Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Ny Poniem, 55 tahun, diantar keluarga ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang sejak 2 bulan yang lalu dan bertambah 1 minggu terakhir.
2. Menurut keluarga, nafsu makan Ny Poniem berkurang sejak 1 bulan terakhir. Ny Poniem hanya
mengkonsumsi separuh porsi makanan yang biasa ia makan, hanya makan nasi dan kecap manis
tanpa lauk pauk.
3. Dua Minggu yang lalu Ny Poniem pernah dibawa berobat ke dokter Pratik umum dan dikatakan
mengalami kurang darah.
4. Menu makan harian yang biasa dikonsumsi Ny Poniem sepiring nasi setiap makan disertai lauk
seperti telur, kadang-kadang ayam dan jarang mengkonsumsi daging, sayur dan buah-buahan. Ny.
5. Poniem tinggal bersama anaknya yang bekerja sebagai buruh harian lepas. Ny. Poniem diketahui
menderita osteoarthritis sejak 1 tahun terakhir.
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :
tampak pucat, TD : 130/90 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 24x/menit, Suhu 36.8C, TB :155 cm,
BB : 60 kg
Keadaan khusus:
- Kepala
: konjungtiva pucat, Chelitis (+), atrofi papil (+)
- Leher
:JVP(5-2)cm H2O,pembesaran KGB(-)
- Thoraks
:jantung dan paru normal
- Abdomen
: datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
- Ekstremitas
: Telapak tangan dan kaki pucat, koilonekia (-)
Regio Genu Dextra : nyeri (+) dan krepitasi (+)
7. Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hb 8,1 g/dl, Leukosit 8000/mm3, LED 25 mm/jam, hitung jenis 0/1/20/58/20/1,
hematokrit 30,5 vol%, RBC 3.800.000/mm3
Pemeriksaan darah lanjutan:
MCV 70 fl, MCH 25%, MCHC 29%, serum feritin 14 ug/dl
Gambaran darah tepi :anisositosis, hipokrom mikrositer, poikilositosis.
PRIORITAS MASALAH
No. 1
mudah lelah, mata berkunang-kunang telah terjadi progresivitas (penurunan oksigenasi di
jaringan) sehinga apabila tidak segera di berikan tatalaksana secara komprehensif dengan segera
maka akan berdampak buruk pada organ-organ vital.
ANALISIS MASALAH
1. Ny Poniem, 55 tahun, diantar keluarga ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah,
seringpusing, mata berkunang-kunang sejak dua bulan yang lalu dan 1 minggu terakhir .
Pada kasus ini, kemungkinan 2 bulan yang lalu fase deplesi besi atau eritropoesis
defisiensi besi, karena asupan makanan (sumber besi) inadekuat membuat cadangan
besi kosong sehingga memperberat keadaan satu minggu terakhir
c. Apa Penyebab mudah lelah, sering pusing dan mata berkunang-kunang?
Jawab :
Mudah lelah, sering pusing dan mata berkunang-kunang anemia
Kekurangan bahan baku yang dibutuhkan sel untuk proses metabolisme (nutrien dan zat
oksidator (O2)) akibat dari tergangguanya sintesis Hb berdampak pada semua jaringan
tubuh (dalam hal ini adalah pada jaringan otot, mata)
d. Bagaimana mekanisme mudah lelah, sering pusing dan mata berkunang-kunang?
Jawab:
Riwayat osteoatritis pelepasan sitokin radang TNF-alfa, IL-1 menghambat
eritropoesis eritrosit yang terbentuk sedikit + intake makanan (sumber Fe) yang rendah
penggunaan cadangan besi tubuh cadangan besi , terus berlanjut cadangan besi
kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis pembentukan heme (protoporfirin IX +
Fe2+ ) sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb Hb
yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah pengangkutan O2 ke jaringan oleh
eritrosit rendah oksigen diutamakan ke organ vital pengangkutan ke mioglobin
rendah metabolism aerob menurun pembentukan ATP turun mudah lelah
Riwayat osteoatritis pelepasan sitokin radang TNF-alfa, IL-1 menghambat
eritropoesis eritrosit yang terbentuk sedikit + intake makanan (sumber Fe) yang rendah
penggunaan cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut
cadangan besi kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme
(protoporfirin IX + Fe2+ ) menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI)
Pembentukan Hb rendah Hb yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah
pengangkutan O2 ke jaringan oleh eritrosit rendah oksigen diutamakan ke organ
vital pengangkutan ke jaringan otak menurun gangguan pada saraf di otak +
saraf mata gangguan keseimbangan pusing dan mata berkunang
e. Apa saja dampak dari mudah lelah, sering pusing dan mata berkunang-kunang?
2
Kandungan Gizi
-
Fosfor : 96 mg
Fe : 6 mg
anemia defisiensi besi : disfagia, atropi papil lidah, stomatitis angularis, dan kuku
sendok (koilonychia)
3. Gejala penyakit dasar : gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan
anemia sangat bervariasi tergantung penyebab anemia tersebut.
Pada kasus ini, makna gejala mudah lelah, pusing, dan mata berkunang-kunang
merupakan gejala umum dari anemia.
b. Apa saja penyebab anemia?
Jawab :
Anemia secara umum dapat disebabkan oleh :
1) Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
Kerusakan sumsum tulang
2) Perdarahan
3) Hemolisis (penghancuran eritrosit sebelum waktunya)
c. Bagaimana klasifikasi derajat anemia?
Jawab:
Jika dilihat dari beratnya kekurangan besi dalam tubuh makan defisiensi besi dapat dibagi
menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1) Deplesi besi (iron depleted state): cadangan besi menurun, tetapi penyediaan besi
untuk eritropoiesis belum terganggu.
2) Eritropoiesis defisiensi besi (iron deficient erythropoiesis): cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoiesis terganggu, tetapi belum timbul anemia secara
laboratorik.
3) Anemia defisiensi besi: cadangan besi kosong disertai anemia defisiensi besi.
d. Apa saja komponen dalam darah?
Jawab:
Komponen darah terdiri dari plasma dan sel darah.
Plasma sebanyak 55% dari darah lengkap (air, elektrolit, protein darah) sebagai medium
transport, terdapat elektrolit, nutrient, zat sisa, gas, hormon, protein plasma, albumin,
globulin (alfa, beta, gamma), fibrinogen.
Sel darah sebanyak 45% dari darah lengkap
Sel darah merah (eritrosit) = 44% mengangkut O2 dan CO2
= 1%.
Pertahanan tubuh.
Hemostasis.
sel-sel
interstitial
ginjal.
Erythropoietin
akan
4.
Menu makan harian yang biasa dikonsumsi Ny Poniem sepiring nasi setiap makan
disertai lauk seperti telur, kadang-kadang ayam dan jarang mengkonsumsi daging,
sayur dan buah-buahan.
a. Apa saja yang banyak terkandung dalam daging, ayam, telur dan buah-buahan?
Jawab:
Daging, ayam dan telur : banyak mengandung protein, lemak, zat besi, vitamin B12, asam
folat dan lain-lain.
b. Apa kandungan zat gizi dalam makanan tersebut yang sangat berhubungan dengan Ny.
Hasil Pemeriksaan
Tampak pucat
TD :130/90 mmHg
Rujukan
Tidak pucat
TD 45-65 th :135-139/85 mmHg
Interpretasi
anemia
Normal
Normal
Normal
Normal
overweight
(IMT = 25)
Tampak pucat (anemia)
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (Fe) yang rendah penggunaan cadangan besi
tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong, penyediaan besi untuk
eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe2+ ) menurun sintesis globin
terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb yang rendah + jumlah eritrosit yang
rendah pengangkutan O2 ke jaringan oleh eritrosit rendah oksigen diutamakan ke organ vital
tampak pucat
overweight
bisa karena genetic, lingkungan, kebiasaan makan, dan kurangnya aktifitas fisik
b. Apa interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik keadaan khusus?
Jawab :
Pemeriksaan fisik
Hasil Pemeriksaan
Rujukan
Interpretasi
Kepala :
Konjungtiva pucat
Cheilitis (+)
Atropi papil (+)
Jantung dan paru dalam batas
Konjungtiva hiperemis
Cheilitis (-)
Atropi papil (-)
Jantung dan paru dalam batas
Abnormal
Abnormal
Abnormal
Normal
normal
normal
Thoraks
Abdomen
Datar,
lemas,
bising
normal, hepar dan lien tidak normal, hepar dan lien tidak
teraba
Ekstremitas
Regio
teraba
Telapak kaki dan tangan Abnormal
Normal
tidak pucat
Koilinikea (-)
Nyeri (-), krepitasi (-)
Abnormal
dextra
1) Konjungtiva pucat
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah pengangkutan O2 ke jaringan oleh eritrosit rendah
Hambat factor inisiasi transkripsi utama untuk sintesis heme Heme dan rantai globin yang
tersedia untuk setiap precursor RBCd Konsentrasi Hb dalam darah menurun kemampuuan
darah memngangkut oksigen menurun penyaluran oksigen ke jaringan terganggu cedera sel
papil atrofi papil
4) Telapak kaki dan tangan pucat
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah pengangkutan O2 ke jaringan oleh eritrosit rendah
oksigen diutamakan ke organ vital vasokontriksi pembuluh darah perifer telapak kaki
dan tangan pucat .
5) Nyeri dan krepitasi
Osteoartritis pelepasan mediator peradangan (sitokin) kerusakan kartilago metabolism
kondrosit meningkat pembengkakan kartilago nyeri + kerusakan sendi berlanjut. saat
dilakukan pemeriksaan krepitasi, krepitasi (+) .
7. Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hb 8,1 g/dl, Leukosit 8000/mm3, LED 25 mm/jam, hitung jenis 0/1/20/58/20/1,
hematokrit 30,5 vol%, RBC 3.800.000/mm3
Pemeriksaan darah lanjutan:
MCV 70 fl, MCH 25%, MCHC 29%, serum feritin 14 ug/dl
Gambaran darah tepi : anisositosis, hipokrom mikrositer, poikilositosis.
a. Apa interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium?
10
Rujukan
Interpretasi
Darah
Hb : 8,1 g/dl
Anemia
Ht : 30 vol%
Rendah
Leukosit : 8000/mm3
normal
LED : 25 mm/jam
LED : 0 15 mm/jam
meningkat
Darah
MCV : 70 fl
MCV : 80-100 fl
Rendah
lanjutan
MCH : 25%
MCH : 26-34 %
Rendah
MCHC : 29%
MCHC : 32-36%
Rendah
Rendah
Meningkat
Fe serum : 12 ug/dl
Rendah
Anisositosis
Abnormal
Hipokromik mikrositer
Normokrom, normositer
Abnormal
Poikilositosis
Abnormal
Darah tepi
11
5) MCV : 70 fl
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah kompensasi sumsum tulang mengganti kekurangan
zat besi dengan mempercepat pembelahan menghasilkan eritrosit berukuran kecil mikrositik
MCV menurun
6) MCH : 25%
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
yang rendah + jumlah eritrosit yang rendah MCH rendah
7) MCHC : 29%
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun pembentukan heme (protoporfirin IX + Fe 2+ )
menurun sintesis globin terganggu (dihambat oleh HRI) Pembentukan Hb rendah Hb
rendah + Ht rendah MCHC rendah
8) Serum feritin : 14 ug/dl
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun kadar serum feritin (cadangan) menurun
9) IBC : 460 ug/dl
eritrosit yang terbentuk sedikit (OA) + intake makanan (sumber Fe) yang rendah penggunaan
cadangan besi tubuh cadangan besi menurun, terus berlanjut cadangan besi kosong,
penyediaan besi untuk eritropoesis menurun daya ikat apoferitin terhadap Fe meningkat IBC
meningkat
12
13
Fase luminal: besi dalam makanan diolah dalam lambung kemudian siap diserap di
duodenum.
Fase mukosal: proses penyerapan dalam mukosa usus yang merupakan suatu proses
aktif.
Fase korporeal: meliputi proses transfortasi besi dalam sirkulasi, utilisasi besi oleh selsel yang memerlukan dan penyimpanan beso (storange) oleh tubuh.
14
3. Darah perifer lengkap (Hb, Ht, hitung eritrosit, leukosit, trombosit, LED dan lain-lain).
4. Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC).
5. Apusan darah tepi.
Hipokromik mikrositer : periksa besi serum.
Normokromik normositer dan makrositer : periksa retikulosit.
11. Gangguan apa yang paling mungkin terjadi?
Anemia Defisiensi Besi
12. Bagaimana penatalaksaan kasus ini secara komprehensif?
Jawab :
1) Promotif : edukasi terhadap anak-anak dari penderita yang lansia yaitu memperhatikan
keadaan orang tua dan kasih sayang
15
Dubia at bonam
15. Apa kompetensi dokter umum pada kasus ini?
Tingkat kemampuan 4 mendiagnosis,melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas.
4.A. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan
penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas sesuai kompetensi yang dicapai pada saat lulus
dokter.
16. Apa pandangan islam pada kasus ini?
Jawab :
Maka makanlah binatang-binatang yang halal yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya,
jika kamu beriman kepada ayat-ayatnya. Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang
halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal Allah telah menjelaskan kepada
kamu apa-apa yang diharamkan-Nya atas kamu. (QS. Al-Anam :118-119)
Kandungannya :
Dalam surah diatas telah jelas bahwa Allah telah menyuruh manusia untuk mengkonsumsi
makanan yang berasal dari binatang-binatang halal karena makanan tersebut mengandung gizi
yang tinggi (protein hewani) yang mengandung zat tenaga serta pembangun dan zat pengatur
yang berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
KESIMPULAN
16
Menghambat eritropoesis
Defisiensi zat besi
Jumlah eritrosit menurun
Cheilitis +
Atropi papil +
Fe serum
Feritin serum
IBC
Hemoglobin
MCV
MCH
MCHC
Hipokromik mikrositik,
Anisositosis
Polikilositosis
Hb
Ht
LED
17