Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
April 2014
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
1. PENDAHULUAN
Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat ditandai
dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta dapat memperkuat
posisi dalam menghadapi perusahaan pesaing dimana untuk mencapai tujuan tersebut tidak
terlepas dari usaha pemasaran yang harus dipikirkan dan direncanakan. Menyadari hal itu,
pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan.
Pada zaman modern sekarang ini, usaha warung kopi, kedai, rumah makan yang dilengkapi dengan jaringan internet atau yang biasa dikenal dengan nama hostpot menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan, perkembangan ini ditandai dengan semakin banyaknya usaha-usaha jenis tersebut yang bermunculan dengan berbagai macam inovasi
yang ditawarkan. Menghadapi persaingan dan mempertahankan kelangsungan usaha, maka
perusahaan perlu untuk merencanakan sasaran-sasaran yang ingin dicapai sehingga dapat
menentukan strategi-strategi apa saja yang akan digunakan untuk mengahadapi persaingan
tersebut. Saat ini pemasar sudah tidak hanya gencar melakukan promosi, tetapi juga memberikan keunggulan dan pengalaman unik kepada konsumen sehingga konsumen terkesan
dan selalu mengingat sebuah warung hostpot tersebut. Sebuah produk harus mampu membangkitkan sensasi dan pengalaman yang akan menumbuhkan minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang setelah mendapatkan kepuasan pada sebuah perusahaan atau merek.
Menurut Schnaars (dalam Tjiptono, 1997), pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis
adalah untuk menciptakan para pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan
pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan
terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut
(word of mouth). Mutu pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelang-
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
gan sehingga mutu citra yang baik bukan berdasarkan pada persepsi perusahaan, melainkan
pada konsumen.
Pembelian ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespons positif terhadap kualitas pelayanan suatu perusahaan dengan melakukan kunjungan
kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut.
Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan yang menghubungkan antara perusahaan dengan
konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2006:6), Pemasaran adalah proses sosial yang
dengan proses individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
yang bernilai dengan pihak lain.
Jasa
1. Pengertian Jasa
Jasa merupakan setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun. Jasa tersebut mungkin saja atau mungkin juga tidak terkait dengan suatu produk
fisik. Menurut kotler dan keller (2009:36) jasa adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak
menghasilkan kepemilikan apapun.
2. Karakteristik Jasa
Jasa mempunyai empat karakteristik berbeda yang sangat mempengaruhi dasain program pemasaran yaitu tak berwujud (intangibility), tak terpisahkan (inseparability), bervariasi (variability), dan dapat musnah (perishability) (Kotler & Keller, 2009:39).
a. Intangibility
Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar,
atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
b. Inseparability
Implikasi karakteristik inseparability bagi penyedia jasa meliputi tiga aspek
utama. Pertama adalah melatih staf agar dapat berinteraksi secara efektif dengan para
klien. Kedua, mengupayakan berbagai cara untuk mencegah agar jangan sampai ada
pelanggan yang mengggangu atau menghambat kepuasan pelanggan lainnya. Ketiga,
pertumbuhan dapat memfasilitasi dengan berbagai cara (1) Pelatihan, (2) Melayani kelompok pelanggan yang lebih besar, (3) Bekerja lebih cepat, dan (4) Mendirikan multisite locations ( membentuk waralaba / franchising )
c. Variability
Menurut Bovee, Houston & Thill dalam Febrianto (2011) terdapat tiga faktor
yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa yaitu (1) Kerja sama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa; (2) moral/motivasi karyawan dalam melayani pelanggan; dan (3) Beban kerja perusahaan.
d. Perishability
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk
pemakaian ulang, dijual kembali, atau dikembalikan. Karater jasa yang seperti ini
membuat jasa yang tidak terpakai pada suatu waktu akan berlalu atau hilang begitu saja.
Hal inilah yang menyebabkan pemasaran jasa lebih sulit daripada pemasaran barang karena permintaan konsumen terhadap sebagian besar jasa sangat fluktuatif dan dipengaruhi faktor musiman.
Perilaku konsumen
Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan
proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan,
dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat (Hawkins,
Best & Coney, 2001 dalam Tjiptono, 2004).
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
Pembelian Ulang
Pembelian ulang didefinisikan oleh Dharmmesta & Handoko (2000) adalah pembelian yang pernah dilakukan terhadap produk atau jasa yang sama dan akan membeli lagi
untuk kedua atau ketiga kalinya. Sedangkan definisi pembelian ulang menurut Sunarto
(2003) adalah konsumen hanya membeli produk atau jasa secara berulang tanpa mempunyai perasaan khusus terhadap apa yang dibelinya.
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
Kerangka Pikir
KONSUMEN WARUNG HOSTPOT KOPI KAMI
Sense (X1)
1. Desain interior
2. Kebersihan tempat
3. Cita rasa makanan dan minuman
(Rini, 2009).
Feel (X2)
a. Kesenangan
b. Pelayanan yang cepat dan tepat
c. Keramahan karyawan
(Schamitt dalam Indrakusuma, 2011)
Think (X3)
Act (X4)
Relate (X5)
a. Kebanggan
b. Perlakuan istimewa
c. Komunitas pelanggan
(Schamitt dalam Indrakusuma, 2011)
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
Feel (X2)
H2
H6
Think (X3)
H3
Pembelian
Ulang (Y)
H4
Act (X4)
H5
Relate (X5)
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
10
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
11
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
12
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
13
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
Merekomendasikan
c.
Usia ( Tahun )
Jumlah Responden
(Orang)
14-20
8
21-27
28
28-34
10
35 keatas
4
Jumlah
50
Sumber : Data primer diolah, 2014
Persentase %
16
56
20
8
100
14
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase %
Laki - Laki
36
72
Perempuan
14
28
Jumlah
50
100
No
Pendidikan Terakhir
SMP
14
SMA
23
46
Diploma
S1
15
30
S2
Jumlah
50
100
(Orang)
Persentase (%)
15
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
karakteristik
responden
menurut
jenis
pekerjaan
yaitu
Pekerjaan
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase (%)
26
52
PNS
13
26
wiraswasta
Karyawan Swasta
10
Lain-lain
Jumlah
50
100
16
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
Tabel 4.12
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Customers Experience terhadap Pembelian Ulang Pada Warung Hostpot kopi Kami.
Variabel Be-
Koefisien
bas
Regresi ()
T hitung
T Sig
Keputusan Terhadap
Hipotesis
Sense (X1)
0,224
3,284
0,002
Diterima
Feel (X2)
0,293
3,970
0,000
Diterima
Think (X3)
0,410
5,530
0,000
Diterima
Act (X4)
0,290
3,573
0,001
Diterima
Relate (X5)
0,206
2,851
0,007
Diterima
Konstanta ()
R Square
= 0,811
= 0,901
F Hitung
= 37,804
F Sig
= 0,000
Standar Error
= 0,685
N = 50
= 0,05
17
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
ini secara statistika tergolong sangat kuat, sebagaimana yang dikemukakan oleh sugiyono (1999) bahwa hubungan yang tergolong kuat adalah sebesar 0,60-0,79 sedangkan yang tergolong sangat kuat sebesar 0,80-1,00.
3. Nilai R2 (R-Square) sebesar 0,811 menunjukan bahwa besaran pengaruh langsung
variabel sense (X1), feel (X2), think (X3), act (X4) dan relate (X5) terhadap pembelian ulang (Y) adalah 81,1% sehingga sisanya 18,9% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai R2 yaitu 81,1% menunjukkan semakin
kuatnya pengaruh variabel bebas yaitu sense (X1), feel (X2), think (X3), act (X4)
dan relate (X5) terhadap variabel terikat yaitu pembelian ulang (Y). Oleh karena itu,
model regresi yang dihasilkan dapat dikatakan sebagai model yang fit atau dapat
menjadi model penduga yang baik dalam menjelaskan pengaruh customer experience yang terdiri dari variabel sense (X1), feel (X2), think (X3), act (X4) dan relate (X5) terhadap pembelian ulang konsumen pada warung hostpot kopi kami. Atas
dasar ini, maka model regresi yang dihasilkan sebagai model penjelasan pengaruh
customer experience terhadap pembelian ulang konsumen pada warung hostpot kopi
kami dapat dinyatakan sebagai berikut :
Y = -3.875 + 0,224X1 + 0,293X2 + 0,410X3 + 0,290X4 + 0,206X5 + 0,685
Dimana :
Y
= Pembelian ulang
b1
= 0,224
X1 = Sense
b2
= 0,293
X2 = Feel
b3
= 0,410
X3 = Think
b4
= 0,290
X4 = Act
b5
= 0,206
X5 = Relate
= 0,685
18
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
kecil dari nilai = 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai koefisien 1 sebesar
0,224 secara statistika berbeda nyata dari nol (0,224 0). Karena itu, sense (X1) secara parsial berpengaruh nyata terhadap pembelian ulang (Y). atas dasar itu pula sehingga variabel X1 (sense) dapat dimasukkan sebagai salah satu variabel penduga
bagi pembelian ulang pada warung hostpot kopi kami.
2. Signifikansi pengaruh variabel X2 (Feel) terhadap Y (pembelian ulang) diperoleh
nilai t hitung (t0,05 = 3,970), dengan nilai signifikansi tSig = 0,000 yang berarti lebih
kecil dari nilai = 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai koefiien 1 sebesar
0,293 secara statistika berbeda nyata dari nol (0,293 0). Karena itu, feel (X2) secara parsial berpengaruh nyata terhadap pembelian ulang (Y). atas dasar itu pula sehingga variabel X2 (feel) dapat dimasukkan sebagai salah satu variabel penduga bagi pembelian ulang pada warung hostpot kopi kami.
3. Signifikansi pengaruh variabel X3 (Think) terhadap Y (pembelian ulang) diperoleh
nilai t hitung (t0,05 = 5,530), dengan nilai signifikansi tSig = 0,000 yang berarti lebih
kecil dari nilai = 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai koefiien 1 sebesar
0,410 secara statistika berbeda nyata dari nol (0,410 0). Karena itu, think (X3) secara parsial berpengaruh nyata terhadap pembelian ulang (Y). atas dasar itu pula sehingga variabel X3 (think) dapat dimasukkan sebagai salah satu variabel penduga
bagi pembelian ulang pada warung hostpot kopi kami.
4. Signifikansi pengaruh variabel X4 (Act) terhadap Y (pembelian ulang) diperoleh nilai t hitung (t0,05 = 3,573), dengan nilai signifikansi tSig = 0,001 yang berarti lebih
kecil dari nilai = 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai koefiien 1 sebesar
0,290 secara statistika berbeda nyata dari nol (0,290 0). Karena itu, act (X4) secara parsial berpengaruh nyata terhadap pembelian ulang (Y). atas dasar itu pula sehingga variabel X4 (act) dapat dimasukkan sebagai salah satu variabel penduga bagi
pembelian ulang pada warung hostpot kopi kami.
5. Signifikansi pengaruh variabel X5 (Relate) terhadap Y (pembelian ulang) diperoleh
nilai t hitung (t0,05 = 2,851), dengan nilai signifikansi tSig = 0,007 yang berarti lebih
kecil dari nilai = 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai koefiien 1 sebesar
0,206 secara statistika berbeda nyata dari nol (0,206 0). Karena itu, relate (X5)
19
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
secara parsial berpengaruh nyata terhadap pembelian ulang (Y). atas dasar itu pula
sehingga variabel X5 (relate) dapat dimasukkan sebagai salah satu variabel penduga
bagi pembelian ulang pada warung hostpot kopi kami.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Simultan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, menunjukan bahwa dimensi dari customer experience yang terdiri dari sense, feel, think, act, dan
relate secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pembelian ulang konsumen di
warung hostpot Kopi Kami, dari hasil tersebut dapat disimpulakan bahwa customer experience merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan sebab
experience atau pengalaman yang baik yang dirasakan oleh konsumen akan membuat konsumen tersebut melakukan pembelian secara berulang dimasa yang akan datang serta sulit
untuk berpindah ke tempat lain.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Thejasukmana
(2014), yang menyatakan bahwa sense, feel, think, act, dan relate secara bersama sama atau
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pembelian ulang. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh schmitt (dalam tetanoe, 2014) apabila produk/jasa tersebut mampu untuk menghadirkan pengalaman positif yang tak terlupakan
(memorable experience) yang menyentuh sisi afeksi mereka,konsumen akan selalu mengingat produk/jasa tersebut ketika akan mengkonsumsi produk yang sejenis. Konsumen
akan menjadi fanatik dan secara sadar (atau tidak sadar) akan mengajak orang lain untuk
mengkonsumsi produk tersebut.
Pengaruh Parsial
1. Pengaruh Sense (X1) terhadap Pembelian Ulang (Y)
Variabel sense berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pembelian ulang konsumen pada warung hostpot kopi kami. Hal ini disebabkan karena para konsumen tersebut
tertarik dengan desain interior, kebersihan tempat dan makanan serta minuman yang memiliki cita rasa yang enak.
20
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
Sense menciptakan sensory experience atau pengalaman - pengalaman melalui panca indra yang ada pada diri manusia, yaitu melalui penglihatan (sight), pendengaran
(sound), sentuhan (touch), pengecapan (taste), dan penciuman (smell). Sense marketing dapat digunakan untuk membedakan perusahaan dan produk sehingga dapat memberikan nilai
tambah pada suatu produk dan service (Kartajaya, 2006). Sehingga tampilan desain interior
warung hostpot kopi kami yang menarik, tempat yang bersih, serta cita rasa makanan dan
minuman yang enak yang disajikan warung hostpot kopi kami mampu menarik konsumen
untuk melakukan pembelian ulang.
Dari distribusi jawaban responden tentang variable sense baik X1.1, X1.2, dan X1.3 rata- rata responden menjawab setuju, hal ini bersifat sangat positif untuk warung hostpot kopi kami, hal ini menandakan bahwa untuk variable sense baik itu dari segi desain interior,
kebersihan tempat, dan cita rasa makanan sudah baik dimata konsumen, hal ini harus dipertahankan oleh pemilik warung hostpot kopi kami agar konsumen yang telah ada tetap setia
menjadi pelanggannya, salah satu cara yang mungkin dapat dilakukan oleh pemilik warung
hostpot kopi kami yaitu dengan lebih menjaga kebersihan tempatnya dan menjaga kualitas
makanan dan minuman yang ditawarkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Thejanakusuma
(2014) yang menyatakan bahwa sense experience berpengaruh positif signifikan terhadap
pembelian ulang (repeat purchase). Semakin baik sense experience yang dirasakan oleh
konsumen, maka semakin besar kemungkinan untuk meningkatkan pembelian ulang dari
konsumen.
2. Pengaruh Feel (X2) terhadap Pembelian Ulang (Y)
Variabel feel berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pembelian ulang. Agar
konsumen mendapatkan feel yang kuat terhadap suatu produk atau jasa, maka produsen harus mampu memperhitungkan kondisi konsumen dalam arti memperhitungkan mood yang
dirasakan konsumen.
21
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
Kebanyakan konsumen akan menjadi pelanggan apabila mereka merasa cocok terhadap produk atau jasa yang ditawarkan, untuk itu diperlukan waktu yang tepat yaitu pada
waktu konsumen dalam keadaan good mood sehingga produk dan jasa tersebut benar benar mampu memberikan memorable experience sehingga berdampak positif terhadap pembelian ulang oleh konsumen. Suatu perhatian-perhatian kecil yang ditunjukan kepada konsumen dengan tujuan untuk menyentuh emosi pelanggan secara luar biasa (Kartajaya,
2004). Warung hostpot kopi kami mampu membuat konsumen menimbulkan Perasaan senang saat mengkonsumsi jasa yang diberikan, Perasaan senang saat menggunakan layanan
yang diberikan, saat makanan serta minuman yang dipesan diantar dengan cepat dan tepat,
serta keramahan pelayan dalam melayani konsumen.
Dari hasil analisis regresi linear berganda, feel merupakan variabel dengan koefisien
tertinggi. Hal ini didasari karena konsumen yang berkunjung lebih dominan mengikuti perasaannya, dari hasil wawancara dengan konsumen kebanyakan dari mereka datang karena
merasa bahwa kopi yang disajikan diwarung hostpot kopi kami sesuai dengan selera mereka, ada juga konsumen yang datang karena mereka merasa senang dengan jaringan yang
internet yang disediakan secara gratis.
Dari hasil distribusi jawaban responden, masih relatif banyak responden yang menjawab dengan jawaban netral pada pernyataan X2.1, X2.2, X2.3 dan X2.4, hal ini tentu saja dapat menjadi peluang maupun ancaman bagi warung hostpot kopi kami, ancaman tersebut
bisa terjadi jika warung hostpot kopi kami mengabaikan responden yang bersifat netral tersebut maka warung hostpot kopi kami tersebut akan kehilangan konsumen sebaliknya jika
warung hostpot kopi kami menangkap peluang dengan meningkatkan pelayanan serta bersifat lebih ramah kepada konsumen, akan besar kemungkinan konsumen netral tersebut akan
menjadi konsumen yang loyal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sejahtera
(2010) yang menyatakan bahwa feel (perasaan) terbukti secara signifikan mempengaruhi
loyalitas pelanggan. Pelanggan yang loyal pasti memiliki keingginan untuk melakukan
22
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
pembelian ulang sehingga semakin tinggi pengaruh feel maka pembelian ulang yang tercipta juga semakin tinggi
3. Pengaruh Think (X3) terhadap Pembelian Ulang (Y)
Dari hasil analisis regresi menyatakan bahwa variabel think berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap pembelian ulang. Hal ini dikarenakan apa yang mereka harapkan
dan dapatkan sesuai dengan apa yang mereka fikirkan.
Dari hasil jawaban responden terdapat jawaban responden yang menjawab netral,
pada pernyataan harga makanan sesuai dengan kualitas pelayanan yang saya harapkan
(X3.1) dan Harga minuman sesuai dengan kualitas pelayanan yang saya harapkan (X3.2),
responden yang menjawab netral hal ini karena responden tidak begitu peduli dengan kesasuaian harga makanan maupun minuman yang ditawarkan, begitu juga dengan item pernyataan Warung hostpot Kopi Kami memiliki citra positif di masyarakat (X3.3) dan Saya mendapatkan bonus saat memesan makanan atau minuman (X3.4), dari kedua item pernyataan
tersebut responden yang menjawab netral sangat tinggi.
Dari hasil wawancara dari beberapa responden, mereka cenderung tidak mempedulikan bagimana citra dari warung hostpot kopi kami serta mereka cenderung mengabaikan
bonus yang diberikan oleh pihak warung hostpot kopi kami, mereka cenderung mengabaikan karena menganggap bahwa bonus yang diberikan terkesan biasa mereka dapatkan ditempat lain. Hal ini tentu saja merupakan salah satu kerugian untuk pihak warung hostpot
kopi kami jika tidak segera melakukan tindakan untuk mencegah konsumen tersebut berpindah ke tempat lain.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Brahmana (2011)
yang menyatakan bahwa think berpengaruh positif dan signifikan pada loyalitas pelanggan,
dimana loyalitas merupakan suatu sikap dimana konsumen memiliki sikap positif dan secara intens melakukan pembelian ulang terhadap merek tersebut di masa yang akan datang
4. Pengaruh Act (X4) terhadap Pembelian Ulang (Y)
Dari hasil analisis regresi menunjukan bahwa variabel act berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap pembelian ulang konsumen pada warung hostpot kopi kami.
23
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
24
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
secara parsial variabel relate dari customer experience merupakan variabel yang dominan
yang mempengaruhi pembelian ulang konsumen warung hostpot kopi kami.
Hal ini menandakan bahwa relate menunjukkan sekelompok orang yang merupakan
target konsumen dimana seorang konsumen dapat berinteraksi, berhubungan, dan berbagi
kesenangan yang sama. Relate menggabungkan aspek sense, feel, think, dan act dengan
maksud
untuk
mengkaitkan
individu
dengan
apa
yang
diluar
dirinya
dan
mengimplementasikan hubungan antara other people dan other social group sehingga
mereka bisa merasa bangga dan diterima dikomunitasnya. Relate dapat memberikan
pengaruh yang positif atau negatif terhadap pembelian ulang yang dilakukan konsumen.
Ketika relate mampu membuat pelanggan masuk dalam komunitas serta merasa bangga
dan diterima maka akan memberikan pengaruh positif terhadap pembelian ulang. Artinya
konsumen datang ke warung hostpot kopi kami bukan dengan sendirinya tetapi ikut
mengkonsumsi bersama-sama dalam suatu kelompok atau kolega. Dapat disimpulkan
warung hostpot kopi kami menjadi tempat berkumpul konsumen dengan sesamanya, ada
kebanggaan mengkonsumsi jasa diwarung hostpot kopi kami.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Thejasukmana
(2014) yang menyatakan bahwa relate experience berpengaruh signifikan terhadap
pembelian ulang, hal ini berarti apabila relate experience semakin baik, maka akan
meningkatkan pembelian ulang konsumen.
Dari keseluruhan variable penelitian yang ditelti meliputi sense, feel, think, act, dan
relate, variabel yang paling dominan mempengaruhi pembelian ulang konsumen adalah
variable think, karena nilai koefisien regresinya paling besar yaitu 0,410, variabel think
menjadi variabel yang paling dominan karena citra warung hostpot kopi kami yang baik
dimata masyarakat dan kesasuaian harga yang ditawarkan serta bonus-bonus yang sering
diberikan kepada konsumen merupakan daya tarik tersendiri yang membuat konsumen
selalu ingin berkunjung ke warung hostpot kopi kami.
25
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
26
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
27
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
d. Menata tempat senyaman mungkin agar konsumen merasa nyaman untuk mengkonsumsi jasa yang ditawarkan bersama teman dan keluarga mereka
Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi para peneliti lain yang akan meneliti tentang customer experience untuk waktu
kedepan, disarankan untuk dapat memfokuskan pada beberapa variabel-variabel dari customer experience agar sasaran dan tujuan penelitian dapat tercapai secara maksimal. Seusai
dengan teori Scmith yang menyatakan bahwa customer experience dapat diimplementasikan secara menyeluruh atau secara parsial. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya agar dapat menyesuaikan variabel penelitian sesuai dengan objek penelitian yang diteliti
28
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
DAFTAR PUSTAKA
Benedicta.et.al, 2012, Pengaruh Sense, Feel, Dan Think Terhadap Penciptaan Act Dan Relate Positif Mahasiswa di PT A Jakarta, Fakultas Ekonomi Unika Atma Jaya
Jakarta.
Brahmana, Hiskia Sembiring . 2011. Analisis Pengaruh Customer Experience Terhadap
Loyalitas Merek Breadtalk (Studi Kasus Breadtalk Cambridge City Square
Medan. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Dharmmesta, Basu Swastha & Handoko, T.Hani. 2000. Manajemen Pemasaran Analisa
Perilaku Konsumen. BPFE .Yogyakarta.
Ferdinand, A.T. 2006, Metode Penelitian Manajemen, BP Undip. Semarang
Indrakusuma, Bagus Aji, 2011, Analisis Pengaruh Pendekatan Experiential Marketing
Yang Menciptakan Kepuasan Konsumen Pada Pengguna Blackberry Smartphone, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Kotler & Keller. 2006. Manajemen Pemasaran. Jilid 2 Edisi 13. PT. Indeks Kelompok
Gramedia, Jakarta.
Kotler, Philp. 1994. Marketing, Alih bahasa oleh Purwoko Herujati, Penerbit Erlangga, Jakarta
Kustini. 2007. Penerapan Experiential marketing, dalam Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis.
Vol. 7 No. 2, hal.44-57.
Kusumawati, Ika Pratama, 2013, Analisis Pengaruh Customer Experience Terhadap Minat
Beli Ulang (Studi Kasus Pada Konsumen Restoran The House Of Raminten
Yogyakarta), Universitas Diponegoro.
Li, Chuen Ye, A Discussion of Applying Experiential Marketing to Leisure Agriculture with
AHP, Journal of American Academy of Busienss Cambridge , Maret 2008:
13, 1 ABI/INFORM Global pg. 98.
Maima, Rizka KH, 2012. Analisis Pengaruh Kepercayaan Pelanggan Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Sikap Pelanggan Dan Implikasinya Terhadap Keputusan
Pembelian Ulang (Studi Kasus Pada CV. Mukti Manunggal Semarang). Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro
Rini, Endang Sulistya, 2009, Menciptakan Pengalaman Konsumen Dengan Experiential
Marketing, Universitas Sumatera Utara
Schmitt, Bernd H. 1999. Experiental Marketing, How to Get Customer to Sense, Feel,
Think, Act and Relate, to Your Company and Brands, The Free Press, New
York
29
Jurnal Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
April 2014
30