Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Ita Nuryani
Fera Widha Pratami *)
*) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang
Korespondensi : fera_wida@yahoo.co.id
ABSTRAK
Keterpaparan media informasi tentang seks merupakan salah satu masalah perilaku seks utama yang
dihadapi diindonesia. Untuk kasus yang ada pada perempuan diantaranya adalah hamil diluar nikah sebesar
0,015 %, aborsi sebesar 0,017 %.
Keterpaparan dapat diartikan sebagai keadaan dimana seorang remaja yang sudah pernah melihat video
porno. Dampaknya dapat meningkatkan dorongan seksual, menimbulkan efek kecanduan, merendahkan
martabat wanita dan ujung ujungnya nonsentrasi belajar menurun serta menjadi malas belajar, maunya hanya
bersenang senang saja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterpaparan media informasi tentang seks dengan
perilaku seks pada siswa di SMP Walisongo 02 Semarang. Penelitian ini termasuk menggunakan croos
secsional, sampel penelitian adalah remaja usia 12-15 tahun sejumlah 60 siswa. Untuk mengetahui hubungan
antara variable digunakan uji value fisher. Pengambilan data meliputi identitas responden dengan tingkat
keterpaparan dan perilaku seks dengan menggunakan form kuesioner.
Hasil penelitian menunjukan keterpaparan ringan 23 (38,3%). Tingkat keterpaparan responden
sebagian besar sedang yaitu 29 (48,3%), dan yang sering 8 (13,3%). Perilaku seks ringan yaitu 28 (46,7%).
Tingkat perilaku seks responden sebagian besar sedang yaitu 29 (48,3%), dan 13 (5,0%) dengan perilaku seks
sering. Hasil penelitian ini diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara keterpaparan media informasi
tentang seks dengan perilaku seks dan hipotesis penelitian terbukti.
Disarankan bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan penyuluhan tentang pendidikan kesehatan
reproduksi, perilaku seks, pergaulan yang sehat kepada remaja putra dan putri yaitu sejak dibangku SMP untuk
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, PMS dan lain-lain yang diakibatkan oleh perilaku seks bebas, serta
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang factor lain selain keterpaparan dan perilaku seks.
Kata Kunci
: Media Informasi,Perilaku Seks.
PENDAHULUAN
Usia remaja selain proporsinya yang cukup besar dari total jumlah penduduk
nasional, perilaku mereka cukup menyita perhatian orang tua dan masyarakat pada
umumnya. Pada usia sekitar 10-20 tahun, remaja mengalami transisi dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa tersebut, remaja mengalami berbagai
Dinamika Kebidanan
macam proses terkait dengan kesehatan reproduksi seperti menstruasi, mimpi basah,
masa pubertas, mulai tertarik lawan jenis dan berpacaran. Pada masa ini, remaja juga
mulai intensif bersosialisasi dengan sesamanya. Berkelompok (peer group) dan
mengetahui serta bahkan mencoba-coba perilaku berisiko seperti merokok,
ngobat, minum-minuman keras (miras) dan seks bebas. Lingkaran informasi dari
peer group yang terbatas serta keengganan untuk mencari tahu akibat benturan
normative membuat remaja termasuk dalam kelompok penduduk yang potensial
berisiko (Komisi Kesehatan Reproduksi Kota Semarang dan PKBI, 2008).
Seperti kutipan Boyke, 10-12% remaja di Jakarta pengetahuan seks dan
kesehatan reproduksinya sangat kurang. Hal ini mengisyaratkan pendidikan seks
bagi remaja secara intensif terutama di rumah dan di sekolah semakin penting
(BKKBN, 2006). Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa permasalahan utama
kesehatan reproduksi remaja adalah masalah perilaku, kurangnya akses pelayanan
dan kurangnya informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan, hingga
timbul anggapan yang salah misalnya tentang kehamilan yang tak mungkin terjadi
pada satu kali hubungan seksual. Semua ini berpangkal pada rendahnya pendidikan
remaja, kurang ketrampilan petugas kesehatan dalam menangani kesehatan remaja
serta kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat dan semua pihak pada
penanganan masalah kesehatan remaja ini seperti banyaknya kejadian kasus
kehamilan remaja dan masalah kesehatan reproduksi lainnya serta masalah
kenakalan remaja yang pada umumnya berakhir juga pada masalah kesehatan
reproduksi (Azwar, 2001).
Berdasarkan sumber data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang (2008)
jumlah remaja yang berusia 10-19 tahun di wilayah kota Semarang sebesar 495.351
Dinamika Kebidanan
jiwa, jumlah remaja terbanyak yaitu pada perempuan sebesar 53 %. Untuk kasus
yang ada pada perempuan diantaranya adalah hamil diluar nikah sebesar 0,015 %,
aborsi sebesar 0,017 % (DKK. Semarang, 2008).
Hasil survey yang telah dilakukan di SMP Walisongo 02 Semarang
terdapat beberapa siswa yang sudah pernah menonton film-film drama romantis dan
melakukan hubungan seksual pranikah yaitu seperti berpegangan tangan,
berpelukan, berciuman bibir. Dari survey pendahuluan, yang dilakukan kepada 22
responden terdapat 50% siswa
36,36% siswa pernah menonton video drama romantis dan 9,1% siswa lainnya tidak
pernah menonton video drama Romantis di HP maupun VCD. Pra survey ini
dilakukan pada kelas VIII karena mereka termasuk dalam fase puber, pada masa ini
yaitu usia 12-15 tahun gairah seksual sudah mencapai puncak sehingga mereka
mempunyai kecenderungan untuk melakukan perilaku seksual.
Oleh karena itu penulis merasa tertarik dengan fenomena maraknya
pergaulan bebas di kalangan remaja seperti seks diluar nikah, kehamilan diluar nikah
dan aborsi, karena permasalahan yang dihadapi berawal dari kekurang tahuan remaja
dalam menyaring informasi tentang pendidikan seks dan kesehatan reproduksi yang
jelas dan benar. Maka penulis memutuskan untuk mengambil judul Hubungan
dengan Keterpaparan Media informasi tentang seks dengan Perilaku Seks pada
Siswa di SMP Walisongo 02 Semarang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2010. Penelitian ini menggunakan
rancangan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang dalam melakukan
Dinamika Kebidanan
23
38,3
29
48,3
Sering
13,3
Total
60
100,0
Jarang
Sedang
Dinamika Kebidanan
besar para siswa memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki keterpaparan sedang mengenai
media informasi tentang.
b. Perilaku seks
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Perilaku Siswa dalam seks di SMP Walisongo 02 Semarang
tahun 2010.
Perilaku Seks
28
46,7
29
48,3
Sering
5,0
Total
60
100,0
Jarang
Sedang
Dinamika Kebidanan
Perilaku seks
Total
Keterpaparan
Ringan
Sedang
Sering
Jarang
14
60,9
39,1
23
100
Sedang
12
41,3
17
58,7
29
100
Sering
37,5
37,5
25
100
Total
29
48.3
29
48.3
3.3
60
100
41,3%
memiliki
perilaku
seks
ringan,
sedangkan
siswa
yang
Dinamika Kebidanan
PEMBAHASAN
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan
berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari
gagasan tersebut (Sukmadinata, 2003).
Tingkat status ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan, dimana dalam
memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga dengan status ekonomi
baik lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah.
Hal ini akan mempengaruhi pengetahuan kebutuhan akan informasi yang
termasuk kebutuhan sekunder (Sukmadinata, 2003).
Keterpaparan Media Informasi Tentang Seks
Hasil penelitian yang dilakukan pada 60 responden yang terdiri dari 29
responden (48,3%) mempunyai keterpaparan sedang. Hasil penelitian ini sesuai
dengan teori yang diungkapkan oleh Lukitaningsih (2006) kemajuan tehnologi
yang sebenarnya diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam berkomunikasi,
sekarang sudah banyak bertambah fungsinya, antara lain dapat untuk akses
kemedia
pornografi.
Banyak
anak-anak
dan
remaja
disekolahsekolah
menggunakan HP dan sel phone mengakses gambar atau tayangan singkat yang
porno dan merusak mental para remaja. Adapun contoh-contoh materi yang
menonjolkan seks adalah gambar atau foto wanita yang berpakaian minim atau
tidak berpakaian disampul depan atau bagian dalam majalah atau media cetak,
adegan seks didalam film-film romantis di televisi, video atau film compact disc
(DVD) dan sebagainya (BKKBN, 2005).
Dinamika Kebidanan
Film, buku dan model, semua itu faktor-faktor yang ikut mempengaruhi
remaja melakukan kegiatan seks bebas. Dampaknya tentu bisa kemana-mana
antara lain dalam memilih konsumsi tontonan di televisi yang masih berat dalam
tayangan film barat dengan budaya dan gaya hidup yang berbeda, kehidupan
dunia barat yang digambarkan dalam film atau video, menurut Boyke seringkali
menunjukkan seks bebas dikalangan remaja. Tayangan serial seperti Beverly atau
bay wath, dengan bintang-bintang yang molek dan tampan itu mudah sekali
masuk kedalam benak remaja sehingga mereka dengan amat mudah meniru gaya
hidup muda- mudi dalam film itu.(Umadi, G, 2009).
Perilaku seks
Hasil penelitian yang dilakukan dari 60 responden yang diketahui bahwa
sebagian besar 29 responden (48,3%) memiliki perilaku seks sedang, 28
responden (46,7%) memiliki perilaku seks ringan dan 3 responden (5,0%)
memiliki perilaku sering.
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adalah pengetahuan tentang
semua hal yang berhubungan kesehatan repeoduksi pada remaja. Secara umum
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja meliputi pengetahuan tentang pubertas,
perilaku remaja, gizi seimbang bagi remaja, alat reproduksi perempuan dan lakilaki, perilaku seksual remaja, kehamilan, perilaku seksual beresiko, PMS dan
HIV/AIDS, serta pentingnya kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja
(Sarwono, 2003).
Dengan terangsangnya oleh tayangan video porno remaja akhirnya
mencari pelampiasan dengan melakukan ciuman bibir (kissing), ciuman leher
(neeking), menggesekkan alat kelamin (petting), onani atau melakukan hubungan
seks (intercourse) diluar nikah dengan temannya. Semua ini akibatnya hanya
8
Dinamika Kebidanan
Dinamika Kebidanan
televisi yang masih berat dalam tayangan film barat dengan budaya dan gaya hidup
yang berbeda, kehidupan dunia barat yang digambarkan dalam film atau video,
menurut Boyke seringkali menunjukkan seks bebas dikalangan remaja. Tayangan
serial seperti Beverly atau bay wath, dengan bintang-bintang yang molek dan tampan
itu mudah sekali masuk kedalam benak remaja sehingga mereka dengan amat mudah
meniru gaya hidup muda- mudi dalam film itu.(Umadi, G. 2009).
KESIMPULAN
Sebagian besar siswa di kelas VIII SMP Walisongo 02 Semarang
berketerpaparan Media Informasi sedang yaitu sebesar 48,3%.
Siswa di kelas VIII SMP Walisongo 02 Semarang sebagian berperilaku sedang
yaitu sebanyak 48,3%.
Ada hubungan keterpaparan media informasi tentang seks dengan perilaku
seks pada siswa kelas VIII di SMP Walisongo 02 Semarang. Dengan Ha diterima dan
nilai p value 0,031 pada uji Fishers.
KEPUSTAKAAN
Alimul, A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta Salemba
Medika
Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azrul, Azwar. 2001. Naskah Lengkap Kongres Nasional VII Perinasia dan Simposium
Internasional. Semarang: Perinasia Jawa Tngah
BKKBN. 2000. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Jakarta: BKKBN
BKKBN. 2005. Buku Pegangan Kader BKR. BKKBN Provinsi Jawa Tengah
BKKBN. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: BKKBN
10
Dinamika Kebidanan
11