Você está na página 1de 12

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai bahan obat yang belum mengalami pengolahan

apapun, kecuali dinyatakan lain merupakan bahan yang telah dikeringkan.


Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
Farmakognosi Adalah Ilmu pengetahuan tentang obat bahan alam hayati, dapat berasal dari alam nabati dan
dapat berasal dari alam hewani. Sebagian besar obat alam hayati berasal dari alam nabati atau alam tumbuhan
Simplisia nabati berbentuk : 1. Tanaman utuh yang dikeringkan (Herba)
2. Bagian tanaman yang dikeringkan dapat berbentuk akar (Radix), umbi akar (Tubera), umbi daun (Bulbus),
akar rimpang (Rhizoma), kulit batang (Cortex), kayu (Lignum), daun (Folium), bunga (Flos), buah (Fructus),
biji (Semen)
Obat Jadi adalah Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil,
suppositoria atau bentuk yang mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku-buku
lain yang ditetapkan pemerintah
Obat Paten adalah Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau dikuasakannya
dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya
Obat Tradisional adalah Bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut,secara tradisional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman
Bahan obat hayati dapat berbentuk :
1. Bahan segar, 2. Simplisia, 3. Sediaan galenik :Sediaan dekok, infusa, tingtur dan ekstrak yang diperoleh
dari alam (tumbuhan dan hewan); yang dibuat dengan cara sederhana, 4. Bahan kimia murni hasil isolasi
dari bahan tumbuhan/hewan Hasil isolasi berupa senyawa atau golongan senyawa seperti alkaloid,
karbohidrat, glikosida, antibiotik, vitamin, dll
PERCOBAAN I : IDENTIFIKASI AMILUM SECARA KIMIAWI DAN MIKROSKOPI
Tepung kentang (amilum solani), Tepung beras (amilum orizae), Tepung tapioka (manihot utilisima), Tepung
jagung (amilum tritici), Tepung sagu (amilum sagu).
a). Tanaman kentang (Solanum tuberosum)
Regnum : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Class
: Dicotilodenoae
Ordo
: Solanales
Famili : Solanaceae
Genus
: Solanum
Spesies : Solanum tuberosum
b). Tanaman padi (Oriza sativa L.)
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Class
: Monocotiledoneae
Ordo
: Poaceae
Famili
: Graminae
Genus
: Oriza
Spesies
: Oriza sativa L.

Regnum : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Class
: Dicotiledoneae
Ordo
: Euporbiales
Famili
: Euporbiaceae
Genus
: Manihot
Spesies : Manihot utilisima
d). Tanaman sagu (Metrosilon sago)
Regnum
Divisi
Class
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Plantae
: Spermatophyta
: Dicotiledoneae
:
:
: Metroilon
: Metrosilon sago

e). Tanaman jagung (Zea mays)


c). Tanaman Ubi kayu (Manihot
utilisima)

Regnum : Plantae
Divisi
: Magnoliopsida

Class
Ordo
Famili

: Liliopsida
: Poales
: Poacea

Genus
Spesies

: Zea
: Zea mays

Amylum solani
Kandungan Kimia Umbi kentang mengandung alkaloida, flavonoida, pati dan polifenol.
Khasiat Umbi kentang berkhasiat sebagai obat luka bakar, obat kencing manis dan obat kurang darah. Bahan
penolong untuk sediaan obat
Makroskopis : Berupa serbuk berwarna putih dan sangat halus
Mikroskopis : Berupa butiran tunggal dan jaringan berkelompok, agak bulat dan persegi banyak, berbentuk
topi baja, hilus terletak di tengah bentuk garis dan bercabang 3 dengan lamela tidak jelas
Amylum sagu
Kandungan Kimia Sagu mengandung pati, 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg
kalsium, 1,2 mg besi, dan lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat dalam jumlah sangat kecil.
Manfaatnya apabila rantai glukosa dalam pati dipotong menjadi 3-5 rantai glukosa (modifief starch) dapat
dipakai untuk menguatkan daya adhesive dari proses pewarnaan kain pada industri tekstil.
Amilum oryzae
Kandungan amilum oryzae Amilosa dan amilosa perkati, air, abu
Khasiat amilum oryzae Bahan penolong untuk sediaan obat dan zat tambahan
Makroskopis : berupa serbuk berwarna putih dan sangat halus
Mikroskopis : berlihat butiran persegi banyak, tunggal atau majemuk, hilus tidak terlihat jelas dan tidak ada
lamella konsentrasi.

No.
1.

No.
1.

Warna
Sebelum Dipanaskan
Setelah Dipanaskan
Merah Bata
Bening
Biru Keunguan
Keruh
Bening
Ungu Muda

2.

Amilum
Glukosa + I2
Tapioka + I2
Beras + I2

3.

Jagung + I2

Biru Tua

Ungu Muda

4.

Kentang + I2

Biru Tua

Bening

5.

Sagu + I2

Coklat kehijauan

Biru Tua

Bahan Uji
Amilum
solani

Gambar Mikroskop

Keterangan
Berbentuk butir tunggal, tidak beraturan, atau
bulat telur, terdapat butir pati juga lamella tapi
tidak terlihat jelas.

2.

Amilum
oryzae

Butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk


bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan hilus
yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat
lamella.

3.

Amilum
maydis

Berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau


butir bulat, kemudian terdapat butir pati dan
hilus yang berupa rongga atau celah dan
terdapat lamela.

Amilum
sagu

Berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau


butir bulat, kemudian terdapat butir pati dan
hilus yang berupa rongga atau celah dan
terdapat lamela.

Amilum
manihot

Berupa butir tunggal, butir agak bulat atau


bersegi banyak butir kecil, ada butir pati,dan
juga hilus yang berupa garis dan titik, ada juga
lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir
majemuk sedikit.

4.

5.

Tujuan dari penambahan larutan iodium adalah untukmengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam larutan
tersebut yang dapatdiketahui dengan adanya perubahan warna.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.
Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa
memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi.
PERCOBAAN 2 : PEMERIKSAAN HAKSEL
Daun Seledri (Apium graveolens L.), Daun Jambu biji (Psidii guajavae L.), Kunyit (Curcuma domestica Val),
Kayu manis (Cinnamomun verum), Jahe (Zingiber officinale Rocs.)
Seledri (Apium graveolens L.)

Regnum :

Divisio :

Classes :

Ordo
:

Familia :

Genus
:

Spesies :
graveolens L.

Plantae
Spermathopyta
Dicotyledonae
Apiales
Apiaceae
Apium
Apium

Jambu biji (Psidii guajavae L.)

Regnum
:

Divisio
:

Classes
:

Ordo
:

Familia
:

Genus
:

Spesies
:
guajava L.

Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Myrtales
Myrteceae
Psidium
Psidium


Kunyit (Curcuma domestica Val)
Regnum
:
Plantae
Divisio:
Spermatophyta
Classes
:
Monocotyledoneae
Ordo :
Zingiberales
Familia
:
Zingiberaceae
Genus :
Curcuma
Spesies
:
Curcuma domestica Val

Kayu manis (Cinnamomun verum)


Regnum
:
Plantae
Divisio:
Magnoliophyta
Classes
:
Magnoliopsida
Ordo :
Laurales
Familia
:
Laureaceae
Genus :
Cinnamomun
Spesies
:
Cinnamomun verum

Jahe (Zingiber officinale Rocs.)


Regnum
:
Plantae
Diviso :
Magnoliophyta
Classes
:
Liliopsida
Ordo :
Zingiberales
Familia
:
Zingiberaceae
Genus :
Zingiber
Spesies
:
Zingiber officinale
Rocs.

N
a
m
a
H
a
k
s
e
l
K
a
y
u
m
a
n
i
s
S
e
l
e
d
r
i
K
u
n
y
i
t

Pemeriksaan Organoseptis

Su
ku

La
ura
les

Ap
ial
es

Zi
gib
ral
es

Warna

B
a
u

Rasa

Coklat

K
h
a
s

Manis

Hijau
tua

A
r
o
m
at
ik

Sedikit
pedas, lamalama rasa
tebal di lidah

Obat demam, darah


tinggi

Orange
kekuni
ngan

A
r
o
m
at
ik

Agak hambar

Mencegahalzeimer,
mengobati tipus,
mencegah kanker

Kegunaan

Bumbu makanan,
antiseptik

J
a
m
b
u

b
i
j
i

Hijau
keputih
an

T
id
a
k
b
er
b
a
u

Agak
hambar,
lama-lama
terasa pedas

Diare

A
J
Zi
r

Putih
Menurunkan
a
gib
o
Pedas
5
kecokla
tekanan darah
h
ral
m
tan
e
es
at
ik
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan
tetapi belum dalam bentuk serbuk.
Pemeriksaan haksel dilakukan dengan cara pemeriksaan simplisia secara mikroskopik, organoleptis dan
makroskopik pada 5 haksel dan serbuk simplisia.
Pemeriksaan secara organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau, dan rasa.
Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia yang
ditetesi larutan kloralhidrat kemudian dipanaskan di atas lampu spiritus (jangan sampai mendidih).
pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat.
khusus untuk uji amilum hanya ditetesi dengan aquades. Hal ini disebabkan karena penetesan kloralhidrat pada
amilum dapat menghilangkan butir-butir amilum.
Kloralhidrat juga dapat digunakan untuk menghilangkan kandungan sel seperti protein.
pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk simplisia secara langsung
dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi pada pemeriksaan makroskopik dan organoleptis. Simplisia satu
dengan yang lainnya memiliki bentuk, warna, dan bau yang hampir mirip pada sebagian besar simplisia.
kendala pada pemeriksaan mikroskopis adalah pada saat pemanasan, terkadang kloralhidrat pada objek
gelas mendidih, sehingga pada saat diamati dibawah mikroskop, objek menjadi tidak jelas. Kendala lain
pada pemeriksaan mikroskopis adalah ketidaktelitian praktikan dalam menggunakan alat sehingga antara
pengamatan simplisia satu dengan yang lainnya dapat tercampur dan dapat mempengaruhi pemeriksaan.
Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari simplisia yakni ukuran, warna dan
bentuk simplisia dan merupakan salah satu cara dalam memperkenalkan tanaman karena mengingat tanaman
yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula.
pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan yang diuji berupa sayatan
melintang, membujur, dan serbuk dari simplisia. Dari pemeriksaan diperoleh pada anatomi daunnya terdiri dari
epidermis, hypodermis, sklerenkim, trikoma, xilem, floem. Pada batang terdiri dari epidermis, hypodermis,
sklerenkim, xylem, floem, berkas pengangkut tipe kolateral. Pada akar terdapat epidermis, eksodermis,
parenkim korteks, floem, dan xilem.

PERCOBAAN III : PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPI

Kunyit (Curcuma domestica Val.)

Regnum
Divisio:
Classes
Ordo :
Familia
Genus :
Spesies

Keteran
gan

:
Plantae
Spermatophyta
:
Monocotyledoneae
Zingiberales
:
Zingiberaceae
Curcuma
:
Curcuma domestica Val.
Pemeriksaan Mikroskopik

Berisi
butir pati

Parenki
m dengan sel
2 sekresi

Pembulu
h kayu
dengan
penebala
n tangga
dan jala
Periderm

Rambut
penutup

Pada sampel kunyit kelompok kami, kami melakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap butir pati, parenkim
dengan sel ekskresi, kunyit pembuluh kayu dengan penebalan tangga dan jala, periderm dan rambut penutup.
Pengamatan Mikroskopik serbuk Simplisia bertujuan untuk memastikan kebenaran simplisia dengan
mengamati ciri-ciri mikroskopiknya dengan pemeriksaan di bawah mikroskop. Yang diamati disini adalah: (a)
Bentuk sel-sel epidermis, (b) Tipe stomata, (c) Bentuk rambut-rambut, (d) Bentuk kristal kalsium oxalate.
Pemeriksaan simplisia secara mikroskopi pada sampel rimpang jahe memiliki ciri serabut, pembuluh
kayu, berkas pengangkut, Periderm terdiri dari beberapa lapis sel gabus sehingga membentuk jaringan gabus
tangensial. Teramati pula amilum pada rimpang jahe, yang membentuk butir-butir pati.
Pemeriksaan simplisia secara mikroskopi pada sampel kayu manis adalah Anatomi jaringan yang teramati
yaitu sel batu, serabut sklerenkim dan sel hablur kalsium oksalat. Pada kulit yang lapisan luarnya belum
dibuang akan tampak: lapisan epidermis dengan kutikula berwarna kuning ; lapisan gabus terdiri beberapa sel
berwarna coklat, dinding tangensial dan dinding radial lebih tebal dan berlignin, kambium gabus jernih tanpa
penebalan dinding. Korteks : terdiri dari beberapa lapis sel parenkim.
Pemeriksaan simplisia secara mikroskopi pada sampel kunyit adalah anatomi jaringan ini mempunyai ciri
khas yaitu adanya parenkim, gumpalan sel, dan rambut penutup.
Pemeriksaan secara mikroskopis pada sampel jambu biji adalah Epidermis atas : terdiri dari 1 lapis sel,
pipih, terentang tangensial, bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak terdapat stomata. Epidermis bawah:
sel lebih kecil, pipih, terentang tangensial, bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus. Stomata : tipe anisolitik ,
banyak terdapat pada permukaan bawah. rambut penutup : terdapat pada kedua permukaan.
Pemeriksaan secara mikroskopis pada sampel daun seledri adalah Anatomi jaringan yang teramati yaitu
stomata, kristal kalsium oksalat, fragmen xilem dengan floem dan dengan penebalan cincin.

PERCOBAAN IV : UJI KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER SIMPLISISA

1. Jahe (Zingiberis Officinalis)


2. Regnum : Plantae
3. Divisi

: Spermatophyta

4. Kelas

: monocotyledonae

5. Ordo

: zingiberales

6. Famili

: zingiberaceae

7. Genus

: zingiber

8. Spesies

: Zingiber officinale

9. Petaikan Cina (Euphorbiae prostrate)

10. Regnum

: Plantae

11. Divisi

: Spermatophyta

12. Kelas

: monocotyledonae

13. Ordo

: Laurales

14. Famili

: Lauraceae

15. Genus

: Cinnamomum

16. Spesies

: Cinnamomum verum

17. Sambiloto (Andrographidis paniculatae)


18. Regnum : Plantae

19. Divisi

: Spermatophyta

30. Famili

: zingiberaceae

20. Kelas

: monocotyledonae

31. Genus

: curcuma

21. Ordo

: Apiales

32. Spesies

: Curcuma domestika Val.

22. Famili

: Apiaceae

23. Genus

: Apium

33. Jambu Biji (Psidii Guajavae)


34. Regnum : Plantae

24. Spesies

: Apium graveolens

25. Kunyit (Curcumae Domesticae)


26. Regnum : Plantae

35. Divisi

: Spermatophyta

36. Kelas

: monocotyledonae

37. Ordo

: myrtales

27. Divisi

: Spermatophyta

38. Famili

: myrtaceae

28. Kelas

: monocotyledonae

39. Genus

:Psidium

29. Ordo

: zingiberales

40. Spesies

: Psidium guajava L.

41. S
a
m
p
el
46. S
a
m
bi
lo
to

42. Uji
Alkaloid

43. Uji
Flavonoid

47. +

49. +

48. (terdapat

50. (berubah

endapan

warna

putih atau

menjadi

keruh)

ungu)

56. +

58. -

55. Ja

57. (terdapat

59. (tidak

endapan

terjadi

putih atau

perubahan

keruh)

warna)

64. Ja
m
b
u
B
iji
73. K

65. +

67. +

66. (terdapat

68. (berubah

endapan

warna

putih atau

menjadi

keruh)

merah bata)

44. Uji
Savo
nin
51. +
52. (terda

54. (berubah warna

buih

menjadi merah

atau

jingga)

busa)
60. +
61. (terda

63. (berubah warna

buih

menjadi merah

atau

jingga)

busa)
69. +
70. (terda
pat
buih
atau

75. (terdapat

77. (berubah

endapan

warna

pat

yi

putih atau

menjadi

buih

keruh)

ungu)

atau

84. (terdapat

86. (tidak

endapan

terjadi

ar

putih atau

perubahan

keruh)

warna)

71. +
72. (berubah warna
menjadi kuning)

busa)
78. -

82. Jo

62. +

pat

76. +

85. -

53. +

pat

74. +

83. +

45. Uji Steroid

79. (tidak
terda

80. +
81. (berubah warna
menjadi merah
jingga)

busa)
87. +
88. (terda
pat

89. 90. (tidak terjadi

buih

perubahan

atau

warna)

busa)

Metabolit sekunder adalah hasil metabolisme yang disintesis oleh beberapa organisme tertentu yang tidak
merupakan kebutuhan pokok untuk hidup dan tumbuh.
Berperan dalam kelangsungan hidup dan perjuangan menghadapi spesies-spesies lain berupa zat kimia untuk
pertahanan, penarik seks, dan feromen.senyawa metabolit sekunder yang umum terdapat pada tanaman antara
lain alkaloid, flavanoid, steroid, saponin, terpenoid dan tannin.
91.
92. PERCOBAAN V : UJI KANDUNGAN KADAR AIR DAN KADAR ABU
Penetapan kadar air dilakukan menurut cara yang tertera pada Farmakope Indonesia atau Materia Medika
Indonesia. Kadar air yang dipersyaratkan adalah tidak lebih dari 10 %. Kadar abu yang tidak larut dalam asam
tidak boleh lebih dari 2 %, kecuali dinyatakan lain.
Sifat dari metode analisa kadar air dengan menggunakan metode oven berdasarkan pada gravimetri, yaitu
berdasarkan pada selisih berat sebelum pemanasan dan setelah pemanasan.
Penimbangan dilakukan sampai berat cawan konstan, yaitu dengan memanaskan cawan dalam oven pada suhu
100-105 0C selama 1,5 jam.
Kadar abu pada bahan pangan menggambarkan kandungan mineral dari sampel bahan makanan. Kadar abu
ialah material yang tertinggal bila bahan makanan dipijarkan dan dibakar pada suhu sekitar 500-800 C. dalam
hal ini metode pengabuan dengan metode tanur adalah dengan cara membakar bahan hingga mencapai suhu
600-750 oC hingga bahan berwarna abu-abu.
Pengerjaan penimbangan harus dilakukan cepat, karena abu yang kering ini umumnya bersifat higroskopik,
sehingga bila pengerjaan dilakukan lambat, abu akan bertambah berat karena mengisap uap air dari udara.
93.
Uji

94.
B

103.
Ka

121.
Ka

95. Penimbangan (g)

96.
Rat

99.
I

100.
II

101.
II

104.
3

105.
3

106.
3

107.
4

108.
36,

110.
3

111.
3

112.
3

113.
4

114.
36,

116.
3

117.
3

118.
3

119.
4

120.
36,

122.
4

123.
4

124.
4

125.
4

126.
46,

128.
3

129.
3

130.
3

131.
3

132.
30,

134.
3

135.
3

136.
3

137.
3

138.
30,

Nilai Kadar Air


139.
Cawan I

140.

berat sampel+cawan sebelum dipanaskanberat sampel +cawan setelah dipanaskan


berat sampel

141.

37,891 g37,661 g
1g

0,23 g
1g

142.

143.
= 0,23 = 23 %
Nilai Kadar Abu
144.
Cawan I
berat sampel+cawan setelah dipanaskanberat cawankosong
145.
=
berat sampel
146.

47,444 g47,440 g
1g

147.

0,004 g
1g

148.

= 0,4 %

x 100%

x 100%

x 100%

x100 %

Você também pode gostar