Você está na página 1de 12

Visi&

Kontinuitas
( Vision and Continuity )
Dr. Samuel Escobar

Dr. Samuel Escobar tertarik kepada bidang misi oleh mahasiswa karena merasakan pentingnya
peran mahasiswa dalam sejarah misi dan kehidupan gereja. Sekarang ini beliau adalah profesor
misi di Eastern Baptist Seminary, Philadelphia. Dilahirkan di Peru, ia kemudian belajar untuk
mendapatkan 2 gelar dalam pendidikan di Universitas St. Marcos. Semenjak tahun 1958 sampai
1985, ia memiliki karier yang sangat bagus dalam lembaga pelayanan mahasiswa IFES dan selama
3 tahun (tahun 1972 sampai 1975) menjabat sebagai General Director dari IVCF Amerika Serikat.
Tanpa diragukan lagi, Samuel adalah salah seorang yang terkemuka dalam pelayanan mahasiswa.
Pidato, seminar, kuliah, dan tulisannya tidak pernah pudar. Ia mendorong Anda untuk berpikir dan
ia adalah seorang komunikator yang efektif. Kepribadiannya yang hangat membuatnya disukai
oleh banyak mahasiswa dan staf.

Salah satu bahaya besar yang dihadapi oleh


pelayanan mahasiswa dan kegiatan-kegiatan
Kristen lainnya adalah menjadi lembaga
yang kehilangan visi; generasi penerus
melanjutkan kegiatan yang ada namun
kehilangan semangat yang mendasari
gerakan tersebut. Nama, dukungan keuangan,
dan program tetap ada, tetapi orangorangnya tidak lagi berpegang pada visi yang
sama dengan para pendirinya. Mereka
meneruskan tradisi hanya secara pasif bukan
karena mengalami sendiri dorongan dan
pimpinan Roh Kudus. Akhirnya terjadi
kekecewaan, kehilangan motivasi; dan
gerakan Kristen tersebut mengalami krisis
atau bahkan kehancuran.

MANUSIALAH YANG MEMILIKI


VISI
Vi s i b e r s i f a t m e n u l a r ,
ditransmisikan dari pribadi ke pribadi.
Visi dapat dijelaskan di atas kertas
atau pita rekaman, namun transmisi
visi selalu melibatkan manusia, karena
visi akan menjadi sesuatu yang
menguasai kita, seperti sebuah impian
yang kita yakini sepenuh hati. Dalam
tubuh Kristus, visi diterjemahkan
sebagai kehendak Tuhan bagi kita,
sehingga kita bersedia bekerja keras
dan berkorban baginya. Demikian
juga sikap Paulus atau Petrus terhadap
panggilan dan pekerjaan kerasulan
001200

mereka; karenanya, mereka tidak takut


menjadikannya sebagai hal yang
bersifat begitu pribadi (1 Tes. 2; 2 Ptr.
1:12-15). Manusialah yang
mewujudnyatakan isi. Transmisi visi
melibatkan orang-orang yang
memuridkan orang lain. Hal itu tidak
dapat dilakukan dengan instruksi atau
aturan-aturan tertulis. Transmisi visi
selalu subyektif karena bersifat
pribadi; hal itu bukan sesuatu yang
obyektif.
Para pendiri dan pemimpin perlu
menciptakan pertemuan-pertemuan
yang bermakna lebih dalam dengan
generasi penerus
mereka. Sediakan waktu
untuk membangun
persahabatan di tengahtengah jadual harian anda.
Biarkanlah para senior
menceritakan kisah
mereka dan doronglah
mereka untuk bersikap jujur
dan mengungkapkan halhal yang menyangkut pribadi mereka.
Pendiri IFES di Amerika Latin, Ruth
Siemens dan Robert Young,
bersahabat karib dengan kami,
generasi penerusnya. Mereka tidak
menulis buku panduan pelayanan
mahasiswa, tetapi membagikan
prinsip-prinsipnya melalui berbagai
situasi (pertemuan) informal yang
sekarang saya sadari merupakan masamasa kunci dalam proses belajar saya.
Dan dengan melihat beberapa
pemimpin baru yang kami bina, saya
semakin menyadari bahwa proses

transfer visi itu terjadi melalui


kehangatan dan sukacita persahabatan
(suasana yang bersifat pribadi). Tentu
saja Firman Tuhan dan doa merupakan
kunci dalam proses ini, tetapi suasana
yang bersifat pribadi ini pun adalah
salah satu kunci lainnya.
P E L AYA N A N M A H A S I S WA
SEBAGAI BAGIAN DARI
REALITA YANG LEBIH LUAS
Prinsip yang kedua adalah
menyadari bahwa pelayanan
mahasiswa adalah bagian dari suatu
realita yang lebih luas:
Kerajaan Allah dan Umat
Allah. Prinsip ini membuat
kita memiliki pengertian
tentang sejarah dan
menjadi rendah hati.
Selalu ada bahaya untuk
terjebak ke dalam sikap
yang menganggap
bahwa hanya pekerjaan
Tuhan yang sedang kita kerjakan
adalah yang paling penting, yang
paling strategis, dan yang paling patut
diperhatikan dan didukung. Sikap ini
mirip sekali dengan sektarianisme.
Berdasarkan perspektif Alkitab,
dinyatakan bahwa Tuhan bekerja di
seluruh dunia pada setiap waktu dan
tempat, dan kita hanyalah bagian kecil
dari realita tersebut. Ini tidak berarti
bahwa kita tidak penting, tetapi justru
menolong kita untuk melihat apa yang
kita kerjakan di dalam perspektif yang
benar. Hal ini juga menolong untuk
menghubungkan pekerjaan kita

001300

dengan apa yang sedang dikerjakan


orang lain di dalam tubuh Kristus, di
negara kita dan di luar negeri,
sehingga ketika kita meninggalkan
kampus dan pelayanan mahasiswa,
akan terjadi suatu transisi yang
alamiah di dalam diri kita untuk terjun
ke dalam pekerjaan alumni, aktivitas
gereja, dan bersaksi bagi Kristus di
masyarakat luas. Kita dapat melihat
kesinambungannya di dalam ruang
dan waktu.

rumit yang saya maksudkan di sini,


melainkan ketaatan yang berani dan
kreatif. Mereka memahami tugasnya
dan memiliki komitmen untuk
mengerjakannya. Mereka menjawab
tuntutan jaman dan berserah kepada
Tuhan untuk setiap hasil pekerjaan
mereka. Mereka tidak punya jaminan
akan keberhaslan. Jika mereka
berhasil, hal itu karena kesetiaan yang
disertai kerja keras dan jerih lelah
yang dilakukan dengan sukacita.
Kerajaan dan maksud Allah yang
TANGGUNG JAWAB KHUSUS
kekal dan permanen direlasikan
GENERASI KITA
dengan kebutuhan lokal dan spesifik
Prinsip yang
jaman
itu.
ketiga
agak
Kesinambungan
Berdasarkan perspektif
berlawanan dengan
bukanlah suatu
Alkitab, dinyatakan bahwa
yang kedua. Dalam
pengulangan mekanis
Tuhan bekerja di seluruh dunia
kerangka pikir
dan pasif dari gerakan
pada setiap waktu dan tempat,
Kerajaan Allah, kita
generasi yang lalu,
dan kita hanyalah bagian kecil
harus memahami
melainkan sebuah
dari realita tersebut.
dengan jelas tanggung
pemahaman visi yang
jawab khusus generasi
luas dan kesadaran
kita sendiri. Suatu gerakan dapat
akan kebutuhan khusus dari suatu
berkembang dan berhasil dikarenakan
generasi.
adanya orang-orang yang memahami
maksud kekal Allah dan bagaimana
Dunia mahasiswa adalah dunia
menerjemahkannya ke dalam realita
yang berubah, jadi kita tidak boleh
sehari-hari mereka. Mereka berdoa di
mensakralkan suatu cara dan metode
dalam Tuhan, orang yang tepat pada
tertentu hanya karena cara atau metode
waktu yang tepat'. Mereka mendengar
itu telah berhasil sebelumnya. Dalam
Firman Allah di dalam Alkitab
latihan kepemimpinan Anda, Anda
sebagaimana dinyatakan kepada
harus menolong orang memahami
mereka dengan cara tertentu. Tetapi
Firman Allah, otoritas Alkitab,
mereka juga mampu membaca zaman
Ketuhanan Kristus dan tujuan misi
mereka dan mentaati Tuhan dengan
Allah. Antusiasme Anda akan hal-hal
tulus di dalam situasi mereka masingtersebut akan tertular. Tetapi berikan
masing. Bukan proses intelektual
kebebasan kepada pemimpin001400

pemimpin baru untuk meresponi


situasi, saat mereka menerima visi
yang lebih luas. Kita harus rendah hati
dalam hal-hal yang berkaitan dengan
metodologi. Saya menyadari
keterbatasan metode saya dalam
Apologetika dan Penginjilan, tetapi
Tuhan telah menolong saya untuk
mendengarkan staf-staf baru dan untuk
membiarkan para staf berkreasi
meskipun metode mereka tidak seperti
dalam buku pegangan kami! Mungkin
ini pengalaman memalukan, tetapi
pada akhirnya akan membawa sukacita
dan menolong kami untuk tetap efisien.
Tentu saja hal ini dapat juga
menjadi berlebihan. Di hampir setiap
kantor pelayanan mahasiswa di
Amerika Latin ada buku pegangan
Pemahaman Alkitab, yang sesekali
waktu seseorang menemukannya.
Lebih dari satu kali saya mendengar
komentar seperti ini, Kami telah
bekerja begitu keras untuk
mempersiapkan materi yang asli dan
relevan. Seandainya saja kami tahu
ada buku pegangan yang sangat
berharga ini! Bahan-bahan ini lebih
baik daripada yang kami siapkan
dengan susah payah.
Akhirnya, seiring dengan
bertumbuhnya gerakan pelayanan, para
alumni mulai diorganisir dan
komunitas pendukung dibangun.
Pelayanan mahasiswa yang sedang
bertumbuh sangat perlu menjaga
hubungan dengan alumni dan
pendukung, dengan pemimpinpemimpin Gereja, dengan pimpinan

universitas, dengan pers, dsb. Untuk


membangun kepercayaan orang lain
terhadap kita memerlukan waktu,
karena itu perlu ada orang-orang yang
terus mendukung pelayanan
mahasiswa dalam berbagai hal. Untuk
membangun kepercayaan orang lain
terhadap kita memerlukan waktu,
karena itu perlu ada orang-orang yang
terus mendukung pelayanan
mahasiswa dalam berbagai hal. Untuk
proses kesinambungan, beberapa
pelayanan mahasiswa mempertahankan keseimbangan antara staf
muda berpengalaman satu atau dua
tahun dengan staf senior. Dalam
pelayanan mahasiswa, jumlah staf
muda tentu lebih besar. Tetapi
penambahan staf baru tidak boleh
menghilangkan kesinambungan
melalui orang-orang yang berada di
dalam dan di luar gerakan pelayanan.
Tentu saja Badan Penasehat, para
pengurus, dewan pengajar, dsb dapat
mendukung kesinambungan visi.
Namun, saat suatu gerakan pelayanan
bertumbuh, staf senior memegang
peranan penting. Hal ini perlu
diantisipasi. Karena itulah pada setiap
tingkat kepemimpinan pelayanan
mahasiswa, perlu seleksi yang strategis
pada mahasiswa atau alumni dari
berbagai generasi. Beberapa pelayanan
mahasiswa telah mengalami kesulitan
karena tim pemimpin yang seragam
menghasilkan kepemimpinan yang
baik, tetapi setelah mereka lulus
terjadilah kekosongan mendadak yang
tidak dapat langsung diisi.

001500

Bagian 3

Dinamika
Persekutuan
Mahasiswa
1

Visi & Misi

Pelayanan
Mahasiswa

( Meninjau Kembali Konsep Back to the Bible )

Erick Sudharma
Erick Sudharma, mantan staf Perkantas (1993-2004), sekarang melayani di Gereja Kristen Imanuel
Hosana-Bandung. Alumni Teknik Mesin Trisakti, mantan Ketua Badan Koordinator Pusat (BKP)
Poutri dan Alumni Sekolah Tinggi Teologia Bandung (STTB, 1997-2000).

Nats:Yohanes 20:21, Matius 28:16-20

V
isi dan misi memiliki kaitan yang
sangat erat. Keduanya tak terpisahkan.
Visi pada hakikatnya adalah jiwa dari
sebuah gerakan, misi. Harapannya,
cita-citanya, obsesinya. Visilah yang
melahirkan, menghidupkan,
mengarahkan, dan menopang misi.
Tanpa visi, tiada misi, yang ada atau
tersisa cuma tradisi, aktivitas.
Sebaliknya, tanpa misi, tiada visi,
yang ada atau tersisa cuma mimpi!
Ancaman besar bagi gerakan
pelayanan mahasiswa dewasa ini,
seperti dikemukakan Samuel Escobar,
adalah hilangnya penjiwaan akan visi
dari para perintisnya.1 Jika ini yang
terjadi, gerakan itu takkan bertahan,
cepat atau lambat pasti berakhir.

Seperti lilin yang kehilangan nyala


api, sumbunya memang masih
membara, namun cuma untuk
sementara, selanjutnya padam
untuk selama-lamanya!
Memang, terminologi visi dan
misi sendiri tidak eksklusif Kristiani.
Lembaga-lembaga sekuler bahkan
perorangan juga menggunakannya.
Namun, patut dicatat bahwa hakikat
visi dan misi Kristen unik, lain
daripada yang lain. Visi Kristen bukan
sekedar produk nalar, idealisme, atau
ambisi manusia, seluhur apa pun itu,
tapi bersumber dari penyataan
kehendak dan rencana Allah sendiri.
Misi Kristen tidak pernah dimulai dari
inisiatif manusia, tapi selalu berawal
dari inisiatif Allah, terobosan aksi
Allah di dalam sejarah!

1 Samuel Escobar, Vision and Continuity, dalam Vision and Continuity, ed. Koichi Ohtawa (Wealdstone:
International Fellowship of Evangelical Students, 1989) 11.

008100

Kata Latin missio berarti


pengutusan. Berbicara tentang misi
Kristen berarti berbicara tentang
pengutusan. Siapa yang mengutus?
Siapa yang diutus? Diutus untuk apa?
Itulah beberapa pertanyaan mendasar
di dalam Misiologi Kristen. Kita perlu
menggali kembali jawabanjawabannya di dalam Alkitab, jika
ingin mengerti secara akurat dan
mendalam keunikan visi dan misi
Kristen!
Siapa yang Mengutus? Siapa yang
Diutus?
Yohanes 20:21 merekam firman
Kristus tentang misi Kristen: Sama
seperti Bapa mengutus Aku, demikian
juga sekarang Aku mengutus kamu.
Dalam bahasa Latinnya, sicum misit
me Pater, et ego mitto vos.
Siapa yang mengutus? Siapa yang
diutus? Bapa mengutus Anak. Ini yang
disebut Missio Christi, Pengutusan
Kristus. Lalu, Anak mengutus para
rasul dan Gereja orang-orang yang
percaya kepada Kristus oleh
pemberitaan para rasul (Yoh. 17:20).
Ini yang disebut Missio Apostolarum,
Pengutusan Para Rasul, dan Missio
Ecclesiae, Pengutusan Gereja.
Ketiganya Missio Christi, Missio
Apostolarum, dan Missio Ecclesiae
tercakup dalam Missio Dei,
keseluruhan pekerjaan Allah
menyelamatkan umat-Nya. Ketiganya
berawal bukan dari inisiatif manusia,
tapi dari inisiatif Allah!
Itu juga yang disaksikan Matius

28:16 dst., bagian yang merekam apa


yang kita kenal sebagai the Great
Commission, Amanat Agung:
Dan kesebelas murid itu berangkat
ke Galilea, ke bukit yang telah
ditunjukkan atau ditetapkan (Yun.
tasso) Yesus kepada mereka.
Ketika melihat Dia mereka
menyembah-Nya, tetapi beberapa
orang ragu-ragu. Yesus mendekati
mereka dan berkata: Kepada-Ku
telah diberikan segala kuasa di sorga
dan di bumi. Karena itu pergilah,

Yesus yang menentukan tempat


pengutusan titik pusat misi Kristen.
Dia yang mengusir keraguan dalam
diri sebagian para murid dengan
mendekati mereka, menunjukkan
bahwa Dia benar-benar Yesus yang
telah dibangkitkan dari antara orang
mati. Lalu, dengan otoritas yang
diterima-Nya sebagai Tuhan atas
langit dan bumi Ia yang mengutus
para murid!
Dalam misi Kristen, bukan
manusia yang oleh kehendak dan atas
inisiatifnya sendiri bekerja di ladang
Tuhan. Atau mengutus sesamanya ke
sana. Tuhan yang berkehendak dan
berinisiatif untuk mengutus orangorang pilihan-Nya ke sana. Kepada
para murid-Nya, Tuhan Yesus
menegaskan, Bukan kamu yang
memilih Aku, tetapi Akulah yang
memilih kamu. Dan aku telah
menetapkan kamu, supaya kamu pergi
dan menghasilkan buah dan buahmu

008200

itu tetap, (Yoh. 15:16). Dalam


misi Kristen, pengutusan adalah
bagian Tuhan sepenuhnya!
Pada suatu kesempatan, di
hadapan realitas dibutuhkannya
banyak hamba Tuhan untuk melayani
jiwa-jiwa yang terlantar secara rohani,
kepada para murid Tuhan Yesus
berkata, Tuaian memang banyak,
tetapi pekerja sedikit. Karena itu
mintalah kepada tuan yang empunya
tuaian, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu (Mat
9:37-38). Itu berarti pengutusan,
semendesak apapun, tetap
bagian Tuhan sepenuhnya!
Tidak boleh dan tidak bisa
diambil-alih oleh manusia,
siapa pun dia!
Apa yang mengawali
pelayanan Rasul Paulus
di antara bangsa-bangsa
adalah visiun atau
penglihatan ilahi yang
diperolehnya di jalan
menuju ke Damsyik. Dalam visiun
itu, Kristus menyatakan KetuhananNya, menetapkan kerasulan Paulus,
dan mengutus mantan penganiaya
orang Kristen itu untuk memberitakan
Injil kepada bangsa-bangsa. Kepada
Raja Agripa, sang rasul berkata,
Sebab itu, ya raja Agripa, kepada
penglihatan yang dari sorga itu the
vision from heaven (NIV) tidak
pernah aku tidak taat (Kis 26:19).
Sebelum meninggalkan Kota
Efesus, Rasul Paulus berpesan kepada
para penatua jemaat, Jagalah dirimu

dan jagalah seluruh kawanan, karena


kamulah yang ditetapkan Roh Kudus
menjadi penilik untuk
menggembalakan jemaat Allah yang
diperoleh-Nya dengan darah AnakNya sendiri (Kis 20:28). Dalam misi
Kristen, alih-generasi bukanlah
pekerjaan manusia, tapi Roh Kudus.
Sekali lagi, ini menegaskan bahwa
pengutusan adalah bagian Allah
sepenuhnya!
Yang menjadi ketakutan saya,
banyak pengurus PMK tanpa sadar
telah berupaya mengambil-alih
pengutusan dari tangan Allah.
Bagaimana caranya? Dengan
menganggap bahwa programprogram rekrutmen, transfer
visi, dan pelatihan adalah
segala-galanya dalam
melahirkan generasi
penerus yang tepat dan
cakap. Akibatnya, tekut
lutut dan permohonan
kepada tuan yang
empunya tuaian untuk mengutus
para pekerja-Nya hanya menjadi
kosmetik dari proses alih-generasi.
Tidak heran jika kemudian kelesuan
dan disorientasi melanda kehidupan
PMK, karena para pengurus dan
pemimpin KTB yang berkiprah hanya
produk dari proses indoktrinasi, bukan
mereka yang sungguh-sungguh
beroleh vokasi atau panggilan dari
Allah!
Sampai kapan pun, pengutusan
tidak boleh dan tidak bisa
dimekaniskan atau direkayasa dengan

008300

cara apa pun, lewat pembinaan yang


Misi Kristen tidak lain daripada
super-intensif atau doktrinasi sekali
menyelenggarakan Amanat Agung ini
pun, lewat Kelompok Kecil (KK)
menjadikan semua bangsa murid
yang berjalan secara ideal sekali pun.
Kristus! Visi Kristen tidak lain
Bagian Saudara adalah mengajarkan
daripada lahirnya murid-murid Kristus
f i r m a n Tu h a n d e n g a n s e t i a ,
dari antara semua bangsa! Itu adalah
membagikan share, bukan transfer
kehendak dan rencana Tuhan Yesus
visi dan misi PMK baik lewat
sang Kepala Gereja sendiri!
ucapan mau pun kesungguhan
Itu juga yang seharusnya menjadi
Saudara melayani. Selebihnya, yang
visi dan misi pelayanan mahasiswa,
perlu Saudara lakukan adalah
jika benar bahwa gerakan pelayanan
bertekuk-lutut di hadapan Tuhan,
mahasiswa merupakan bagian utuh
berdoa dan berharap agar Allah sendiri
dari Missio Ecclesiae. Para mahasiswa
yang menanamkannya di batin orangdi pelbagai kampus juga bagian dari
orang pilihan-Nya, lalu
semua bangsa (Yun.
mengutus mereka
panta ta ethne). Tuhan
untuk bekerja di
juga menghendaki
Visi Kristen tidak lain
ladang-Nya!
agar dari antara
daripada lahirnya muridmereka lahir muridmurid Kristus dari antara
semua bangsa!
Diutus untuk Apa?
murid Kristus. Bukan
Itu adalah kehendak dan
Sebagai kelancuma mereka yang
rencana Tuhan Yesus sang
jutan dan perluasan
berpredikat Kristen,
Kepala Gereja sendiri!
dari Missio Apostoatau terhisap ke dalam
larum, misi Kristen
tradisi Kristen, atau
atau Missio Ecclesiae
terlibat dalam aktivitas
tentunya harus mengabdi penuh
Kristiani. Tapi mereka yang benarkepada the Great Commission.
benar berjatidiri Kristen, Christianos,
Kepada-Ku telah diberikan segala
hamba Kristus. Mereka yang
kuasa di sorga dan di bumi. Karena
mengaminkan dan menghidupi apa
itu pergilah, jadikanlah semua
yang tertulis dalam Roma 14:8-9:
bangsa murid-Ku dan baptislah
Sebab jika kita hidup, kita hidup
mereka dalam nama Bapa dan Anak
untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita
dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup
melakukan segala sesuatu yang
atau mati, kita adalah milik Tuhan.
telah Kuperintahkan kepadamu.
Sebab untuk itulah Kristus telah
Dan ketahuilah, Aku menyertai
mati dan hidup kembali, supaya Ia
kamu senantiasa sampai kepada
menjadi Tuhan, baik atas orangakhir zaman (Mat 28:18-20).
orang mati, maupun atas orangorang hidup.
008400

Untuk itulah Persekutuan


Mahasiswa Kristen (PMK) hadir,
untuk menyelenggarakan amanat
pemuridan! Agar dari antara para
mahasiswa lahir orang-orang yang
mengabdikan hidup-mati mereka
kepada Tuhan Yesus Kristus!
Dalam konteks penyelenggaraan
amanat pemuridan inilah saya akan
membahas tema atau motto back to
the Bible, sebagaimana yang dititipkan
panitia kepada saya.
Back to the Bible. Tema yang satu
ini sebenarnya tidak asing dalam
Kekristenan. Ini tema lama yang
akhir-akhir ini kembali marak
dibicarakan, khususnya di kalangan
PMK. Tema ini mewakili tanggapan
klasik terhadap berlangsungnya
praktek-praktek yang menyimpang
dari Alkitab di dalam Gereja. Juga,
terhadap kecenderungan Gereja akhirakhir ini untuk lebih mendasarkan
pemikiran dan perilaku mereka pada
tulisan-tulisan populer tentang
kepemimpinan, aktualisasi diri, dan
kesuksesan, ketimbang pada nilainilai Alkitab.
Secara umum, arti back to the
Bible adalah back to what the Bible
teaches. Kembali kepada apa yang
Alkitab ajarkan. Namun, prakteknya
sangat beragam. Dengan motto back
to the Bible, beberapa PMK kembali
menggalakkan jalannya KK, dengan
penggalian Alkitab sebagai agenda
utamanya. Yang lain menggelar paketpaket eksposisi Alkitab, di mana
bagian demi bagian dari Alkitab, kalau

perlu ayat demi ayat, kata per kata,


d i k u p a s t u n t a s . Ya n g l a i n
menyelenggarakan pelatihanpelatihan gali dan tafsir Alkitab,
bahkan eksegese, seperti di seminariseminari Alkitab. Yang lain lagi
mengintensifkan pembinaanpembinaan doktrinal. Prakteknya
sangat beragam!
Pertanyaan yang perlu kita
pikirkan sebelum menilai semua
fenomena itu adalah, seharusnya
dalam rangka apa PMK perlu back
to the Bible? Jika benar bahwa
pelayanan PMK adalah bagian dari
Missio Ecclesiae, itu berarti seluruh
aktivitasnya, apa yang dikerjakan oleh
segenap pengurus dan pemimpin
KTB, harus dalam rangka
menyelenggarakan Amanat Agung.
Amanat pemuridan. Back to the Bible
harus dalam rangka back to the Great
Commission in the Bible! Harus dalam
rangka menjadikan semua bangsa
murid Kristus, sehingga dari antara
para mahasiswa lahir murid-murid
Kristus yang sejati! Back to disciplemaking!
Bagaimana konkretnya
menyelenggarakan pemuridan bagi
para mahasiswa? Dwi-perintah
baptislah dan ajarlah, yang samasama berbentuk participles,
menjawabnya. Dalam konteks PMK,
itu berarti memberitakan Injil dan
menantang para mahasiswa untuk
menyerahkan diri kepada Ketuhanan
Yesus, selanjutnya mendisiplin
mereka untuk menaati firman Tuhan,

008500

menggembleng mereka untuk menjadi


pelaku-pelaku firman!
Murid Kristus yang sejati
bukanlah dia yang pernah percaya
kepada Tuhan Yesus. Bukan juga dia
yang sesekali taat kepada firman-Nya.
Bahkan, bukan dia yang seringkali
taat. Tapi dia yang tetap percaya, yang
tetap berpaut kepada firman-Nya, apa
pun yang terjadi. Yohanes 8:31-32
merekam penegasan Kristus sendiri
tentang siapa murid-Nya yang sejati:
Maka kata-Nya kepada orangorang Yahudi yang percaya
kepada-Nya: Jikalau kamu
tetap dalam firman-Ku,
kamu benar-benar adalah
murid-Ku dan kamu akan
mengetahui kebenaran, dan
kebenaran itu akan
memerdekakan kamu.
Lewat gerakan
pemuridan, yang menurut
teladan Kristus
mencakup bukan saja pengajaran, tapi
juga doa, persekutuan, pelatihan,
pendampingan, dan pendisiplinan
secara personal, akhirnya akan teruji
dan terbukti siapa murid Kristus yang
sejati, yaitu ia yang tetap berpaut
kepada firman Tuhan.
Kembali kepada fenomena sangat
beragamnya praktek back to the Bible
dalam pelayanan mahasiswa
menggalakkan jalannya KK,
menggelar paket-paket eksposisi
Alkitab, menyeleggarakan pelatihanpelatihan eksegese, mengintensifkan

pembinaan-pembinaan doktrinal, dsb.


Dalam rangka back to the Great
Commission in the Bible, back to
disciple-making, semua aktivitas itu,
yang kita sebut dan klaim back to the
Bible, hanya sebagian aspek dari peer kita. Untuk menempa jiwa dan
mentalitas murid, tidak cukup
seseorang diajar kebenaran firman
Tuhan. Ia juga harus didorong,
dibimbing, dilatih, dan didisiplin
untuk menghidupinya dalam
kesehariannya.
Saya yakin bahwa salah satu
sebab mendasar kenapa
banyak PMK kehilangan
visi dan misi dari para
perintisnya adalah
gagalnya generasi
terdahulu
untuk
menghidupi
dan
menyelenggarakan amanat
pemuridan dengan setia.
Jujur saja, berapa banyak
di antara kita yang sungguhsungguh berhasrat dan
berdisiplin tinggi untuk mengerti dan
menaati firman Tuhan? Berapa
banyak yang secara serius memelihara
waktu-waktu teduh mereka dan
merenungkan firman Tuhan secara
mendalam? Jika kita sendiri tidak
mendisiplin diri dengan baik,
bagaimana mungkin kita dapat
mendisiplin sesama kita? Berapa
banyak PMK yang berani memangkas
aktivitas-aktivitas tertentu demi
pemuridan terselenggara seleluasa
dan sebaik mungkin?

008600

Mungkin jika Saudara setia dan


tekun dalam proses dimuridkan dan
memuridkan, kuantitas akan
berkurang. Namun ingat, biarpun
jumlahnya jauh lebih sedikit, sepuluh
kilogram emas jauh lebih berharga
ketimbang sepuluh kilogram kapas
atau kerupuk!
Akhir-akhir ini, saya menyak-

sikan banyak pengurus dan pemimpin


KK berjuang keras demi alih-generasi,
demi minat, ambisi, atau idealisme
pribadi, bukan demi terealisasinya
visi lahirnya murid-murid Kristus dari
antara para mahasiswa. Quo vadis,
PMK?
Bagi kemuliaan Allah
Tritunggal, Erick Sudharma.

008700

Você também pode gostar