Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
bahwa suhu suatu benda tergantung pada besarnya benda. Bila benda itu besar,
maka suhunya akan lebih tinggi, sedangkan bila benda itu kecil maka suhunya
akan lebih rendah, Suparno, (2013). Pengetahuan atau tafsiran seperti inilah yang
menyebabkan pemahaman konsep siswa semakin menurun.
Rendahnya pemahaman konsep juga diakibatkan adanya proses belajar
mengajar di kelas yang cenderung bersifat analitis dengan menitikberatkan pada
penurunan rumus-rumus fisika melalui analisis matematis, (Mariati, 2013). ElRabadi, Ensaf, (et,al 2013) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran harus
menggunakan eksperimen laboratorium khususnya fisika, dan jadwal mengajar
harus mencakup kelas mingguan untuk melakukan percobaan di laboratorium,
karena ini sangat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Suparno, (2013) menyatakan bahwa untuk mengajarkan materi fisika,
khususnya fisika visual yang dilihat mata biasanya agak mudah dijelaskan kepada
siswa. Karena guru dapat menunjukkan kepada siswa gejala atau peristiwa yang
sesungguhnya yaitu lewat pengalaman atau percobaan. Menurut Sumintono,
(2010) percobaan adalah kegiatan penerapan metode ilmiah siswa, yang dapat
meningkatkan sikap kritis ataupun sikap ilmiah siswa serta dapat mengungkap
fakta-fakta ataupun memverifikasi teori-teori sains.
Percobaan dan pengamatan dapat menghilangkan miskonsepsi siswa, dan
menantang pemahaman awal mereka, apakah benar atau tidak. Untuk lebih
menyadarkan siswa akan miskonsepsi mereka, ada baiknya eksperimen yang
diambil adalah yang memberikan hasil berbeda dengan pemahaman konsep yang
mereka tafsirkan. Sehingga, dengan mengalami dan mengamati percobaan yang
solving
laboratory
terhadap
pemahaman
konsep
kalor
dan
dijadikan
mengembangkan
sebagai
model
bahan
pertimbangan
pembelajaran
yang
dalam
akan
memilih
digunakan
dan
untuk
2)
yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari . Dalam
kamus Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat,
sedangkan konsep berarti suatu rancangan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Eka Cahya Prima, dkk, (et.al 2010) dalam penelitiannya yang berjudul
Problem Solving Laboratory As An Alternative Physics Experiment Activity
Model Implemented In Senior High School bahwa Semua siswa 100% dapat
menyiapkan peralatan dan unsur yang diperlukan dalam melakukan suatu
eksperimen, dapat menerapkan konsep yang terkait di dalam aktivitas eksperimen,
dan siswa dapat membuat prosedur eksperimen dengan tepat, serta meneliti
kesalahan eksperimen.
Desy Hanisa Putri, (2012) telah melakukan penelitian yang berjudul
Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem Solving Pada Pembelajaran
Gelombang Dan Optik Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Mahasiswa
dari
hasil
penelitiannya
menunjukkan
bahwa
peningkatan
Hatice Gungor Seyhan & Gulseda Eyceyurt Turk , et.al (2013) telah
melakukan penelitian yang berjudul An Investigation Of The Relationship
Between Performance In The Problem Solving Laboratory Applications And
Views About Nature Of Science Of Pre-Service Science Teachers dari hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa Setelah aplikasi pemecahan masalah pada lab
kimia dilaksanakan, tingkat pengetahuan guru tentang sains meningkat secara
statistik. Analisis Data menyimpulkan bahwa aplikasi problem solving laboratory
dapat memperpanjang pengetahuan guru tentang sifat ilmu pengetahuan. Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa pendapat pada sifat dari ilmu pengetahuan
dapat
ditingkatkan
dengan
bantuan
dari
berbagai
aplikasi
pendidikan.
10
2.2.2
Laboratory
Proses pembelajaran yang digariskan oleh kurikulum sekarang lebih
menitikberatkan peran aktif peserta didik dalam kegiatan belajar, seorang pendidik
hanya sebagai fasilitator dan motivator. Dengan demikian terjadi perubahan
paradigma pembelajaran yaitu dari lecture based format menjadi student active
atau approach student centered instruction. Salah satu bentuk pembelajaran yang
menerapkan student active Approach adalah model Problem Solving, (Subali,
2010).
Model Pembelajaran Problem Solving Laboratory merupakan elaborasi
dari model pembelajaran berbasis masalah. Sintaks permasalahan sama, namun
teknik penyelesaian masalah dilakukan melalui kegiatan laboratorium. Langkah
Model Pembelajaran yang dielaborasi dari Bound & Ton, (dalam Sujarwata, 2009)
dengan karakteristik sebagai berikut;
1.
2.
Membangun ilmu yang telah dimiliki dan memperoleh ilmu yang baru
melalui studi kasus.
3.
4.
Siswa dapat mempergunakan media yang ada, dan dapat melakukan teknik
analisis.
11
5.
6.
dan
kegembiraan
saat
melakukan
eksperimen;
(g)mengalami
pengalaman seperti ilmuwan asli dan (h) merasa senang melakukan kegiatan yang
12
a. Petunjuk Praktikum
Perbedaan yang mencolok adalah tidak adanya dasar teori dan langkahlangkah percobaan pada petunjuk praktikum yang akan dikembangkan. Peniadaan
dasar teori didasarkan pada alasan untuk menegaskan bahwa kegiatan praktikum
ini merupakan bagian terintegrasi dengan pembelajaran, sehingga teori yang
mendasari praktikum dapat digali dan dibaca sebanyak-banyaknya dari buku-buku
paket sekolah. Adanya prediksi dan pertanyaan metode dalam petunjuk praktikum
dimaksudkan untuk men-trigger penggalian teori oleh siswa. Sedangkan
peniadaan langkah-langkah percobaan yang mendetil dalam petunjuk praktikum
dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada siswa untuk melatih skill
problem solving-nya, sehingga dengan demikian kemampuan problem solving-nya
dapat terus dipertajam. Berikut perbandingan antara petunjuk praktikum lama dan
petunjuk praktikum problem solving.
13
14
15
2.2.4
Pengertian Konsep
Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek.,
Pemahaman Konsep
Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang
diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari . Dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat. Pemahaman adalah
suatu proses mental terjadinya adaptasi dan tranformasi ilmu pengetahuan,
Gardner (dalam Simanjuntak, 2012). Sedangkan konsep berarti suatu rancangan.
Dalam matematika, konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan
seseorang untuk menggolongkan suatu objek atau kejadian. Jadi pemahaman
konsep adalah pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.
16
2.2.6
17
yaitu
kemampuan
untuk
meramalkan
kelanjutan
18
1. Pengertian Kalor
Kalor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda yang bersuhu
lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Pada waktu zat mengalami
pemanasan, partikel-partikel benda akan bergetar dan menumbuk partikel tetangga
yang bersuhu rendah. Hal ini berlangsung terus menerus membentuk energi
kinetik rata-rata sama antara benda panas dengan benda yang semula dingin. Pada
kondisi seperti ini terjadi keseimbangan termal dan suhu kedua benda akan sama.
2. Hubungan Kalor dengan Suhu Benda
..(2.1)
Keterangan:
Q : kalor yang diserap/dilepas benda (J)
m : massa benda (kg)
19
: perubahan suhu ( C)
3. Azas Black
Anda ketahui bahwa kalor berpindah dari satu benda yang bersuhu tinggi
ke benda yang bersuhu rendah. Perpindahan ini mengakibatkan terbentuknya suhu
akhir yang sama antara kedua benda tersebut. Kalor yang dilepaskan air panas
akan sama besarnya dengan kalor yang diterima susu yang dingin. Kalor
merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan prinsip hukum
kekekalan energi. Hukum kekekalan energi di rumuskan pertama kali oleh Joseph
Black (1728 1899). Oleh karena itu, pernyataan tersebut juga di kenal sebagai
asas Black. Joseph Black merumuskan perpindahan kalor antara dua benda yang
membentuk suhu termal sebagai berikut.
Q pas =Q te rima
..(2.2)
Keterangan:
Q pas : besar kalor yang diberikan (J)
Q te rima : besar kalor yang diterima (J)
4. Perpindahan Kalor
a. Konduksi
20
21
22
Jarang
melakukan eksperimen
2.4
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian dengan rancangan
24
3.2
Desain/Rancangan penelitian
3.2.1
Desain penelitian
Adapun desain penelitian menggunakan Rancangan Prates-Pascates yang
rancangan
ini
biasanya
dipakai
pada
eksperimen
yang
Pretes
Perlakuan
Postes
Eksperimen
O1
O2
Kontrol
O1
3.3
3.3.1
Lokasi Penelitian
O2
3.3.2
Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2015.
3.4
25
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri
4 Palu. Sedangkan sampel dalam penelitian terdiri atas 2 kelas yaitu siswa kelas X
MIA 5 dan X MIA 6. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas lainnya
sebagai kelas kontrol.
3.5
3.6
2)
3)
4)
b. Tahap pelaksanaan
1)
2)
3)
4)
c. Tahap Akhir
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah mengolah dan
menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis. Hasil analisa data akan
digunakan untuk menyimpulkan hasil penelitian.
26
Instrumen Penelitian
3.7
3. Lembar Observasi
3.8
3.8.1
Analisis Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini akan divalidkan oleh
27
S Post S Pr e
x100 %
S maks S pre
.......................................................(3. 3)
keterangan:
Spost
Spre
Smax
Kriteria
Tinggi
Sedang
Rendah
b. Uji Normalitas
28
x 2=
i=1
(OiEi )2
. (3.4)
Ei
Keterangan :
2 : Chi Kuadrat
Oi : Frekuensi hasil pengamatan
Ei : Frekuensi yang diharapkan
Kriteria yang digunakan diterima
x ix
s
..(3.5)
29
x 2=
ei
(O iE i )2
Ei
.(3.6)
dengan:
2 Chi Kuadrat
Oi : Frekuensi pengamatan
Ei : Frekuensi yang diharapkan
h. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel
dengan taraf signifikansi 5%.
i. Menarik kesimpulan, yaitu H0 diterima jika hitung 2 < tabel 2 maka data
berdistribusi normal, jika
hitung
2 2
tabel,
c. Uji Homogenitas
F=
v a rianst e rbesar
v arians t e rkecil
(3.7)
30
Kedua kelompok mempunyai varian yang sama, atau dengan kata lain
Ho diterima apabila menggunakan = 5 % menghasilkan F hitung Ftabel
21
d.
Uji Hipotesis
Untuk melihat seberapa jauh hipotesis yang telah dirumuskan didukung
oleh data yang dikumpulkan, maka hipotesis tersebut harus diuji. Jika sebaran
data berdistribusi normal dan homogen, maka data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan Uji Statistik Parametrik (uji t). Menguji hipotesis dengan
menggunakan uji-t satu pihak (1-tailed). Jika tidak terdistribusi normal, maka data
diperoleh dianalisis dengan menggunakan Uji Statistik Non Parametrik. Rumus
yang digunakan untuk uji-t satu pihak (1-tailed) adalah sebagai berikut (Sudjana,
2005: 239) :
t hit
x1 x 2
S n11 n12
.(3.8)
dimana
n1 1 S12 n 2 1 S 22
n1 n 2 2
.(3.9)
dengan :
x1
31
x2
n1
n2
: Simpangan baku
H0
: 0 1
H1 : 0 1
1) Jika
t hitung
2) Jika
t hitung
32