritus simpek, neurodermatitis lokalisata/desiminata, ekskoriasi,


neurogenik.
d. Dermatitis alergika, dermatitis kontakta (venenat), dermatis atopik, erupsi karena obat,
dermatitis eksamatoid infeksiosa, alergi fisik.
e. Lesi traumatika : kontusio dan laserasi, insisi bedah, hemorhagi (hematom vesikel dan bulla),
trauma (terbakar, frosbite, radiasi dan kimiawi).
f. Perubahan senilitas.
g. Deskrasia vitamin
h. Diskrasia endokrin.

Otitis eksterna diklasifikasikan atas :


1. Otitis eksterna akut :
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul)
Otitis eksterna difus
2. Otitis eksterna kronik

1. Otitis eksterna akut


Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/ bisul)
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga
yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar.
Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan sampai
berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan). Keluhan
kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik
atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.

Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta:

Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10% ichthamol
dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan insisi pada abses
dan tampon larutan rivanol 0,1%.

Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat.


Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid. Anak-anak
diberikan dosis 40-50 mg per kg BB.

Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg qid (dewasa).


Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu adanya

penyakit diabetes melitus.

Otitis Eksterna Difus


Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri.
Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus
albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang
batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis
eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau
namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari
kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media.
Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung
antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang
meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik.
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah
tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans
atau jamur lain.

Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula
tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 25% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadangkadang diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topikal.

Gambar . Otitis eksterna akut

2. Otitis eksterna kronik


Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh
terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks menyebabkan liang telinga menyempit.

Gambar . Otitis eksterna kronik

2.5 Gejala klinis


Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit,
perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta
berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering
merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding
dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang
telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis
menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang
rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga
gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang
telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis
eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit
yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa
penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta.
Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.
Kurang pendengaran bisa terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut. Edema
kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis
eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli
konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan
kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.
Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi :
1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit.
2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif
3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak
4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif.

Menurut Senturia HB (1980) :


Eritema kulit, sekret yang kehijau-hijauan dan edema kulit liang telinga merupakan tanda-tanda
klasik dari otitis diffusa akuta. Bau busuk dari sekret tidak terjadi. Otitis eksterna diffusa dapat
dibagi atas 3 stadium yaitu :
1. Pre Inflammatory
2. Peradangan akut (ringan/ sedang/ berat)
3. Radang kronik

2.6 Diagnosis
Anamnesis

Gejala awal dapat berupa gatal


Didapatkan riwayat faktor predisposisi
Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak sesuai dengan kondisi
penyakitnya (misalnya pada folikulitis atau otitis eksterna sirkumskripta). Nyeri terutama

ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan.
Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental purulen
tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya akan

bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.


Pendengaran normal atau sedikit berkurang.

Pemeriksaan Fisik

2.7

Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membran timpani dengan liang MAE
penuh dengan sekret. Jika edema hebat, membran timpani dapat tidak tampak.
Pada folikulitis akan didpatkan edema, hiperemi pada pars kartilagenous MAE.
Nyeri tragus (+)
Adenopati reguler dan terkadang didapatkan nyeri tekan

Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara lain meliputi :
Otitis Media akut
Otitis eksterna bullosa

Perikondritis yang berulang


2.8

Penatalaksanaan
Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat menghilangkan

edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian, biasanya perlu disisipkan
tampon berukuran x 5 cm ke dalam liang telinga mengandung obat agar mencapai kulit yang
terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan perlahan-lahan dengan menggunakan
forsep aligator. Penderita harus meneteskan obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga
dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari liang telinga karena lumen
sudah bertambah besar. Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotik yang paling
efektif terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik seperti glikol
propilen yang telah diasamkan bahan kimia lain, seperti gentian violet 2% dan perak nitrat
5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang telinga. Setelah reaksi
peradangan berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70% untuk membuat liang telinga bersih dan
kering. Terapi sistemik hanya dipertimbangkan pada kasus berat; dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik khususnya diperlukan jika dicurigai danya
perikondritis atau kondritis pada tulang rawan telinga.
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang mungkin terjadi
pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk menghindarinya pasien harus menjaga agar
telinganya selalu kering, dengan cara menggunakan alkohol encer secara rutin tiga kali
seminggu. Pasien juga harus diingatkan agar tidak menggaruk / membersihkan telinga dengan
cotton bud terlalu sering.
2.9

Komplikasi
Perikondritis
Selulitis
Dermatitis aurikularis.

2.10 Prognosis
Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh dengan cepat
dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis ekserna dapat dengan mudah diobati dengan

tetes telinga antibiotik. Otitis eksterna kronis yang mungkin memerlukan perawatan lebih
intensif. Otitis eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi jangka panjang atau serius.

BAB II
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : M / Perempuan / 20 tahun
b. Pekerjaan/pendidikan : Mahasiswa
c. Alamat
: Alai
2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga
a. Status Perkawinan
: Belum Menikah
b. Jumlah Saudara
: 2 orang
c. Status Ekonomi Keluarga : cukup, penghasilan ayah pasien Rp. 3.000.000 per bulan
d. KB
:e. Kondisi Rumah
:
- Rumah permanen, 1 lantai, terdari dari dua kamar, terdapat dapur dan kamar mandi di
dalam rumah
- Listrik ada
- Jendela 4 buah, pintu 2 buah (depan dan belakang), ventilasi cukup
- Sumber air : air PDAM, sumber air minum : air galon
- Sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah
- Kesan : higiene dan sanitasi baik
f. Kondisi Lingkungan Rumah
- Jumlah penghuni rumah 5 orang yaitu : pasien, ayah, ibu, dan 2 adik pasien
- Pasien tinggal di lingkungan perkotaan yang cukup padat penduduk

3. Aspek Psikologis di keluarga


- Hubungan dengan anggota keluarga baik
- Faktor stress dalam keluarga tidak ada
4. Keluhan Utama : Nyeri pada telinga kiri sejak 2 hari yang lalu
5. Riwayat Penyakit Sekarang :

Nyeri pada telinga kiri sejak 1 hari yang lalu awalnya teliga pasien gatal, lalu pasien
mengorek dengan kelingkingnya, lalu dirasakan pasien sakit pada liang telinga karena
terlalu keras ketika mengoreknya, besoknya telinga pasien terasa sakit dan terasa ada
cairan.

Demam tidak ada

Riwayat telinga keluar cairan sebelumnya tidak ada

Riwayat gangguan pendengaran tidak ada

Telinga terasa penuh tidak ada

Telinga berdenging tidak ada

Nyeri di telinga kiri

6. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini
8. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: sadar

Frekuensi nadi

: 90 x/mnt

Frekuensi nafas

: 20x / menit

Suhu

: 37 C

Berat badan

: 56 kg

Tinggi badan

: 157 cm

Kulit

: Teraba hangat, turgor baik

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Hidung

: Nafas cuping hidung (-)

Telinga

: Membran timpani kanan utuh, Membran timpani kiri utuh, liang telinga
berair dan ada pus, tampak hiperemis dan bengkak.

Leher
Dada

: pembesaran kelenjer getah bening di belakang telinga


:

Paru

: normochest, simetris kiri kanan, retraksi dinding dada tidak


ada

Pa

: fremitus kiri=kanan

Pe

: sonor

: napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Jantung I : Iktus tidak terlihat


Pa : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Pe : batas jantung dalam batas normal
A : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada
Abdomen

: tidak membuncit

Pa : supel, hepar dan lien tidak teraba.


Pe: timpani
A: Bising Usus (+) normal
Ekstremitas

: akral hangat, refilling kapiler baik

10. Laboratorium Anjuran

: kultur bakteri

11. Diagnosis kerja : Otitis media eksterna aurikula sinistra


12. Diagnosis Banding : 13. Manajemen

a. Preventif :

Istirahat yang cukup

Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh

Jaga kebersihan mulut dengan sikat gigi minimal 2 kali sehari

Jangan mengorek-ngorek telinga

b. Promotif :

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita dikarenakan adanya infeksi
bakteri yang menyerang liang telinga, akibat trauma sebelumnya sehingga pasien
harus meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat dan makan yang bergizi.

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini dapat sembuh dengan memakan obat
secara teratur

Pasien diminta untuk kontrol lagi setelah obat habis

c. Kuratif :
- Ibuprofen tab 2 x 1
- Amoksisilin tab 3 x 1
d. Rehabilitatif :
- Menjaga daya tahan tubuh dengan makanan yang bergizi

Resep
Dinas Kesehatan Kota Padang
Puskesmas Alai
Dokter

: Fitri

Tanggal

: 10 Juni 2015

R/ Amoxicillin tab 500 mg

no.XV

S3dd tab 1 ____________________________


R/ Ibuprofen

tab 200 mg

no.X

S3dd tab 1____________________________

Pro

:M

Umur

: 20 tahun

Alamat

: Alai

Você também pode gostar

  • Referat Akalasia
    Referat Akalasia
    Documento23 páginas
    Referat Akalasia
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Hemoroid
    Hemoroid
    Documento20 páginas
    Hemoroid
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Penyuluhan Tentang Kolesterol
    Penyuluhan Tentang Kolesterol
    Documento1 página
    Penyuluhan Tentang Kolesterol
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet Gastritis
    Leaflet Gastritis
    Documento2 páginas
    Leaflet Gastritis
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Presentation Refrat Massa Di Hidung
    Presentation Refrat Massa Di Hidung
    Documento69 páginas
    Presentation Refrat Massa Di Hidung
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Meningitis TB
    Meningitis TB
    Documento17 páginas
    Meningitis TB
    Renita Julistia
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Kasus Asma
    Laporan Kasus Asma
    Documento4 páginas
    Laporan Kasus Asma
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Diagnosis Ablasio Retina
    Diagnosis Ablasio Retina
    Documento9 páginas
    Diagnosis Ablasio Retina
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Tinjauan Pustaka Oma
    Tinjauan Pustaka Oma
    Documento18 páginas
    Tinjauan Pustaka Oma
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Referat Anestesi Cairan
    Referat Anestesi Cairan
    Documento21 páginas
    Referat Anestesi Cairan
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Bone Age PP
    Bone Age PP
    Documento14 páginas
    Bone Age PP
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Pengelolaan Masalah Gizi
    Pengelolaan Masalah Gizi
    Documento29 páginas
    Pengelolaan Masalah Gizi
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Penanganan Syok
    Penanganan Syok
    Documento18 páginas
    Penanganan Syok
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Ablasio Retina
    Ablasio Retina
    Documento11 páginas
    Ablasio Retina
    Sivaneasan Kandiah
    Ainda não há avaliações
  • Chorea Huntington
    Chorea Huntington
    Documento11 páginas
    Chorea Huntington
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Case Trauma Ginjal
    Case Trauma Ginjal
    Documento4 páginas
    Case Trauma Ginjal
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Refrat Tonsilitis
    Refrat Tonsilitis
    Documento21 páginas
    Refrat Tonsilitis
    Fitria Ramanda
    100% (1)
  • Brilian Caraku FA FKM
    Brilian Caraku FA FKM
    Documento31 páginas
    Brilian Caraku FA FKM
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Bone Age PP
    Bone Age PP
    Documento14 páginas
    Bone Age PP
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Tonsilitis
    Tonsilitis
    Documento17 páginas
    Tonsilitis
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Tonsilitis Refrat
    Tonsilitis Refrat
    Documento36 páginas
    Tonsilitis Refrat
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Case Stroke Non Hemoragika
    Case Stroke Non Hemoragika
    Documento20 páginas
    Case Stroke Non Hemoragika
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Case Low Back Pain
    Case Low Back Pain
    Documento22 páginas
    Case Low Back Pain
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Case Chorea Fitri
    Case Chorea Fitri
    Documento20 páginas
    Case Chorea Fitri
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Case Obgyn Fitri
    Case Obgyn Fitri
    Documento4 páginas
    Case Obgyn Fitri
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Low Back Pain
    Low Back Pain
    Documento12 páginas
    Low Back Pain
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Fraktur Metatarsal Slide
    Fraktur Metatarsal Slide
    Documento26 páginas
    Fraktur Metatarsal Slide
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • BST Scabies
    BST Scabies
    Documento8 páginas
    BST Scabies
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações
  • Case Meningitis TB Fitri
    Case Meningitis TB Fitri
    Documento35 páginas
    Case Meningitis TB Fitri
    Fitria Ramanda
    Ainda não há avaliações