Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1.
2.
3.
4.
CANDIDIASIS
GLOSSITIS
LEUKOPLAKIA
STOMATITIS
1. CANDIDIASIS ORAL
Kandidiasis adalah infeksi primer atau sekunder dari genus Candida, terutama
Candida albicans (C.albicans). Manifestasi klinisnya sangat bervariasi dari akut, subakut dan
kronis ke episodik. Kelainan dapat lokal di mulut, tenggorokan, kulit, kepala, vagina, jari-jari
tangan, kuku, bronkhi, paru, atau saluran pencernaan makanan, atau menjadi sistemik
misalnya septikemia, endokarditis dan meningitis. Proses patologis yang timbul juga
bervariasi dari iritasi dan inflamasi sampai supurasi akut, kronis atau reaksi granulomatosis.
Karena C.albicans merupakan spesies endogen, maka penyakitnya merupakan infeksi
oportunistik (Rippon RW, 1988).
ETIOLOGI
C.albicans, C. Tropicalis, C. Pseudotropicalis, C. Glabrata, C.krusei, dan
C.parapsilosis, tetapi yang tersering adalah C.albicans (Anne Field, 2003). Selain
C.albicans kandidiasis oral dapat juga disebabkan oleh C. dubliniensis (Wolff et al, 2008).
Penelitian pada tahun 2007 di Surabaya, Kandidiasis Oral pada pasien HIV/AIDS didapat
C.albicans 35,29% dan C.non-albicans 64,71% (C. tropicalis 29,41%, C.dubliniensis
14,71%, C.glabrata 14,71% dan C.guilliermondii 5,88%) (Hasrulliana dkk, 2010).
PATOGENESIS
Delapan puluh persen orang normal menunjukkan kolonisasi C.albicans pada
orofaring, traktus gastrointestinalis dan vagina. Perkembangan penyakit karena spesies
Candida bergantung pada interaksi kompleks antara organisme yang patogen dengan
mekanisme pertahanan tubuh pejamu. Infeksi kandida merupakan infeksi oportunistik
yangdimungkinkan karena menurunnya pertahanan tubuh pejamu (Wolff et al, 2008).
FAKTOR PREDISPOSISI
FAKTOR
Fisiologis
Trauma Jaringan
DESKRIPSI
Lanjut Usia, Bayi, Ibu Hamil
Iritasi mukosa, peralatan gigi, kebersihan
Terapi Antibiotik
Terapi Kortikosteroid
Kekurangan Gizi
Gangguan Endokrin
Keganasan
Hipofungsi kelenjar ludah
hipotiroid
Leukimia, Agranulositosis
Radiasi, sindrom Sjgrens, obat-obatan
Xerogenik
Faktor penting lainnya adalah perbedaan virulensi di antara spesies Candida. Juga dalam
mulainya infeksi kandida termasuk perlekatan Candida dengan sel epitel dan invasi
berikutnya. Mekanisme invasi masih tidak jelas tetapi mungkin menyangkut kerja enzim
keratinolitik, fosfolipase atau enzim proteolitik galur spesifik. Pseudohifa dapat menembus
intraselular kedalam korneosit. Ruang terang terlihat di sekitar Candida, menandakan suatu
proses lisis jaringan kulit epitel yang sedang berlangsung (Wolff et al, 2008). Bentuk hifa
maupun ragi (yeast) keduanya dapat menembus jaringan pejamu dan ke 2 bentuk
menunjukkan virulensi yang potensial dan berperanan infeksi pada manusia. Bentuk hifa
mempercepat kemampuan Candida invasi jaringan (Dignani et al, 2009).
GEJALA KLINIS
1. Kandidiasis oral (KO)
Kandidiasis oral ada 5 bentuk :
1.1. Kandidiasis pseudomembran akut
1.2. Kandidiasis atrofi akut
1.3. Kandidiasis atrofi kronis
1.4. Kandidiasis hiperplastik kronis
1.5. Kheilosis kandida
1.1. Kandidiasis pseudomembran akut
Kandidosis
pseudomembran
akut
disebut
juga
oral
thrush.
Tampak
plak/pseudomembran, putih seperti sari susu, mengenai mukosa bukal, lidah dan permukaan
oral lainnya (Wolff et al, 2008). Pseudomembran tersebut terdiri atas kumpulan hifa dan sel
ragi, sel radang, bakteri, sel epitel, debris makanan dan jaringan nekrolitik. Bila plak diangkat
tampak dasar mukosa eritematosa atau mungkin berdarah dan terasa nyeri sekali (Hay RJ,
2010)
1.2. Kandidiasis atrofi akut
Disebut juga midline glossitis, kandidosis antibiotik, glossodynia, antibiotic tongue,
kandidosis
eritematosa
akut.
Kemungkinan
merupakan
kelanjutan
kandidiasis
(Wolff et al, 2008). Keluhan umumnya rasa kasar atau pedih di daerah yang terkena. Tidak
seperti pada kandidiasis pseudomembran, plak disini tidak dapat dikerok. Harus dibedakan
dengan leukoplakia oral oleh sebab lain yang sering dihubungkan dengan rokok sigaret dan
keganasan. Terbanyak pada pria, umumnya di atas usia 30 tahun dan perokok (Hay RJ, 2010).
1.5. Kheilosis kandida
Sinonim perleche, angular cheilitis, angular stomatitis. Khas ditandai eritema, fisura,
maserasi dan pedih pada sudut mulut (Hay RJ, 2010). Biasanya pada mereka yang
mempunyai kebiasaan menjilat bibir atau pada pasien usia lanjut dengan kulit yang kendur
pada komisura mulut. Juga karena hilangnya dimensi vertikal pada 1/3 bawah muka karena
hilangnya susunan gigi atau pemasangan gigi palsu yang jelek dan oklusi yang salah.
Biasanya dihubungkan dengan kandidiasis atrofi kronis karena pemakaian gigi palsu (Wolff
et al, 2008).
Klasifikasi Kandidiasis Oral (KO) lainnya yaitu13 :
1. Kandidiasis oral primer
1.1. Bentuk akut
1.1.1. Pseudomembranous (Kandidiasis pseudomembranous)
1.1.2. Eritematous (Kandidiasis atrofi akut)
6
1.2. Bentuk Kronis
1.2.1. Hiperplastik : a. Nodular, b. Plak
1.2.2. Eritematous
1.3. Lesi berhubungan Candida
1.3.1. Denture Stomatitis (Kandidiasis atrofi kronis)
1.3.2. Angular Cheilitis (Kheilosis Kandida)
1.3.3. Glositis romboid median
1.3.4. Linear gingival erythema
2. Kandidiasis oral sekunder
Manifestasi oral Kandidiasis mukokutaneous sistemik sebagai
akibat penyakit seperti aplasia thymus dan sindroma
endokrinopati Kandidiasis
Glositis romboid median :
Merupakan bentuk lanjutan atau varian kandidiasis hiperplastik