Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Paulina, dkk
1.
Pendahuluan
Tanaman Secul setmusic adalah tanaman yang diketahui dapat menghasilkan enzim TCHSintetase yang dikode oleh sebuah gen. Ada dua jenis tanaman ini, yaitu Kingston dan Talmont. Jenis
Kingston mempunyai dua kopi dari alel A dan mempunyai aktivitas enzim TCH-Sintetase yang tinggi.
Sedangkan jenis Talmont mempunyai dua kopi alel B dan tidak menghasilkan aktivitas enzim TCHSintetase yang tinggi. Perbedaan ekspresi gen ini belum diketahui penyebabnya, namun ada dua
hipotesis sementara, yaitu :
a. Perbedaan disebabkan oleh differential splicing antara alel A dan alel B.
b. Alel B adalah dominan sedangkan alel A adalah resesif.
Dengan metode molekuler hal ini dapat diidentifikasi terkait dengan ekspresi pada sel eukariot
tanaman. Pada umumnya sel eukariot mRNA mengalami proses splicing, di mana mRNA mature
yang dihasilkan mengandung sekuen yang akan mengkode suatu protein (Piatigorsky, 2007). Dalam
kasus ini, splicing mRNA diduga terjadi secara berbeda pada kedua tanaman sehingga menghasilkan
ekspresi gen yang berbeda. Oleh karena itu, dengan salah satu metode biologi molekuler yaitu
Northern Blot, perbedaan splicing mRNA dari dua jenis tanaman (Kingston dan Talmont) dapat
diketahui. Metode ini menggunakan teknik hibridisasi RNA dengan probe DNA sehingga sekuen
mRNA spesifik dapat dideteksi, kemudian perbedaan hasil splicing akan diukur melalui perbedaan
ukuran mRNA mature dari gen pensisntesis enzim TCH-sintetase kedua tanaman dalam proses
elektroforesis (Perdew et al., 2006).
Penentuan alel dominan dan resesif dapat ditentukan dari fenotip keturunan yang dihasilkan
bila kedua tanaman dikawinkan (Pierce, 2010). Keturunan F1 akan memiliki alel heterozigot, yaitu
AB. Peran metode biologi molekuler di sini adalah untuk memastikan bahwa F1 memiliki satu kopi
alel A dan satu kopi alel B dengan metode Northern Blot. Keturunan F1 dapat disilangkan dengan
salah satu induk (back-cross) dan dilihat perbandingan hasilnya, baik fenotip maupun genotip pada
hasil Northern Blot. Tujuan persilangan back-cross tersebut adalah memastikan fenotip dominan
(Pierce, 2010).
Jadi, dibuatnya makalah ini bertujuan untuk mengekplorasi metode teknik analisa asam
nukleat dalam menentukan penyebab terjadinya perbedaan aktivitas enzim TCH-sintetase pada
tanaman Secul setmusic jenis Kingston yang memiliki dua kopi alel A dan Talmont yang memiliki dua
kopi alel B, yaitu pada differential splicing mRNA-nya serta analisa dominansi dari kedua jenis alel.
Halaman
Paulina, dkk
Metode
Menyilangkan kedua jenis tanaman (Kingston danTalmont),
menghasilkan F1
B
B
AB
AB
AB
AB
P
A
B
A
AA
AB
A
AA
AB
3. Northern Blot
RNA merupakan struktur yang berupa untai tunggal, sehingga membuat RNA cenderung
membentuk struktur sekunder dan dibutuhkan kecepatan untuk mengekstrak RNA. Ekstraksi RNA ini
dimulai dari pelisisan sel yang dilakukan secara fisik dan kimia. Secara fisik dapat dilakukan
penghancuran jaringan dengan cara menumbuk dengan mortar kemudian dilakukan sonikasi. Secara
kimia dapat ditambahkan detergen yang bertujuan untuk melarutkan lipid dan protein pada membran
dan menciptakan pori pada membran sehingga menyebabkan sel lisis. Detergen yang digunakan
biasanya SDS. Triton, dan Sacrosine. Penggunaan detergen ini seringkali diiringi dengan penggunaan
buffer lisis (EDTA) (Doyle,1996).
Halaman
Paulina, dkk
Purifikasi RNA ini menggunakan ekstraksi fenol kloroform dan isoamil alkohol. Penambahan
fenol kloroform tersebut bertujuan untuk mengendapkan protein-protein yang ada (pellet) setelah
proses sentrifugasi dan penambahan isoamil alkohol untuk mengendapkan RNA-RNA yang ada.
Untuk mendegradasi DNA, ditambahkan dengan DNAse (Rubio-Pia and Vzquez-Flota, 2008).
Setelah itu, etanol absolut/isopropanol ditambahkan untuk presipitasi RNA dan etanol 75%
ditambahkan untuk mencuci RNA dan menghilangkan pengotor lain. Kemudian pelet yang tertinggal
dapat digunakan untuk deteksi selanjutnya. RNA yang sudah diestrak terdiri dari mRNA, rRNA, dan
tRNA. (Rubio-Pia and Vzquez-Flota, 2008). Poly A pada RNA adalah template untuk translasi
protein dan pada eukariotik banyak terdapat pada ujung 3 mRNA. Untuk memisahkan mRNA dari
RNA total maka dapat dipisahkan dengan kromatografi afinitas dengan oligo (dT)-cellulose. Garam
yang tinggi harus ditambahkan sebagai buffer kromatografi untuk menstabilkan mRNA yang sudah
berikatan dengan dT. Hasil dari ekstraksi ini adalah mRNA (Tan and Yiap, 2009).
Setelah dilakukannya ekstraksi mRNA, mRNA akan dipisahkan berdasarkan ukurannya dengan
menggunakan elektroforesis gel agarose. Tahap selanjutnya diikuti dengan blotting ke dalam membran
nilon.. Ada dua cara untuk melakukan blotting, yaitu dengan cara capillary atau vacuum blotting. Cara
yang sederhana yaitu menggunakan capillary blotting, karena disini tidak membutuhkan peralatan
yang khusus. Gel agarose berada dibawah membran nilon, dan sifat kapilaritas dimanfaatkan sehingga
mRNA akan terikat ke membran nilon seiring berjalannya sifat kapilaritas. Sedangkan pada vacuum
blotting, membran nilon berada di bawah gel agarose dan dengan bantuan vaccum maka mRNA yang
berada di gel agarose akan turun ke bawah (ke membran nilon). Vacuum blotting ini tentunya lebih
efisien dalam hal kecepatan karena menggunakan alat vacuum. Setelah dilakukannya blotting ke
membran nilon, mRNA harus diimobilisasi dengan menggunakan pemanasan oven atau sinar UV agar
mRNA terikat kuat dalam membran (Trayhurn, 1996). Tahap selanjutnya adalah hibridisasi probe yang
sudah didesain dan dilabeli dengan radioaktif. Hal ini dimaksudkan agar hanya mRNA yang
diinginkan saja yang akan terlihat pada visualisasi. Probe yang digunakan yaitu probe yang
komplemen dengan semua kemungkinan hasil differential splicing mRNA mature, yaitu probe yang
berisi semua sekuen gen TCH-sintetase.
Kingston
Talmont
3.
Dari hasil metode Northern Blot akan di dapatkan dua kemungkinan hasil:
1. Tidak adanya perbedaan pada ukuran band Kingston dan Talmont, seperti pada Gambar 3.
Kemungkinan disebabkan karena tidak adanya differential splicing pada kedua jenis tanaman sehingga
mRNA mature yang dihasilkan sama (sekuen dan ukurannya). Hal ini juga bisa berarti tidak ada
Halaman
Paulina, dkk
AA AB AA AB
+
+
+
AA AB
+
Hasil
Uji
Fakultas
AktivitasTeknobiologi / Universitas Surabaya
Halaman
Paulina, dkk
TCH-Sintetase
4.
Kesimpulan
Northern blot dapat digunakan untuk mendeteksi differential splicing, parameternya adalah
ukuran mRNA mature yang terdeteksi menggunakan probe yang spesifik.Untuk memastikan
dominansi pada alel yang berbeda terlebih dahulu kedua jenis tanaman secul setmusic disilangkan,
menghasilkan F1, dan dilakukan back cross untuk menentukan persilangan genetik dan didapatkan F2.
Tanaman parental, F1 dan, F2 diuji aktivitas enzim TCH-Sintetasenya untuk menentukan dan
membandingkan fenotipe sehingga bisa diketahui sifat alel A dan B. Hasil yang muncul berupa
beberapa kemungkinan yaitu pada kedua tanaman tidak terjadi differential splicing dan terjadi
differential splicing. Untuk dominansi antara dua alel, kemungkinan yang terjadi adalah alel A bersifat
dominan terhadap alel B, alel B bersifat dominan terhadap alel A, dan alel A dan B bersifat
kodominan.
5.
Daftar Pustaka
[1]
Halaman