Você está na página 1de 6

Imperialisme dan Kolonialisme

Asal kata Imperialisme:

Imperator: memerintah.

Imperium: sebuah kerajaan besar dengan daerah jajahan


yang luas.
Pengertian: Sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara
lainnya. Caranya dengan membentuk pemerintah jajahan/menanamkan
pengaruh pada semua bidang kehidupan.
Imperialisme dibedakan menjadi:
Imperialisme kuno: berlangsung sebelum terjadinya Revolusi Industri.
Negara pelopor adalah Portugis dan Spanyol.
Imperialisme modern: berlangsung setelah Revolusi Industri. Negara
pelopor adalah Inggris.
Revolusi Industri terjadi di Inggris pada pertengahan abad ke-18 sampai
abad ke-19 (1750-1850). Revolusi industri adalah perubahan cara kerja
manusia dari menggunakan tenaga manusia menjadi menggunakan tenaga
mesin.
Asal kata Kolonialisme:

Colonia: tanah permukiman/jajahan.

Coloni: negara yang dikuasainya.


Pengertian : Suatu sistem di mana suatu negara menguasai rakyat dan
sumber daya negara lain.
Faktor-faktor pendorong terjadinya penjelajahan dunia:
1. Semangat reconguesta, yaitu semangat pembalasan terhadap
kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya sebagai tindak lanjut
dari Perang Salib.
2. Semangat gospel, yaitu semangat untuk menyebarkan agama Nasrani.
3. Semangat glory, yaitu semangat memperoleh kejayaan atau daerah
jajahan.
4. Semangat gold, yaitu semangat untuk mencari kekayaan/emas.
5. Perkembangan teknologi kemaritiman yang memungkinkan pelayaran
dan perdagangan yang lebih luas, termasuk menyeberangi Samudra
Atlantik.
6. Adanya sarana pendukung seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta
yang menggambarkan secara lengkap dan akurat garis pantai,
terusan, dan pelabuhan.
7. Adanya buku Imago Mundi yang menceritakan perjalanan Marco Polo
(1271-1292).
8. Perjalanan Ordoric da Pardenone menuju Campa yang sempat singgah
di Jawa pada abad ke-14. Ordoric melaporkan sekilas mengenai
kebesaran Majapahit.
9. Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan
bahwa bumi itu bulat seperti bola, matahari merupakan pusat dari
seluruh benda-benda antariksa. Bumi dan bendabenda antariksa
lainnya beredar mengelilingi matahari (teori Heliosentris).
Persaingan perdagangan yang terjadi antar bangsa Eropa di Indonesia
sangat merugikan Belanda. Oleh karena itu, timbul pemikiran pada orangorang
Belanda
agar
perusahaan-perusahaan
yang
bersaing
itu

Handout Sejarah VIII/ Bab 1: Kolonialisme dan Imperialisme / 2012Page 1

menggabungkan diri dalam satu organisasi. Akhirnya mereka membentuk


Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) artinya Perserikatan Maskapai
Hindia Timur. VOC terbentuk pada tanggal 20 Maret 1602 Di Indonesia VOC
memiliki wewenang dan
Tujuan pembentukan VOC sebenarnya tidak hanya untuk menghindari
persaingan di antara pedagang Belanda, tetapi juga:
1. menyaingi kongsi dagang Inggris di India, yaitu EIC (East India
Company),
2. menguasai pelabuhan-pelabuhan penting dan kerajaan-kerajaan, serta
3. melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Di Indonesia, VOC berusaha mengisi kas keuangannya yang kosong. VOC
menerapkan aturan baru yaitu Verplichte Leverantie atau penyerahan wajib.
Tiap daerah diwajibkan menyerahkan hasil bumi kepada VOC menurut harga
yang telah ditentukan.
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa VOC diberi hak-hak
istimewa oleh pemerintah Belanda :
1.
Memonopoli perdagangan
2.
Mencetak dan mengedarkan uang
3.
Mengangkat dan memperhentikan pegawai
4.
Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
5.
Memiliki tentara untuk mempertahankan diri
6.
Mendirikan benteng
7.
Menyatakan perang dan damai
8.
Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa
setempat.
Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli
perdagangan antara lain :
a).Verplichte Laverantie
Yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yg telah ditetapkan
oleh VOC,dan
melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada VOC.
b).Contingenten
Yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
c).Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman rempahrempah yang boleh
ditanam.
d).Ekstirpasi
Yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak
terjadi over
produksi yg dapat menyebabkan harga rempah-rempah merosot.
e).Pelayaran Hongi
Yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang) untuk
mengawasi
pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.
Hasil bumi yang wajib diserahkan yaitu lada, kayu manis, beras, ternak,
nila, gula, dan kapas. Selain itu, VOC juga menerapkan Prianger stelsel, yaitu
aturan yang mewajibkan rakyat Priangan menanam kopi dan menyerahkan
hasilnya kepada VOC.
Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both (1610-1619).
Pada mulanya Ambon di pilih sebagai pusat kegiatan VOC. Pada periode
berikutnya Jayakarta dipilih sebagai pusat kegiatan VOC.
Orang-orang VOC mulai menampakkan sifatnya yang congkak, kejam, dan
ingin menang sendiri. VOC ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya

Handout Sejarah VIII/ Bab 1: Kolonialisme dan Imperialisme / 2012Page 2

melalui monopoli perdagangan.


VOC mulai ikut campur dalam berbagai konflik antara penguasa yang
satu dengan penguasa yang lain. Beberapa kerajaan di yang Perubahan
sikap VOC itu telah menimbulkan kekecewaan bagi rakyat dan penguasa di
Indonesia. Perubahan sikap itu terutama sekali terjadi pada masa
pemerintahan Gubernur Jenderal VOC yang kedua yaitu Jan Pieterzoon Coen.
Dengan dibangunnya benteng-benteng dan loji-loji sebagai pusat
kegiatan VOC, maka jalur-jalur perdagangan di kepulauan Nusantara telah
dikendalikan oleh VOC. Untuk mengendalikan kegiatan monopoli
perdagangan rempah-rempah di Indonesia bagian timur, khususnya Maluku,
diadakan Pelayaran Hongi
Untuk mengisi kasnya yang kosong, VOC menerapkan sejumlah kebijakan
seperti hak monopoli, penyerahan wajib, penanaman wajib, dan tenaga kerja
wajib yang sebenarnya telah menjadi bagian dari struktur dan kultur yang
telah ada sebelumnya. Penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) mewajibkan
rakyat Indonesia di tiaptiap daerah untuk menyerahkan hasil bumi berupa
lada, kayu, beras, kapas, kapas, nila, dan gula kepada VOC.
Untuk semakin memperbesar kekuasaanya di Indonesia, VOC melakukan
cara-cara politik devide et impera atau politik adu domba, dan tipu muslihat.
Misalnya kalau ada persengketaan antara kerajaan
yang satu dengan kerajaan yang lain, mereka mencoba membantu salah
satu pihak.
Kejayaan VOC ternyata tidak bertahan lama. Dalam perkembangannya
VOC mengalami masalah yang besar, yakni kebangkrutan.
Kemunduran dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abad ke-18
disebabkan oleh :
1. Banyak korupsi yg dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC.
2. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat makin luasnya wilayah
kekuasaan VOC.
3. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat terlalu besar.
4. Persaingan dengan konsi dagang negara lain,misalnya dengan EIC
milik Inggris.
5. Hutang VOC yang sangat besar.
6. Pemberian
deviden
kepada
pemegang
saham
walaupun
usahanyamengalami kemunduran
7. Berkembangnya faham Liberalisme sehingga monopoli perdagangan
yang diterapkan VOC tidak sesuai lagi untuk diteruskan.
8. Pendudukan Perancis terhadap negara Belanda pada tahun 1795.
Kebangkrutan VOC ini terutama sekali terjadi karena para pegawainya
banyak yang melakukan korupsi. Waktu itu VOC sudah sangat merosot, kas
kosong, utang menumpuk dan tidak mampu lagi menciptakan pengawasan
dan keamanan atas wilayah Indonesia. Inilah sebabnya maka pada tanggal
31 Desember 1799, VOC dibubarkan. Setelah VOC dibubarkan kekuasaan
kolonial di Indonesia diambil alih Pemerintah Belanda.
A.

Pemerintahan Daendels (1808-1811)

Untuk menjalankan pemerintahan di Indonesia diangkatlah gubenur


jendral Daendels. Daendels tiba di Indonesia pada tanggal 1 Januari 1808.
Daendels kemudian mengadakan banyak tindakan. Salah satu tindakan
Daendels yang terkenal adalah dalam bidang sosial ekonomi. Beberapa
tindakan itu antara lain sebagai berikut.

Handout Sejarah VIII/ Bab 1: Kolonialisme dan Imperialisme / 2012Page 3

Meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara pemungutan pajak.


Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran
dunia.
3. Rakyat masih diharuskan melaksanakan penyerahan wajib hasil
pertaniannya.
4. Untuk menambah pemasukan dana, juga telah dilakukan penjualan
tanah-tanah kepada pihak swasta.
5. Membangun jalan Anyer Panarukan, Jawa Barat
1.
2.

Beberapa tindakan Daendels telah menyebabkan kesengsaraan rakyat.


Kesewenang-wenangan Daendels dan penderitaan rakyat itu telah
menimbulkan protes dan perlawanan rakyat. Tindakan sewenang-wenang
Daendels itu segera didengar oleh pernerintahan di negeri Belanda.
Daendels akhirnya dipanggil pulang ke Belanda.
Sebagai pengganti Daendels dikirimlah Jan Willem Janssen. Ia mulai
menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Jawa tahun 1811. Ia kemudian
memperbaiki keadaan yang ditinggalkan oleh Daendels. Namun Daerah
Kepulauan Maluku sudah berhasil direbut oleh Inggris. Bahkan secara de
facto daerah kekuasaan Hindia Belanda di masa Janssen itu tinggal daerahdaerah tertentu, misaInya Jawa, Makasar, dan Palembang.
Inggris terus mendesak kekuatan Belanda di Indonesia. Akhirnya Belanda
menyerah di Tuntang, Salatiga. Penyerahah Janssen kepada Inggris secara
resmi melalui Kapitulasi Tuntang yang ditandatangani pada tanggal 18
September 1811. Indonesia di bawah Kekuasaan Inggris (1811 -1816)
Kapitulasi Tuntang tanggal 18 September 1811 secara resmi telah
mengakhiri kekuasaan Belanda di Indonesia.
Pemerintahan transisi Thomas Stanford Raflles (1811-1816)
Kepulauan Indonesia jatuh ke tangan Inggris. Gubernur Jenderal EIC (East
India Company), Lord Minto yang berkedudukan di India, mengangkat Raffles
sebagai penguasa di Indonesia, sebagai Letnan Gubernur yang
berkedudukan di Batavia. Setelah diangkat sebagai penguasa di Jawa
(Indonesia), maka Raffles pun segera mengambil langkah-langkah penting
dalam upaya memperkuat kebijaksanaan kolonialisme yang baru. Tindakan
Raffels yang terkenal adalah dalam bidang ekonomi, antara lain sebagai
berikut.
1. Pelaksanaan sistem sewa tanah atau pajak tanah (land rent) yang
akan meletakkan dasar bagi perkembangan sistem perekonomian
uang.
2. Penghapusan pajak dan penyerahan wajib hasil bumi.
3. Penghapusan kerja rodi dan perbudakan.
4. Penghapusan sistem monopoli.
5. Peletakan desa sebagai unit administrasi penjajahan.
Tahun 1816, Raffles telah mengakhiri kekuasaannya di Indonesia.
B.

C. Pemerintahan Van der Capellan (1830-1833)


Tahun 1814 Bonaparte kalah dalam perang Koalisi. Berdasarkan
Konferensi London, Belanda akan berhak kembali atas Indonesian (Jawa
khususnya) penyerahan dilakukan pada tanggal 19 Agustus 1816. Kebijakan
yang diterapkan Capellan:
Politik ekonomi liberal yaitu memberi dengan kesempatan kepada
pengusaha swasta.
Terjadi kesulitan keuangan di belanda dan di Indonesia sehingga
menjalankan politikm\ tanam paksa (Culture stelsel atas ususlan Van den
Bosch)

Handout Sejarah VIII/ Bab 1: Kolonialisme dan Imperialisme / 2012Page 4

D. Van den Bosch 1830-1833)


Kebijakannya
adalah
menjalankan
Cultur
stelsel
(tanam
paksa),pembelian sistem ijon (membeli pada waktu masih muda dan akan
dipetik ketika sudah tua), dan Cultur procenten (pemberian bagian kepada
kepala rakyat dan pegawai Belanda atas penjualan hasil tanam paksa) yang
ditentang oleh Douwes Dekkker(Multatuli) dengan bukunya Max Havellar

Penyebaran agama Kristen di Indonesia:


Datangnya bangsa Portugis diikuti misionaris Katholik. Daerah kekuasaan
Portugis yang berpusat di Maluku dan daerah Timur Indonesia menyebabkan
penduduk didaerah tersebut beragama Katholik.
Belanda juga menyebarkan agama Kristen Protestan dengan membentuk
NZG (Nederlanderch Zending Gennotschap) yaitu misionaris Kristen
Protestan. Gerakan zending banyak berada di wilayah Sumatera Utara
(Batak) dan Kalimantan (Dayak) dengan membaptis pemimpin adatnya yang
dilakukan oleh Christian Missionary Aliance. Untuk mengantisipasi
penyebaran tersebut pemimpin agama Katholik menyebarkan agama
dengan mendirikan sekolah, tempat ibadah, dan rumah sakit.
Perlawanan kepada VOC dan Portugis:
a. Perlawanan rakyat Ternate (1513) dibawah pimpinan Sultan Hairun
yang diteruskan putranya Sultan Baabullah terhadap Portugis.
b. Perlawanan Aceh kepada Portugis dilakukan dengan menyerang
Portugis di Malaka yang dipimpin oleh Sultan Mughayat Syah sampai 3
kali, yaitu tahun 1513,1550, dan 1674 dan diteruskan Sultan Iskandar
Muda sampai Malaka jatuh ke tangan Belanda.
c. Perlawanan Demak kepada Portugis di Malaka dipimpin oleh Adipati
Unus.
d. Perlawanan Mataram (Yogyakarta) kepada VOC, menyerang Batavia
dua kali, 1628 dibawah pimpinan Tumenggung Bahurekso dan 1629
dibawah pimpinan Dipati Ukur. Pada saat itu Mataram dipimpin oleh
Sultan Agung.
e. Perlawanan Trunojoyo di Jawa Timur, dipicu oleh sikap Amangkurat I
(pengganti Sultan Agung) dan Sunan Amangkurat II yang bekerjasama
dengan VOC berhasil membunuh Trunojoyo. Perlawanannya dilanjutkan
Untung Surapati.
f. Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said. Di akhir Perjanjian
Giyanti yang membagi Mataram menjadi dua, yaitu Mataram Barat
(Yogyakarta yang dipimpin Hamengkuwono) dan Mataram Timur
(Surakarta). Perlawanan Mas Said diakhiri dengan perjanjian Salatiga
yang berisi membagi Mataram Timur (Surakarta) menjadi 2 yaitu
Mangkunegaran dan Kasunanan.
g. Perlawanan rakyat Aceh (1874-1904) dipimpin Teuku Umar, Tengku Cik
di Tiro, Cut Nyak Dien dan Cut Mutia. Hal itu dipatahkan dengan siasat
yang diusulkan Snouck Hurgronje seorang misionaris yang mempelajari
Islam.
h. Perlawanan Maluku terhadap VOC dipimpin oleh Thomas Matulesi atau
Pattimura.
i. Perlawanan Banten dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Belanda
mengadu domba Sultan Ageng dengan putranya Sultan Haji yang
dibantu VOC.

Handout Sejarah VIII/ Bab 1: Kolonialisme dan Imperialisme / 2012Page 5

j.

k.

l.
m.
n.
o.

Perlawanan Makasar dipimpin Sultan Hasanuddin (Gowa) menghasilkan


Perjanjian Bongaya yang berisi:
1. VOC memiliki kebebasan berdagang di Makasar dan Maluku.
2. VOC memegang monopoli perdagangan di Indonesia Timur.
3. Sultan Hasanudin mengembalikan Bone kepada Aru Palaka.
Perlawanan kaum Padri, berawal dari gerakan Wahabi oleh kaum Padri
dibawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol yang ditentang kaum adat
yang dibantu oleh Belanda. Setelah keduanya berhasil mendesak kaum
Padri, kaum adat sadar akan usaha Belanda menguasai Sumatera dan
akhirnya bersatu kembali dengan kaum Padri dan berhasil mengusir
Belanda.
Perlawanan Diponegoro (1825-1830)
Perlawanan Bali dipimpin I Gusti Ketut Jelantik.
Perlawanan Kalimantan Selatan (Banjar) dipimpin Pangeran Antasari.
Perlawanan Batak dipimpin Sisingamangaraja.

Sumber referensi:
Kamus Pintar Sejarah
IPS Terpadu, Bailmu
Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
http://belajar.kemdiknas.go.id
rangkuman-pelajaran.blogspot.com
Yudhistira, Seri bimbingan IPS

Handout Sejarah VIII/ Bab 1: Kolonialisme dan Imperialisme / 2012Page 6

Você também pode gostar