Você está na página 1de 12

TEORI STAKEHOLDERS

Oleh: Ika Ruhana

MATERI
TEORI STAKEHOLDERS
1.Menjelaskan: pengertian stakeholder dalam

organisasi bisnis (stakeholder internal dan


eksternal);
2.Mendeskripsikan fungsi stakeholder dalam
organisasi bisnis (stakeholder internal dan
eksternal)
3. Menjelaskan pola kehidupan saling
ketergantungan antar stakeholder;
4.Menjelaskan pertentangan kepentingan dari
para stakeholder: perusahaan sebagai sebuah
bentuk organisasi stakeholder

PENGERTIAN
Stakeholder :merupakan individu, sekelompok

manusia, komunitas atau masyarakat baik secara


keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki
hubungan serta kepentingan terhadap
perusahaan.
Individu, kelompok, maupun komunitas dan
masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder
jika memiliki karakteristik seperti yang
diungkapkan oleh Budimanta dkk, 2008 yaitu
mempunyai :
kekuasaan,
legitimasi,
kepentingan terhadap perusahaan.

JENIS STAKEHOLDER
Menurut

tingkat kepentingannya dibedakan;


1.
Stakeholder primer adalah pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan terhadap perusahaan
dan menanggung resiko. Contohnya adalah
pemegang saham, investor, konsumen, pemasok,
karyawan, juga pemerintah dan komunitas lokal.
2.
Stakeholder sekunder adalah pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi
mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting bagi kelangsungan
hidup perusahaan. Contohnya adalah media dan
berbagai kelompok kepentingan tertentu (LSM, SP)

TEORI STAKEHOLDER
Stakeholder theory dimulai dengan asumsi
bahwa nilai (value) secara eksplisit dan tak
dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan
usaha.
Teori stakeholder adalah kumpulan konsep
yang berkaitan dengan cara-cara yang
digunakan perusahaan untuk memanage
stakeholdernya.
Cara-cara yang dilakukan perusahaan untuk
memanage stakeholdernya tergantung pada
strategi yang diadopsi perusahaan

STRATEGI PENGELOLAAN
STAKEHOLDER

Terdapat dua macam strategi pengelolaan


stakeholder, yaitu;
1. Strategi aktif, apabila perusahaan berusaha
mempengaruhi hubungan organisasinya dengan
stakeholderyang dipandang berpengaruh/penting.
2. Strategi pasif, jika perusahaan cenderung tidak
terus menerus memonitor aktivitas stakeholder
dan secara sengaja tidak mencari strategi
optimal untuk menarik perhatian stakeholder

Perkembangan teori
stakeholder

Perkembangan teori stakeholder diawali dengan


berubahnya bentuk pendekatan perusahaan
dalam melakukan aktifitas usaha. Ada dua bentuk
dalam pendekatan stakehoder menurut
Budimanta dkk, 2008 yaitu;
old-corporate relation dan
new-corporate relation.

Perkembangan Teori Stakeholder

Old Corporate Relation Approach


Pendekatan ini menekankan pada bentuk
pelaksanaan aktifitas perusahaan secara terpisah
dimana setiap fungsi dalam sebuah perusahaan
melakukan pekerjaannya tanpa adanya kesatuan
diantara fungsi-fungsi tersebut.
Hubungan antara bagian tanpa koordinai. Bagian
produksi hanya berkutat bagaimana memproduksi barang
sesuai dengan target, dan bagian pemasaran hanya
bekerja berkaitan dg konsumenya tanpa mengadakan
koordinasi satu dengan yang lainya.
Hubungan antara pemimpin dengan karyawan dan
pemasok pun berjalan satu arah.
Hubungan dengan pihak di luar perusahaan bersifat
jangka pendek dan hanya sebatas hubungan
transaksional saja tanpa ada kerjasama untuk
menciptakan kebermanfaatan bersama.

Perkembangan Teori Stakeholder

New corporate relation approach

Pendekatan New-corporate relation menekankan kolaborasi


antara perusahaan dengan seluruh stakeholder-nya.
Hubungan perusahaan dengan internal stakeholders dibangun
berdasarkan konsep kebermanfaatan yang membangun kerjasama
untuk bisa menciptakan kesinambungan usaha perusahaan
Hubungan dengan stakeholder di luar perusahaan bukan hanya
bersifat transaksional dan jangka pendek namun lebih kepada
hubungan yang bersifat fungsional yang bertumpu pada kemitraan.
Perusahaan tidak lagi menempatkan dirinya diposisis paling atas
sehingga perusahaa mengeksklusifkan dirinya dari para
stakeholder .
Arah dan tujuan pola hubungan selain untuk menghimpun
keuntungan juga berusaha untuk bersama-sama membangun
kualitas kehidupan external stakholders

Triple Bottom Line

Perkembangan teori stakeholders membawa perubahan


terhadap indikator kesusuksesan perusahaan. Hal
tersebut tercermin dengan munculnya paradigma
Triple Bottom Line (TBL)
TBL adalah Konsep pengukuran kinerja perusahaan
secara holistik dengan memasukkan tiga ukuran
kinerja sekaligus yaitu: economic, environmental,
social (EES) .
1) Ekonomic, berupa perolehan profit,
2) Environmental berupa pelestarian lingkungan, dan
3) Sosial berupa kepedulian sosial

Jelasnya, perusahaan tak hanya menjadi economic


animal, tapi juga entitas yang socially and

environmetally responsible.

Pergeseran Paradigma
Pengelolaan Bisnis

Ide di balik TBL ini tak lain adalah adanya


pergeseran paradigma pengelolaan bisnis dari
shareholders-focused ke stakeholders-focused.
Dari fokus perolehan laba secara membabi-buta menjadi
perhatian pada kepentingan pihak-pihak yang terkait
(stakeholder interest) baik langsung maupun tidak langsung
dengan perusahaan.
Konsekuensinya, peran dunia bisnis semakin signifikan
sebagai alat pemberdaya masyarakat dan pelestari
lingkungan.
Ide TBL sekaligus mencoba menempatkan upaya
pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan
pada titik sentral dari keseluruhan strategi perusahaan
bukan periferal, bukan tempelan, bukan kosmetik.

KONFLIK KEPENTINGAN
Potensi konflik antara pemilik perusahaan
dan kreditor. Hal yang paling besar
kemungkinan terjadi yakni masalah
kepercayaan (trust).
Potensi konflik antara pemilik dan
pegawai.
Konflik antara pemilik modal dengan
pengelola ( management)

Você também pode gostar