Você está na página 1de 45

ASKEP

DIABETES MELLITUS

El Faraby, S.Kep

Definisi
Penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,

dengan tanda tanda hiperglikemia dan glukosuria,


disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut
ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya
insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer
terletak pada metabolisme karbohidrat yang
biasanya disertai juga gangguan metabolisme
lemak dan protein. ( Askandar, 2000).
Kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada
tes sewaktu >200 mg/dL. (perkeni 2006)

Gejala awalnya berhubungan dengan efek

langsung dari kadar gula darah yang tinggi.


Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180
mg/dL, maka glukosa akan dikeluarkan
melalui air kemih
Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan
membuang air tambahan untuk
mengencerkan sejumlah besar glukosa yang
hilang.
3

Kriteria Diagnostik Gula darah (mg/dL)

Bukan
Diabetes

Pra Diabetes

Diabetes

Puasa

<110

110-125

>126

Sewaktu

<110

110-199

>200

TANDA DAN GEJALA

Etiologi
Kelainan fungsi atau jumlah sel beta yg bersifat genetik
Faktor2 lingk yg merubah fungsi & integritas sel beta
Ggn sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh

autoimunitas yang disertai pembentukan sel sel


antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan
sel - sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan
kepekaan sel beta oleh virus.
Kelainan aktivitas insulin. Pada pasien obesitas, terjadi
gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat
kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada
membran sel yang responsir terhadap insulin.

Klasifikasi DM
1. IDDM = Dm type I

- ada hub familial


- sel dirusak o/ proses autoimun dan
mhslkan antibodi sel islet
- peningkatan GDP jika 80%- 90% sel m
alami kerusakan
@

2. NIDDM = Dm type II

- krn faktor genetik dan lingk.


- OBESITAS (resiko utama)
- tjd penurunan sensitivitas thd glukosa
p btkn glukosa hepatik scr kontinu
@

3. Toleransi Gula Terganggu

- konsentrasi glukosa plasma diantara nilai


normal dan nilai DM, bisa sama, bahkan >
tinggi
4. Diabetes Gestasional

- tjd jika konsumsi glukosa >> saat hamil


- resiko janin : makrosomia, IUFD
- resiko ibu : mjd DM post natal
9

5. DM type lain yg berhubungan dg penykt

pankreas, kelainan hormonal

10

Patofisiologi
1. Hiperglikemia

Insulin

Transport glukosa melewati membran sel


meningkat
Proses glikogenesis menurun
Proses glikolisis dan glukoneogenesis

Hiperglikemia
11

2. Poliuria & Polidipsi


Hiperglikemia
Hiperosmolaritas
Deurisis osmotik
Poliuria
Cairan intra sel pindah ke ekstrasel shg
dehidrasi tjd
Rasa haus meningkat
Polidipsi
12

3. Poliphagia

Glukosa dpt melewati membran sel


Sel2 kekurangan mkn
Met lemak meningkat

Nafsu mkn meningkat

Poliphagi

13

Pentalogi terapi DM
1. Diet
2. Latihan fisik
3. Penyuluhan kesehatan
4. Obat hipoglikemi
5. Cangkok pankreas

14

Diet DM
Pedoman 3 J

J1

= Jumlah kalori

Diet yg diberikan harus habis


boleh kurang / >
Penentuan kalori b dsrkan HW
RBW = BBR = BB/ TB 100 100%
Jml kalori untuk bumil Dm
( TB 100) 30 ekstra kal / hr

15

J2

Jadwal 3x makan utama dan 3x snack dg


interval 3 jam
ex : - pkl 07.00 mkn pagi
- pkl 10.00 snack
- pkl 13.00 mkn siang
- dst.

J3

= Jadwal makan

= Jenis makanan

Membatasi kalori dlm makanan atau


minuman yang dikonsumsi
16

Tujuan penggunaan diet Dm


M pbaiki kes penderita
M arahkan kes BB normal
Menormalkan p tmbuhan DM anak atau DM

anak dewasa
M prthankan glukosa darah sekitar normal
M cegah peny. Angiopati diabet
M berikan diet sesuai keadaan normal
Menarik dan mudah diterima penderita

17

Kategori RBW

Nilai RBW

Jumlah Kalori

Kurus

< 90 %

BB 40 60kal/hr

Normal

90 110 %

BB 30 kal/ hr

Gemuk

> 110 %

BB 20 kal/ hr

Obesitas

> 120 %

BB 10 15kal/hr
18

Latihan Fisik

Manfaat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

M glukosa drh dg meningkatkan met


glukosa
M kepekaan insulin
M BB dan mprtahankan BB ideal
M kadar HDL dan menurunkan kadar Tg
Mprbaiki aliran darah perifer
M stress

19

Dilakukan 1 jam stlh makan utama selama

5 15 mnt
u/ obesitas ditambah jogging pagi dan sore
sblm mandi

20

Penyuluhan Kesehatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sepintas ttg pankreas


Pengertian DM
Manifestasi hiperglikemia
Metoda u/ mengontrol hiperglikemia
( pentalogi Tx )
Edukasi ttg insulin
Info ttg apa yg hrs dilakukan ketika sakit /
melakukan perjalanan
Kpn mhubungi dokter
Px glukosa drh dan pencatatannya
Komplikasi DM
21

OAD dan Insulin

Ada 3 mcm insulin :


1.

Insulin konvensional

2.

Insulin mono komplemen ( MC )

3.

Mengandung komponen a, b dan c


ex : RI, PZI, NPH
Mengandung komponen c
ex : Actrapid, Monotard

Insulin manusia

Insulin MC mempunyai efek alergik minimal


drpd insulin konvensional
22

Ada 3 type insulin berdasarkan cara


kerjanya :
1.

Insulin kerja singkat


Onset kerja - 1 jam
Puncak kerja 2 4 jam
Lama kerja 6 8 jam
Insulin kerja cepat seringkali
digunakan oleh penderita yang
menjalani beberapa kali suntikan
setiap harinya dan disutikkan 15-20
menit sebelum makan.
23

2.

Insulin kerja sedang


Onset kerja 1 2 jam
Puncak kerja 6 12 jam
Lama kerja 18 24 jam
ex : NPH, Humulin L/N
Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari
untuk memenuhi kebutuhan selama sehari
dan dapat disuntikkan pada malam hari
untuk memenuhi kebutuhan sepanjang
malam.
24

3. Insulin kerja panjang

Onset 4 8 jam
Puncak kerja 14 - 20 jam
Lama kerja 24 36 jam
ex : PZI

25

Insulin umumnya diberikan perparenteral scr SC

atau IV ( hanya RI )
Insulin dapat disuntikkan setiap hari pd satu
daerah yg sama selama satu minggu jarak 1
inchi (mencegah lipodistrofi)
Komplikasi insulin sering terjadi saat puncak
kerja
Kadang terjadi reaksi alergi yang menyebabkan
nyeri dan rasa terbakar, diikuti kemerahan, gatal
dan pembengkakan di sekitar tempat
penyuntikan selama beberapa jam.
26

Beberapa penderita usia lanjut memerlukan

sejumlah insulin yang sama setiap harinya;


penderita lainnya perlu menyesuaikan dosis
insulinnya tergantung kepada makanan, olah
raga dan pola kadar gula darahnya.
Kebutuhan akan insulin bervariasi sesuai
dengan perubahan dalam makanan dan olah
raga.

27

Daerah Penyuntikan Insulin

28

OAD
Golongan sulfonilurea seringkali dapat

menurunkan kadar gula darah secara


adekuat pada penderita diabetes tipe II, tetapi
tidak efektif pada diabetes tipe I. Contohnya
adalah glipizid, gliburid, tolbutamid dan
klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar
gula darah dengan cara merangsang
pelepasan insulin oleh pankreas dan
meningkatkan efektivitasnya.
29

Obat lainnya, yaitu metformin, tidak

mempengaruhi pelepasan insulin tetapi


meningkatkan respon tubuh terhadap
insulinnya sendiri. Akarbose bekerja dengan
cara menunda penyerapan glukosa di dalam
usus.
Obat hipoglikemik per-oral biasanya diberikan
pada penderita diabetes tipe II jika diet dan
oleh raga gagal menurunkan kadar gula
darah dengan cukup.
30

Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu

kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita


memerlukan 2-3 kali pemberian.
Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat
mengontrol kadar gula darah dengan baik,
mungkin perlu diberikan suntikan insulin.

31

KOMPLIKASI
Pada penderita diabetes tipe 1, terjadi suatu

keadaan yang disebut dengan ketoasidosis


diabetikum. Meskipun kadar gula di dalam darah
tinggi tetapi sebagian besar sel tidak dapat
menggunakan gula tanpa insulin, sehingga sel-sel
ini mengambil energi dari sumber yang lain.
Sumber untuk energi dapat berasal dari lemak
tubuh. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton,
yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa
menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis).

32

Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum

adalah rasa haus dan berkemih yang


berlebihan, mual, muntah, lelah dan nyeri
perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan
menjadi dalam dan cepat karena tubuh
berusaha untuk memperbaiki keasaman
darah.
Bau nafas penderita tercium seperti bau
aseton. Tanpa pengobatan, ketoasidosis
diabetikum bisa berkembang menjadi koma,
kadang dalam waktu hanya beberapa jam.
33

Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin,

penderita diabetes tipe 1 bisa mengalami


ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali
penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat
infeksi, kecelakaan atau penyakit yang serius.
Penatalaksanaan dg memberikan sejumlah besar
cairan intravena dan elektrolit (natrium, kalium,
klorida, fosfat) untuk menggantikan yang hilang
melalui air kemih yang berlebihan.
Insulin diberikan melalui intravena sehingga bisa
bekerja dengan segera dan dosisnya disesuaikan.
Kadar glukosa, keton dan elektrolit darah diukur
setiap beberapa jam, sehingga pengobatan yang
diberikan bisa disesuaikan.
34

Pada DM tipe II, jika kadar gula darah sangat

tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL,


biasanya terjadi akibat infeksi atau obatobatan), maka penderita akan mengalami
dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan
kebingungan mental, pusing, kejang dan
suatu keadaan yang disebut koma
hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik.

35

Pengobatan untuk koma hiperglikemik-

hiperosmolar non-ketotik sama dengan


pengobatan untuk ketoasidosis diabetikum
yaitu diberikan cairan dan elektrolit
pengganti. Kadar gula darah harus
dikembalikan secara bertahap untuk
mencegah perpindahan cairan ke dalam otak.
Kadar gula darah cenderung lebih mudah
dikontrol dan keasaman darahnya tidak
terlalu berat.
36

Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding

pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah


menebal dan mengalami kebocoran. Akibat
penebalan ini maka aliran darah akan berkurang,
terutama yang menuju ke kulit dan saraf.
Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga
cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam
darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya
aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam
pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih
sering terjadi pada penderita diabetes.
37

Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh

darah besar (makro) bisa melukai otak, jantung, dan


pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan
pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata,
ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat
penyembuhan luka.
Penderita diabetes bisa mengalami berbagai
komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak
dikelola dengan baik. Komplikasi yang lebih sering
terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan
stroke.

38

Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa

menyebabkan gangguan penglihatan akibat


kerusakan pada retina mata (retinopati diabetikum).
Kelainan fungsi ginjal bisa menyebabkan gagal
ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah
(dialisa).
Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam
beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami
kelainan fungsi (mononeuropati), maka sebuah
lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi
lemah.

39

Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai dan kaki

mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum), maka


pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau
nyeri seperti terbakar dan kelemahan.
Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering
mengalami cedera karena penderita tidak dapat
meradakan perubahan tekanan maupun suhu.
Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa
menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan
luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam
dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya
lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.

40

41

Hipoglikemia (rendahnya kadar gula dalam darah)

juga bisa terjadi jika penderita kurang makan atau


tidak makan pada waktunya atau melakukan olah
raga yang terlalu berat tanpa makan.
Jika kadar gula darah terlalu rendah, organ pertama
yang terkena pengaruhnya adalah otak. Untuk
melindungi otak, tubuh segera mulai membuat
glukosa dari glikogen yang tersimpan di hati.
Proses ini melibatkan pelepasan epinefrin
(adrenalin), yang cenderung menyebabkan rasa
lapar, kecemasan, meningkatnya kesiagaan dan
gemetaran. Berkurangnya kadar glukosa darah ke
otak bisa menyebabkan sakit kepala
42

Oleh sebab itu, penderita diabetes harus

selalu membawa permen, gula atau tablet


glukosa untuk menghadapi serangan
hipoglikemia. Atau penderita segera minum
segelas susu, air gula atau jus buah,
sepotong kue, buah-buahan atau makanan
manis lainnya.
Penderita diabetes tipe I harus selalu
membawa glukagon, yang bisa disuntikkan
jika mereka tidak dapat memakan makanan
yang mengandung gula.
43

Gejala-gejala dari kadar gula darah

rendah:
*Rasa lapar yang timbul secara tiba-tiba
*Sakit kepala
*Kecemasan yang timbul secara tiba-tiba
*Badan gemetaran
*Berkeringat
*Bingung
*Penurunan kesadaran, koma.
44

@ SKEMA
@ ASKEP

45

Você também pode gostar