Você está na página 1de 3

I.

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian absorpsi PCT secara in vitro
dengan menggunakan metode usus terbalik. Pengujian ini bertujuan untuk melihat
pengaruh pH terhadap absorpsi obat melalui saluran pencernaan secara in vitro. Hewan
percobaan yang digunakan adalah tikus putih jantan. Tikus putih biasa digunakan dalam
percobaan

laboratorium

karena

mudah

dikembangbiakkan

dan

mudah

dalam

perawatannya, hewan ini juga memiliki struktur anatomi fisiologi yang hampir sama
dengan manusia. Sehingga hasil uji yang dicobakan pada tikus putih yang menyangkut
struktur fisiologi anatomi dapat diaplikasikan pada manusia.
Sebelumnya, tikus percobaan dipuasakan dari makanan selama 20-24 jam, tapi
diberi minum air masak. Tujuan dari tikus dipuasakan agar tidak ada faktor makanan
yang mengganggu saat dilakukan percobaan. Tikus dibunuh dengan eter sebagai obat bius
yang diberikan melalui pernapasan. Kemudian dibuka perutnya di sepanjang linea
mediana (linea mediana adalah garis yang melintas tepat ditengah tubuh dengan arah
lintasan atas bawah/vertikal) dan usus dikeluarkan. Usus sepanjang 15 cm dibawah
pilorus (pilorus adalah daerah atau bagian lambung bawah yang berhubungan dengan
bagian atas duodenum/usus duabelas jari) dibuang dan 20 cm dibawahnya dipotong untuk
percobaan. Usus dibagi dua bagian sama panjang, kemudian dibersihkan. Ujung anus dari
potongan usus tersebut diikat dengan benang, kemudian dengan menggunakan pinset
kecil usus tersebut dibalik secara perlahan agar usus tidak sobek, sehingga bagian mukosa
terletak diluar. Usus tikus yang telah didapatkan direndam dalam larutan NaCl fisiologis
0,9% yang bersifat isotonis agar tidak kering dan rusak. Usus harus dibalik karena
percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar absorpsi obat oleh filia bagian dalam
usus pada perbedaan pH yang diatur sesuai pH lambung dan pH usus secara in
vitro (menggunakan instrumen yang menyerupai bagian dalam tubuh). Selain itu mukosa
usus adalah bagian yang lipofil, sehingga diharapkan nantinya akan dapat diukur seberapa
besar kadar zat aktif obat yang bersifat lipofil yang dapat diabsorpsi oleh mukosa usus.
Pada praktikum ini kita menggunakan 2 Tabung Crane&Willson untuk kontrol
positif dan kontrol negatif. Pada kontrol positif campuran dapar ditambahkan zat aktif
yang akan diuji (PCT), dan pada kontrol negatif hanya berisi larutan dapar saja . Kedalam
tabung instrument pertama dimasukkan larutan dapar pH 7,4 yang telah dicampur CTM
5 mg melalui pipa A sebanyak 75 ml menggunakan syringe sebagai kontrol positif dan
pada tabung instrument kedua dimasukan larutan dapar pH 7,4 melalui pipa A sebanyak
75 ml. Alasan dibuat kontrol positif dan kontrol negatif adalah agar kita dapat
membandingkan seberapa banyak zat aktif yang terabsorpsi dan seberasa besar efek yang
ditimbulkan jika tidak menggunakan zat aktif (berisi dapar saja).
Setelah itu, kantong usus yang sudah berisi cairan serosal ini dimasukkan ke
dalam tabung yang sudah berisi cairan mukosal 75 ml pada tabung pertama (yang
mengandung bahan obat yaitu CTM). Kantong usus untuk kontrol negatif (tabung kedua)

dilakukan dengan cara yang sama, tetapi dengan menggunakan cairan mukosal tanpa
obat. Selama percobaan berlangsung, seluruh bagian usus dijaga agar dapat terendam
dalam cairan mukosal dan selalu dialiri gas oksigen dengan kecepatan yang diatur.
Oksigen diberikan agar sel-sel usus tetap hidup.
Ujung usus yang lain diikat dengan benang dan dikaitkan ke ujung pipa C,
digunakan larutan NaCl fisiologis yang isotonis karena menyerupai cairan tubuh tikus/
mamalia. Larutan NaCl fisiologis diambil dari usus setiap rentang waktu 5 menit karena
akan dihitung kadar CTM yang terabsorpsi melalui filia usus dan masuk kedalam larutan
untuk mengetahui absoprsi optimal dari CTM pada perbedaan pengaturan pH yang
disesuaikan kondisi dalam tubuh mamalia.
Kemudian percobaan dilanjutkan dengan menganalisis, persiapanya adalah
dengan menyiapkan 12 tabung reaksi dan 12 vial sebagai wadah yang digunakan untuk
sampling dan untuk pengukuran spektrofotometer. Sebelum melakukan sampling tiap
menit, pada 12 tabung reaksi diisi larutan 2ml Ba(OH)2 dan 2ml Larutan ZnSO4 5%,
Fungsi barium hidroksida dan sengsulfat adalah untuk mengekstraksi CTM dan
memisahkan CTM dari senyawa-senyawa lain yang mungkin terikut, sehingga hanya
CTM yang akan dianalisis menggunakan spektrofotometri UV.
Setelah itu pensamplingan larutan uji (berisi CTM) diambil tiap 5, 10, dan 15,
20, 25, dan 30 menit, cairan serosal diambil melalui kanula yang dimasukkan ke dalam
vial kemudian diisi lagi dengan 1,4 ml NaCl 0,9% b/v, begitupun untuk yang kontrol
negatif. Setaip kali sampling, lautan uji hasil sampling kemudiaan di masukan kedalam
campuran larutan Ba(OH02 dan larutan ZnSO4. Melalui pensamplingan ini diperoleh 12
tabung reaksi (6 tabung untuk kontrol positif dan 6 tabung untuk kontrol negatif).
Campuran larutan pada tabung reaksi tersebut disentrifugasi untuk memisahkan endapan
dengan filtratnya. Dimana filtrat yang berupa cairan jernih tersebut yang mengandung
PCT. Pada saat sentrifugasi, campuran larutan tersebut dimasukkan kedalam tabung
sentrifugasi lalu tabungnya ditempatkan kedalam alat sentrifugasi secara berseberangan
dan dengan jumlah yang sama, setelah itu diatur kecepatan pemutarannya, yaitu 3000
RPM (Revolutions Per Minute) (angka 30 dilayar dikali faktor pengali 100) selama 2
menit. Hasil sentrifugasi berupa larutan jernih di bagian atas dan endapan di bagian
bawah. Bagian atas yang berupa larutan jernih diambil menggunakan pipet dan
dimasukkan kedalam vial sebelum dianalisis menggunakan Spektrofotometer UV.
Setelah di sentrifugasi, larutan-larutan yang telah dimasukan kedalam vial
kemudian dianalisis spektrofotometer UV, dengan panjang gelombang 435 nm. Alasan
memilih panjang gelombang maksimum adalah karena panjang gelombang maksimum
memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang paling besar dan
pada panjang gelombang maksimum, bentuk kurva absorbansi terhadap konsentrasi
memenuhi hukum Lambert-Beer. Sebelum sampel diukur, alat spektrofotometer terlebih
dahulu di-reference kedalam panjang gelombang yang sesuai menggunakan blanko.
Berdasarkan data pengamatan, nilai absorbansi yang didapatkan sesuai dengan

hukum Lambert Beer, yaitu konsentrasi yang baik itu berada di rentang absorbansi 0,20,8 yang terdeteksi dengan spektro UV.
Dari data pengamatan terlihat bahwa data yang didapatkan pada percobaan
dengan pH 1,2 yaitu 0.0171 cm/detik dan nilai leg time -40.069 menit untuk percobaan
dengan pH 7,5 yaitu 0.0026 cm/detik dan leg time -427.221 menit.
Namun data yang dihasilkan pada pH 1,2 lebih tinggi dibandingkan dengan pada
pH 7,4 itu adalah benar dan sesuai dengan teori, yaitu bahwa suatu obat yang bersifat
asam akan terabsorpsi optimum di pH asam (lambung) dan obat yang bersifat basa
terabsorpsi optimum di pH basa(usus). Pada percobaan kali ini, senyawa obat yang
digunakan adalah CTM , dimana senyawa obat ini bersifat asam, sehingga obat ini akan
terabsorpsi optimum di pH asam. Dapat dibandingkan dari daya absorpsi pH asam dan
pH basa dilihat dari konsentrasi untuk pH asam lebih tinggi nilai konsentrasi CTM yang
terabsorpsi di banding CTM yang terabsorpsi di basa.
Dilakukannya percobaan pada pH basa yaitu untuk menyamakan absorpsi pada
pH usus.
II.

KESIMPULAN
Dari data pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa, CTM pada pH asam
lebih optimal karena CTM bersifat asam yang dapat larut optimal di pH asam.

DAFTAR PUSTAKA
Anne Collins Abrams, RN, MSN. 2005. Clinical Drug Therapy. US. Wolters Kluwer Health,
Lippincott Williams Wilkins.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta. Departemen Kesehatan.
Familiamedika.

2013.

CTM/Aspirin.

Tersedia

di http://familiamedika.net/obat-

keluarga/CTM.html#.UlCL--iyBCY [diakses tanggal 06 Oktober 2013]


Leeson, C.R., T.S. Lesson, dan A.A. Paparo. 1990. Buku Ajar Histologi. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Shargel, L and yu, A. B. C. 1988. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Surabaya.
Airlangga University Press.
Syukri, S. 2002. KIMIA DASAR 1. Bandung. Penerbit ITB.
Watson, D.G., 2007. Analisis Farmasi. EGC. Jakarta.

Você também pode gostar