Você está na página 1de 26

Analisis Perekonomian Kabupaten Kudus

pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan penting dalam


pembangunan nasional maupun daerah. Dalam upaya mendorong
pertumbuhan ekonomi perlu diketahui sektor sektor apa saja yang
paling mempengaruhi perekonomian suatu wilayah dan bagaimana
keadaan sektor sektor tersebut. Sektor sektor tersebutlah merupakan
sektor unggulan yang terus dipacu kualitas dan kuantitasnya sehingga
dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam perekonomian
wilayah tersebut. Hal lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah
masalah inflasi. Inflasi ini dapat digunakan untuk melihat apakah
pertumbuhan ekonomi yang terjadi benar benar menunjukkan
pertumbuhan atau perbaikan perekonomian masyarakat diwilayah
tersebut. Apabila inflasi yanng terjadi sangat tinggi melebihi pertumbuhan
ekonomi. Maka perekonomian diwilayah tersebut bisa dikatakan
mengkhawatirkan. Paper ini akan menganalisis pertumbuhan ekonomi dan
struktur perekonomian di Kabupaten Kudus dan juga bagaimana inflasi
yang terjadi diwilayah ini. Data yang digunakan adalah data PDRB
kabupaten kudus berdasarkan harga berlaku tahun 2004 2012 dan juga
PDRB kabupaten kudus berdasarkan harga konstan tahun 2004 2012.
Seperti yang kita ketahui bersama pada tahun 2004 SBY terpilih menjadi
presiden Republik Indonesia sampai periode 2009. SBY terpilih lagi dalam
pemilu dan masih menjabat sampai sekarang. Hal yang serupa terjadi di
kabupaten Kudus Musthofa terpilih menjadi Bupati kudus untuk dua kali
masa jabatan yaitu 2004 sekarang.

A. Pendahuluan

Sejak

diberlakukanya

otonomi

daerah

tahun

1999,

pembangunan perekonomian diserahkan kepada masing masing


daerah. Menurut Blakely (1989), pembangunan ekonomi daerah
adalah

suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh

komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada


dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu
lapangan pekerjaan baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi
dalam wilayah tersebut.

Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan


produksi barang dan jasa dalam kegiatan perekonomian masyarakat.
Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi diperlukan data PDB / PDRB.
PDB

mengukur

aliran

pendapatan

dan

pengeluaran

dalam

perekonomian selama periode tertentu. Nilai PDB yang digunakan


adalah PDB berdasarkan harga konstan (PDB riil) sehingga angka
pertumbuhan yang dihasilkan merupakan pertumbuhan riil yang
terjadi karena adanya tambahan produksi (Akrom, 2010).
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara terus-menerus dapat
menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur perekonomian
wilayah. Struktur ekonomi dapat dilihat dari peran/kontribusi dari
masing-masing

sektor

perekonomian.

Pada

tahap-tahap

awal

pembangunan menunjukkan bahwa sektor primer memiliki peran


penting

dalam

pembentukan

pendapatan

suatu

wilayah/negara.

Pembangunan lebih lanjut membuat peran/kontribusi sektor primer


berkurang dan peran ini berpindah ke sektor sekunder dan tersier.
Turunnya peran/kontribusi sektor primer di semua wilayah tidaklah
berarti sektor primer di semua wilayah nilai tambahnya turun. Pada
kenyataannya

nilai

tambahnya

selalu

meningkat,

akan

tetapi

pertumbuhan nilai tambah pada sektor lainnya juga meningkat lebih


tinggi. Perubahan struktur ekonomi wilayah-wilayah di Indonesia
dipengaruhi oleh potensi yang dipunyai wilayah yaitu sumber-sumber
yang ada (Adi, 2001).
Proses perubahan struktur ekonomi terkadang diartikan sebagai
proses industrialisasi. Tahapan ini diwujudkan secara historis melalui
kenaikan kontribusi sektor industri manufaktur dalam permintaan
konsumen, total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), ekspor dan
kesempatan kerja.
Todaro, (1999) menjelaskan bahwa Proses perubahan struktur
perekonomian ditandai dengan: (1) menurunnya pangsa sektor primer
(pertanian), (2) meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan
2

(3) pangsa sektor tersier (jasa) juga memberikan kontribusi yang


meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
Sukirno (2006) menjelaskan bahwa,berdasarkan lapangan usaha
maka sektor-sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia dibedakan
dalam tiga kelompok utama yaitu:
1. Sektor primer, yang terdiri dari sektor pertanian, peternakan,
kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian.
2. Sektor sekunder, terdiri dari industri pengolahan, listrik, gas dan
air, bangunan.
3. Sektor

tertier,

pengangkutan

terdiri
dan

dari

perdagangan,

komunikasi,

keuangan,

hotel,
sewa

restoran,
dan

jasa

perusahaan, jasa-jasa lain (termasuk pemerintahan)


Proses pembangunan ekonomi harus memiliki dasar fondasi
yang kuat. Hal ini diperlukan agar jika terjadi gejolak ekonomi,
perekonomian suatu wilayah tidak mudah mengalami krisis. Fondasi
yang dimaksud adalah stabilitas perekonomian. Menurut Engla (2013)
Salah

satu

indikator

ekonomi

makro

yang

digunakan

untuk

melihat/mengukur stabilitas perekonomian suatu negara adalah inflasi.


Perubahan dalam indikator ini akan berdampak terhadap dinamika
pertumbuhan ekonomi.Dalam perspektif ekonomi, inflasi merupakan
fenomena moneter dalam suatu negara dimana naik turunnya inflasi
cenderung mengakibatkan terjadinya gejolak ekonomi.

B. Analisis perekonomian Kabupaten Kudus


1. Pertumbuhan Ekonomi
Rumus untuk menghitung Pertumbuhan ekonomi adalah sebagai
berikut :

Dimana :
gt

: Pertumbuhan

Yt

: PDRB Riil (Harga Konstan) tahun t

Yt-1 : PDRB Riil tahun t-1


\
Tabel 1: PDRB atas dasar harga konstan
di kabupaten Kudus tahun 2003-2012
Tahu
n

2003

Total PDRB

Pertumbuh
an
Ekonomi

Sumber: BPS, KUA kab Kudus diolah

9.882.265,
52
Perhitungan :

10.198.387
2004
,97

3,20

10.619.525
2005
,78

4,13

2. Pertumbuhan ekonomi tahun 2006

10.881.159
2006
,81

2,46

2007

11.243.359
,39

3,33

2008

11.683.819
,73

3,92

2009

12.144.952
,38

3,95

12.651.591
2010
,64

4,17

= 3,20
Dengan Cara yang sama
pertumbuhan ekonomi tahun 2010
2012 dapat diketahui sebagai
berikut :

Sumber : BPS, KUA kab Kudus

13.184.051
2011
,12

4,21

13.754.585
2012
,17

4,33

Berdasarkan Grafik 1 dan tabel


1 di atas dapat diketahui bahwa,
4

PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 pada tahun 2003
sebesar Rp. 9.882.265,52 juta meningkat menjadi sebesar Rp
13.754.585,17juta
ekonomi

tahun

menggambarkan

pada
2003

tahun

2012.

2012

perekonomian

Rata-rata

adalah
tetap

pertumbuhan

3,74%.

Kondisi

berkembang

ini

meskipun

lamban. Pertumbuhan yang paling besar terjadi pada tahun 2004


ke 2005. PDRB tahun 2004 sebesar 10.198.387,97 naik menjadi
10.619.525,78 pad tahun 2005. Sedangkan pertumbuhan paling
lamban terjadi di tahun 2005 ke 2006. Kelambanan pertumbuhan
ini diperkirakan karena efek kenaikan harga BBM yang terjadi pada
awal dan akhir tahun 2005.kenaikan di akhir tahun 2005 yaitu pada
bulan oktober masih memberikan dampak yang signifikan pada
tahun 2006, karena kenaikan yang terjadi hampir mencapai 87%.
Namun

setelah

tahun

2005

pertumbuhan

ekonomi

kembali

menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun secara stabil sampai


tahun 2012.
Pada 2005, harga minyak dunia meroket dari 25 dollar AS per
barrel menjadi sekitar 60 dollar AS per barrel dan beban subsidi
BBM melonjak dari Rp 21 triliun menjadi Rp 120 triliun apabila
harga BBM tidak dinaikkan.sehingga pemerintah Pada tahun itu
telah dua kali menaikkan harga BBM, yakni Maret dan Oktober.
Bulan Maret, harga BBM dinaikkan 32 persen untuk premium (dari
Rp 1.810 menjadi Rp 2.400 per liter) dan solar dari Rp 1.650
menjadi Rp 2.100 per liter atau 27 persen. Pada 1 Oktober 2005,
pemerintah kembali menaikkan harga BBM secara signifikan. Harga
premium naik dari Rp 2.400 menjadi Rp 45.000 per liter (87
persen) dan harga solar naik dari Rp 2.100 menjadi Rp 4.300 per
liter (105 persen) (kompas.com).
Dilihat

dari

segi

wilayah,

kontribusi

terbesar

terhadap

pertumbuhan ekonomi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Grafik 2 : kontribusi kecamatan Terhadap PDRB kab.Kudus tahun 2012


dawe; 4%
gebog; 15%
kaliwungu; 13%
bae; 5%
mejobo; 9%
kota; 32%
jekulo; 3%
undaan; 3%

jati; 17%

Sumber: RKPD Kab.Kudus 2013, diolah

Berdasarkan grafik 2 Kecamatan yang memberikan kontribusi


terbesar adalah kecamatan kota, kecamatan jati, kecamatan
Gebog dan kecamatn kaliwungu. Kecamatan kota memberikan
kontribusi sebesar 32%. Di kecamatan kota terdapat sekitar 1700
perusahaan diantaranya pabrik rokok dan industri jenang. Di
kecamatan kota inilah pusat pemerintahan Kabupaten kudus.
Dikecamatan ini juga banyak didirikan supermarket, bank dan toko
toko besar, bisa dikatakan kegiatan ekonomi di kabupaten Kudus
terpusat di kecamatan kota. Di kecamatan jati berdiri sekitar 1200
perusahaan. Dikecamatan jati ini lah berdiri industri kertas yaitu PT
pura Baru Tama, terdapat juga pabrik rokok, industri konveksi, PLN.
Di kecamatan gebog terdapat pabrik rokok PT sukun. Sedangkan di
kaliwungu

terdapat

PT

Hartono

Istana

Elektronik

yang

memproduksi barang barang elektronik polytron.


Sedangkan kecamatan yang memberikan kontribusi terkecil
adalah kecamatan Undaan dan kecamatan dawe. Dua kecamatan
ini masih mengandalkan sektor pertanian. Di Undaan adalah
pertanian padi sedangkan di kecamatan Dawe lebih kepada
perkebunan.

2. Struktur Ekonomi Kabubaten kudus


Struktur Ekonomi dikur berdasarkan kontribusi tiap sektor
terhadap

total

PDRB.

PDRB

atas

dasar

harga

konstan

menggambarkan tingkat pertumbuhan perekonomian suatu daerah


baik secara agregat maupun sektoral. Struktur perekonomian suatu
daerah dapat dilihat dari distribusi masing-masing sector ekonomi
terhadap

total

nilai

PDRB

atas

dasar

harga

berlaku

(bappeda.pekanbaru.go.id)
Berikut

ini

adalah

grafik

pangsa

kontribusi

tiap

sektor

terhadap PDRB kabupaten Kudus pada tahun 2012

Grafik 3 : kontribusi sektoral terhadap PDRB tahun 2012

0.01 0.02 0.03 0.03 0.00


0.27
0.02
0.00

0.61

1.PERTANIAN

2.PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN

3.INDUS TRI PENGOLAHAN

4.LIS TRIK,GAS & AIR BERS IH

5.BANGUNAN

6.PERDAGANGAN,HOTEL &
RES TORAN

7.PENGANGKUTAN &
KOMUNIKAS I

8.KEU.PERS EWAAN & JAS A


PERUS AHAAN

9.JAS A-JAS A

Sumber: BPS diolah

Tabel 2: kontribusi sektoral PDRB Kabupaten Kudus Tahin 2004 - 2012


LAPANGAN USAHA

2004

200
5

200
6

200
7

200
8

200
9

201
0

201
1

201
2 rata2

PERTANIAN

2,15

2,25

2,46

2,43

2,46

2,78

2,81

2,81

2,92

2,56

PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN

0,03

0,03

0,03

0,04

0,03

0,03

0,03

0,03

0,03

0,03

64,77

64,7
9

65,3
0

66,2
5

63,9
0

63,4
6

62,7
4

62,3
8

61,4
4

63,8
9

LISTRIK,GAS & AIR


BERSIH

0,45

0,38

0,39

0,38

0,37

0,40

0,42

0,44

0,44

0,41

BANGUNAN

1,18

1,25

1,26

1,36

1,28

1,39

1,45

1,55

1,63

1,37

25,96

25,8
4

24,8
9

23,9
0

26,0
7

25,9
7

26,2
9

26,3
4

26,8
7

25,7
9

PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI

1,46

1,48

1,51

1,45

1,45

1,38

1,34

1,37

1,37

1,42

KEU.PERSEWAAN &
JASA PERUSAHAAN

1,79

1,88

1,96

1,98

2,04

2,16

2,26

2,35

2,44

2,10

JASA-JASA

2,21

2,09

2,19

2,23

2,41

2,44

2,65

2,73

2,86

2,42

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

INDUSTRI
PENGOLAHAN

PERDAGANGAN,HOT
EL & RESTORAN

PDRB

Sumber: BPS diolah


Dari tabel dan grafik diatas dapat diamati, bahwa struktur
ekonomi Kabupaten Kudus ditopang oleh sektor industri dan
didukung oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pergeseran
struktur ekonomi secara cepat dimotori oleh perkembangan sektor
industri dan dipacu sektor keuangan dan jasa-jasa. Kontribusi
sektor industri pengolahan terhadap PDRB rata -rata berkisar
62,78%. Hampir 89% nilai tambah sektor industri dihasilkan oleh
industri Makanan,minuman dan tembakau dan 5% oleh industri
Kertas dan barang cetakan.
Pada tahun 2009 terdapat 15 perusahaan yang bergerak di
Industri makanan dan minuman dan mampu menyerap tenaga
8

kerja sebanyak 910 orang. Sedangkan perusaahaan pengolahan


tembakau ada 59 perusahaan yang tersebar hampir di seluruh
kecamatan di kabupaten Kudus. Industri pengolahan tembakau
mampu menyerap 81.787 pekerja. Iklim di kudus memang tidak
memungkinkan untuk tanaman Tembakau jadi di Kudus hanya
terdapat perusahaan / pabrik pengolahanya saja, tembakau yang
digunakan mayoritas berasal dari Ngawi dan Temanggung. Industri
kertas dan barang dari kertas mempunyai 12 perusahaan dan
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4713 orang sedangkan
industri penerbitan dan percetakan terdapat 15 perusahaan
dengan 2330 pekerja.
Kudus memang terkenal dengan sebutan kota Kretek, banyak
sekali pabrik rokok yang berdiri di Kudus baik itu dari perusahaan
besar seperti Djarum, Nojorono maupun perusahaan perusahaan
kecil seperti Djohar manik dll. tak heran jika industri tembakau
memberikan kontribusi yang besar pada PDRB kabupaten Kudus.
Sedangkan industri kertas dikuasai oleh satu perusahaan besar
yaitu PT. Pura Baru Tama.
Sektor lain yang juga mempunyai kontribusi besar dalam
PDRB adalah sektor perdagangan,hotel dan restoran. Sumbangan
rata rata yang diberikan sektor ini adalah sebesar 25,79% dari
total PDRB kabupaten Kudus.
Pergeseran struktur ekonomi belum begitu kentara terjadi di
kabupaten Kudus, kontribusi yang diberikan sektor pertanian tidak
mengalami

peurunan

bahkan

justru

mengalami

kenaikan

prosentase setiap tahunya. Nilai yang diberikan juga masih di


posisi ke tiga setelah sektor industri dan perdagangan yaitu sekitar
2,56.
Kesembilan sektor ekonomi diatas dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok utama yaitu sektor Sektor primer, yang terdiri dari

sektor

pertanian,

peternakan,

kehutanan,

perikanan,
9

pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder, terdiri dari


industri pengolahan, listrik, gas dan air, bangunan. Sektor tertier,
terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan
komunikasi, keuangan, sewa dan jasa jasa.

10

Tabel 3: PDRB kelompok sektor ekonomi atas dasar harga konstan 2000 di
kabupaten Kudus tahun 2004 -2012
Tahun

PDRB
total

Primer
jumlah

Sekunder
%

Tersier

jumlah

jumlah

2,18

1089880
7,68

66,40

5158109,
22

31,42

66,42

6203957,
84

31,30

66,95

6547704,
60

30,55
29,55

2004

1641492
9,34

358012,
44

2005

1982279
4,26

453025,
60

2,29

1316581
0,82

2006

2142935
0,71

534352,
78

2,49

1434729
3,33

2007

2357200
5,00

580582,
09

2,46

1602497
7,68

67,98

6966445,
23

2008

2724539
2,30

678738,
72

2,49

1785673
0,78

65,54

8709922,
80

31,97

2009

2894688
6,48

812310,
93

2,81

1888816
3,21

65,25

9246412,
34

31,94

2010

3146646
4,94

893160,
55

2,84

2033176
0,92

64,61

1024199
3,48

32,55

2011

3384897
3,32

960383,
45

2,84

2178965
5,82

64,37

1109893
4,05

32,79

2012

3695941
4,04

1090639
,84

2,95

2347403
9,03

63,51

1239473
5,16

33,54

rata rata

2,59

65,67

31,73

Sumber: BPS diolah

Grafik 4:rata -rata kontribusi kelompok sektor ekonomi terhadap PDRB kabupaten Kudus

32%

3%

primer
sekunder

66%

tersier

Sumber: BPS diolah


11

Berdasarkan grafik 4, dapat kita lihat bahwa kelompok sektor yang


mempunyai kontribusi terbesar adalah sektor sekunder yaitu sebanyak
66%, lalu kelompok sektor tersier dengan 32%. Sedangkan sektor primer
hanya menyumbang 2% terhadap Total keseluruhan PDRB.

Grafik 5: perkembangan kontribusi kelompok sektor Ekonomi


dikabupaten Kudus tahun 2004 - 2012
80
70
60
50
primer

40

tersier

30

sekunder

20
10
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber: BPS diolah

Berdasarkan grafik 5 dapat dilihat bahwa sektor primer


cenderung stabil dari tahun ke tahun dengan kontribusi rata rata
2,59% per tahun. Sedangkan sektor sekunder justru cenderung
mengalami penurunan dengan nilai kontribusi rata rata nya adalah
sebesar 65,67%. Kontribusi sektor sekunder terus meningkat dari
tahun 2004 samapi tahun 2007 yaitu dari 66,40 di tahun 2004
menjadi 67,98% di tahun 2007. Setelah tahun 2007 kontribusi
sektor sekunder mulai menurun yaitu pada tahun 2008 menjadi
65,54% dan di tahun 2012 menjadi 63,51.
Sektor yang mengalami peningkatan adalah sektor tersier.
Peningkatan ini dimulai pada tahun 2008 yang meningkat menjadi
12

31,97 yang pada tahun sebelumnya hanya 29,55. Peningkatan terus


terjadi di tahun 2012 kontribusi yang diberikan sektor tersier
mencapai 33,54%. Peningkatan ini sebesar 2% jika dibandingkan
dengan tahun 2004 yang hanya 31,42%.
3. Inflasi
Laju inflasi merupakan gambaran tingkat harga rata-rata
barang/jasa kebutuhan masyarakat

secara umum. Inflasi yang

tinggi , akan berdampak terhadap penurunan kemampuan daya


beli masyarakat, kesenjangan distribusi pendapatan yang melebar,
berkurangnya tabungan masyarakat yang merupakan sumber
investasi, dan dapat menimbulkan ketidakstabilan perekonomian.
Perhitungan inflasi menggunakan metode deflator PDRB yaitu
dengan membagi PDRB nominal dengan PDRB riil. Perbedaan inflasi
metode IHK, yang merupakan metode atau indikator sering
digunakan dalam penghitungan inflasi dengan deflator PDRB adalah
IHK mengukur tingkat harga untuk seluruh barang dan jasa tertentu
yang dibeli konsumen, sedangkan deflator PDB mengukur tingkat
haga untuk seluruh barang dan jasa yang dihasilkan perekonomian.
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua
barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa. Jika GDP
nominal lebih tinggi dari PDB riil, kita dapat mengasumsikan bahwa
harga barang dan jasa telah meningkat

Tabel 4: hasil perhitungan Inflasi menggunakan


deflator PDRB
Tahun

PDRB riil

PDRB
nominal

inflasi

10.198.38

16.414.92

160,9

2004

7,97

9,34

2005

10.619.52

19.822.79

186,6
13

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

5,78

4,26

10.881.15

21.429.35

196,9

9,81

0,71

11.243.35

23.572.00

209,6

9,39

5,00

11.683.81

27.245.39

233,1

9,73

2,30

12.144.95

28.946.88

238,3

2,38

6,48

12.651.59

31.466.46

248,7

1,64

4,94

13.184.05

33.848.97

256,7

1,12

3,32

13.754.58

36.959.41

268,7

5,17

4,04

Sumber: BPS diolah


Perkembangan laju inflasi di Kabupaten Kudus tahun 2004
2011 dapat dilihat pada tabel . Berdasarkan angka inflasi tersebut,
dapat kita lihat bahwa di Kabupaten Kudus pada tahun 2004 terjadi
kenaikan harga sebesar 160,96%. Sedangkan di tahun 2012
peningkatan harga yang terjadi adalah sebesar 268,71%.

Perkembangan inflasi tahunan PDRB kabupaten kudus dapat


digambarkan dalam grafik berikut:

14

grafik 6: Perkembangan Inflasi di kab.Kudus tahun 2004 - 2012


300.00
250.00
200.00

inflasi

150.00
100.00
50.00
0.00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber: BPS diolah

Berikut ini adalah grafik perkembangan inflasi kabupaten


kudus tahun 2008 2012 yang dirinci berdasarkan sektor ekonomi.
Grafik 7: perkembangan Inflasi sektoral Kabupaten Kudus
tahun 2008 - 2012
400
350
300
250
200
150
100
50

1.PERTANIAN

2.PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN

3.INDUSTRI
PENGOLAHAN

4.LISTRIK,GAS & AIR


BERSIH

5.BANGUNAN

6.PERDAG,HOTEL &
RESTORAN

7.PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI

8.KEU.PERSEWAAN &
JASA PERUSAHAAN

9.JASA-JASA

PDRB

Sumber: BPS diolah


Berdasarkan grafik diatas dapat kita lihat bahwa sektor yang
mengalami kenaikan harga tertinggi adalah sektor jasa dan sektor
Listrik air dan gas. Rata rata kenaikan harga yang terjadi pada
sektor jasa adalah 297,91% sedangkan pada sektor Listrik, gas dan
air bersih adalah sebesar 271,32%. Sedangkan sektor yang dapat
15

dikatakan paling stabil harganya adalah sektor pengangkutan dan


komunikasi. Sektor tersebut mengalami kenaikan harga rata rata
adalah 168,43%

16

Daftar Pustaka
Aprillia,H . Analisis Inflasi Di Sumatera Utara: Suatu Model Error Correction (Ecm). QE
Journal| Vol.01-no.02-29.
BPS kab.Kudus & Bappeda Kab.Kudus. PDRB Kabupaten Kudus 2011.
Kudus.
______________________________, Kudus Dalam Angka 2013. Kudus
______________________________, Statistik Daerah Kabupaten Kudus 2013.
Kudus
Hasani, Akrom. 2010. Analisis Struktur Perekonomian Berdasarkan
Pendekatan Shift Share Di Provinsi Jawa Tengah Periode Tahun 2003
2008. Semarang Universitas Diponegoro.
Pambudi, Eko Wicaksono. 2013. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa
Tengah). Universitas Diponegoro semarang.
Pemerintah Kab. Kudus. 2012. Kebijakan Umum APBD (KUA) Kabupaten Kudus Tahun
2013
____________________,
Industri
dan
perkembangannya.
http://www.kuduskab.go.id/ ekonomi.php#. diakses 2 januari 20:40.
____________________, RKPD Kab.Kudus Tahun 2013. Kudus
Undulifolia, Crossandra. 2012. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Ketimpangan
Antar Kecamatan Di Kabupaten Kudus Tahun 2005-2009. Universitas Diponegoro
usya, nurlatifa.2006. Analisis Struktur Ekonomi Danidentifikasi Sektor Unggulan Di
Kabupaten Subang. Institut Pertanian Bogor.
Nugrahani,Tri. 2011. Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi, Investasi Domestik Dan Ekspor
Antara Sebelum Dan Sesudah Krisis. AKMENIKA, Volume 8, 2011

17

18

LAPANGAN USAHA

PDRB menurut Harga berlaku di Kab.Kudus tahun 2008 - 2012


2008
2009
2010
2011

1.0
1.PERTANIAN
a.Tanaman Bahan Makanan
b.Tanaman Perkebunan
c.Peternakan dan Hasilhasilnya
d.Kehutanan
e.Perikanan
2.PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
a.Minyak dan Gas Bumi
b.Pertambangan tanpa migas
c.Penggalian
3.INDUSTRI PENGOLAHAN
a.Industri Migas
1.Pengilangan Minyak Bumi
2.Gas Alam Cair
b.Industri Tanpa Migas
1.Makanan,minuman dan
tembakau
2.Tekstil,Brg.kulit & alas kaki
3.Brg.kayu & hasil hutan
lainnya
4.Kertas dan barang cetakan
5.Pupuk,kimia dan barang
karet
6.Semen & barang galian
bukan logam
7.Logam dasar besi & baja
8.Alat Angkut,mesin &
peralatannya
9.Barang lainnya
4.LISTRIK,GAS & AIR BERSIH
a.Listrik
b.Gas
c.Air Bersih
5.BANGUNAN
6.PERDAGANGAN,HOTEL &
RESTORAN
a.Perdagangan besar dan hotel
b.Hotel
c.Restoran
7.PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
a.Pengangkutan

669.646.60
490.816.25
56.728.50

803.772.14
588.662.42
60.128.92

884.591.11
637.419.81
72.865.62

950.856.24
682.613.26
77.015.11

116.537.25
315.83
5.248.77
9.092.12
0.00
0.00
9.092.12
17.408.531
.63
0.00
0.00
0.00
17.408.531
,63
15.521.033
,52
294.199.40

146.651.97
321.37
8.007.46
8.538.79
0.00
0.00
8.538.79
18.369.527
.90
0.00
0.00
0.00
18.369.527
,90
16.369.071
,99
306.490.37

160.371.15
348.53
13.585.99
8.569.44
0.00
0.00
8.569.44
19.742.458
.88
0.00
0.00
0.00
19.742.458
,88
17.455.808
,15
335.679.93

172.926.05
411.10
17.890.72
9.527.21
0.00
0.00
9.527.21
21.114.288
.74
0.00
0.00
0.00
21.114.288
,74
18.647.593
,02
366.619.55

193

78.616.80

86.541.92
938.613,95

95.771.83
1.155.716,
28

110
1.3

901.085,23

88.204.75
1.079.180,
78

134.422.68

140.624.62

161.527.07

171.963.48

199

43.151.23
0.00

47.319.41
0.00

53.219.20
0.00

57.984.87
0.00

66

345.620.79
90.401.97
100.612.94
97.052.60
0.00
3.560.34
347.586.21
7.102.368.
42
6.793.006.
19
3.819.24
305.542.99
394.677.34
277.267.21

380.894.03
99.971.61
116.049.08
111.890.80
0.00
4.158.28
402.586.23
7.516.547.
92
7.158.714.
39
3.565.15
354.268.38
399.107.10
286.599.26

459.470.07
109.368.94
131.503.18
126.453.30
0.00
5.049.89
457.798.86
8.272.931.
06
7.713.514.
75
3.766.37
555.649.94
422.536.19
308.918.04

499.888.01
118.751.70
150.122.75
144.495.24
0.00
5.627.51
525.244.33
8.916.516.
17
8.314.045.
61
4.064.45
598.406.12
464.543.58
336.849.08

579
136
164
157

19

783
82

19
10

10
22.

22.

19.

404

6
602
9.9

9.2

4
678
507
365

1.Angkutan Rel
2.Angkutan jalan raya
3.angkutan laut
4.Angkutan sungai,danau &
penyeberangan
5.Angkutan Udara
6.Jasa penunjang angkutan
b.Komunikasi
1.Pos dan telekomunikasi
2.Jasa penunjang komunikasi
8.KEU.PERSEWAAN & JASA
PERUSAHAAN
a.Bank
b.Lembaga keuangan tanpa
bank
c.Jasa penunjang keuangan
d.Sewa Bangunan
e.Jasa perusahaan

0.00
273.421.26
0.00

0.00
282.685.50
0.00

0.00
304.795.30
0.00

0.00
332.415.46
0.00

0.00
0.00
3.845.95
117.410.13
117.410.14
0.00

0.00
0.00
39.13.77
112.507.84
112.507.85
0.00

0.00
0.00
4.122.73
113.618.15
113.618.15
0.00

0.00
0.00
4.433.62
127.694.50
127.694.50
0.00

556.816.77
247.612.81

624.356.50
280.934.55

712.617.87
303.196.50

795.029.03
326.859.97

899
373

76.339.55
0.00
230.786.59
2.077.82

90.089.43
0.00
251.190.22
2.142.31

98.467.12
0.00
307.904.65
2.599.60

108.987.83
0.00
356.256.63
2.924.61

122

9.JASA-JAS
a.Pemerintahan Umum
1.Adm.pemerintah &
pertahanan
2.Jasa pemerintah lainnya
b.Swasta
1.Sosial kemasyarakatan
2.Hiburan & rekreasi
3.Perorangan &
rumahtangga

656.060.27
388.915.71

706.400.82
429.653.45

833.908.36
509.320.47

922.845.27
565.345.72

388.915.72
0.00
267.144.56
227.776.96
1.057.66

429.653.46
0.00
276.747.38
236.078.41
1.281.75

509.320.47
0.00
324.587.89
280.514.22
1.460.15

565.345.72
0.00
357.499.55
308.461.47
1.932.90

628

38.309.94
27.245.392
.30

39.387.21
28.946.886
.48

42.613.52
31.466.464
.94

47.105.18
33.848.973
.32

54
36.

PDRB
Sumber: PDRB kudus 2013

360

4
142
142

400
3
1.0

628

427
370
2

PDRB berdasarkan Harga Konstan 2000 di Kabupaten Kudus tahun 2008 - 2012
2008
2009
2010
2011
2012
369,112.8 407,829.1 426,675.7 437,629.6 461,633
1.PERTANIAN
3
4
0
1
254,776.4 271,799.5 277,741.6 280,063.0 300,300
a.Tanaman bahan makanan
6
1
7
4
b.Tanaman perkebunan
32,164.20 33,970.63 35,577.03 36,621.71 37,023.6
c.Peternakan dan hasil104,944.4 110,307.6 112,888
hasilnya
78,783.96 97,111.87
3
4
d.Kehutanan
151.84
139.71
143.26
157.25
164.3
e.Perikanan
3,236.37
4,807.43
8,269.30 10,479.96 11,256.0
2.PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN
4,666.99
4,134.66
4,029.44
4,293.62
4,760.4
a.Minyak dan gas bumi
0.00
0.00
0.00
0.00
0.0
20

b.Pertambangan tanpa migas


c.Penggalian
INDUSTRI PENGOLAHAN
a.Industri migas
1.Pengilangan minyak bumi
2.Gas alam cair
b.Industri tanpa migas
1.Makanan,minuman dan
tembakau
2.Tekstil,Brg.kulit & alas
kaki
3.Brg.kayu & hasil hutan
lainnya
4.Kertas dan barang
cetakan
5.Pupuk,kimia dan Brg.dari
karet
6.Semen & Brg.galian
bukan logam
7.Logam dasar besi & baja
8.Alat angk,mesin &
peralatannya
9.Barang lainnya
4.LISTRIK,GAS & AIR BERSIH
a.Listrik
b.Gas
c.Air bersih
5.BANGUNAN
6.PERDAG,HOTEL & RESTORAN
a.Perdagangan besar dan
eceran
b.Hotel
c.Restoran
7.PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI
a.Pengangkutan
1.Angkutan rel
2.Angkutan jalan raya
3.Angkutan laut
4.Angk.sungai,danau &
penyeberangan
5.Angkutan udara
6.Jasa penunjang angkutan

0.00
4,666.99
7,145,779.
11
0.00
0.00
0.00
7,145,779.
11
6,111,616.
27
167,766.2
8

0.00
4,134.66
7,421,852.
42
0.00
0.00
0.00
7,421,852.
42
6,361,805.
33
170,177.3
4

0.00
4,029.44
7,651,696.
27
0.00
0.00
0.00
7,651,696.
27
6,504,847.
34
170,531.3
2

0.00
4,293.62
7,938,351.
14
0.00
0.00
0.00
7,938,351.
14
6,741,552.
23
178,524.1
3

0.0
4,760.4
8,168,62
6
0.0
0.0
0.0
8,168,62
6
6,879,68
6
189,805

43,292.62
472,862.6
3

46,641.46
477,635.9
0

46,175.04
524,709.0
8

47,941.24
549,260.2
2

51,407.3
597,665

59,966.48

60,855.54

65,926.84

68,340.55

73,684.7

24,130.19
0.00
201,056.8
1
65,087.82
39,434.71
38,096.01
0.00
1,338.70
174,741.8
5
3,218,014.
82
3,051,169.
86
1,381.21
165,463.7
5
229,419.8
5
132.921.9
8
0.00
130,486.6
4
0.00

25,288.89
0.00
209,724.6
2
69,723.35
44,434.71
43,464.22
0.00
1,421.89
191,988.8
8
3,309,244.
27
3,121,724.
82
1,256.83
186,262.6
2
239,571.4
3
133,405.9
9
0.00
130,948.6
0
0.00

27,185.55
0.00
238,135.4
4
74,185.65
49,831.95
48,204.60
0.00
1,627.35
206,119.2
6
3,503,267.
11
3,230,598.
10
1,287.31
271,381.7
0
251,675.2
2
133,867.9
5
0.00
131,357.0
5
0.00

28,465.40
0.00
247,244.1
2
77,023.25
52,596.67
50,803.60
0.00
1,793.07
223,680.6
2
3,652,622.
07
3,369,638.
58
1,337.55
281,645.9
4
279,798.7
5
144,600.2
7
0.00
141,919.5
3
0.00

30,397.9
0.0
262,820

0.00
0.00
2,435.34

0.00
0.00
2,457.39

0.00
0.00
2,510.90

0.00
0.00
2,680.74
21

83,157.3
56,398.3
54,384.9
0.0
2,013.4
245,636

3,878,33
2
3,576,87
3
1,408.5
300,050

298,909

151,590

0.0
148,694

0.0

0.0
0.0
2,895.9

b.Komunikasi
1.Pos dan telekomunikasi
2.jasa penunjang
komunikasi
8.KEU.PERSEWAAN & JASA
PERUSAHAAN
a.Bank
b.Lembaga keuangan tanpa
bank
c.Jasa penunjang keuangan
d.Sewa bangunan
e.Jasa perusahaan
9.JASA-JASA
a.Pemerintahan umum
1.Adm.pemerintah &
pertahanan
2.Jasa pemerintah lainnya
b.Swasta
1.Sosial kemasyarakatan
2.Hiburan & rekreasi
3.Perorangan &
rumahtangga
PDRB
Sumber : PDRB kudus 2013

117,807.2
7
117,807.2
7

135,198.4
8
135,198.4
8

147,319

96,497.87

106,165.4
5
106,165.4
5

0.00
252,551.4
3
122,751.5
5

0.00
270,065.2
8
135,174.3
8

0.00
283,433.4
1
136,661.3
0

0.00
300,048.5
5
142,510.4
0

0.0
324,438

32,306.69
0.00

34,887.09
0.00

38,030.6
0.0
130,881

96,579.29
949.91
250,098.1
5

99,026.22
977.59
255,380.1
8

35,018.35
0.00
110,578.7
2
1,175.14
274,863.2
9

89,215.41

91,891.87

98,921.60

25,730.3
13,754,5
5.1

96,497.87

89,215.41
0.00
160,882.7
4
138,084.1
2
529.54

91,891.87
0.00
163,488.3
1
140,078.3
5
598.68

98,921.60
0.00
175,941.7
0
152,021.6
5
624.83

36,541.40
0.00
119,726.4
3
1,270.32
295,030.0
9
106,182.4
4
106,182.4
4
0.00
188,847.6
5
163,583.9
9
715.92

22,269.08
11,683,81
9.73

22,811.29
12,144,95
2.38

23,295.22
12.651,59
1.64

24,547.74
13,184,05
1.12

22

147,319

154,182

1,344.9
315,852

112,734

112,734

0.0
203,117

176,636

751.1

23

24

25

Inflasi (deflator GDP) tahunan Kabupaten


Kudus tahun 2004 - 2012
PDRB
infla
tahun
PDRB riil
nominal
si
10.198.387 16.414.92 160,
2004
,97
9,34
96
10.619.525 19.822.79 186,
2005
,78
4,26
66
10.881.159 21.429.35 196,
2006
,81
0,71
94
11.243.359 23.572.00 209,
2007
,39
5,00
65
11.683.819 27.245.39 233,
2008
,73
2,30
19
12.144.952 28.946.88 238,
2009
,38
6,48
34
12.651.591 31.466.46 248,
2010
,64
4,94
72
13.184.051 33.848.97 256,
2011
,12
3,32
74
13.754.585 36.959.41 268,
2012
,17
4,04
71

inflasi kabupaten kudus 2008 - 2012 menggunakan deflator GDP


2008
1.PERTANIAN
2.PERTAMBANGAN &
PENGGALIAN
3.INDUSTRI
PENGOLAHAN
4.LISTRIK,GAS & AIR
BERSIH

181,421

5.BANGUNAN
6.PERDAG,HOTEL &
RESTORAN
7.PENGANGKUTAN &
KOMUNIKASI
8.KEU.PERSEWAAN &
JASA PERUSAHAAN

198,914

9.JASA-JASA

262,321

PDRB

194,818
243,62
255,138

220,707
172,033
220,477

233,189

2009
197,0855
099
206,5173
436
247,5059
71
261,1676
322
209,6924
728
227,1378
994
166,5921
099
231,1872
522
276,6075
347
238,3449
978

2010
207,3216
52
212,6707
433
258,0141
472
263,8933
054
222,1038
733
236,1490
232
167,8894
688
251,4233
837
303,3902
272
248,7154
647

2011
217,27
42
221,89
22
265,97
83
285,42
25
234,81
89
244,11
27
166,02
78
264,96
68
312,79
7
256,74
18

rata
2012
-rata
233,89 207,39
73
98
228,81 212,94
67
29
277,97 258,61
87
94
291,00 271,32
54
54
245,43 222,19
53
29
256,07 236,83
22
57
169,65 168,43
67
98
277,39 249,08
18
92
334,43 297,91
55
03
268,70 249,13
61
95

26

Você também pode gostar