Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABORTUS INKOMPLET
Disusun Oleh
Nama
Stase
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
RSUP SOEDONO
MADIUN
2012
Nama
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Nama Suami
Umur Suami
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
: Ny. S
: 34 tahun
: SMA
: Ibu Rumah Tangga
: Tn. K
: 34 tahun
: SMK
: Petani
: ISLAM
: Karangsono RT 2/1, Kwadungan, Ngawi
Masuk
: 16 Agustus 2012
Keluar
: 17 Agustus 2012
III. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
3. Jumlah anak
4. KB
: (-)
: (-)
7. Penyakit keluarga
: Hipertensi
Keadaan umum baik, Tensi 130/80, Nadi 88 x/menit, RR 18 x/mnt, Suhu 36,5C
V. Perjalanan penyakit atau Follow Up
1. Tanggal 16 Desember 2011
S : Pasien baru datang sendiri oleh karena keluar darah dari kemaluan pukul 15.50.
P0-0, ATK (-). Menikah 3 bulan.
HPHT = 9 Oktober 2011.
UK
= 10/11 minggu
O : STATUS UMUM
KU : Baik, GCS 4-5-6
A-, I -, C- , DTekanan darah : 130/80, Nadi : 88 kali/menit, RR : 18 kali/menit, Suhu:36,30 C
STATUS GINEKOLOGI
V/V
CU
: menonjol (-)
A : Abortus Inkomplet
P : KIE, IC pro kuretase + PA
2. Tanggal 17 Desember 2011, pukul 00.25
Telah dilakukan kuretase.
Sonde no. 9, AF
Valium 10 gr
Jaringan di PA
Tx : drip piton 2 amp dalam RL sampai dengan 2 jam post kuretase
3. Tanggal 17 Desember 2011 02.30
S : Keluhan (-)
3
O : STATUS UMUM
KU : Baik, GCS 456 - CM
A-, I -, C- , DT : 120/70, N : 88 x/menit, RR : 18 x/mnt, t ax: 36 0C
STG: V/V flux (-)
A : 2 jam Post kuretase
P:
V. PEMBAHASAN
ABORTUS INKOMPLET
A. Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Sebagai batasan adalah kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram.
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan
abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut abortus provokatus.
Abortus provokatus dibagi menjadi 2 kelompok yaitu abortus provokatus medisinalis
dan abortus provokatus kriminalis.
Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi berulang tiga kali secara
berturut-turut. Kejadiannya sekitar 3-5%.
Abortus inkomplet adalah abortus dimana sebagian hasil konsepsi masih
berada di dalam uterus atau perdarahan pervaginam yang intens dan disertai nyeri
perut. Os servikalis mungkin terbuka dengan sebagian hasil konsepsi yang masih
terdapat didalam uterus.
Kejadian abortus sangat rentan terjadi pada trimester pertama kehamilan (12
minggu awal kehamilan). Selain itu juga dipengaruhi oleh usia ibu dimana usia 35
tahun merupakan usia resiko tinggi mengalami kejadian abortus.
B. Etiologi
Etiologi abortus spontan sendiri biasanya tidak teridentifikasi, tapi ada
beberapa hal yang dapat menyebabkan kejadian ini.
Penyebab keguguran pada trimester pertama dan kedua:
o Abnormalitas kromosom ditemukan pada lebih dari 75% fetus yang keguguran
pada trimester pertama.
o Angka abnormalitas kromosom meningkat seiring peningkatan usia ibu, dan
semakin meningkat setelah berusia 35 tahun.
o Trisomi kromosom, dimana trisomi 16 terjadi pada sepertiga abnormalitas
pada awal kehamilan.
Hipertensi berat.
Penyakit ginjal.
Trauma
Faktor eksogen:
o Alkohol
o Tembakau
6
Faktor anatomi: faktor anatomi congenital atau dapatan dilaporkan terjadi pada
10-15% wanita yang mengalami abortus spontan berulang.
o Lesi anatomi congenital seperti duktus mullerian anomali (contohnya: septate
uterus). Lesi duktus mullerian anomaly ditemukan pada abortus trimester
kedua kehamilan.
o Anomali arteri uterine yang mengganggu vaskularisasi.
o
Faktor endokrin:
o Faktor endokrin berpotensi menyebabkan abortus berulang sekitar 10-20%
kasus.
o Insufisiensi fase luteal (abnormalitas fungsi korpus luteum dengan insufisiensi
produksi progesterone) merupakan penyebab tersering dari faktor endokrin
yang menyebabkan abortus spontan.
o Hipotiroidisme, hipoprolaktinemi, control gula darah yang buruk dan
sindroma polikistik juga berperan dalam abortus spontan.
Faktor infeksi:
o Faktor infeksi ditemukan pada 5% kasus
o Bakteri, virus, parasit, jamur, dan infeksi lainnya berkaitan dengan abortus
berulang
Faktor imun
o Faktor imun berperan dalam 60% kejadian abortus spontan.
7
o Embrio dan trophoblast tetap dianggap sebagai benda asing oleh sistem imun
ibu.
C. Tanda dan gejala
Pasien dengan abortus spontan biasanya datang dengan keluhan perdarahan
pervaginam dan nyeri perut.
Perdarahan pervaginam bervariasi mulai dari perdarahan bercak atau flek sampai
perdarahan yang mengancam nyawa. Pedarahan yang banyak pada trimester
pertama, apalagi disertai dengan nyeri perut, sangat berasosiasi dengan
peningkatan resiko abortus.
Nyeri perut terletak pada lokasi suprapubik atau pada kuadran bawah abdomen.
Harus diketahui juga riwayat menstruasi terakhir pasien untuk memperkirakan usia
kehamilan, riwayat abortus sebelumnya dan kelainan perdarahan yang pernah diderita
pasien.
Pada pemeriksaan pelvis harus fokus pada asal perdarahan dan akan didapatkan
tanda-tanda yaitu:
Pada pemeriksaan pelvis, hasil konsepsi sebagian terdapat diuterus, mungkin saja
sudah keluar dari os external, atau mungkin terdapat didalam vagina. Perdarah dan
nyeri perut akan tetap ada.
Test B-HCG
D. Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan pasien abortus inkomplet adalah:
kecepatan 1 liter dalam 15-20 menit (biasanya memerlukan 1-3 liter cairan
infus untuk menstabilkan pasien shok)
o Obat-obatan: antibiotik spektrum luas sebainya diberikan i.v atau i.m, anti
tenanus sebaiknya diberikan jika tidak mengerti riwayat vaksinasi.
Manajemen perdarahan
Waktu merupakan hal kritis dalam manajemen perdarahan berat pervaginam,
penundaan pemberian cairan atau darah bisa menyebabkan kematian pada ibu.
Adapun tahap-tahap penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:
o Manajemen shok
o Identifikasi asal perdarahan: perawatan definitive perdarahan berat pervagina
memerlukan penilaian semua kemungkinan sumber perdarahan baik dengan
visualisasi maupun tes diagnostik. Sumber perdarahan yang paling mungkin
adalah plasenta yang berkaitan dengan konsepsi yang tertinggal, laserasi
traktus genital dan servikal, cedera intra abdomen (yang akan dijelaskan nanti)
o Penanganan uterus: jika sisa konsepsi yang menyebabkan perdarahan, maka
uterus harus ditangani untuk menghentikan perdarahan. Metode yang dipilih
untuk menangani uterus berdasarkan pada ukuran uterus dari hari pertama haid
terakhir. Metode yang dipakai untuk trimester pertama (kurang dari 12
minggu) adalah:
10
Penanganan uterus dengan vakum aspirasi akan sangat bermanfaat jika ukuran
uterus lebih dari sama dengan 14 minggu dari HPHT
o Memperbaiki laserasi servikal atau genital, laserasi yang menyebabkan
perdarahan harus dijahit.
Manajemen shok
Merujuk.
Pada
situasi
dimana
staff
bedah
dan
alat-alat
tidak
Manejemen sepsis
o Tanda-tanda dari sepsis adalah:
Demam
11
Distended abdomen
nyeri perut
flu-like symptoms
Infeksi yang muncul setelah aborsi biasanya berkaitan dengan sisa hasil konsepsi
yang tertinggal. Jika infeksi berat dan telah menyebar ke uterus atau jika
septicemia telah muncul maka penanganan pasien adalah:
o Manajemen shok
o Identifikasi sumber infeksi. Penatalaksanaan definitif terhadap sumber infeksi
dapat menyelamatkan nyawa pasien. Sumber infeksi yang paling sering adalah
sisa hasil konsepsi. Bagaimanapun, sumber infeksi biasanya lebih dari satu
sumber. Sumber infeksi lain yang sebaiknya disadari adalah cedera intra
abdominal, abses pelvis, peritonitis, gas gangrene atau tetanus. Sumber infeksi
harus diobati. Jika terpasang IUD, sebaiknya harus dilepas.
o Pemilihan antibiotik. Jika lebih dari satu infeksi bakteri, kombinasi antibiotik
sebaiknya diberikan. Regimen yang berguna:
12
13