Você está na página 1de 15

KONSEP DIRI REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI OBESITAS

NAMA

: LELI YULIYANA

NPM

: 10501169

PEMBIMBING

: M.FAKHRURROZI,M.Psi, Psi

ABSTRAK

tubuhnya

A. Latar Belakang Masalah

dapat

ramping

dan

menghindari kegemukan atau obesitas.


Perkembangan

individu

Obesitas merupakan suatu hal yang

masa remaja merupakan masa yang

ditakuti oleh banyak remaja putri, karena

penting. Erikson ( dalam Hjelle &

dapat merusak penampilan dan citranya

Ziegler, 1992) menyebut masa ini

sebagai wanita. Yang dimaksud dengan

sebagai

dimana

kegemukan atau obesitas, yaitu kondisi

seorang remaja harus membentuk citra

dimana seseorang memiliki lemak tubuh

diri yang positif bagi dirinya dan dapat

dalam

diterima oleh orang lain.

(Kaplan,1993)

pencarian

seorang

identitas

Salah satu aspek yang menonjol

jumlah

yang

berlebih

Penelitian ini mempunyai berbagai

dalam perkembangan remaja adalah

pertanyaan penelitian yaitu:

perkembangan fisik. Memiliki tubuh

Bagaimana konsep diri remaja putri

yang ideal, ramping dan menarik adalah


impian

semua

remaja

putri.

Maka

banyak

dari

remaja

putri

yang

mengupayakan pada segala hal agar

yang mengalami obesitas?


Mengapa konsep diri subjek seperti
itu?

Tujuan Penelitian

Bentuk-bentuk Konsep Diri

Tujuan diadakan penelitian ini

a. Konsep diri negatif memiliki tiga

untuk mengetahui konsep diri remaja

dimensi yaitu pengetahuan,

putri yang mengalami obesitas dan hal-

pengharapan dan evaluasi.

hal yang mempengaruhi konsep diri

b. Konsep diri positif adalah penerimaan

subjek.

diri.

Manfaat Teoritis

Menurut

Memberikan

masukan

yang

Atwater

(1983)

konsep diri pada tingkat umum dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu

dibagi menjadi empat, yaitu :

psikologi

Tingkatan umum konsep diri

khususnya

psikologi

perkembangan dan sebagai acuan bagi

Subjective Self

penelitian

Body Image

tentang

selanjutnya,

khususnya

permasalahan-permasalahan

suatu

The Ideal Self


The Social Self

remaja dan obesitas.

Manfaat Praktis
Memberikan

informasi

dan

Aspek-aspek dalam Konsep diri

gambaran remaja putri yang mengalami

Konsep diri terdapat beberapa aspek

obesitas dalam mempersepsikan bentuk

yang dikemukakan oleh Atwater (1983)

tubuh terhadap konsep dirinya. Sehingga

yaitu:

dapat

a.Selective Perception

mengantisipasi

kecenderungan

konsep diri yang negatif.

Ketika

seseorang

pengalaman
B. Pengertian konsep diri
Konsep diri adalah gambaran

mengalami

sesuai

dengan

suatu
konsep

dirinya, individu tersebut cenderung


memberi suatu simbol atau bentuk pada

seseorang mengenai dirinya sendiri, baik

pengalaman

bersifat fisik, sosial maupun psikologis

secara penuh ke dalam alam sadar.

yang diperoleh atau timbul dalam

Pengalaman-pengalaman

interaksi dengan lingkungan sosialnya.

cocok akan diubah atau bahkan ditolak.

tersebut

dan

mengakui

yang

tidak

b. Self-esteem
Self-esteem atau penghargaan diri adalah

a.Peran Orang Tua

bagaimana seseorang merasa tentang

Ketika masih kecil, orang penting

dirinya sendiri, suatu ukuran bagaimana

bagi seorang anak adalah orang tua dan

individu

saudara-saudaranya

tersebut

menghargai

atau

yang

tinggal

mengagumi dirinya sendiri yang akan

serumah. Merekalah yang pertama-tama

berubah dari waktu ke waktu tergantung

menanggapi perilaku anak, sehingga

dari

secara

berbagai

pengaruh,

seperti

perlahan-lahan

terbentuklah

kesuksesan, sikap orang lain terhadap

konsep diri anak. Segala sanjungan,

individu tersebut, bahkan bentuk fisik.

senyumana, pujian dan penghargaan


akan menyebabkan penilaian positif

c.A Self Fulfilling Prophecy

terhadap

Pada saat seseorang membandingkan

ejekan, cemoohan dan hardikan akan

dan menilai dirinya dengan ideal-self,

menyebabkan penilaian yang negatif

individu tersebut cenderung bersikap

terhadap dirinya. Dalam hal ini Sullivan

sebagaimana

merasa

(dalam Pudjijogyanti, 1988) menjelaskan

sehingga

bahwa jika seseorang diterima orang

penghargaan dirinya digunakan sebagai

lain, dihormati dan disenangi karena

suatu bentuk ramalan pemenuhan diri

keadaan dirinya, maka individu akan

(self fulfilling prophecy).

bersikap menghormati dan menerima

terhadap

individu

diri

itu

sendiri,

diri

seseorang.

Sedangkan

dirinya. Sebaliknya, bila orang lain


selalu meremehkan, menyalahkan dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi

menolak, maka individu tidak akan

Konsep diri

menyenangi dirinya sediri.


Cara orang tua memenuhi kebutuhan

Mead

Pudjijogyanti,

fisik anak, misalnya kebutuhan makan,

1988) menyebutkan bahwa konsep diri

minum, pakaian dan tempat tinggal serta

merupakan produk sosial, yang dibentuk

kebutuhan psikologis anak seperti rasa

melalui

aman, kasih sayang, dan penerimaan,

organisasi
psikologis.

(dalam

proses

internalisasi

dan

pengalaman-pengalaman

merupakan
mempengaruhi

faktor

yang

terhadap

sangat

kepribadian

anak.

Kajian

Coopersmith

yang
(dalam

dilakukan

oleh

karena anak mempunyai model yang

Pudjijogyanti,

dapat dipercaya. Anak juga merasa

1988) tentang peranan kondisi keluarga

bahwa

dibandingkan dengan kondisi sosial yang

kedua orrang tua dalam mengahadapi

lain terhadap pembentukan konsep diri,

masalah. Tingkat kecemasan mereka

membuktikan bahwa kondisi keluarga

menjadi berkurang dan menjadi lebih

yang buruk dapat menyebabkan konsep

bersikap positif serta realistis dalam

diri yang negatif pada anak. Yang

memandang lingkungan dan dirinya.

dirinya

mendapat

dukungan

dimaksud dengan kondisi keluarga yang


buruk adalah tidak adanya keserasian
antara ayah dan ibu, orang tua yang

b.Peranan sosial

menikah lagi, sikap ibu yang tidak puas

Konsep diri terbentuk karena

dengan hubungan ayah dan anak dan

adanya interaksi seseorang dengan orang

kurangnya sikap menerima dari orang

sekitarnya.

tua terhadap anak mereka. Disamping

seseorang tentang dirinya, tidak terlepas

itu, konsep diri yang negatif pada anak

dari struktur, peran dan status sosial

dapat disebabkan pula oleh tuntutan

yang disandang orang tersebut. Struktur,

orang tua terhadap perilaku anak. Pada

peran dan status sosial merupakan gejala

umumnya, orang tua menuntut anak

yang dihasilkan dari adanya interaksi

untuk bersikap, manis, patuh, bisa

antar individu yang satu dengan individu

menyesuaikan diri dengan orang lain,

yang

berpakaian rapi dan bergaul dengan baik.

kelompok,

Konsep diri yang positif pada

kelompok

anak dapat tercipta apabila kondisi


keluarga

ditandai

antar
atau

yang

dipersepsi

individu

dengan

kelompok

dengan

Adanya struktur, peran dan status

adanya

sosial yang menyertai seluruh perilaku

integritas dan tenggang rasa yang tinggi

individu dipengaruhi oleh faktor sosial.

antar

Adanya

anggota

dengan

lain,

Apa

keluarga.

Hal

ini

faktor

sosial

terhadap

menyebabkan anak memandang orang

perkembangan konsep diri individu telah

tua sebagai figur yang berhasil atau

dibuktikan

orang tua yang dapat dipercaya dalam

Pudjijogyanti, 1988). Dijelaskan bahwa

membentuk seluruh aspek dalam dirinya,

perkembangan konsep diri tidak terlepas

oleh

Rosenberg

(dalam

dari pengaruh status sosial, agama dan


ras. Dijelaskan bahwa individu yang
berstatus

sosial

yang

tinggi

akan

Gejala-gejala Obesitas
Menurut Yulia dan Liwandaw
(1999), gejala-gejala yang timbul

mempunyai konsep diri yang lebih

pada

positif

obesitas adalah :

dibandingkan

individu

yang

berstatus sosial rendah.

remaja

yang

mengalami

a. Berat badan yang kelebihan 20 %


atau lebih dari dari berat badan

c. Belajar

yang ideal dengan umur, sex,

Konsep

diri

merupakan

produk belajar. Proses belajar ini terjadi


setiap hari dan umumnya tidak disadari
oleh

individu.

Belajar

disini

bisa

diartikan sebagai perubahan psikologis

tinggi badan, dan ukuran bentuk


tubuh.
b. Sesak nafas bila sedikit bekerja
secara fisik.
Adapun

gejala

lain

yang

yang relatif permanen yang terjadi

ditimbulkan oleh obesitas adalah

sebagai konsekuensi dari pengalaman

gejala klinis, seperti lelah, pusing,

(Hillgard & Bower dalam Retnaningsih

sakit dada, atau sesak napas. Gejala

& Ritandiyono, 1996). Seorang anak

klinis ini jika tidak diobati bisa

yang pendek, melalui pengalamannya

mengganggu organ tubuh lainnya.

dipanggil udang oleh teman-temannya,

Gejala klinis lain yang mungkin

akan tahu bahwa pendek bukanlah sifat

muncul adalah kadar lemak atau

yang dihargai (paling tidak bagi anak

kolesterol

laki-laki) dan oleh karena itu meragukan

penyempitan pembuluh darah di

dirinya.

jantung dan otak, diabetes mellitus

darah

yang

tinggi,

(kencing manis), impotensi, ejakulasi


dini

menstruasi

Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat
badan

dari

diakibatkan

ukuran
penimbunan

pada

ideal
lemak

dapat membahayakan individu.

yang
dan

pria,

dan

pada

(www.republika.co.id).

problem
wanita

Faktor-faktor

Yang

Menyebabkan

WHO menetapkan suatu pengukuran

Obesitas
Menurut
obesitas

kriteria sendiri-sendiri. Oleh karena itu,

dapat

Coleman

(1984)

disebabkan

beberapa

atau klasifikasi obesitas yang tidak


bergantung pada bias-bias kebudayaan.

faktor, adalah:

Metode yang paling berguna dan

a. Faktor Biologis

banyak

Sebagian orang memiliki kegemaran

tingkat obesitas adalah BMI (Body Mass

mengkonsumsi makanan tinggi kalori

Index),

tanpa pelepasan yang signifikan, akan

membagi berat badan (kg) dengan

lebih mudah memiliki masalah dengan

kuadrat dari tinggi badan (meter). Nilai

berat badan yang yang berlebih.

BMI yang didapat tidak tergantung pada

b. Faktor Psikososial

umur dan jenis kelamin.

digunakan

yang

untuk

didapat

mengukur

dengan

cara

Dalam banyak kasus kunci utama dari

Berat Badan (Kg)

kebiasaan makan dalam porsi yang

Indeks Masa Tubuh = ---------------------

Beberapa

Tinggi Badan (m2)

keluarga beranggapan bayi yang gemuk

Keterbatasan BMI adalah tidak dapat

adalah bayi yang sehat, sehingga orang

digunakan bagi:

tua mengusahakan agar anak tersebut

a.Anak-anak

banyak

dalam

keluarga.

yang

dalam

masa

pertumbuhan

makan lebih banyak.


c. Faktor Sosio kultural

b.Wanita hamil

Perbedaan budaya memiliki perbedaan

c.Orang-orang yang sangat berotot

konsep mengenai kecantikan. Ada yang

BMI dapat digunakan untuk menentukan

menganggap kurus adalah simbol cantik

seberapa besar seseorang dapat terkena

atau indah. Sedangkan bagi beberapa

resiko penyakit tertentu yang disebabkan

budaya tubuh yang gemuk adalah simbol

karena

kecantikan, kekayaan dan kekuasaan.

dikatakan

berat

badannya.

obese

dan

Seseorang

membutuhkan

pengobatan bila mempunyai BMI diatas


30, dengan kata lain orang tersebut

Pengukuran Obesitas
Istilah normal, overweight, dan
obese

dapat

berbeda-beda,

masing-

masing negara dan budaya mempunyai

memiliki kelebihan BB sebanyak 20%


(www.obesitas.web.id).

Dampak dari Obesitas

Ciri-ciri Remaja Putri yang Obesitas

Menurut Vivi (2004) dampak


obesitas dapat terjadi dalam jangka
panjang

maupun

jangka

pendek,

Dari

penelitian-penelitian

mengenai orang-orang yang mengalami

misalnya :

obesitas yang telah dilakukan oleh

a. Gangguan psikososial, rasa rendah

beberapa tokoh, maka dapat dihasilkan

diri, depresif dan menarik diri dari

beberapa

lingkungan. Hal ini karena anak

dikaitkan dengan orang yang mengalami

obesitas

obesitas antara lain, menurut Sarwono

sering

menjadi

korban

karakteristik

bahan olok-olokan teman main dan

(dalam Marlina, 1997):

teman sekolah. Dapat pula karena

a.Keterampilan Sosial

untuk

ketidakmampuan
melaksanakan

suatu

tugas

Orang

yang

yang

obesitas

sering

dipandang

atau

sebagai orang orang-orang yang

kegiatan terutama olahraga akibat

memiliki keterampilan sosial yang

adanya hambatan pergerakan oleh

rendah.

obesitasnya.
b. Pertumbuhan fisik atau linier yang

b.Kontrol Diri

lebih cepat dan usia tulang yang

Menyatakan

lebih

yang obesitas dinilai sebagai orang

lanjut

dibanding

usia

biologinya.
c. Masalah ortopedi akibat beban tubuh

bahwa

orang-orang

yang memiliki kontrol diri yang


rendah.

yang terlalu berat.


d. Gangguan pernafasan seperti infeksi

c.Tingkat Kepercayaan Diri

saluran nafas, tidur ngorok, sering

Orang yang obesitas

cenderung

mengantuk siang hari.

memiliki

diri

e. Gangguan endokrin seperti menars


lebih cepat terjadi.

kepercayaan

yang

rendah dari pada orang-orang yang


memiliki tubuh ideal.

d.Penampilan Fisik dan Wajah


Kebanyakan
bahwa

orang

seseorang

saat

beranggapan
yang

ia

mengalami

kematangan

seksual.

obesitas

b. Individu mengalami perkembangan

biasanya juga memiliki wajah serta

psikologis dan pola identifikasi dari

penampilan fisik yang tidak menarik.

kanak-kanak menjadi dewasa.

e. Tingkat Keterampilan

c.

Terjadi

pengalihan

dari

Orang-orang yang obesitas biasanya

ketergantungan sosial ekonomi yang

lamban

penuh kepada keadaan yang relatif

dalam

melakukan

suatu

kegiatan yang berhubungan dengan

lebih mandiri.

kan
gerak tubuh, sehingga diasumsiRemaja

adalah masa transisi dari masa

bahwa

obesitas

kanak-kanak menuju masa dewasa

cenderung kurang terampil dan tidak

dalam aspek biologis, kognitif dan

cekatan dalam melakukan sesuatu.

emosional serta mempunyai usia 12

orang

yang

tahun sampai awal 22 tahun.


f. Dalam Mendapatkan Teman Kencan
Orang yang obesitas biasanya sulit
mendapatkan

teman

kencan.

Kebanyakan orang lebih tertarik


memilih

teman

kencan

yang

Gambaran Konsep Diri Remaja Putri


yang Mengalami Obesitas
Perkembangan seorang individu

memiliki bentuk tubuh ideal daripada

dimulai

yang memiliki bentuk tubuh gemuk.

sebagian orang, masa remaja merupakan

pada

masa

remaja.

Bagi

masa yang penting dalam hidupnya.


Pada masa ini individu tidak lagi

Pengertian Remaja
Pada

tahun

1974

WHO

termasuk anak-anak, namun tidak pula

(Muangman, dalam Sarwono, 1989)

termasuk

memberikan

yang

dikatakan Erikson (dalam Hjelle &

bersifat konseptual dan mengandung tiga

Ziegler, 1992) masa remaja adalah masa

kriteria, yaitu :

pencarian

a. Individu berkembang dari saat ia

remaja harus membentuk citra diri yang

pertama kali menunjukkan tanda-

positif bagi dirinya dan dapat diterima

tanda seksual sekundernya sampai

oleh orang lain.

definisi

remaja

dewasa.

identitas

Seperti

dimana

yang

seorang

Tugas-tugas perkembangan pada

atau kegemukan adalah kondisi dimana

remaja bermacam-macam, salah satu

seseorang memiliki lemak tubuh dalam

aspek yang cukup menonjol adalah

jumlah

perkembangan fisik yang akan terus

asupan makanan yang memiliki kadar

berlanjut hingga mencapai kematangan.

karbohidrat dan lemak yang memilki

Penerimaan dan penolakan terhadap

kadar yang dibutuhkan oleh tubuh maka

perkembangan fisik sangat dipengaruhi

dapat menyebabkan kondisi obesitas.

oleh

tersebut

Obesitas itu sendiri memiliki efek

memahami dirinya. Pada remaja putri

terhadap diri seoorang remaja putri

khususnya, perubahan fisik akan lebih

dalam berinteraksi dengan lingkungan

terlihat sehingga diperlukan pemahaman

sosialnya.

bagaimana

remaja

yang

berlebih.

Banyaknya

yang sehat terhadap dirinya sendiri.

Remaja putri yang mengalami

Seperti yang dikatakan Brook (dalam

obesitas memiliki pandangan berbeda-

Ritandiyono

&

beda terhadap dirinya. Kehidupan sosial

mengatakan

bahwa

Retnaningsih,1996)
konsep

diri

dan interaksi dengan orang lain akan

merupakan persepsi mengenai dirinya

mempengaruhi

bagaimana

seorang

sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial

remaja

mengalami

obesitas

maupun

psikologis

memahami dan mempersepsikan dirinya.

melaui

pengalaman

yang

diperoleh

individu

putri

dalam

Konsep diri pada remaja putri yang

interaksi dengan orang lain. Bagi remaja

mengalami obesitas akan mempengaruhi

penilaian kelompok merupakan faktor

bagaimana ia memandang dan menerima

penting dalam kehidupannya. Respon

kondisi fisiknya. Pada remaja putri yang

tersebut akan menjadi dasar bagi seorang

memiliki

remaja dalam memberikan gambaran

mengalami kecemasan dan perasaan

tentang dirinya.

tidak nyaman akan penampilan fisiknya,

Obesitas merupakan suatu hal yang

namun

konsep

jika

diri

remaja

negatif

putri

akan

tersebut

banyak terjadi pada remaja putri, karena

memiliki konsep diri yang positif maka

sangat mudahnya mereka mendapatkan

penerimaan terhadap dirinya pun dapat

menu makanan yang memiliki kadar

secara apa adanya tanpa harus merasa

karbohidrat dan lemak yang tinggi.

cemas dan bersalah terhadap keadaan

Menurut Kaplan dkk (1993) obesitas

fisiknya.

C. Pendekatan Penelitian
Pendekatan

yang

Kolektif
digunakan

Adalah suatu kasus instrumental

dalam penelitian ini adalah pendekatan

yang memperluas sehingga mencakup

kualitatif yang berbentuk studi kasus.

beberapa kasus tujuannya adalah untuk

Studi kasus itu sendiri ialah studi yang

mempelajari penomena atau populasi

mempelajari fenomena khusus yang

atau kondisi umum dengan

hadir dalam suatu konteks yang dibatasi

mendalam.

dan kasus ini dapat berupa individu,


peran,

kelompok

kecil,

lebih

Dalam penelitian ini, peneliti

organisasi,

memilih dan menggunakan tipe studi

komunikasi atau bahkan suatu bangsa

kasus instrinsik, dimana dalam studi

(Poerwandari,1998).

kasus ini penelitian ditujukan untuk

Poerwandari
mengemukakan

bahwa

(1998)

memahami secara utuh suatu kasus tanpa

karakteristik

harus dimaksud untuk menghasilkan

studi kasus terdiri dari tiga tipe, yaitu :

konsep-konsep

teori

ataupun

tanpa

upaya menggeneralisasi.
Intrinstik
Adalah penelitian yang dilakukan
karena ketertarikan atau kepedulian pada
suatu

kasus

khusus.

Penelitian

Karakteristik Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah
remaja putri yang berusia 18 21 tahun

digunakan untuk memahami secara utuh

dan mengalami obesitas.

kasus tersebut tanpa harus dimaksud

Jumlah Subjek

untuk menghasilkan konsep-konsep teori

Jumlah

subjek

dalam

penelitian

ataupun tanpa upaya menggeneralisasi.

kualitatif tidak mengarah pada jumlah

Instrumental

besar, melainkan pada kasus-kasus yang

Adalah penelitian pada kasus


unik

tertentu,

dilakukan

sesuai dengan masalah penlitian, tidak

untuk

ditentukan secara kaku dari awal, dapat

memahami isu dengan lebih baik, juga

terjadi perubahan dalam jumlah dan

untuk mengembangkan dan memperluas

karakteristik

teori.

perkembangan

sample
yang

terjadi

sesuai
selama

penelitian berlangsung dan diarahkan


pada kecocokan konteks (Sarantakos

dalam

Poerwandari,

1998).

Jumlah

dimana dalam jenis wawancara ini

subjek pada penelitian ini adalah satu

peneliti diharuskan untuk membuat garis

orang subjek.

besar pokok pertanyaan-pertanyaan yang


akan diajukan dalam proses wawancara
yang berguna sebagai panduan dalam

Tahap-tahap Penelitian
Tahap persiapan dan pelaksanaan

mengajukan pertanyaan. Tetapi dalam

yang akan dilakukan dalam penelitian ini

proses

meliputi beberapa tahapan, yaitu : tahap

diajukan tidak perlu berurut hal ini

persiapan, tahap pelaksanaan.

berguna

wawancara

untuk

pertanyaan

yang

meminimalisasikan

bentuk kekuatan yang mungkin dapat


terjadi diantara dua pihak, yang mana

Teknik Pengumpulan Data


Alat

yang

dipakai

untuk

dalam proses wawancara berlangsung

mengumpulkan data tersebut adalah

tidak harus terikat dengan panduan serta

wawancara dan observasi, yaitu :

dapat

Definisi Wawancara

nyaman, rileks atau santai sekaligus

Wawancara adalah percakapan

suasana

yang

dapat menyesuaikan pertanyaan dengan

dengan maksud tertentu yang melibatkan

konteks

dua

pihak,

menciptakan

aktual

saat

wawancara

yaitu

pewawancara

berlangsung bahkan dapat menghasilkan

yang

mengajukan

berbagai bentuk pertanyaan yang lebih

diwawancarai

kompleks, panduan itu sendiri dibuat

(interviewee) yang memberikan jawaban

hanya untuk menjaga agar pokok-pokok

atas pertanyaan (Moleong, 1990).

yang ingin digali tercakup seluruhnya.

.Jenis-jenis Wawancara

Definisi Observasi

(interviewer)
pertanyaan

dan

Menurut

yang

Sarwono

(dalam

Observasi

adalah

metode

yang

Poerwandari, 1998) ada beberapa jenis-

dilakukan dengan cara mengamati. Jadi

jenis wawancara terdiri dari empat yaitu:

peneliti

wawancara bebas, wawancara terarah,

mengamati perilaku dan sikap subjek,

wawancara terbuka, wawancara tertutup.

lingkungan subjek, performance subjek,

Dalam

studi

menggunakan

kasus

harus

dengan

teliti

dalam

ini

peneliti

setting

wawancara

terbuka

wawancara dan tempat tinggal subjek.

atau

tempat

dilakukannya

Semua

dari

hasil

observasi

dapat

terhadap data yang telah diperoleh.

digunakan untuk bahan pertimbangan

Teknik triangulasi yang paling banyak

dan keakuratan data yang didapat dari

digunakan ialah pemeriksaan sumber

hasil wawancara (dalam Poerwandari,

lainnya. Menurut Banzin (dalam Yin,

1998).

1994)

Jenis-jenis Observasi

triangulasi sebagai teknik pemeriksaan

membedakan

empat

macam

Menurut Hasan (2000) observasi

yang memanfaatkan penggunaan sumber

dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,

(subjek penelitian), metode penelitian,

yaitu observasi partisipan dan observasi

dan teori. Menurut Patton (dalam Yin,

non partisipan.

1994)

mengajukan

empat

kriteria

keabsahan dan keajegan yang diperlukan


dalam suatu penelitian kualitatif, yaitu

Alat Bantu Pengumpulan Data


Menurut

Poerwandari

(1998)

peneliti berperan besar dalam seluruh

keabsahan konstruk, keabsahan internal,


keabsahan eksternal, dan keajegan.

proses penelitian, mulai dari memilih


topik, mendekati topik, mengumpulkan
data

hingga

dan

Adapun proses analisis data yang

menginterpretasikannya.

Dalam

dilakukan dalam penelitian ini akan

pengumpulan

penulis

dianalisa dengan teknik data kualitatif

menggunakan

menganalisis

Teknik Analisis Data

data-data,
alat

bantu

pedoman

yang

diajukan

oleh

Marshall

dan

wawancara, pedoman observasi dan alat

Rosman (1989) dan dalam melakukan

perekam.

analisanya terdapat beberapa tahapan


yang

Keabsahan dan Keajegan Penelitian


Untuk mendukung apakah keabsahan

harus

mengorganisasi

dilakukan,

yaitu:

data,mengelompokkan

berdasarkan kategori, tema dan pola

dari penelitian ini harus menggunakan

jawaban,

cara

adalah

permasalahan yang ada terhadap data,

teknik pemeriksaan keabsahan data yang

mencari alternatif penjelasan bagi data,

memanfaatkan sesuatu yang lain dari

menulis hasil penelitian.

triangulasi.

Triangulasi

luar data yang diperoleh untuk keperluan


pengecekan atau sebagai pembanding

menguji

asumsi

atau

D. Hasil dan Analisis data

Mampu

membentuk

pencitraan

yang positif

Jenis-jenis Konsep Diri Subjek

Memiliki rasa percaya diri yang

Memiliki bakat dan kemampuan


yang baik

rendah terhadap lingkungan baru dan


kondisi fisik

Pembahasan

Putus asa terhadap permasalahan

Memiliki

keinginan

merubah

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

tampilan fisik

konsep diri subjek adalah:

Optimis

Faktor belajar

Merasa memiliki kelebihan pribadi

Faktor orang tua

Supel dalam pergaulan

Faktor sosial

Pembahasan
Hasil
bahwa

penelitian

subjek

menunjukkan

cenderung

memiliki

konsep diri yang positif.

Subjek:
Yakin

Hasil penelitian ini menunjukkan


bahwa subjek cenderung memiliki

Ciri-ciri Konsep Diri yang di miliki

E. Kesimpulan

konsep diri yang positif yang di


pengaruhi oleh factor belajar,orang tua

akan

kemampuan

untuk

dan social

mengatasi masalah

Saran

Merasa setara dengan orang lain

Kepada subjek disarankan untuk

Menerima pujian tanpa rasa malu

meningkatkan mengoptimalkan bakat

Menyadari setiap orang memiliki

dan kemampuannya dan menanamkan

perasaan yan tidak seluruhnya di

kepercayaan diri serta membentuk

setujui oleh masyarakat

persepsi yang positif terhadap kondisi

Mampu memperbaiki diri

fisiknya.

Mampu menerima dan memahami


kenyataan tentang dirinya

Dapat menerima dirinya apa adanya


Dapat menerima orang lain

DAFTAR PUSTAKA

Atwater, E. (1983). Adolescence. New Jersey: Prentice Hall


Atwater, E.,& Duffy,K.G.(1999). Psychology for living : Adjustment,growth,and
behavior today (6th ed). Pretice-Hall,inc: New Jersey
Chaplin, J.P. (1999). Kamus lengkap psikologi (Edisi Bahasa Indonesia). Alih Bahasa:
Kartini Kartono. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Coleman, J.C. (1984). Abnormal psychology and modern life. Illionis: Scott, Foresman
and Company
Dariyo, A. (2003). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta : PT. Gramedia
Dariyo, A. (2004). Psikologi perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia
Haditono, S.R., Knoers, A.M.P & Monks, F.J. (2002). Psikologi perkembangan :
pengantar dalam perbagai bagiannnya. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas
Indonesia
Hasan. (2000). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Hjelle, L.A & Ziegler, D.J. (1992). Personality theories : Basic assumption research and
application (3rd ed). London: McGraw-Hill
Hoffman, L., Paris,S. & Hall, E. (1994). Developmental psychology today (6th ed).
New York: Mc Graw-Hill,Inc.
Kaplan, R.M., Sallis, J.F.,Patterson, T.L. (1993). Health and human behavior. New York:
McGrow-Hill
Marlina.(1997). Hubungan kesenjangan diri dengan kepuasan citra tubuh pada wanita.
Skripsi (tidak diterbitkan) Depok : Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Moleong, L.J. (1990). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Monks, F.J, Knoers, A.M.P & Haditono.S.R. (2001). Psikologi perkembangan :
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Mukhtar & Sulistianingsih. (2001). Konsep diri remaja. Jakarta: PT Rakasta Semesta
Muntais, S. (2005). Obesitas dan permasalahannya. hhtp://www.republika.co.id

Papalia, D.E. (1998). Human development (7thed). New York:McGraw-Hill


Patton, M.Q. (1990). Qualitative evalution and research methods. New Bury Park: Sage
Publication
Poerwandari, E.K. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta:
Universitas Indonesia
Pudjijogyanti, C. (1988). Konsep diri dalam pendidikan. Jakarta: Arcan
Rice, F.P. (1990). The Adolescent (6th ed). Boston: Allyn & Bacon Inc
Ritandiyono & Retnaningsih. (1996). Aktualisasi diri. Jakarta: Universitas Gunadarma
Press
Roche. (2000). Obesitas. hhtp://www.obesitas.web.id
Santrock,J.W. (1990). Adolescence (4th ed). USA:Brown Publisher
Sarafino, E.P. (1990). Health psychology:bBiopsychosocial interactions. New York: John
Wiley & Sons Inc
Sarwono, S.W. (1989). Psikologi remaja (edisi Revisi). PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Siagian.A.(2004). Hubungan sarapan dan obesitas. http://www.kompas.com
Susilowindradini,S.W. (1994). Psikologi perkembangan (masa remaja). Surabaya :
Usaha Nasional
Taylor, S.E.(1995). Health psychology. (3 rd Ed). New York: McGraw-Hill Inc
Vivi,J.(2004). Obesitas pada anak. http://www.sinarharapan.co.id/
Warga , R.G. (1983). Personal awareness: A psychology of adjustment. Boston:
Houghton Mifflin Company
Willis, S.S.(1994). Problem remaja dan pemecahannya. Bandung:Angkasa
Yin, K.R. (1994). Case study research : design and methods (2th ed). California: Sage
Publications Inc
Yulia, H.T., & Liwandaw, H. (1999). Kesehatan keluarga. Jakarta: PT Mediprom

Você também pode gostar