Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANTENATAL CARE
Oleh:
Yusrimatur Rizqa (09700161)
Pembimbing:
dr. Zainal Alim, Sp. OG
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian besar kehamilan berlangsung normal dan tanpa perlu disertai dengan
intervensi medis. Salah satu tujuan perawatan antenatal adalah memungkinkannya proses
surveillance terhadap semua kehamilan sehingga dapat melakukan deteksi komplikasi sedini
mungkin. Di negara berkembang, banyak ibu hamil yang tidak memperoleh perawatan
antenatal yang memadai dan hal ini dapat menyebabkan akibat yang serius. Perdarahan yang
merupakan penyebab utama kematian ibu adalah merupakan akibat dari anemia dalam
kehamilan yang tidak dikenali secara dini atau tidak mendapatkan perhatian yang memadai.
Asuhan antenatal penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal
dan tetap demikian seterusnya. Pengawasan selama kehamilan itu berjalan sangatlah penting
karena kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.
Sekarang ini sudah umum diterima bahwa setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu.
WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan mengalami
komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Dari 5.600.000
wanita hamil di Indonesia, sejumlah besar akan mengalami suatu komplikasi atau masalah yang
bisa berakibat fatal. Survei demografi dan kesehatan yang dilaksanakan pada tahun 1997
menyatakan bahwa dari tahun 1992 sampai 1997, terdapat 26% wanita dengan kelahiran hidup
mengalami komplikasi. Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara
teratur dan tertentu. Dengan usaha itu ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi
menurun.
Pelayanan kebidanan terdiri atas pengawasan serta penanganan wanita dalam masa hamil,
persalinan, perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan, perawatan bayi, serta
pemeliharaan laktasi. Dalam arti yang lebih luas usaha-usaha dimulai lebih dahulu dengan
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan para remaja yang sebagai calon ayah dan ibu, dan
dengan membantu mereka dalam mengembangkan sikap yang wajar terhadap kehidupan
kekeluargaan serta posisi keluarga dalam masyarakat. Termasuk pula bimbingan kepada mereka
untuk kelak menjadi ayah dan ibu yang baik serta pengertian tentang soal-soal yang bersangkutan
dengan kesehatan reproduksi.
BAB II
ANTENATAL CARE
II.1 DEFINISI
Pengawasan wanita hamil atau asuhan antenatal adalah upaya preventif program
pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Sehingga yang diharapkan pada
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan saja bila ibu
sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan dan penjagaan wanita hamil agar
tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan ibu dan anak yang sehat.
II.2 TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.
Protein
Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per hari. Jumlah ini
lebih banyak dari kebutuhan protein wanita tidak hamil, karena pada wanita
hamil metabolisme bertambah untuk pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim,
pertumbuhan buah dada, dan untuk pertambahan volume darah. Sumber
protein dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan) atau
hewani (ikan, ayam, keju, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan
-
besi.
Vitamin
Pada binatang percobaan kekurangan vitamin dapat menimbulkan kelainan
bawaan dan abortus. Pada manusia pengaruh tersebut belum terbukti tetapi
bagaimanapun vitamin perlu untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Vitamin A diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Vitamin B complex terdiri dari vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), asam
nicotin dan vitamin B6. Vitamin B1 adalah vitamin anti neuritis. Asam
nikotin bersifat anti pellagra. Sedangkan jika keurangan B2 menyebabkan
cheilosis. Ada kemungkinan bahwa kekurangan vitamin B complex dapat
menyebabkan perdarahan pada bayi, menambah kemungkinan perdarahan
Sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah
asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari.
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu
-
hamil.
Air
Wanita hamil harus minum cukup banyak air kira-kira 6-8 gelas sehari. Air
akan membantu pengeluaran racun dari usus dan ginjal.
Perawatan Payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat
segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara
untuk pengeluaran sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus,
sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar karena pengurutan yang
salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim. Membasahi areola dan
puting susu secara lembut dapat mencegah retak dan lecet. Untuk sekresi
yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan
menggunakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang,
sensitif, dan menjadi lebih berat, maka gunakan penopang payudara yang
sesuai (brassiere).
Perawatan Gigi
Paling tidak, dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan,
yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Penjadwalan pada trimester
pertama dikaitkan dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi air liur
yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga.
Pada trimester ketiga terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk
pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh
yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat
gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya
caries dan gingivitis.
7. Buang air besar, pada wanita hamil kemungkinan mengalami obstipasi karena
kurang gerak badan, peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon, dan tekanan
rektum oleh kepala. Akibat obstipasi panggu berisi penuh oleh usus yang berisi
feces dan uterus yang membesar, maka hal tersebut dapat menimbulkan
bendungan di dalam panggul. Bendungan ini memudahkan timbulnya haemorroid
dan pyelitis. Pencegahannya ialah dengan minum banyak air, gerak badan yang
cukup, makan yang banyak mengandung serat seperti sayur dan buah.
8. Coitus
Koitus belum terbukti menyebabkan abortus spontan atau persalinan prematur.
Pada wanita yang mudah keguguran sebaiknya tidak melakukan coitus pada hamil
muda. Jika ingin melakukan coitus pada hamil muda, harus dilakukan secara hatihati. Coitus pada akhir kehamilan juga lebih baik dihindarkan, karena kadangkadang menimbulkan infeksi pada persalinan dan nifas serta dapat memecahkan
ketuban pada multipara.
Kontraindikasi koitus meliputi persalinan prematur, ketuban pecah, perdarahan
per vaginam, serviks inkompeten, abortus habitualis atau imminens, kehamilan
multipel (setelah minggu ke-28) dan infeksi herpes pada genital atau infeksi
menular seksual lainnya. Selain itu sperma mengandung prostaglandin yang dapat
menimbulkan kontraksi uterus.
9. Olahraga
Wanita hamil yang berolahraga teratur dapat menjalani persalinan lebih baik.
Selama olahraga, aliran darah dialihkan ke otot-otot dan kulit dan keluar dari
uterus. Sayangnya, kadar latihan yang menimbulkan penurunan serius aliran darah
uterus dan cara janin dipengaruhi masih belum ditentukan.
Anjuran-anjuran dalam berolahraga selama kehamilan:
a. Ibu hamil yang biasa berolahraga sebelum hamil dapat melanjutkan
program tersebut, tetapi dengan durasi yang lebih lambat dan singkat
(misalnya membatasi latihan hingga sepertiganya pada saat cukup bulan)
b. Hindari kelelahan
c. Jangan memulai program latihan batu yang berat selama hamil
d. Pasien yang biasa bekerja di kantor (lebih banyak duduk) sebelum hamil
sebaiknya membatasi diri, dengan mengikuti program laihan yang sedang
(misalnya berjalan atau berenang sebentar)
10. Kesehatan jiwa
Ketenangan jiwa sangatlah penting dalam menghadapi persalinan, agar dalam
menghadapi persalinannya ibu mendapatkan rasa aman, tenang, terjamin dan
terlindungi keselamatan dirinya dan bayinya.
II.4 7 T
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada tujuh standar pelayanan yang
harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 7 T, yaitu:
1. Timbang berat badan
Bagaimana menghindari tingginya tingkat masa tumbuh pada trimester pertama,
atau menghindari berat badan melonjak tinggi pada saat hamil? Jawabannya
adalah gaya hidup sehat, yakni beraktivitas fisik secara proporsional dan makan
makanan sehat. Dengan pola ini, maka mereka yang sudah terlanjur mengalami
penambahan berat badan tinggi masih memiliki harapan untuk melahirkan secara
normal sesuai dengan hitungan masa kehamilan dan bebas dari kemungkinan
komplikasi
2. Mengukur Tekanan darah, untuk mengetahui apakah ada hipertensi atau tidak.
Karena hipertensi dapat menimbulkan preeklampsia, solusio plasenta, IUGR,
IUFD dan lainnya.
3. Ukur Tinggi fundus uteri (TFU)
a. Mengukur tinggi fundus uteri adalah untuk memantau tumbuh kembang janin.
b. Untuk mengetahui usia kehamilan.
c. Pada kehamilan diatas 20 minggu fundus uteri diukur dengan pita ukur (cm).
Umur Kehamilan
12 minggu
16 minggu
20 minggu
24 minggu
28 minggu
34 minggu
36 minggu
40 minggu
10
11
Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong, kepala atau
kosong).
12
LEOPOLD II
-
LEOPOLD III
-
Bagian terendah janin dipegang di antara ibu jari dan telunjuk tangan kanan
Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah
sudah mengalami engagement atau belum.
LEOPOLD IV
-
Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah
janin.
Pemeriksaan genitalia eksterna, dan kalau perlu melakukan pemeriksaan dalam (kalau
tidak ada kontra indikasi seperti dugaan plasenta previa untuk mengetahui keadaan
13
panggul dan turunnya bagian bawah anak, apakah dalam keadaan inpartu, dan lain
sebagainya.
c. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (darah, urin, feses) rutin, bila ada indikasi, kita dapat melakukan
pemeriksaan skrining untuk sifilis, triponema pallidum, VDRL, HIV. Fetal
anomalies dengan amniosintesis, USG (dapat mengetahui kelainan kongenital,
jumlah air ketuban, posisi anak, keadaan plasenta, dan lain-lain). Skrining untuk
infeksi saluran kencing dan penyakit hubungan seksual. Pemeriksaan radiologi,
kardiotokografi, amnioskopi, dan pemeriksaan penunjang lain.
Dari seluruh pemeriksaan diatas, dapat dibuat kesimpulan untuk menegakkan
diagnosa. Kehamilannya normal atau tidak. Kemudian dapat melakukan
penyaringan pasien apakah termasuk golongan Kehamilan Resiko Tinggi atau
normal, atau perlu segera rawat inap atas indikasi ibu dan anak. Hal tersebut
penting agar kita dapat mendeteksi kelainan sedini mungkin. Pada ibu hamil
pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam perjalanan kehamilan
dan persalinannya. Ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya pada tenaga
medis akan mengalami resiko kematian 3-7 kali dibandingkan dengan ibu yang
memeriksakan kehamilannya.
II.6 JADWAL KUNJUNGAN
a. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak 4 kali sudah
cukup sebagai kasus tercatat.
1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya satu
bulan.
2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan.
3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan sampai
terjadinya persalinan.
b. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu
trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.
c. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin
tidak bergerak lebih dari 12 jam.
14
Pada kehamilan tanpa penyulit jadwal kunjungan cukup 4 kali selama kehamilan.
Kunjungan pertama dilakukan 1 kali hingga usia kehamilan 28 minggu, lalu 1 kali
kunjungan selama kehamilan 28-36 minggu, dan 2 kali kunjungan pada usia kehamilan
diatas 36 minggu. Tetapi bila kehamilan dengan resiko tinggi atau dengan penyulit
perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih sering.
Dari kunjungan satu ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan:
minggu,
16
Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40
%) atau vasa previa (5 %) dari keseluruhan perdarah anterpartum.
b. Preeklampsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan
peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia.
Data informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat
membantu petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis dengan
preeklampsia.
c. Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum
Bila hal ini terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai dengan
riwayat dan tanda-tanda di bawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada solusio
plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan yang keluar (revealed) maupun
tersembunyi (concealed):
-
Trauma abdomen
Preeklampsia
Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
Bagian-bagian janin sulit diraba
Uterus tegang dan nyeri
Janin mati dalam rahim
17
KESIMPULAN
Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil
sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu
hamil maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu,
mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan
memberikan pendidikan kesehatan. Asuhan Antenatal itu sendiri penting unuk menjamin
proses alamiah kelahiran berjalan normal dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan
dilahirkan.
Tujuan dari asuhan Antenatal Care adalah untuk memantau kemajuan kehamilan dan
memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi, juga untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu. Disamping itu Antenatal Care juga
bertujuan untuk mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan, mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mngkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam
menerima kesehatan bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan
bayinya, sehingga bila terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini
mungkin pada masa hamil, pemeriksaan rutin selama kehamilan sangat penting untuk
memonitor perkembangan kehamilan. Temu Wicara dengan dokter sangatlah penting untuk
18
mengklasifikasikan apakah ibu hamil dalam status kehamilan resiko tinggi, oleh karena itu,
setiap ibu hamil harus memeriksa diri secara teratur dan mendapat pelayanan kebidanan yang
optimal.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
19