Você está na página 1de 10

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
Tegangan 15 febuary
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
Arus
Bolak-
2010
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Balik
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
By :M. Tegar Arie
Pamungkaz Tugas
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
Kelas : X.TI
Sekolah
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
Teori Arus Bolak Balik

Osiloskop = mengukur tegangan max


E=Emax. Sin .t
Eefektif = yang diukur oleh voltmeter
Emax = yang belum terukur
Epp = dari puncak ke puncak
ω = frekwensi anguler
t = waktu
Vmax = tegangan maksimum
Imax = Arus maksimum
T = periode

V max
Eefektif=
2
i max 1 T 2
Iefektif=
2
 Iefektif = Imax{
T 
0
sin 2 (
T
) dt }

Epp = 2.Emax

I. Resistor pada DC-AC

II. Induktor (L) pada DC-AC

Xl = reaktansi induktif

1
dim ax. sin  .t
EL
dt

E  L. .i max . cos  .t


Xl   .L
(satuan XL = ohm)

III. Capacitor pada DC-AC

C = kapasitas kapasitor
Q=C.V
Xc = reaktansi kapasitif
dQ dc.V
i 
dt dt

c.dV max . sin  .t


i
dt

i   .c.V max . cos  .t


XC =
1
C
(Satuan
XC = 0hm)
IV. R-L-C dirangkai seri

1. . Xl   .L
1
2. Xc 
 .C
3. Gambar fasor

2
4. Z  R 2  ( Xl  Xc) 2
E
5. i 
Z
6. Vab  i.R Vac  Vr 2  Vl 2
Vbc  i. Xl Vbd  Vl  Vc
Vcd  i. Xc Vad  Vr 2  (Vl  Vc ) 2
7. Daya=Psemu.cos 
R
Daya=Psemu.
Z
Psemu = V.I (Volt Amper)
a. Xl  Xc  RLC bersifat induktif
V mendahului I dengan beda fase 
b. Xl  Xc  RLC resonansi
Z = R  kuat arus paling besar, karena hambatan total
paling kecil.
1 1
f  T  2 L.C
2 L.C
c. Xc  Xl  RLC bersifat capasitif
I mendahului V dengan beda fase 

XL  XC
8. tg  =
R

Z = Impedansi
θ = sudut fase
L = induktansi diri
f = frekwensi
T = periode
R = hambatan

Rumus tegangan arus bolak balik

3
Arus/Tegangan Bolak Balik Dan Nilai Efektif
ARUS/TEGANGAN BOLAK-BALIK

Arus/tegangan bolak-balik adalah arus/tegangan yang besarnya


selalu berubah-ubah secara periodik. Simbol tegangan bolak-balik
adalah ~ dan dapat diukur dengan Osiloskop (mengukur tegangan
maksimumnya).

NILAI EFEKTIF KUAT ARUS/TEGANGAN AC

Nilai efektif kuat arus/tegangan AC adalah arus/tegangan AC yang


dianggap setara dengan kuat arus/tegangan AC yang menghasilkan
jumlah kalor yang sama ketika melalui suatu penghantar dalam
waktu yang sama.

Kuat arus efektif : Ief = Imaks / Ö2

Tegangan efektif : Vef = Vmaks / Ö2

Besaran yang ditunjukkan oleh voltmeter/amperemeter DC adalah


tegangan/kuat arus DC yang sesungguhnya,sedangkan yang
ditunjukan oleh voltmeter/amperemeter AC adalah tegangan/kuat
arus efektif, bukan tegangan/kuat arus sesungguhnya.

Generator
Generator adalah alat yang dapat menimbulkan sumber tegangan.

Tegangan Bolak-Balik (V) yang ditimbulkan oleh generator :

V = Vm sin wt

w = 2pf = frekuensi anguler

Arus Bolak-Balik (I) yang mengalir adalah :

I = V/R = Vm/R sin wt

4
I = Im sin wt

Vm = tegangan maksimum

Induktor Dalam Rangkaian Arus Bolak Balik


Reaktansi Induktff : hambatan induktor pada rangkaian arus
bolak-balik.

XL = w > L = 2pf.L

• Tegangan dan Arus pada Induktor :

V = Vm sin wt
I = Im sin(wt-90°)

Jadi beda fase dalam rangkaian induktif 90° (arus ketinggalan 90°
dari tegangan)

Pada gambar terlihat :


- beda fase I dan VL ialah 90°
(tegangan mendahului arus)
- beda fase I dan V ialah 45°
(tegangan mendahului arus

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Bolak Balik


Reaktansi Kapasitif :
hambatan kapasitor pada rangkaian arus bolak-balik.

XC = 1/(wC) = 1/(2pf.C)

Tegangan dan Arus pada Kapasitor:

V = Vm sin wt

5
I = Im sin (wt + 90°)

Jadi beda fase dalam rangkaian kapasitif 90° (arus mendahului 90°
dari tegangan)

Pada gambar terlihat :


- beda fase I dan VL = 90°
(arus mendahului tegangan)
- beda fase I dan V = 67,4°
(arus mendahului tegangan)

Fasor
Fasor adalah suatu metoda penggambaran tegangan dan arus pada
suatu rangkaian AC secara vektor.

I dan VR mempunyai beda fase nol sehingga vektornya digambarkan


berhimpit

I dan VL berbeda fase 90° sehingga vektor-vektor digambarkan tegak


lurus (letak VL dan I tidak boleh dipertukarkan).

I dan Vc berbeda 90° sehingga vektor-vektornya ^ (tidak bisa


dipertukarkan).

Merupakan fasor dari rangkaian seri

Rangkaian Seri RLC


IMPEDANSI RANGKAIAN :
Z = Ö[R² + (XL-XC)²]

6
BEDA FASE RANGKAIAN :
tgq = (XL - XC)/R

TEGANGAN RANGKAIAN (penjumlahan vektor-vektor VL, Vc dan VR) :

V = Ö[VR² + (VL - VC)²]

Jika :
XL > XC maka tg q positif berarti tegangan mendahului arus
(rangkaian bersifat induktif).

XL < XC maka tg q negatif berarti arus mendahului tegangan


(rangkaian bersifat kapasitif).

XL = XC maka tg q = nol sehingga Z = R Jadi di dalam rangkaian


hanya
ada hambatan R. dan dikatakan pada rangkaian terjadi
resonansi seri (rangiaian bersifat resistif).

BESAR FREKUENSI RESONANSI :

F = 1/(2p) X Ö[ 1/(LC)]

Daya Rata-Rata (P)

Daya rata-rata (P) tiap perioda yang diberikan sumber kepada


rangkaian arus bolak-balik adalah :
P = ½ Vm . Im cosq dengan q = faktor daya

Untuk rangkaian resistif, XL - XC = 0 Þ cosq = 1 maka P = Vof. Lof

Kesimpulan:

7
Contoh 1 :

Suatu rangkaian R-L seri dihubungkan dengan sumber tegangan


bolak-balik V = 100 sin200t dengan V dalam volt dan t dalam detik.
Jika besar induktor L = 300 mH dan arus maksimum yang mengalir
1A, hitunglah tegangan antara ujung-ujung R !

Jawab :

Dari tegangan V = 100 sin 200t dapat diketahui bahwa

Vm = 100 volt dan w = 200 rad/det

XL = w L = 200 x 300.10E-3 = 60 W

Z = Vm/Im = 100/1 = 100 W

Z² = R² + XL² Þ 100² = R² + 60² Þ R = 80 W

Jadi tegangan pada ujung-ujung R adalah

VR = Im R = 80.1 = 80 volt

Contoh 2 :

Suatu rangkaian seri R-C mempunyai arus 2A. Jika R = 100 W dan
C = 10E-3/24p F, serta rangkaian berosilasi dengan frekuensi 50 Hz.
Hitunglah : VR, VC, V, dan z !

Jawab :

VR = I . R = 2 x 100 = 200 volt

XC = 1 = 1 . 24p
2pf.c 2p.50 10E-3

Vc = I. Xc = 2 x 240 = 480 volt

8
V = Ö(VR² + VC²) = Ö(200² + 480²) = 520 volt

tg q = VC = XC = 240
VR R 100

q = 67,38° (fase rangkaian, arus mendahului tegangan)

Z = Ö(Xc² + R²) = Ö(240² + 100²) = 260 ohm.

Contoh Arus Bolak Balik

1. sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel, yang


juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasi-aplikasi ini,
tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang
termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.

2. Generator arus bolak balik.

3.lampu yg menggunakan arus bolak balik.

Você também pode gostar