Você está na página 1de 31

ANALISIS PENCAPAIAN TUGAS

PERKEMBANGAN REMAJA
(USIA SMA)

DISUSUN OLEH

NAMA

: NI NENGAH DIAN ISWARI

NIM

: E1M 012 044

PRODI

: PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS MATARAM
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Hasil Analisis Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja ini
tepat pada waktunya. Laporan ini disusun berdasarkan hasil observasi dan beberapa sumber
pustaka dan internet.
Penyusunan Laporan Hasil Analisis Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja ini
bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Adapun
kesulitan yang dihadapi praktikan adalah kurangnya waktu yang diberikan untuk menyusun
laporan ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orang tua, dosen pembimbing, dan
teman- teman yang telah mendukung hingga terselesainya laporan ini.
Mengingat akan keterbatasan- keterbatasan yang ada, penulis menyadari bahwa
laporan ini hadir dengan kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 6 Juni 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Masa remaja merupakan transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, masa
setengah baya dan masa tua. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi,
sosial, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus
dilewati dengan berbagai kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan
melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga
dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang
ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar
tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut. Pada masa ini juga kondisi
psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan fase pencarian jati diri. Biasanya
mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau diketahuinya dari
lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan dan
masyarakat. Semua pengetahuan yang baru diketahuinya baik yang bersifat positif
maupun negatif akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian
masing-masing. Remaja dituntut untuk menentukan untuk membedakan yang terbaik dan
yang buruk dalam kehidupannya. Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan
untuk membentuk kepribadian seorang remaja. Sebelum menentukan hal yang
berpengaruh dalam pembentukan kepribadian hendaknya kita pelajari dahulu tugas
perkembangan remaja dalam kehidupannya. Oleh karena itu, saya mencoba membahas
mengenai tugas perkembangan remaja baik secara umum maupun klasifikasinya secara
khusus yang berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, kehidupan
pendidikan dan karier, serta kehidupan keluarga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan remaja, pekembangan dan tugas perkemabangan?
2. Bagaimana tahap- tahap perkembangan remaja?
3. Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja?
4. Bagaimana aspek perkembangan remaja dan karakteristiknya?
5. Apa saja tugas- tugas perkembangan remaja usia SMA?
C. Tujuan Penulisan Laporan
1. Mengetahui pengertian remaja, perkembangan dan tugas perkembangan.
2. Mengetahui tahap- tahap perkembangan remaja.
3. Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja.
4. Mengetahui aspek perkembangan remaja dan karakteristiknya.

5. Mengetahui tugas- tugas perkembangan remaja usia SMA.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kosep Dasar dan Karakteristik Perkembangan
1. Konsep Dasar Perkembangan
a. Pengertian

o Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak kanak
dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual
yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang
masa dewasa muda (Soetjiningsih. 2004 : 45).
Definisi remaja menurut para ahli
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting,
yaitu diawali dengan matangnya organ organ fisik (seksual) sehingga
mampu bereproduksi (Syamsu Yusuf. 2004 : 184).
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak anak menuju dewasa yang
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, Elizabeth
B. 1999 : 206).
o Pengertian Perkembangan
Perkembangan (Development) merupakan suatu proses yang pasti di
alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat
kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau
dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia.
Akhmad Sudrajat : 2008, memberikan definisi bahwa Perkembangan dapat
diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan
dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula
sebagai perubahan perubahan yang dialami individu menuju tingkat
kedewasaan.
Sesorang individu mengalami perkembangan sejak masa konsepsi, serta akan
berlangsung

selama

hidupnya.

Perkembangan

adalah

proses

yang

berlangsung sejak konsepsi, lahir dan sesudahnya, dimana badan, otak,


kemampuan dan tingkah laku pada masa usia dini, anak2, dan dewasa menjadi
lebih kompleks dan berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup.( Dr Siti
Aminah Soepalarto, SpS (K). : 2008 ). Maka dengan kata lain dapat kita
artikan bahwa sepanjang hidup kita merupakan suatu rangkaian proses yang
terus berlanjut, proses tersebut meliputi perkembangan (development),
pertumbuhan (growth) serta kamatangan (maturation) baik fisik maupun
psikis. Tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan hidup.
Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam
cara yang dinamis sepanjang siklus kehidupan. Sehingga selama proses
bertambahnya usia, maka selama itulah proses perkembangan akan terus

berjalan. Proses ini terjadi dalam diri manusia secara bertahap dan memiliki
fase fase tertentu yang menjadi acuan proses perkembangan tersebut, seperti
yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, fase perkembangan dibagi menjadi 6
fase yaitu ; Fase Oral atau mulut yang merupakan sentral pokok keaktifan
yang dinamis, Fase Anal, Fase Falis atu alat kelamin, Fase Latent, Fase
Pubertas dan Fase Genital atau proses menginjak kedewasaan.
o Pengertian Tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan yaitu tugas-tugas yang harus dilakukan
atau dikuasai oleh seseorang dalam masa-masa atau usia tertentu sesuai
dengan norma-norma dalam masyarakat dan kebudayaan tertentu agar dapat
hidup bahagia dan mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
berikutnya. Robert Havighurst (Adam & Gullota, 1983) melalui perspektif
psikososial berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan
individu menuntut untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang
khusus. Tugas-tugas ini berkaitan eratdengan perubahan kematangan,
persekolahan, pekerjaan pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai
persyaratan untuk pemenuhan kebahagiaan hidupnya.
Selanjutnya Robert J. Havighurst (Syamsu
65)mengartikan

tugas-tugas

perkembangan

itu

Yusuf,

sebagai

2008

berikut

:
A

developmental task is a task which arises at or about a certain period in the


life of the individual, successful achievement of which leads to his happiness
and to success with later task. While failure leads to un happiness in the
individual, disapproval by society, and difficulty with later task. Maksudnya,
bahwa tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada
periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu
dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam
menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan
menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan,
menimbulkan

penolakan

masyarakat,

dan

kesulitan-kesulitan

dalam

menuntaskan tugas-tugas berikutnya.


Yusuf (2008:66) tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap,
perilaku, atau keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai
dengan usia atau fase perkembangannya. Hurlock (1981) menyebutkan tugastugas perkembangan ini sebagai social expectations. Dalam arti, setiap
kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan

tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi
berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
b. Tahap- Tahap Perkembangan Remaja
Tahap perkembangan remaja dimulai dari fase remaja awal sampai
dengan fase remaja akhir berdasarkan pendapat Sullivan (1892-1949). Pada
fase-fase ini terdapat beragam ciri khas pada masing-masing fase.
1.
Fase remaja awal
Periode transisi antara masa kanak-kanak dan adolesens sering
sikenal sebagai remaja awal oleh profesional dalam ilmu perilaku
(Potter&Perry, 2005). Menurut Hall seorang sarjana psikologi
Amerika Serikat, masa muda (youth or preadolescence) adalah masa
perkembangan manusia yang terjadi pada umur 8-12 tahun.Fase
praremaja ini ditandai dengan kebutuhan menjalin hubungan dengan
teman sejenis, kebutuhan akan sahabat yang dapat dipercaya, bekerja
sama dalam melaksanakan tugas, dan memecahkan masalah
kehidupan, dan kebutuhan dalam membangun hubungan dengan
teman sebaya yang memiliki persamaan, kerja sama, tindakan timbal
balik,

sehingga

tidak

kesepian

(Sunaryo,2004:56).Tugas

perkembangan terpenting dalam fase remaja awal yaitu,belajar


melakukan

hubungan

dengan

teman

sebaya

dengan

cara

berkompetisi, berkompromi dan kerjasama.

2.

Fase Remaja Tengah


Fase remaja tengah merupakan fase yang lanjutan dari remaja awal.
Pada fase ini ketertarikan pada lawan jenis mulai nampak. Sehingga,
remaja mencari suatu pola untuk memuaskan dorongan genitalnya.
Menurut Steinberg (dalam Santrock, 2002: 42) mengemukakan
bahwa masa remaja tengah adalah suatu periode ketika konflik
dengan orang tua meningkat melampaui tingkat masa anak-anak.
Sunaryo (2004:56) berpendapat bahwa, hal terpenting pada fase ini,
antara lain:
1) Tantangan utama adalah mengembangkan aktivitas heteroseksual.
2) Terjadi perubahan fisiologis.
3) Terdapat pemisahan antara hubungan erotik yang sasarannya
adalah lawan

jenis dan keintiman dengan jenis kelamin yang sama.


4) Jika erotik dan keintiman tidak dipisahkan, maka akan terjadi
hubungan
homoseksual.
5) Timbul banyak konflik akibat kebutuhan kepuasan seksual,
keamanan dan
keakraban.
6)Tugas perkembangan yang penting adalah belajar mandiri dan
melakukan
hubungan dengan jenis kelamin yang berbeda.
3.

Fase Remaja Akhir


Fase remaja akhir merupakan fase dengan ciri khas aktivitas seksual
yang sudah terpolakan. Hal ini didapatkan melalui pendidikan
hingga terbentuk pola hubungan antarpribadi yang sungguh-sungguh
matang. Fase ini merupakan inisiasi ke arah hak, kewajiban,
kepuasan, tanggung jawab kehidupan sebagai masyarakat dan warga
negara.Sunaryo (2004:57) mengatakan bahwa tugas perkembangan
fase

remaja

akhir

adalah economically,intelectually,

dan emotionally self sufficient.


c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
1. Faktor genetika atau hereditas
Hereditas merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan
orang tua kepada anaknya (baik fisik maupun psikis)Pada masa konsepsi
seluruh bawaan hereditas individu dibentuk dari 23 kromosom dari ibu
dan 23 kromosom dari ayah.
Fungsi hereditas terhadap perkembangan kepribadian adalah:
a) Sebagai sumber bahan mentah kepribadian, seperti fisik, inteligensi,
dan tempramen
b) Membatasi perkembangan kepribadian (meskipun lingkungan sangat
kondusif, perkembangan kepribadian itu tidak bisa melebihi potensi
hereditasnya)
c) Memengaruhi keunikan pribadi
2. Faktor lingkungan
a) Lingkunga keluarga
1. Lingkungan keluarga merupakan faktor penentu utama
perkembangan anak, alasannya:

2. keluarga merupakan kelompok sosial pertama yg mjd pusat


identifikasi ank
3. keluarga merupakan lingkungan pertama yg mengenalkan
nilai-nilai kehidupan pada anak
4. orang tua&anggota keluarga lainnya merupakan significant
people bagi perkembangan anak
5. keluarga sbg institusi yg memfasilitasi kebut dasar insani
(baik fisik maupun psikis)
6. anak banyak menghabiskan waktunya dalam lingkungan
keluarga.
b) Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yg sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan
dlm rangka membantu siswa mengembangkan potensinya scr
maksimal yg menyangkut aspek moral,-spiritual, intelektual,
emosional, sosial, maupun fisik-motorik. Hurlock (1986: 322)
berpendapat bahwa sekolah merupakan faktor penentu
perkembangan kepribadian siswa,baik dlm berpikir, bersikap,
maupun berperilaku.
3. Kelompok teman sebaya
Pentingnya kelompok sebaya:
1. Anak dapat memenuhi kebutuhannya untuk berinteraksi sosial
2. Anak dapat belajar menyatakan pendapat &perasaan
3. Anak dapat belajar merespons pendapat orang lain
4. Anak dapat belajar norma kelompok
5. Anak dapat memperoleh pengakuan&penerimaan sosial

4. Media masa
Dampak positif televisi:
a) Berbagai informasi yg dapat memperluas wawasan
b) Memperoleh hiburan
c) Memperoleh pendidikan
Dampak negatif televisi:
Menjadi tuntunan/contoh perilaku-perilaku negatif yg dipertontonkan
televisi, apabila penonton tidak dapat menyaring informasi.

2. Aspek Perkembangan Usia SMA dan Karakteristik


a. Perkembangan fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada
tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001).
Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh,
pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya
adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah
kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna
meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).
b. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk
memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam
pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana
informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema
kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide
yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ideide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan
diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga
memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar,
memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001)
mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu
interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang
semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.

Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal
(dalam Papalia & Olds, 2001).
c. Perkembangan kepribadian dan sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara
individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik;
sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan
orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada
masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian
identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting
dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001). Perkembangan sosial pada
masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua
(Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja
lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra
kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001).
Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui
cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang
memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja
dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya
(Conger, 1991).

Kelompok

teman

sebaya

diakui

dapat

mempengaruhi

pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom,


et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger
(1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya
merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang
berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber
informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik
atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).
d. Perkembangan Emosi
Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa
transisi antara masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami
perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik, sosial, dan emosi. Salah
satu perkembangan yang dialami oleh remaja adalah perkembangan emosi. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan kejiwaan yang
mewarnai tingkah laku. Emosi dapat juga diartikan sebagai suatu reaksi psikologis

yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani,
takut, marah, haru dan sejenisnya.
Biasanya emosi muncul dalam bentuk luapan perasaan, dan surut dalam waktu
yang singkat. Hathersall (1985), merumuskan pengertian emosi sebagai situasi
psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi
wajah dan tubuh. Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena
pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu
karena sedih, tertawa itu karena gembira. Sedangkan menurut Lindsley bahwa
emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf
terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf
bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang
dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi. Jadi emosi
adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu
tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri
individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang
tampak. Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling): misalnya
pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan atau ketidaknikmatan, marah, takut,
bahagia, sedih dan jijik. Emosi juga sering berhubungan dengan ekspresi tingkah
laku dan respon-respon fidiologis.
Karakteristik perkembangan emosi:
1.
Emosi marah
Emosi marah lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan
emosi lainnya dalam kehidupan remaja . penyebab timbulnya emosi
marah pada diri remaja ialah apabila mereka direndahkan,
dipermalukan, dihina dan lainnya. Remaja yang sudah cukup matang
menunjukkan rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi tapi lebih
memilih mengerutu, mencaci atau dalam bentuk ungkapan verbal
lainnya.
2.

Emosi takut
Jenis emosi lain yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi
takut. Menjelang seorang anak mencapai remaja, dia telah
mengalami serangkaian perkembangan yang mempengaruhi pasang
surut berkenaan dengan rasa ketakutannya. Remaja seperti halnya
anak-anak dan orang dewasa, seringkali berusaha untuk mengatasi

ketakutan yang timbul dari persoalan kehidupan. Ketakutan tersebut


banyak menyangkut dengan ujian yang akan diikuti seperti
rendahnya prestasi, sakit, kesepian dan lain-lain. Satu-satunya cara
untuk menghindarkan diri dari rasa takut adalah keberanian
menghadapi rasa takut tersebut.
3.

Emosi cinta / kasih sayang


Jenis emosi ketiga yang sering muncul pada diri remaja adalah emosi
cinta/kasih sayang, emosi ini telah ada sejak bayi dan terus
berkembang sampai dewasa. Faktor ini penting dalam kehidupan
remaja adalah untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk
mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima
cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya.
Walaupun remaja bergerak ke dunia pergaulan yang lebih luas,
dalam dirinya masih terdapat sifat kekanak-kanakanya. Remaja
membutuhkan kasih sayang di rumah yang sama banyaknya dengan
apa yang mereka alami pada tahun-tahun sebelumnya. Karena alasan
inilah sikap menentang mereka, menyalahkan mereka secara
langsung, mengolok-olok mereka pada waktu pertama kali karena
mencukur kumisnya, adanya perhatian terhadap lawan jenisnya,
merupakan tindakan yang kurang bijaksana. Pada masa remaja rasa
cinta mulai diarahkan kepada lawan jenis. Menurut Cole
kecenderungan remaja wanita tertarik terhadap sesama jenis
berlangsung lebih lama. Keadaan ini terlihat pada sikap kasih sayang
terhadap sesama wanita seperti kepada kakak, adik.

e. Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh seorang dalam
pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Bahasa merupakan alat
bergaul. Oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang
individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi mulai
berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan
dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seorang
dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa
atau suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya

melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan


tingkat perilaku sosial.
Bahasa juga merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam pengertian ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran
dan

perasaan

dinyatakan

dalam

bentuk

lambang

atau

symbol

untuk

mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan,


isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka. Bahasa merupakan faktor hakiki yang
membedakan manusia dengan hewan. Bahasa sangat erat kaitannya dengan
perkembangan pikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam
perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun
pendapat, dan menarik kesimpulan.
Karakteristik perkembangan bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh
perkembangan kognitif yang menurut Jean Piaget telah mencapai tahap
operasional formal. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, remaja mulai
mampu mrngaplikasikan prinsip-prinsip berpikir formal atau berpikir ilmiah
secara baik pada setiap situasi dan telah mengalami peningkatan kemampuan
dalam menyusun pola hubungan secara komperhensif, membandingkan secara
kritis antara fakta dan asumsi dengan mengurangi penggunaan symbol-simbol dan
terminologi konkret dalam mengomunikasikannya.
f. Perkembangan Bakat Khusus
Bakat adalah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai seseorang
dalam

keterampilan

tertentu,

demikian

menurut (Tedjasaputra,

2003).

Menampilkan bakat dibutuhkan motivasi kuat yang disebut minat, yakni


kebebasan seseorang memilih segala sesuatu yang disukai, disenangi dan ingin
dilakukan. (Gardner 1993) mengganti istilah bakat dengan kecerdasan yang
berupa kecerdasan umum maupun kecerdasan khusus. Sedikitnya ada sembilan
kecerdasan atau bakat yang mungkin dimiliki seseorang, yakni logical
mathematical, linguistic/verbal, visual spatial, musical, bodily-kinesthetic,
interpersonal, intrapersonal, natural, dan moral/ spiritual. Teori Gardner ini
menjadi pegangan bahwa setiap orang memiliki bakat unik dan berbeda. Orang
tidak dapat dipaksa berprestasi di luar bakat bakat khusus yang dimilikinya . Bakat
bukanlah merupakan trait atau sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok
sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Bakat baru muncul atau
teraktualisasi bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan,

sehingga mungkin saja terjadi seseorang tidak mengetahui dan tidak


mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent.
g. Perkembangan Nilai, Moral dan Sikap
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar
menjadi dari dalam. Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral
khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Karena itu pada masa ini
seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai nilai-nilai moral yang
dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun demikian, pada masa remaja,
seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal ini dapat dikatakan
wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari moraliatas yang
berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah
masa remaja berakhir.
Salah satu tugas perkembangan remaja yang harus dikuasai adalah
mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok daripadanya, dan kemudian
bersedia membentuk prilkunya agar sesuai dengan harapan masyarakat tanpa
harus di bimbing, diawasi, di dorong, dan diancam hukuman, seperti yang di alami
waktu anak-anak. Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang
berlaku umum dan merumuskannya kedalam kode moral yang akan berfungsi
sebagai pedoman bagi prilakunya. Perubahan dasar dalam moral yang harus di
lakukan oleh remaja. Menurut hurlock 1980, sebagi berikut :
1. Pandangan moral individu makin lama makin menjadi lebih abstrak.
2. Keyakinan moral lebih terpusat pada apa yang benar, dan kurang pada apa
yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan.
3. Penilaian moral menjadi semakin kognitif.
Hal ini mendorong remaja lebih berani mengambil keputusan terhadap
berbagai masalah yng di hadapinya.
2. Penilaian moral menjadi kurang egosentris.
3. Penilaian moral secara sikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa
penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan emosi.

3. Tugas- Tugas Perkembangan Remaja Usia SMA


Budiamin, dkk (2006: 46-47) mengemukakan bahwa adolesen atau remaja
merupakan masa peralihan antara masa anak dengan dewasa. Meskipun
perkembangan aspek-aspek kepribadian itu telah diawali pada masa-masa
sebelumnya, tetapi puncaknya boleh dikatakan terjadi pada masa ini, sebab setelah
melewati masa ini, remaja telah berubah menjadi seorang dewasa. Karena peranannya

sebagai masa transisi antara masa anak dan dewasa, maka pada masa ini terjadi
berbagai gejolak atau kemelut. Gejolak atau kemelut ini terutama berkenaan dengan
segi afektif, sosial, intelektual, juga moral. Hal ini terjadi terutama karena adanya
perubahan baik fisik maupun psikis yang sangat cepat yang mengganggu kestabilan
kepribadian anak.
Lustin Pikunas (1976: 257-259) dalam membahas tugas perkembangan ini,
mengemukakan pendapat Mc Candless dan Evans yang berpendapat bahwa masa
remaja akhir ditandai oleh keinginan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang secara
matang agar diterima oleh teman sebaya, orang dewasa, dan budaya. Pada periode ini
remaja memperoleh kesadaran yang jelas tentang apa yang diharapkan masyarakat
dari dirinya. Mulai dari Erikson, banyak para ahli psikologi memandang
bahwa identity

formation (pembentukan

identitas/jati

diri)

merupakan

tugas

perkembangan utama bagi remaja. Jika remaja gagal atau tidak mendapat keputusan
dalam menjawab pertanyaan siapa saya? dan mengapa saya? maka mereka akan
mengalami peperangan dalam dirinya. Jika secara terus-menerus, remaja aktif
menanyakan tentang kebingungannya mengenai ideologi dan pekerjaan, atau
ketidakjelasan tentang peranan dirinya dalam kelompok sebaya atau orang dewasa,
maka ia memerlukan moratorium (tahun-tahun tambahan untuk menemukan solusi
yang dapat diterima) sebelum mereka mencapai gaya hidup seperti orang dewasa.
Pikunas

juga mengemukakan pendapat William Kay, yaitu bahwa tugas

perkembangan utama remaja adalah memperoleh kematangan system moral untuk


membimbing perilakunya.
Budiamin, dkk (2006:47) mengungkapkan beberapa tugas perkembangan yang
harus diselesaikan para remaja pada masa ini adalah.
a. Mampu menjalin hubungan yang lebih matang dengan sebaya dan jenis kelamin
lain. Remaja hendaknya mampu melihat gadis sebagai wanita dan pemuda
sebagai laki-laki, menjadi seorang dewasa diantara orang dewasa lainnya.
Belajar bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, bisa
melepaskan

perasaan-perasaan

pribadi

dan

mampu

memimpin

tanpa

mendominasi.
b. Mampu melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan wanita. Mampu
menghargai, menerima dan melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan
c.

wanita dewasa.
Menerima kondisi jasmaninya dan dapat menggunakannya secara efektif.
Remaja dituntut untuk menyenangi dan menerima dengan wajar kondisi

badannya, dapat menghargai atau menghormati kondisi badan orang lain, dapat
memelihara dan menjaga kondisi badannya.
d. Memiliki kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
Remaja diharapkan telah lepas dari ketergantungan sebagai kanak-kanak dari
orang tuanya, dapat menyayangi orang tua tanpa menghargai orang tua atau
orang dewasa lainnya tanpa tergantung pada mereka.
e. Memiliki perasaan mandiri dalam bidang ekonomi. Terutama pada anak lakilaki, kemudian berangsur-angsur pula tumbuh pada anak wanita, perasaan
mampu untuk mencari nafkah sendiri.
f. Mampu memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu pekerjaan. Anak telah
mampu membuat perencanaan karir, memilih pekerjaan yang cocok dan mampu
ia kerjakan, membuat persiapan-persiapan yang sesuai.
g. Belajar mempersiapkan diri untuk perkawinan dan hidup berkeluarga. Memiliki
sifat yang positif terhadap hidup berkeluarga dan punya anak. Untuk anak wanita
telah memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memelihara anak dan rumah
h.

tangga.
Mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual untuk hidup
bermasyarakat. Mengembangkan konsep-konsep tentang hukum, pemerintahan,
ekonomi, politik, institusi sosial yang cocok bagi kehidupan modern,
mengembangkan keterampilan berpikir dan berbahasa untuk dapat memecahkan

problema-problema masyarakat modern.


i. Memiliki perilaku sosial seperti yang

diharapkan

masyarakat.

Dapat

berpartisipasi dengan rasa tanggung jawab bagi kemajuan dan kesejahteraan


masyarakat.
j. Memiliki seperangkat nilai yang menjadi pedoman bagi perbuatannya.
k. Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Dalam mewujudkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
maha Esa, maka remaja seharusnya mengamalkan nilai-nilai akidah, dan
ibadah.
B. Penyusunan Instrumen dan Pengamatan
1. Penyusunan Instrumen
No
1

Tugas Perkembangan Remaja


(Usia SMA)
Beribadah sesuai dengan ajaran agama dan

kepercayaan yang dianut.


Mengikuti kegiatan keagamaan baik di
sekolah maupun diluar sekolah.

Berdoa sebelum dan sesudah makan, tidur,

bekerja dan lain- lain.


Memiliki toleransi yang tinggi kepada

orang yang berbeda keyakinan.


Berteman dengan siapa saja tanpa
memandang suku, adat, ras, agama dan

status sosial.
Menyadari akan hak dan kewajiban sebagai

seorang pelajar.
Menghargai pendapat teman sebaya dalam

sebuah diskusi.
Mampu menjalin persahabatan dengan

teman sebaya.
Bisa membatasi diri dalam pergaulan yang

10

kurang baik.
Memahami etika bergaul dengan pria

11
12
13
14
15

maupun wanita.
Menjaga kesehatan.
Membuang sampah pada tempatnya.
Menyadari pentingya berolahraga.
Keseimbangan antara belajar dan istirahat.
Makan makanan yang sehat dan bergizi

16

sepeti buah dan sayuran.


Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di

17

sekolah.
Mengikuti kursus atau bimbingan belajar

18

untuk menunjang prestasi.


Ikut serta dalam organisasi di sekolah

19

maupun diluar sekolah.


Memiliki cita- cita yang ingin dicapai

20

dimasa depan.
Memilih kegiatan- kegiatan yang dapat

21

membantu dalam mewujudkan cita- cita.


Mampu memperkirakan pekerjaan yang

22
23
24

tepat dimasa mendatang.


Mampu mengontrol emosi.
Ikut serta dalam kegiatan- kegiatan sosial.
Mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungan.

25

Memiliki motivasi dalam menjalankan

26

kehidupan.
Bersikap respek terhadap nilai-nilai,
hukum, tradisi, dan kebijakan-kebijakan

27

masyarakat.
Menaati peraturan yang ditetapkan orang

28
29

tua.
Percaya diri
Memiliki kemampuan berbicara dan

30

berbahasa.
Menggunakan bahasa yang baik dan benar
dalam berkomunikasi di lingkungan

31

masyarakat.
Mengembangkan bakat dan keterampilan

32

yang dimiliki.
Bisa manempatkan diri dalam situasi dan

33

kondisi yang berbeda- beda.


Bersikap hormat kepada orang tua, guru

34

ataupun orang yang lebih tua.


Dapat membedakan hal yang baik dan

buruk.
35 Memiliki etika dan sopan santun.
Jumlah Skor Tiap Kolom
Total Skor Aktual
Skor Maksimal Ideal

Keterangan:
1= kurang
2= cukup
3= baik
4= sangat baik
2. Pedoman Penskoran dan Analisis Data
Rumus NA=

SA
100
SMi

3. Pedoman Penilaian (Konversi)

-3SD

-2SD

-1SD

+1SD

+2SD

+3SD
100

1
M = ( S . Max+ S . Min1 )
2
1
(100+0)
2
1
(100 )=50
2

Pedoman Penilaian (Konversi) :


M + 2SD
M + 1SD s/d M + 2SD

M 1SD s/d M + 1SD


M 2SD s/d M 1SD
< M 2 SD
Berarti:

84

100 ( Sangat Baik )

67

83 ( Baik )

33

66 ( Cukup Baik )

16

32 ( Kurang Baik )

15 ( Tidak Baik )

4. Pelaksanaan Pengamatan
Pengamatan dilakukan kepada dua orang siswa SMA di kota Mataram pada
tanggal 2 Juli 2013. Metode observasi yang digunakan yaitu metode kuesioner. Siswa
mengisi angket yang diberikan. Angket yang telah diisi kemudian dianalisis.
Adapun biodata kedua siswa tersebut adalah:

Nama
Usia
Sekolah
Kelas

: NNTS
: 15 tahun
: SMAN 7 MATARAM
:X

Nama
Usia
Sekolah
Kelas

: NMSP
: 14
: SMAN 1 MATARAM
:X

5. Analisis Data Hasil Pengamatan dan Pembahasan


Hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua orang siswi SMA yang berbeda
adalah sebagai berikut:
a. Lampiran Hasil Observasi 1
Nama: NNTS
No

Sekolah/Kelas: SMAN 7 MATARAM/ X

Tugas Perkembangan Remaja


(Usia SMA)

Beribadah sesuai dengan ajaran agama dan

kepercayaan yang dianut.


Mengikuti kegiatan keagamaan baik di

sekolah maupun diluar sekolah.


Berdoa sebelum dan sesudah makan, tidur,

bekerja dan lain- lain.


Memiliki toleransi yang tinggi kepada

orang yang berbeda keyakinan.


Berteman dengan siapa saja tanpa

memandang suku, adat, ras, agama dan


6

status sosial.
Menyadari akan hak dan kewajiban sebagai

seorang pelajar.
Menghargai pendapat teman sebaya dalam

sebuah diskusi.
Mampu menjalin persahabatan dengan

teman sebaya.
Bisa membatasi diri dalam pergaulan yang

10

kurang baik.
Memahami etika bergaul dengan pria

11
12
13
14
15

maupun wanita.
Menjaga kesehatan.
Membuang sampah pada tempatnya.
Menyadari pentingya berolahraga.
Keseimbangan antara belajar dan istirahat.
Makan makanan yang sehat dan bergizi

16

sepeti buah dan sayuran.


Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di

17

sekolah.
Mengikuti kursus atau bimbingan belajar

18

untuk menunjang prestasi.


Ikut serta dalam organisasi di sekolah

19

maupun diluar sekolah.


Memiliki cita- cita yang ingin dicapai

20

dimasa depan.
Memilih kegiatan- kegiatan yang dapat

21

membantu dalam mewujudkan cita- cita.


Mampu memperkirakan pekerjaan yang
tepat dimasa mendatang.

22
23
24

Mampu mengontrol emosi.


Ikut serta dalam kegiatan- kegiatan sosial.
Mampu menyesuaikan diri terhadap

25

lingkungan.
Memiliki motivasi dalam menjalankan

26

kehidupan.
Bersikap respek terhadap nilai-nilai,

hukum, tradisi, dan kebijakan-kebijakan


27

masyarakat.
Menaati peraturan yang ditetapkan orang

28
29

tua.
Percaya diri
Memiliki kemampuan berbicara dan

30

berbahasa.
Menggunakan bahasa yang baik dan benar

dalam berkomunikasi di lingkungan


31

masyarakat.
Mengembangkan bakat dan keterampilan

32

yang dimiliki.
Bisa manempatkan diri dalam situasi dan

33

kondisi yang berbeda- beda.


Bersikap hormat kepada orang tua, guru

34

ataupun orang yang lebih tua.


Dapat membedakan hal yang baik dan

buruk.
35 Memiliki etika dan sopan santun.
Jumlah Skor Tiap Kolom
Total Skor Aktual
Skor Maksimal Ideal

b. Lampiran Hasil Observasi 2


Nama: NMSP

57

22

90
140

Sekolah/ Kelas: SMAN 1 MATARAM/ X

No
1

Tugas Perkembangan Remaja


(Usia SMA)
Beribadah sesuai dengan ajaran agama dan

kepercayaan yang dianut.


Mengikuti kegiatan keagamaan baik di

sekolah maupun diluar sekolah.


Berdoa sebelum dan sesudah makan, tidur,

bekerja dan lain- lain.


Memiliki toleransi yang tinggi kepada

orang yang berbeda keyakinan.


Berteman dengan siapa saja tanpa

memandang suku, adat, ras, agama dan


6

status sosial.
Menyadari akan hak dan kewajiban sebagai

seorang pelajar.
Menghargai pendapat teman sebaya dalam

sebuah diskusi.
Mampu menjalin persahabatan dengan

teman sebaya.
Bisa membatasi diri dalam pergaulan yang

kurang baik.
10

Memahami etika bergaul dengan pria

11
12
13
14
15

maupun wanita.
Menjaga kesehatan.
Membuang sampah pada tempatnya.
Menyadari pentingya berolahraga.
Keseimbangan antara belajar dan istirahat.
Makan makanan yang sehat dan bergizi

16

sepeti buah dan sayuran.


Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di

17

sekolah.
Mengikuti kursus atau bimbingan belajar

18

untuk menunjang prestasi.


Ikut serta dalam organisasi di sekolah

19

maupun diluar sekolah.


Memiliki cita- cita yang ingin dicapai

20

dimasa depan.
Memilih kegiatan- kegiatan yang dapat
membantu dalam mewujudkan cita- cita.

21

Mampu memperkirakan pekerjaan yang

22
23
24

tepat dimasa mendatang.


Mampu mengontrol emosi.
Ikut serta dalam kegiatan- kegiatan sosial.
Mampu menyesuaikan diri terhadap

25

lingkungan.
Memiliki motivasi dalam menjalankan

26

kehidupan.
Bersikap respek terhadap nilai-nilai,

hukum, tradisi, dan kebijakan-kebijakan


27

masyarakat.
Menaati peraturan yang ditetapkan orang

28
29

tua.
Percaya diri
Memiliki kemampuan berbicara dan

30

berbahasa.
Menggunakan bahasa yang baik dan benar

dalam berkomunikasi di lingkungan


31

masyarakat.
Mengembangkan bakat dan keterampilan

yang dimiliki.
32

Bisa manempatkan diri dalam situasi dan

33

kondisi yang berbeda- beda.


Bersikap hormat kepada orang tua, guru

34

ataupun orang yang lebih tua.


Dapat membedakan hal yang baik dan

buruk.
35 Memiliki etika dan sopan santun.
Jumlah Skor Tiap Kolom
Total Skor Aktual
Skor Maksimal Ideal

60

12

32

105
140

Dari data yang diperoleh maka dapat di analisis bahwa tugas- tugas
perkembangan remaja usia SMA tersebut tidak berbeda jauh . Apabila dilihat dari
konversi dan pensekoran pada siswi A (NNTS) mencapai 90 dari skor maksimal ideal
yaitu 140 dengan rumus :

Rumus NA=

SA
100
SMi
90

= 140 100
= 64, 28
Berdasarkan hasil perhitungan nilai akhir yang didapat, maka siswi A (NNTS) telah
mencapai tugas- tugas perkembangan remaja dengan cukup baik, mengingat usianya
yang masih 15 tahun dan baru duduk di bangku kelas X SMA.
Sedangkan pada siswi B (NMSP) mencapai 105 dari skor maksimal ideal 140
dapat dihitung dengan rumus, seperti diatas :
Rumus NA=

105
100
140

= 75
Siswi B (NMSP) memiliki skor yang lebih tinggi yaitu 75(baik) daripada siswi A
(NNTS) yaitu 64,28 (cukup baik) meskipun keduanya berbeda usia, siswi A terpaut
satu tahun lebih tua dari siswi B meskipun mereka berdua ada pada tingkatan belajar
yang sama yaitu kelas X SMA, karena siswi B mengalami percepatan belajar (loncat
kelas/ kelas akselerasi) pada saat duduk di bangku SMP.
Jika dibandingkan maka dapat dilihat bahwa keduanya telah mampu
melaksanakan tugas- tugas perkembangan remaja dengan hasil yang baik, terlebih lagi
usia keduanya yang terbilang masih sangat muda, dan mulai memasuki masa remaja
tengah, yaitu masa dimana seorang remaja mulai untuk mencari identitas dirinya,
mulai memikirkan masa depannya tetapi masih terbilang labil dan mudah goyah.
Maka disinilah peran keluarga dan lingkungan sekitarnya untuk memberikan
dukungan, bimbingan dan pengawasan dalam tahap berkembangan anak pada masa
remaja ini agar mereka yakin dan percaya untuk menemukan jati diri mereka. Hasil
baik yang diperoleh dalam tugas- tugas perkembangan ini tidak terlepas dari
konstelasi- konstelasi khusus yang disebabkan oleh tekanan kematangan fisik,
pengaruh- pengaruh sosio- cultural, dan kemampuan- kemampuan serta aspirasiaspirasi individual. Tugas- tugas ini dianggap sebagai peletak dasar bagi
perkembangan selanjutnya. Apabila tugas tersebut berhasil diselesaikan, akan

membawa kepada kebahagiaan dan keberhasilan penyelesaian tugas- tugas


selanjutnya, sedangkan kegagalan- kegagalan akan membawa ketidakbahagiaan
dalam diri remaja tersebut.
6. Kesimpulan Analisis Data
Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa hasil dari penskoran dalam
observasi tersebut dipengaruhi oleh konstelasi- konstelasi khusus yang disebabkan
oleh tekanan kematangan fisik, pengaruh- pengaruh sosio- cultural, dan kemampuankemampuan serta aspirasi- aspirasi individual. Hal ini dapat dibuktikan dari skor yang
didapat, siswa B (NMSP) memiliki skor lebih tinggi (75/ baik) daripada siswa A
(NNTS) yaitu 64,28 (cukup baik) meskipun usia siswa B satu tahun lebih muda dari
siswa A.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan Umum
Dari hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak kanak dan masa
dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual diamana

seserang mulai untuk mencari jati dirinya.


Perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan
dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang

bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia.


Tugas-tugas perkembangan yaitu tugas-tugas yang harus dilakukan atau
dikuasai oleh seseorang dalam masa-masa atau usia tertentu sesuai dengan
norma-norma dalam masyarakat dan kebudayaan tertentu agar dapat hidup

bahagia dan mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan berikutnya.


Tahap- tahap perkembangan remaja dimulai dari remaja awal, remaja tengah

dan remaja akhir.


Faktor- faktor yang mempenagruhi perkembangan remaja antara lain genetika

atau hereditas, lingkungan, teman sebaya dan media massa.


Aspek perkembangan remaja usia SMA antara lain perkembangan fisik,
kognitif, hubungan sosial, emosi, bahasa, bakat khusus serta perkembangan
nilai, moral dan sikap.

Adapun tugas- tugas perkembangan remaja usia SMA antara lain mencapai
kematangan dalam beriman dan bertaqwakepada Tuhan Yang Maha Esa,
mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan
dalam perannya sebagai pria atau wanita, mencapai kematangan pertumbuhan
jasmaniah yang sehat, mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni
sesuai dengan program kurikulum, persiapan karir dan melanjutkann
pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih
luas, mencapai kematangan dalam pilihan karir, mencapai kematangan
gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial,
intelektual dan ekonomi, mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang
kehidupan

berkeluarga,

bermasyarakat,

berbangsa

dan

bernegara,

mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta


apresiasi seni mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
B. Saran Tindakan
Sebaiknya orang tua lebih mengawasi anak dalam perkembangannya selama
masa remaja, karena masa remaja merupakan masa dimana anak tergolong labil,
mudah goyah, dan mudah terpengaruh oleh hal- hal dilingkungannya. Masa
remaja juga merupakan masa yang penting untuk mencari jati diri dalam menuju
tahap kedewasaan sehingga dibutuhkan bimbingan dan dukungan dari orang tua
maupun lingkungan terhadap remaja, agar remaja tersebut mampu melaksanakan
tugas- tugas perkembangan dengan sebaik mungkin.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Makalah perkembangan Emosi Remaja.
(
http://semutlewat.blogspot.com/2013/01/makalah-perkembangan-emosi
remaja_7132.html) diakses pada 1 Juli 2013.
Anonim. 2013. Perkembangan Nilai, Moral danSikap.
(
http://powerrangerst.blogspot.com/2013/03/perkembangan-nilai-moral-dan
sikap.html) diakses pada 1 Juli 2013.
Anonim. 2011. Makalah Bakat Khusus. (
http://nydalchubby
iniminnie.blogspot.com/2011/10/makalah-bakat-khusus.html) diakses pada 29 Juni
2013.
Budiamin, A., dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press.
Damaiyanti, Mukhripah. 2008. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan.
Bandung:Refika Aditama.
Dedepe. 2011. Tugas- Tugas Perkembangan. (
http://de2pe.blogspot.com/2012/08/tugas
tugas-perkembangan.html) diakses pada 30 Juni 2013.
Devitasary. 2013. Perkembangan Siswa SMA. (

http://devitasary.blogspot.com/2013/05/tugas
perkembangan-siswa-sma.html) diakses pada 2 Juli 2013.
Dorland, W.A. Newman. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta:EGC.
Halif. 2008. Perkembangan Nilai, Moral dan Sikap pada Masa Remaja.
(
http://h4l1f.wordpress.com/2008/12/03/perkembangan-nilai-moral-dan-sikap-pada
masa-remaja/) diakses pada 30 Juni 2013.
Lingkan, J. 2011. Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Erlangga.
Potter, Patricia A. dan Anne Griffin P. 2005. Fundamental Keperawatan Vol.1. Jakarta: EGC.
Potter, Patricia A. dan Anne Griffin P. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 2. Jakarta:
Salemba Medika.

Prasetyonugroho, Eko Budi.2011. Perkembangan Peserta Didik Periode Sekolah Menengah


Atas. (http://ekobudiprasetyonugroho.wordpress.com/2011/04/02/perkembangan
peserta-didik-periode-sekolah-menengah-atas-sma/) diakses pada 30 Juni 2013.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta:EGC.
Unsa. 2011. Karakteristik Perkembangan Siswa. (
http://unsa
73.blogspot.com/2011/07/karakretistik-perkembangan-siswa.html) diakses pada 29
Juni 2013.

Wirajuniarta, rendy. 2011. Teori Perkembangan Masa Remaja.


(
http://rendywirajuniarta.blogspot.com/2011/04/teori-perkembangan-masa
remaja.html) diakses pada 29 Juni 2013.

Yusuf, Syamsu, M.Pd., (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda
Karya.

Você também pode gostar