Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Mungkin ada ratusan definisi berbeda yang keluar dari ratusan orang yang berbeda untuk
menjelaskan arti kata pemimpin. Namun, secara umum orang sering menghubungkan antara
pemimpin dengan hadirnya tindakan koersif dan manipulasi. Persepsi ini sesungguhnya tidak
benar.
Menurut William Glasser dalam bukunya, Choice Theory, sesungguhnya di dalam situasi yang
paling ekstrem sekalipun, seseorang tidak dapat dipaksa untuk melakukan suatu pekerjaan.
Jikalau orang tersebut mau mengerjakan pekerjaan yang dipaksakan itu, biasanya hasil kerjanya
tidak memuaskan.
Dalam bukunya tersebut, William menyebutkan delapan ciri perilaku yang menggambarkan sifat
seorang pemimpin yang baik.
1.
Alasan umum seseorang tidak berusaha keras dalam bekerja adalah karena mereka tidak
tahu persis tujuan mereka bekerja. Ketidakadaan tujuan dan arah sering mematahkan
motivasi kerja. Oleh sebab itu, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa
memberi contoh kesuksesan yang bisa diraih para bawahannya.
2.
Tak hanya kritik, pujian dan apresiasi terhadap hasil kerja bawahan juga dapat memotivasi
produktivitas dan membangun kepercayaan diri bawahan untuk lebih sukses lagi.
4.
Sesungguhnya kesalahan adalah guru terbaik bagi pembelajaran, maka berilah toleransi
bagi kesalahan yang dilakukan bawahan. Terkadang kesalahan dilakukan bawahan bukan
karena ia tidak becus bekerja, tapi karena ketidaktahuannya akan suatu hal.
5.
Pemimpin yang baik adalah seorang yang mampu mempercayakan tugas secara penuh
kepada bawahannya. Biarkan bawahan mengatasi kendala pekerjaannya sendiri. Namun,
di sisi lain pastikan diri Anda selalu ada untuk membantu saat mereka membutuhkan
Anda.
6.
Seringkali bawahan Anda tahu lebih banyak daripada yang Anda pikir mereka ketahui.
Tanyakan pendapat mereka tentang masalah-masalah yang sedang mereka hadapi di
kantor. Dengan demikian, Anda membantu mereka menyimpulkan sendiri jalan keluar
terbaik dari masalah tersebut. Hindari memberi nasihat, karena akan terkesan menggurui.
7.
Bersikaplah ramah.
Aturan mainnya sungguh sederhana. Jangan berharap orang lain bersikap ramah kepada
Anda jika Anda sendiri tidak ramah terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baik tak
perlu menjadi galak untuk bisa tegas dan efektif memanajeri bawahannya. Dengan
bersikap ramah, Anda akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap karyawan Anda dan
memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi.
8.
Kepemimpinan erat terkait dengan hubungan antar manusia. Saat bawahan percaya
bahwa Anda tulus peduli dengan mereka, mereka akan berusaha lebih baik dalam bekerja.
Kenali lebih dekat bawahan Anda, dengarkan cerita dan keluh kesahnya. Pada akhirnya,
kualitas kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari kualitas hubungannya dengan orangorang di sekitarnya.
http://intisari-online.com/read/8-sifat-pemimpin-yang-baik
Komentar: 0
Nihil
http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/29/10-hal-yang-dimiliki-pemimpin-yangbaik/
Komentar: 0
Leadership adalah sebuah seni. Dan karena ia adalah sebuah seni maka siapapun bisa
mempelajarinya, sebagaimana kita bisa mempelajari seni-seni yang lain seperti seni lukis,
seni peran ataupun seni suara.
Namun demikian, walaupun bisa dipelajari, sebagaimana seni yang lain, kepemimpinan tidak
mudah untuk dikuasai. Diperlukan waktu bertahun-tahun dan proses yang cukup panjang
untuk seseorangmenjadi seorang pemimpin yang baik.
Pertanyaannya bagaimana langkah-langkah yang diperlukan agar kita bisa menjadi seorang
pemimpin yang efektif. Yang dimaksud efektif disini adalah : dapat membawa hasil atau
berhasil guna. Paling tidak ada 6 langkah untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif.
1.Recognize (mengakui)
Maksudnya disini , mengakui bahwa kepemimpinan itu seperti sebuah seni yang dapat terus
dikembangkan dan dipertajam. Dengan mengakui hal ini maka seorang pemimpin bisa ters
belajar, enta dari para mentor maupun dari buku-buku untuk terus meningkatkan
kompetensinya dalam memimpin.
Dengan pengakuan ini maka seorang leader sekaligus akan menjadi seorang learner
(pembelajar). Dan proses belajar itu adalah seumur hidup, sebagaimana tersirat dalam
ungkapan from womb to tomb!
2.Realize (menyadari)
Artinya, seorang pemimpin harus menyadari bahwa ia tidak bisa menjadi pemimpin yang
efektif kalau ia tidak bisa menjalin relasi yang baik dengan mereka-mereka yang
dipimpinnya. Kepemimpinan harus berawal dari concern atau kepedulian kepada orang lain.
Pemimpin yang efektif menyadari bahwa ia adalah pemimpin yang tugasnya melayani orang
lain atau oarng-orang yang dipimpinnya. Baru dengan demikian kepemimpinannya akan
legitimate dan diakui oleh orang banyak!
3.Remember (mengingat)
Seorang pemimpin harus mengingat apa yang tertulis dalam The Golden Rule : lakukan
kepada orang lain apa yang engkau inginkan orang lain lakukan kepadamu!
Ini disebut juga hukum gema : apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita. Dengan
menginat hal I ni pemimpin yang ingin efektif dalam memimpin harus hati-hati dalam
bertindak dan berucap. Ia harus selalu ingat bahwa orang akan merespon persis sama dengan
yang dia lakukan!
4.Repiclate (Meniru)
Untuk menjadi pemimpin yang efektif sekaligus efisian, seseorang harus berani meniru apa
yang baik, berhasil dan berguna yang dilakuakn pemimpin lain. Sebaliknya apa yang salah,
gagal dan tidak bermanfaat jangan ditiru. Untuk menjadi efektif dan efesien kita bisa belajar
darai kesalahan orang lain dan jangan mengulangi kesalahan yang sama, sehingga aktu kita
tidak habis dengan sia-sia.
Prinsipnya menjadi pemimpin yang efektif dan efisien tidak usah melakukan proses trial and
error, tapi tinggal meniru yang baik dan benar serta melupakan yang salah dan gagal dari
pemimpin lain!
5.Resurrect (Menghidupkan kembali)
Seorang pemimpin yang efektif seharusnya juga menjadi motivator yang hebat. Ia bisa
membangkitkan kembali semangat timnya yang lumph akibat kegagalan yang dialami.
Pemimpin yang efektif tidak main asal pecat kepada anah buahnya yang gagal. Tapi ia
memberi kesempatan kepada mereka untuk gagal dan kemudian memberinya semangat agar
bangkit kembali untuk mengukir prestasi gemilang!
6.Reinvent (menemukan kembali)
Dalam memimpin seseorang bisa merasa capek, bosan, letih bahkan mengalami burn out.
Nah, ketika situasi seperti ini terjadi, pemimpin yang efektif harus bisa menemukan lagi
spirit yang dulu mendorongnya untuk menjadi pemimpin. Ia harus mampu bukan saja out
of the box, tapi bahkanjump of the box untuk kembali menemukan passionnya yang hilang.
Hanya dengan demikian ia bisa kembali memimpin dengan bersemangat dan bergairah!
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/03/15/6-langkah-menjadipemimpin-yang-efektif/