Você está na página 1de 17

ANEMIA DEFISIENSI BESI

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Ny Poniem, 55 tahun, diantar keluarga ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang sejak 2 bulan yang lalu dan bertambah 1 minggu terakhir.
2. Menurut keluarga, nafsu makan Ny Poniem berkurang sejak 1 bulan terakhir. Ny Poniem hanya
mengkonsumsi separuh porsi makanan yang biasa ia makan, hanya makan nasi dan kecap manis
tanpa lauk pauk.
3. Dua Minggu yang lalu Ny Poniem pernah dibawa berobat ke dokter Pratik umum dan dikatakan
mengalami kurang darah.
4. Menu makan harian yang biasa dikonsumsi Ny Poniem sepiring nasi setiap makan disertai lauk
seperti telur, kadang-kadang ayam dan jarang mengkonsumsi daging, sayur dan buah-buahan. Ny.
5. Poniem tinggal bersama anaknya yang bekerja sebagai buruh harian lepas. Ny. Poniem diketahui
menderita osteoarthritis sejak 1 tahun terakhir.
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
tampak pucat, TD : 130/90 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 24x/menit, Suhu 36.8C, TB :155 cm,
BB : 60 kg
Keadaan khusus:
- Kepala
: konjungtiva pucat, Chelitis (+), atrofi papil (+)
- Leher
:JVP(5-2)cm H2O,pembesaran KGB(-)
- Thoraks
:jantung dan paru normal
- Abdomen
: datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
- Ekstremitas
: Telapak tangan dan kaki pucat, koilonekia (-)
Regio Genu Dextra : nyeri (+) dan krepitasi (+)
7. Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hb 8,1 g/dl, Leukosit 8000/mm3, LED 25 mm/jam, hitung jenis 0/1/20/58/20/1,
hematokrit 30,5 vol%, RBC 3.800.000/mm3
Pemeriksaan darah lanjutan:
MCV 70 fl, MCH 25%, MCHC 29%, serum feritin 14 ug/dl
Gambaran darah tepi :anisositosis, hipokrom mikrositer, poikilositosis.

PRIORITAS MASALAH
No. 1
mudah lelah, mata berkunang-kunang telah terjadi progresivitas (penurunan oksigenasi di
jaringan) sehinga apabila tidak segera di berikan tatalaksana secara komprehensif dengan segera
maka akan berdampak buruk pada organ-organ vital.

ANALISIS MASALAH
1. Ny Poniem, 55 tahun, diantar keluarga ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah,
seringpusing, mata berkunang-kunang sejak dua bulan yang lalu dan 1 minggu terakhir .

ANEMIA DEFISIENSI BESI


a. Apa Hubunga jenis kelamin dan usia dari keluhan?
Jawab :
Usia : dapat mengenai semua usia, 55 tahun degeneratif
Jenis kelamin : > , karena hamil, melahirkan, menyusui
b. Apa makna keluhan tersebut sejak 2 bulan lalu dan bertambah berat sejak satu minggu
terakhir?
Jawab :
Maknanya adalah anemia dialami pasien termasuk dalam kategori kronis dan terjadi progresivitas
karena terjadi peningkatan dalam penggunaan cadangan Fe sehingga cadangan Fe semakin sedikit

Pada kasus ini, kemungkinan 2 bulan yang lalu fase deplesi besi atau eritropoesis
defisiensi besi, karena asupan makanan (sumber besi) inadekuat membuat cadangan
besi kosong sehingga memperberat keadaan satu minggu terakhir
c. Apa Penyebab mudah lelah, sering pusing dan mata berkunang-kunang?
Jawab :
Mudah lelah, sering pusing dan mata berkunang-kunang anemia
Kekurangan bahan baku yang dibutuhkan sel untuk proses metabolisme (nutrien dan zat
oksidator (O2)) akibat dari tergangguanya sintesis Hb berdampak pada semua jaringan
tubuh (dalam hal ini adalah pada jaringan otot, mata)
d. Bagaimana mekanisme mudah lelah, sering pusing dan mata berkunang-kunang?
Jawab:
Riwayat osteoatritis pelepasan sitokin radang TNF-alfa, IL-1 menghambat
eritropoesis eritrosit yang terbentuk sedikit + intake makanan (sumber Fe) yang rendah
penggunaan cadangan besi tubuh cadangan besi , terus berlanjut cadangan besi
kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis pembentukan heme (protoporfirin IX +
Fe2+ ) sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb Hb
yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah pengangkutan O2 ke jaringan oleh
eritrosit rendah oksigen diutamakan ke organ vital pengangkutan ke mioglobin
rendah metabolism aerob menurun pembentukan ATP turun mudah lelah
Riwayat osteoatritis pelepasan sitokin radang TNF-alfa, IL-1 menghambat
eritropoesis eritrosit yang terbentuk sedikit + intake makanan (sumber Fe) yang rendah
penggunaan cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut
cadangan besi kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme
(protoporfirin IX + Fe2+ ) menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI)
Pembentukan Hb rendah Hb yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah
pengangkutan O2 ke jaringan oleh eritrosit rendah oksigen diutamakan ke organ
vital pengangkutan ke jaringan otak menurun gangguan pada saraf di otak +
saraf mata gangguan keseimbangan pusing dan mata berkunang
e. Apa saja dampak dari mudah lelah, sering pusing dan mata berkunang-kunang?
2

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Jawab :
Dampak mudah lelah, sering pusing dan mata berkunang-kunang adalah :
Gangguan konsentrasi
Gangguan aktivitas sehari-hari
2. Menurut keluarga, nafsu makan Ny Poniem berkurang sejak 1 bulan terakhir. Ny Poniem
hanya mengkonsumsi separuh porsi makanan yang biasa ia makan, hanya makan nasi dan
kecap manis tanpa lauk pauk
a. Apa penyebab nafsu makan berkurang ?
Jawab :
Adanya gangguan nutrisi pada lansia serta adanya dominasi simpatis yang berlebihan
sehingga menekan kerja saraf parasimpatis + efek OA
b. Apa penyebab nafsu makan berkurang ?
Jawab:
Oksigen disirkulasi yang rendah akan di deteksi oleh baroreseptor memacu aktivasi
saraf simpatis dominasi simpatis menekan kerja saraf parasimpatis pada saluran
pencernaan dominasi simpatis memperlambat gerakan pada saluran pencernaan rasa
lapar menurun.
c. Apa hubungan Ny. Poenim berkurang nafsu makan dengan keluhan utama?
Jawab :
Nafsu makan berkurang, intake Fe <<< untuk pembentukan hemoglobin sintesis Hb
oksigen yang di suplai ke jaringan timbul keluhan utama. Keadaan ini dapat
memperburuk keluhan .
d. Bagaimana kecukupan dan kandungan gizi dalam menu makanan Ny Poniem?
Jawab:
Hanya mengkonsumsi sepiring nasi , kecap manis dan lauk pauk. Kecap manis
mengandung sekitar 6 mg zat besi, kebutuhan zat besi untuk Ny Poniem n total asupan zat
besi yang dibutuhkan adalah 12 mg/hari. Dari keadaan ini terjadi ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan asupan.
Jenis Makanan
Nasi per 100 gr

Kecap manis per 100 gr

Kandungan Gizi
-

Energy : 176 kkal


Protein : 3,3 gr
Karbohidrat : 0 gr
Lemak : 0 gr
Kalsium : 4,9 mg
Fosfor : 0 mg
Fe : 0 mg
Energy : 46 kkal
Protein : 5,7 gr
Karbohidrat : 9 gr
Lemak : 1,3 gr
Kalsium : 123 mg

ANEMIA DEFISIENSI BESI


-

Fosfor : 96 mg
Fe : 6 mg

e. Bagaimana AKG untuk usia 55 tahun?


Jawab :
Angka kecukupan gizi tahun 2004 bagi orang Indonesia untuk umur 50 64 tahun
sebagai berikut :
Energi ( Kkal) : 2250 Kkal
Riboflavin
: 1,3 mg
Protein (g)
: 60 g
Niasin
: 16 mg
Vit A
: 600 RE
Asam folat
: 400 ug
Vit D
:10 ug
Pirodoksin
: 1,7
Vit E
: 15 mg
Vit B12
: 2,4 ug
Vit K
: 65 ug
Besi
: 300 mg
Seng
: 13,4 mg
Tiamin
: 1,2 mg
f. Apa dampak Penurunan nafsu makan pada kasus?
Jawab :
Berat Badan
Imunitas tubuh
Badan terasa lemah, lesu
Pemecahan berlebihan protein dan lemak dalam tubuh
Kurangnya Asupan Nutrisi ke dalam tubuh.
Pada kasus : Akibat penurunan nafsu makan dapat memperberat anemia yang diderita
karena intake zat besi (Fe) yang tidak tercukupi dari luar (Baik Heme maupun Non Heme).
3. Dua Minggu yang lalu Ny Poniem pernah dibawa berobat ke dokter Pratik umum dan
dikatakan mengalami kurang darah
a. Apa makna kurang darah?
Jawab: Kurang darah bahasa awan dari anemia
Anemia adalah penurunan jumlah eritrosit, kuantitas hemoglobin atau hematokrit dalam
darah di bawah normal sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa
oksigen dalam jumlah cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity).
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi merupakan
gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease).
Gejala anemia dapat digolongkan menjadi tiga jenis gejala, yaitu :
1. Gejala umum anemia (sindrom anemia) rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga berdenging,
mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak napas dan dyspepsia.
2. Gejala khas masing-masing anemia : gejala ini spesifik untuk masing-masing anemia,
sebagai contoh :

ANEMIA DEFISIENSI BESI

anemia defisiensi besi : disfagia, atropi papil lidah, stomatitis angularis, dan kuku
sendok (koilonychia)

anemia megaloblastik : glositis, gangguan neurologic pada defisiensi vitamin B12

anemia hemolitik : ikterus, splenomegali, dan hepatomegali

anemia aplastik : perdarahan dan tanda-tanda infeksi

3. Gejala penyakit dasar : gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan
anemia sangat bervariasi tergantung penyebab anemia tersebut.
Pada kasus ini, makna gejala mudah lelah, pusing, dan mata berkunang-kunang
merupakan gejala umum dari anemia.
b. Apa saja penyebab anemia?
Jawab :
Anemia secara umum dapat disebabkan oleh :
1) Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
Kerusakan sumsum tulang
2) Perdarahan
3) Hemolisis (penghancuran eritrosit sebelum waktunya)
c. Bagaimana klasifikasi derajat anemia?
Jawab:
Jika dilihat dari beratnya kekurangan besi dalam tubuh makan defisiensi besi dapat dibagi
menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1) Deplesi besi (iron depleted state): cadangan besi menurun, tetapi penyediaan besi
untuk eritropoiesis belum terganggu.
2) Eritropoiesis defisiensi besi (iron deficient erythropoiesis): cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoiesis terganggu, tetapi belum timbul anemia secara
laboratorik.
3) Anemia defisiensi besi: cadangan besi kosong disertai anemia defisiensi besi.
d. Apa saja komponen dalam darah?
Jawab:
Komponen darah terdiri dari plasma dan sel darah.
Plasma sebanyak 55% dari darah lengkap (air, elektrolit, protein darah) sebagai medium
transport, terdapat elektrolit, nutrient, zat sisa, gas, hormon, protein plasma, albumin,
globulin (alfa, beta, gamma), fibrinogen.
Sel darah sebanyak 45% dari darah lengkap
Sel darah merah (eritrosit) = 44% mengangkut O2 dan CO2

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Sel darah putih (leukosit dan trombosit) buffy coat

= 1%.

- Neutrofil : fagosit yang menelan bakteri dan debris


- Eosinofil : menyerang cacing parasitic, penting dalam reaksi alergik
- Basofil : mengeluarkan histamine, yang penting dalam reaksi alergik dan heparin
yang membantu membersihkan lemak dari darah
- Monosit : dalam transit berubah menjadi makrofag
- Limposit B : menghasilkan antibody
- Limposit T : respon imun seluler

e. Apa fungsi darah?


Jawab:

Transportasi (gas, nutrient, sisa metabolisme, hormon, obat-obatan dan lain-lain).

Pertahanan tubuh.

Hemostasis.

Keseimbangan asam basa.

f. Bagaimana proses eritropoiesis?


Erythropoietin adalah hormon / glikoprotein yang dihasilkan
oleh

sel-sel

interstitial

ginjal.

Erythropoietin

akan

menstimulasi erythoid CFU berproliferasi dan berdifrensiasi.


Pengeluaran erythropoietin merupakan respon pada keadaan
hipoksia atau anemia.
Erythropoietin CFU akan berproliferasi dan berdifrensiasi
menjadi proerythroblast basophilic erythroblast
polychromatophilic erythroblast (Hb mulai terbentuk)
orthochromatophilic erythroblast (nukleus eksentrik dan
piknotik) reticulocyte (menetap di sumsum tulang selama
2 hari dan kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah, sehari
kemudian menjadi erythrocyte matur). Dalam pematangan
erythrocyte diperlukan vitamin B12 dan asam folat yang

ANEMIA DEFISIENSI BESI


berperan dalam proses sintesis DNA, penurunan ukuran dan nukleolisis). Proses dari
proerythroblast sampai menjadi erythrocyte berlangsung selama 7 hari.
g. Apa kemungkinan obat yang diterima oleh Ny. Ana dari bidan?
Jawab:
Obat yang mungkin diterima adalah tablet tambah darah (TTD), yang di dalamnya
mengandung zat besi.
h. Dimana tempat pembentukan darah?
Jawab :
Tempat pembentukan darah (hematopoesis).
a. Yolk sac umur 0-3 bulan intrauterin
b. hati dan lien umur 3-6 bulan intrauterin
c. Sumsum tulang umur 4 bulan intrauterin dewasa

4.

Menu makan harian yang biasa dikonsumsi Ny Poniem sepiring nasi setiap makan
disertai lauk seperti telur, kadang-kadang ayam dan jarang mengkonsumsi daging,
sayur dan buah-buahan.
a. Apa saja yang banyak terkandung dalam daging, ayam, telur dan buah-buahan?
Jawab:

Daging, ayam dan telur : banyak mengandung protein, lemak, zat besi, vitamin B12, asam
folat dan lain-lain.

Sayur dan buah-buahan : banyak mengandung vitamin.

b. Apa kandungan zat gizi dalam makanan tersebut yang sangat berhubungan dengan Ny.

Ana pada kasus ini?


Jawab:

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Zat besi (Fe).
c. Apa akibat jarang mengkonsumsi daging, ayam, telur, sayur dan buah-buahan?
Jawab:
Terjadi kekurangan zat gizi. Zat gizi yang sangat berpengaruh dalam kasus adalah zat
besi, karena zat besi berguna dalam proses eritropoiesis, apabila seseorang kekurangan
zat besi tersebut, maka tubuh akan menggunakan cadangan besi sehingga lama-kelamaan
terjadi penurunan cadangan besi dalam tubuh yang akan menimbulkan berbagai
manifestasi klinis anemia (seperti yang dialami Ny Poniem pada kasus ini).
5. Ny. Poniem tinggal bersama anaknya yang bekerja sebagai buruh harian lepas. Ny.
Poniem diketahui menderita osteoarthritis sejak 1 tahun terakhir
a. Bagaimana hubungan status sosial ekonomi dengan keluhan yang dialami?
Jawab :
Status social ekonomi yang rendah Penghasilan yang cenderung sedikit pemenuhan
asupan nutrisi (zat besi) <<< anemia defisiensi besi.
b. Apa hubungan Ny. Poniem menderita osteoarthritis sejka 1 tahun terakhir dengan keluhan?
Jawab :
Osteoarthritis penyakit sendi degenerative , berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi.
Pada penderita osteoarthritis, terjadi pelepasan sitokin radang meliputi TNF-alfa, IL-1, IL-6,
IL-8. TNF alfa dan IL-1 dapat menghambat proses eritropoesis sehingga dapat menghasilkan
eritrosit dalam jumlah sedikit. Eritrosit dalam jumlah sedikit akan mengangkut oksigen dalam
jumlah yang sedikit pula sehingga dapat menimbulkan mudah lelah, pusing dan mata
berkunang-kunang.
Jadi, terdapat hubungan antara riwayat menderita osteoarthritis dengan keluhan.
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
tampak pucat, TD : 130/90 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 24x/menit, Suhu 36.8C, TB :155 cm,
BB : 60 kg
Keadaan khusus:
- Kepala
:konjungtiva pucat, Chelitis (+), atrofi papil (+)
- Leher
:JVP(5-2)cm H2O,pembesaran KGB(-)
- Thoraks
:jantung dan paru normal
- Abdomen
: datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
- Ekstremitas
: Telapak tangan dan kaki pucat, koilonekia (-)
Regio Genu Dextra : nyeri + dan krepitasi +
a. Apa interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik keadaan umum?
Jawab :
Pemeriksaan
KU
Vital sign

Hasil Pemeriksaan
Tampak pucat
TD :130/90 mmHg

Rujukan
Tidak pucat
TD 45-65 th :135-139/85 mmHg

Interpretasi
anemia
Normal

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Nadi : 100 x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36,8 oC
TB : 155 cm, BB : 60 kg

Nadi : 60 100 x/menit


RR : 18 24 x/menit
Suhu : 36,8 -37,5oC
IMT : 18,5 -22,9

Normal
Normal
Normal
overweight

(IMT = 25)
Tampak pucat (anemia)
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (Fe) yang rendah penggunaan cadangan besi
tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong, penyediaan besi untuk
eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe2+ ) menurun sintesis globin
terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb yang rendah + jumlah eritrosit yang
rendah pengangkutan O2 ke jaringan oleh eritrosit rendah oksigen diutamakan ke organ vital
tampak pucat
overweight
bisa karena genetic, lingkungan, kebiasaan makan, dan kurangnya aktifitas fisik
b. Apa interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik keadaan khusus?
Jawab :
Pemeriksaan fisik

Hasil Pemeriksaan

Rujukan

Interpretasi

Kepala :

Konjungtiva pucat
Cheilitis (+)
Atropi papil (+)
Jantung dan paru dalam batas

Konjungtiva hiperemis
Cheilitis (-)
Atropi papil (-)
Jantung dan paru dalam batas

Abnormal
Abnormal
Abnormal
Normal

normal

normal

Thoraks

Abdomen

Datar,

lemas,

bising

usus Datar, lemas, bising usus Normal

normal, hepar dan lien tidak normal, hepar dan lien tidak
teraba
Ekstremitas

Regio

Telapak kaki dan tangan pucat


Koilonikea (-)
genue Nyeri (+), krepitasi (+)

teraba
Telapak kaki dan tangan Abnormal
Normal
tidak pucat
Koilinikea (-)
Nyeri (-), krepitasi (-)

Abnormal

dextra
1) Konjungtiva pucat
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah pengangkutan O2 ke jaringan oleh eritrosit rendah

ANEMIA DEFISIENSI BESI


oksigen diutamakan ke organ vital pengangkutan ke jaringan longgar mata menurun
konjungtiva pucat
2) Cheilitis
intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan cadangan besi tubuh cadangan besi
menurun, terus berlanjut defisiensi besi penurunan system kekebalan tubuh infeksi
bakteri sekitar mulut dan berlanjut pada sudut bibir kemerahan dan menyebar ulserasi
fisura-fisura cheilitis
3) Atropi papil
intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan cadangan besi tubuh cadangan besi
menurun, terus berlanjut defisiensi besi sinteis Hb kemampuuan darah memngangkut
oksigen menurun penyaluran oksigen ke jaringan terganggu cedera sel papil atrofi papil
intake inadekuat makanan (sumber Fe) Keseimbangan Fe menurun Sintesis Hb terganggu
Fero disisipkan ke dalam Protoporfirin IX oleh enzim ferokelatase Sintesis heme terganggu
Biosentesis globin di hambat oleh defisiensi melalui HRI Heme regulated eIF2alpha kinase (HRI)

Hambat factor inisiasi transkripsi utama untuk sintesis heme Heme dan rantai globin yang
tersedia untuk setiap precursor RBCd Konsentrasi Hb dalam darah menurun kemampuuan
darah memngangkut oksigen menurun penyaluran oksigen ke jaringan terganggu cedera sel
papil atrofi papil
4) Telapak kaki dan tangan pucat
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah pengangkutan O2 ke jaringan oleh eritrosit rendah
oksigen diutamakan ke organ vital vasokontriksi pembuluh darah perifer telapak kaki
dan tangan pucat .
5) Nyeri dan krepitasi
Osteoartritis pelepasan mediator peradangan (sitokin) kerusakan kartilago metabolism
kondrosit meningkat pembengkakan kartilago nyeri + kerusakan sendi berlanjut. saat
dilakukan pemeriksaan krepitasi, krepitasi (+) .
7. Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hb 8,1 g/dl, Leukosit 8000/mm3, LED 25 mm/jam, hitung jenis 0/1/20/58/20/1,
hematokrit 30,5 vol%, RBC 3.800.000/mm3
Pemeriksaan darah lanjutan:
MCV 70 fl, MCH 25%, MCHC 29%, serum feritin 14 ug/dl
Gambaran darah tepi : anisositosis, hipokrom mikrositer, poikilositosis.
a. Apa interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium?

10

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Jawab :
Interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan laboratorium dan darah lanjutan
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan

Rujukan

Interpretasi

Darah

Hb : 8,1 g/dl

Hb wanita dewasa : 12 16 g/dl

Anemia

Ht : 30 vol%

Ht wanita dewasa : 42 5 vol%

Rendah

Leukosit : 8000/mm3

Leukosit : 5000 10.000/mm3

normal

LED : 25 mm/jam

LED : 0 15 mm/jam

meningkat

Diff count : 0/1/20/58/20/1


RBC : 3.800.000/mm3

Diff count : 0-1/1-3/2-6/50-70/20-40/1- netrofil batang


8
rendah
RBC : 4,5 5.000.000/mm3

Darah

MCV : 70 fl

MCV : 80-100 fl

Rendah

lanjutan

MCH : 25%

MCH : 26-34 %

Rendah

MCHC : 29%

MCHC : 32-36%

Rendah

Serum feritin : 14 ug/dl

Serum feritin : >20 ug/dl

Rendah

IBC : 460 ug/dl

IBC : >350 ug/dl

Meningkat

Fe serum : 12 ug/dl

Fe serum :>50 mg/dl

Rendah

Anisositosis

Ukuran eritrosit sama

Abnormal

Hipokromik mikrositer

Normokrom, normositer

Abnormal

Poikilositosis

Bentuk eritrosit sama

Abnormal

Darah tepi

1) Hb : 8,1 g/dl, Ht: 30 vol%


eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
rendah + Ht rendah
2) LED : 25 mm/jam
Riwayat osteoatritis pelepasan sitokin radang TNF-alfa, IL-1 menstimulasi hati untuk
meningkatkan protein fase akut peningkatan ini mempercepat laju LED (pertanda adanya
inflamasi)
3) Diff count : 0/1/20/58/20/1
Riwayat osteoatritis pelepasan sitokin radang IL-8 mengaktifkan neutrofil neutrofil
meningkat

11

ANEMIA DEFISIENSI BESI


4) RBC : 3.800.000/mm3
Riwayat osteoatritis pelepasan sitokin radang TNF-alfa, IL-1 menghambat eritropoesis
jumlah eritrosit yang terbentuk sedikit

5) MCV : 70 fl
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah kompensasi sumsum tulang mengganti kekurangan
zat besi dengan mempercepat pembelahan menghasilkan eritrosit berukuran kecil mikrositik
MCV menurun
6) MCH : 25%
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah MCH rendah
7) MCHC : 29%
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
rendah + Ht rendah MCHC rendah
8) Serum feritin : 14 ug/dl
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun kadar serum feritin (cadangan) menurun
9) IBC : 460 ug/dl
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun daya ikat apoferitin terhadap Fe meningkat IBC
meningkat

12

ANEMIA DEFISIENSI BESI


10) Fe serum : 12 ug/dl
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun Fe serum menurun
11) Anisositosis, poikilositosis
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah +
terganggunya kerangka pembentuk eritrosit anisositosis dan poikilositosis
12) Hipokromik mikrositer
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
dalam eritrosit rendah pewarnaan merah pada eritrosit menurun hipokromik
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah kompensasi sumsum tulang mengganti kekurangan
zat besi dengan mempercepat pembelahan menghasilkan eritrosit berukuran kecil mikrositik
b. Bagaimana sintesis hemoglobin?
Jawab:
HEME
2 Suksinil ko-A (dari siklus asam sitrat) berikatan dengan 2 glisin membentuk molekul
pirol empat pirol bergabung membentuk protoporfirin IX kemudian bergabung
dengan besi membentuk molekul heme.
GLOBIN
(3 ekson dan 2 intronGlobin). Globin dibentuk dari gen globin yang kemudian akan
ditranskrisi, ditranslasi, dan kemudian akan dicetak sesuai dengan cetakan masing-masing.
Ada 2 rantai globin yaitu :

13

ANEMIA DEFISIENSI BESI


A. Rantai globin alfa
Pada saat embrio : zeta dan alfa
Fetus sampai dewasa : alfa
B. Rantai globin beta
Embrio : epsilon dan gamma
Fetus : gamma
Dewasa : beta dan delta
Setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang (globin), yang
disintesis oleh ribosom, membentuk suatu subunit hemoglobin. 4 jenis hemaglobin :
1) Hb embrio : 22 (alfa 2 epsilon 2)
2) Hb Fetal : 22 (alfa 2 gamma 2)
3) HbA (Hb dewasa primer) : 22 (alfa 2 beta 2)
4) HbA2 (Hb fisiologis) : 22 (alfa 2 delta 2)
c. Bagaimana metabolisme Fe?
Jawab:
(Fase Luminal) Makanan yang masuk ke lambung (HCl) besi dilepaskan dari ikatan
senyawa lain (HCl) zat besi dalam bentuk ferri (Fe3+) direduksi menjadi ferro (Fe2+)
(Fase Mukosal) ferro (Fe2+) diabsorbsi di intestinum tenue (mukosa duodenum dan
jejunum proksimal) ferro (Fe2+) melewati basal epitel intestinum memasuki kapiler
intestinum (Fase Korporeal) ferro (Fe2+) masuk ke dalam plasma/darah diikat oleh
apotransferin transferin diedarkan ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkan
transferin akan melepaskan besi pada sel RES melalui proses pinositosis (endositosis)
utilisasi zat besi dalam proses eritropoiesis (pembentukan hemoglobin) transferin dan
reseptornya digunakan kembali. Kelebihan besi akan dimasukkan secara difusi pasif
pada enterosit (epitel usus) besi diikat oleh apoferitin dan disimpan dalam bentuk feritin
sebagian besi diekskresikan bersamaan dengan pengelupasan mukosa usus.
Ringkasan:

Fase luminal: besi dalam makanan diolah dalam lambung kemudian siap diserap di
duodenum.

Fase mukosal: proses penyerapan dalam mukosa usus yang merupakan suatu proses
aktif.

Fase korporeal: meliputi proses transfortasi besi dalam sirkulasi, utilisasi besi oleh selsel yang memerlukan dan penyimpanan beso (storange) oleh tubuh.

d. Sebutkan bahan makanan yang banyak mengandung Fe?


Jawab:
Zat besi dalam makanan terdapat dalam 2 bentuk, yaitu:

14

ANEMIA DEFISIENSI BESI


1) Besi heme: terdapat dalam sumber makanan hewani (daging, ikan dan lain-lain),
tingkat absorbsinya tinggi, tidak dihambat oleh bahan penghambat sehingga
mempunyai bioavailabilitas tinggi.
2) Besi non-heme: berasal dari sumber tumbuh-tumbuhan, tingkat absorbsinya rendah,
dipengaruhi oleh bahan pemacu atau penghambat sehingga bioavailabilitasnya rendah.

Bahan pemacu absorbsi besi : meat factors dan vitamin C.

Bahan penghambat absorbsi besi : tanat/tannin, phytat dan serat (fibre).

8. Bagaimana cara menegakkan diagnosis?

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium


9. Apa saja kemungkinan penyakit yang dialami Ny. Poenim?
Anemia Defisiensi Besi
Derajat anemia
Ringan sampai berat
MCV
Menurun
MCH
Menurun
Besi serum
Menurun < 30
TIBC
Meningkat > 360
Saturasi Transferin Menurun < 15%
Besi sumsum tulang Negatif
Protoporfirin eritrosit Meningkat
Feritin serum
Menurun<20g/dl
Elektrofoesis Hb
N

Anemia Akibat Penyakit Kronik


Ringan
Menurun/N
Menurun/N
Menurun < 50
Menurun < 300
Menurun / N
Positif
Meningkat
N 20-200 g/dl
N

10. Apa saja pemeriksaan penunjang ynag dibutuhkan ?


Jawab :
1. Tes darah samar pada feses (Occult blood test)
2.

Endoskopi saluran cerna

3. Darah perifer lengkap (Hb, Ht, hitung eritrosit, leukosit, trombosit, LED dan lain-lain).
4. Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC).
5. Apusan darah tepi.
Hipokromik mikrositer : periksa besi serum.
Normokromik normositer dan makrositer : periksa retikulosit.
11. Gangguan apa yang paling mungkin terjadi?
Anemia Defisiensi Besi
12. Bagaimana penatalaksaan kasus ini secara komprehensif?
Jawab :
1) Promotif : edukasi terhadap anak-anak dari penderita yang lansia yaitu memperhatikan
keadaan orang tua dan kasih sayang

15

ANEMIA DEFISIENSI BESI


2) Preventif : konsumsi makanan yang mengandung tinggi zat besi, seperti daging merah, kerang,
hati, sayur-sayuran hijau
3) Kuratif :
a. pemberian tablet besi (ferrous sulfat) dengan dosis 3x200 mg diberikan saat perut kosong.
Jika hal ini memberikan efek samping misalkan terjadi mual,nyeri perut, konstipasi
maupun diare maka sebaiknya diberikan setelah makan/ bersamaan dengan makan atau
menggantikannya dengan preparat besi lain (ferrous gluconat).
b. Pemberian vit C 3x100mg/perhari untuk membantu penyerapan besi.
c. Pemberian ciploheparin (antihistamin) untuk meningkatkan nafsu makan
d. Pemberian OAINS untuk antiinflamasi dari osteoarthritis dan pemberian obat sitoprotektif
(lansoprazole) untuk mencegah terjadinya ulkus lambung akibat penggunaan berulang
pada pasien yang menjalani terapi OAINS jangka panjang.
4) Rehabilitatif : Jika Hb sudah normal kembali, tetap makan makanan bergizi dan tinggi protein
13. Apa yang akan terjadi jika tidak ditangani secara komprehensif?
anemia
komplikasi pada sistem kardiovaskular (dekompensasi cordis), GI (keluhan epigastrium
distres / stomatitis )
14. Bagaimana prognosis pada kasus ini?

Dubia at bonam
15. Apa kompetensi dokter umum pada kasus ini?
Tingkat kemampuan 4 mendiagnosis,melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas.
4.A. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan
penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas sesuai kompetensi yang dicapai pada saat lulus
dokter.
16. Apa pandangan islam pada kasus ini?
Jawab :
Maka makanlah binatang-binatang yang halal yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya,
jika kamu beriman kepada ayat-ayatnya. Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang
halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal Allah telah menjelaskan kepada
kamu apa-apa yang diharamkan-Nya atas kamu. (QS. Al-Anam :118-119)
Kandungannya :
Dalam surah diatas telah jelas bahwa Allah telah menyuruh manusia untuk mengkonsumsi
makanan yang berasal dari binatang-binatang halal karena makanan tersebut mengandung gizi
yang tinggi (protein hewani) yang mengandung zat tenaga serta pembangun dan zat pengatur
yang berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.

KESIMPULAN

16

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Ny. Poniem, 55 tahun mengalami mudah lelah, sering pusing, dan mata berkunang-kunang karena
menderita Anemia Defisiensi Besi akibat intake Fe inadekuat dan adanya riwayat osteoarthritis
SKEMA SINTESIS
Riwayat :
Osteoarthritis

FR : social ekonomi rendah


Intake makanan( Fe) inadekuat

Menghambat eritropoesis
Defisiensi zat besi
Jumlah eritrosit menurun

Cheilitis +
Atropi papil +
Fe serum
Feritin serum
IBC

Gangguan pembentukan hemoglobin

Hemoglobin

Mudah lelah, pusing,


mata berkunang-kunang,
pucat

MCV
MCH
MCHC

Hipokromik mikrositik,
Anisositosis
Polikilositosis

Hb
Ht
LED

17

Você também pode gostar

  • Grafik Barber Johnson Analisis
    Grafik Barber Johnson Analisis
    Documento27 páginas
    Grafik Barber Johnson Analisis
    Stacia Anastasha
    Ainda não há avaliações
  • K012181054 - Tesis 1-2
    K012181054 - Tesis 1-2
    Documento99 páginas
    K012181054 - Tesis 1-2
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Fishbone Diagram PDF
    Fishbone Diagram PDF
    Documento17 páginas
    Fishbone Diagram PDF
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Fishbone Diagram
    Fishbone Diagram
    Documento16 páginas
    Fishbone Diagram
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Lampiran - Indikator PDF
    Lampiran - Indikator PDF
    Documento51 páginas
    Lampiran - Indikator PDF
    Anne Marlina Sari
    Ainda não há avaliações
  • Sistem Pengorganisasi Rs
    Sistem Pengorganisasi Rs
    Documento14 páginas
    Sistem Pengorganisasi Rs
    Riski Septiliani
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento19 páginas
    Bab Ii
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Kontraindikasi Penggunaan LMA
    Kontraindikasi Penggunaan LMA
    Documento5 páginas
    Kontraindikasi Penggunaan LMA
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Tukak Peptikum De-Jong
    Tukak Peptikum De-Jong
    Documento1 página
    Tukak Peptikum De-Jong
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Book 3
    Book 3
    Documento1 página
    Book 3
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • DAFTAR PUSTAKA
    DAFTAR PUSTAKA
    Documento1 página
    DAFTAR PUSTAKA
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Bab V
    Bab V
    Documento1 página
    Bab V
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Pencegahan Kanker Inhealth
    Pencegahan Kanker Inhealth
    Documento25 páginas
    Pencegahan Kanker Inhealth
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Halaman Judul (Sampul Depan)
    Halaman Judul (Sampul Depan)
    Documento1 página
    Halaman Judul (Sampul Depan)
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Documento3 páginas
    Bab Iv
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento12 páginas
    Bab I
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento2 páginas
    Bab I
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Jadwal Jaga Koas Anestesi
    Jadwal Jaga Koas Anestesi
    Documento3 páginas
    Jadwal Jaga Koas Anestesi
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Syok
    Syok
    Documento4 páginas
    Syok
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Pencegahan Kanker Inhealth
    Pencegahan Kanker Inhealth
    Documento25 páginas
    Pencegahan Kanker Inhealth
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Judul Referat
    Judul Referat
    Documento1 página
    Judul Referat
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • BAB II Lapsus Polip Bari Poppy - 2
    BAB II Lapsus Polip Bari Poppy - 2
    Documento8 páginas
    BAB II Lapsus Polip Bari Poppy - 2
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Tukak Peptikum De-Jong
    Tukak Peptikum De-Jong
    Documento1 página
    Tukak Peptikum De-Jong
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Case Bari DA Pertanyaan
    Case Bari DA Pertanyaan
    Documento3 páginas
    Case Bari DA Pertanyaan
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Case Bari DA Isi
    Case Bari DA Isi
    Documento45 páginas
    Case Bari DA Isi
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Case Bari DA Isi
    Case Bari DA Isi
    Documento15 páginas
    Case Bari DA Isi
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Prinsip
    Prinsip
    Documento1 página
    Prinsip
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento1 página
    Bab I
    Monika Sari Sinum
    Ainda não há avaliações
  • Referat Sudden Death
    Referat Sudden Death
    Documento29 páginas
    Referat Sudden Death
    Tri Romini
    0% (1)