Você está na página 1de 91

Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.

a mzloveme_as
www.netheroes.org

RINGKASAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Disusun sebagai syarat perbaikan nilai

Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: Dra. Margaretha Suryaningsih, M.S.

Disusun oleh:

Dimas Aris Sera C2A 004 039

MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DIPONEGORO
2010
BAB I

1
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

PENDAHULUAN

A. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

1. Pengertian Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di seluruh dunia,


meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama. Mata kuliah terebut sering disebut dengan
civic education, citizenship education, dan bahkan ada yang menyebut sebagai democracy
education. Mata kuliah ini memiliki peran strategis dalam mempersiapkan warrganegara yang
cerdas, bertanggungjawab dan berkeadaban. Berdasarkan rumusan “Civic International” (1995)
disepakati bahwa pendidikan demokrasi penting untuk pertumbuhan civic culture.

Dengan adanya penyempurnaan kurikulum mata kuliah pengembangan kepribadian maka


pendidikan kewarganegaraan memiliki paradigma baru, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan
berbasis Pancasila. Hal ini berdasarkan kenyataan di seluruh negara di dunia, bahwa kesadaran
demokrasi serta implementasinya harus senantiasa dikembangkan dengan basis filsafat bangsa,
identitas nasional, kenyataan dan pengalaman sejarah bangsa tersebut, serta dasar-dasar
kemanusiaan dan keadaban. Oleh karena itu, dengan pendidikan kewarganegaraan diharapkan
intelektual Indonesia memiliki dasar kepribadian sebagai warga negara yang demokratis,
religious, berkemanusiaan dan berkeadaban.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Visi Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan sumber nilai dan pedoman dalam
pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan mahasiswanya
memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.

Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruna tinggi adalah untuk membantu


mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nili-nili

2
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

dasar Pancasila, rasa kebangsaaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral.

Berdasarkan pengertian tersebut maka kompetensi mahasiswa dalam pendidikan tinggi


tidak dapat dipisahkan dengan filsafat bangsa.

B. Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum

1. Landasan Ilmiah

a. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi bangsa dan
negaranya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya. Untuk itu
itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang berlandaskan
nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-
nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup setiap warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan


kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilkau cinta tanah air yang bersendikan
kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila.

Sebagai suatu perbandingan, di berbagai negara juga dikembangkan materi Pendidikan


Umum sebagai pembekalan nilai-nilai yang mendasari sikap dan perilaku warganegaranya.

1) Amerika Serikat: History, Humanity, dan Philosophy.

2) Jepang: Japanese History, Ethics, dan Philosophy.

3) Filipina: Philipino, Family Planning Taxation and Land Reform, The Philipine New
Constitution, dan Study of Human Rights.

3
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Di beberapa negara dikembangkan pula bidang studi yang sejenis dengan Pendidikan
Kewarganegaraan, yaitu yang dikenal dengan Civics Education.

b. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode,
sistem, dan bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu hrus jelas, baik objek material
maupun formalnya. Objek material adala bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu
bidang atau cabang ilmu. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih
untuk membahas objek material tersebut. Adapaun objek material dari Pendidikan
Kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan dengan warganegara baik yang empiric
maupun yang nonempirik, yaitu meliputi wawasan, sikap dan perilaku warganegara dalam
kesatuan bangsa dan negara. Sebagai objek formalnya mencakup dua segi, uaitu hubungan antara
warganegara dan negara, dan segi pembelaan negara. Dalam hal ini pembahasan Pendidikan
Kewarganegaraan terarah pada warga negara Indonesia dalam hubungannya dengan negara
Indonesia dan upaya pembelaan negara Indonesia.

Objek pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan dijabarkan lebih rinci yang meliputi pokok-
pokok bahasan sebagai berikut:

1) Filsafat Pancasila,

2) Identitas Nasional,

3) Negara dan Konstitusi,

4) Demokrasi Indonesia,

5) Rule of law dan Hak Asasi Manusia,

6) Hak dan Kewajiban Warganegara serta Negara,

7) Geopolitik Indonesia,

4
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

8) Geostrategi Indonesia

2. Landasan Hukum

a. UUD 1945

1) Pembukaan UUD 1945, khusus pada alinea kedua dan keempat, yang memuat cita-cita
tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaannya.

2) Pasal 27 (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamakan kedudukannya di


dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukun dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya”.

3) Pasal 30 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara”.

4) Pasal 31 (1) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan


pengajaran”.

b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang GBHN

c. UU No. 20 Tahun 1982 tentang ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Negara Republik


Indonesia (Jo. UU No. 1 tahun 1988)

d UU No. 20 Tahun 2003 tentgang Sistem Pendidikan Nasional dan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional No 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan No 45/U/2002 tentang Kurikulum
Inti Pendidikan Tinggi

e. Adapun Pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No


43/DIKTI/Kep/2006, yang memuat rambu-rambu pelaksanaan kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

5
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

BAB II

FILSAFAT PANCASILA

A. Pengertian Filsafat

Dalam wacana ilmu pengetahuan sebenarnya pengertian filsafat sangat sederhana dan
mudah dipahami. Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan
manusia. Dengan kata lain perkataan selama manusia hidup, maka sebenarnya ia tidak dapat
mengelak dari filsafat, atau dalam kehidupan manusia senantiasa berfilsafat.

Secara estimologis pengertian filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya
cinta dan “sophos” yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau “wisdom”. Jadi secara harfiah
istilah filsafat adalah mengandung makna cinta kebijaksanaan.

Jika ditinjau dari lingkup pembahasannya maka filsafat meliputi banyak bidang bahasan
antara lain tentang manusia, masyarakat, alam, pengetahuan, etika, logika, agama, estetika, dan
bidang lainnya. Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbgai masalah tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua macam sebagai berikut:

Pertama: Filsafat sebagai produk mencakup pengertian

a. Arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep dari para filsuf pada zaman dahulu,
teori, sistem atau pandangan tertentu, yang merupakan hasil dari proses berfilsafat dan yang
mempunyai ciri-ciri tertentu.

b. Sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas
berfilsafat. Filsafat dalam pengetian jenis ini mempunyai ciri khas tertentu sebagai hasil kegiatan
berfilsafat dan pada umumnya proses peemcahan persoalan filsafat ini diselesaikan dengan
kegiatan berfilsafat.

6
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Kedua: Filsafat sebagai suatu proses mencakup pengertian

Filsafat yang diartikan sebagai bentuk aktifitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu
permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek
permasalahannya.

B. Pengertian Pancasila sebagai Suatu Sistem

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang
dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagianp-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang
utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Suatu kesatuan bagian-bagian,

2) Bagian-bagian tersebutt mempunyai fungsi sendiri-sendiri,

3) Saling berhubungan, saling ketergantungan,

4) Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama,

5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila setiap sila pada
hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri tujuan tertentu, yaitu suatu
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan.

Antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling
mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa dikualifikasi oleh sila-sila lainnya. Secara demikian
ini maka pancasila pada hakikatnya merupakan sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian,
sila-silanya saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang
menyeluruh.

7
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Dengan demikian Pancasila merupakan suatu sistem dalam pengertian kefilsafatan


sebagaimana sistem filsafat lainnya antara lain materialism, idealisme, rasionalisme, liberalism,
sosialisme, dan sebagainya.

Kenyataan Pancasila yang demikian itu disebut kenyataan objektif, uaitu bahwa
kenyataan itu pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain, atau terlepas dari
pengetahuan orang. Kenyataan objektif yang ada dan terletak pada Pancasila, sehingga Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat yang lainnya
misalnya liberalism, materialism, komunisme, dan aliran filsafat yang lainnya. Oleh karena itu,
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat akan memberikan ciri-ciri yang khas, yang khusus yang
tidak terdapat pada sistem filsafat lainnya.

C. Kesatuan Sila-Sila Pancasila

1. Susunan pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal

Susunan pancasila adalah hierarkis dan mempunyai bentuk piramidal. Pengertian


matematika piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarki sila-sila dari
Pancasila dalam urut-urutan luas, dan juga dalam hal sifat-sifatnya. Kalau dilihat dari intinya,
urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya,
merupakan pengkhususan dari sila-sila yang di mukanya.

Dalam susunan hierarkis dan piramidal ini, maka Ketuhana Yang Maha Esa menjadi
basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan Keadilan Sosial. Sebaliknya, Ketuhanan
Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara, dan
mengembangkan persatauan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial demikian
selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila lainnya.

Secara ontologism kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem bersifat hierarkis dan
berbentuk piramidal adalah sebagai berikut: bahwa hakikat adanya Tuhan adalah karena dirinya
sendiri, Tuhan sebagai Causa Prima. Oleh karena segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada

8
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

karena diciptakan Tuhan (sila 1). Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok
negara, karena negara adalah lembaga kemanusiaan, negara sebagai persekutuan hidup bersama
yang anggotanya adalah manusia (sila 2). Maka negara sebagai akibat adanya manusia yang
bersatu (sila 3). Sehingga terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat. Rakyat
adalah sebagai totalitas individu-individu dalam negara yang bersatu (sila 4). Keadilan pada
hakikatnya merupakan tujuan suatu keadilan dalam hidup bersama atau dengan lain perkataan
keadilan sosial (sila 5) pada hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga hidup bersama yang disebut
negara.

2. Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling Mengkualifikasi

Tiap-tiap sila sepeti telah disebutkan di atas mengandung empat sila lainnya, dikualifikasi
oleh keempat sila lainnya. Untuk kelengkapan dari hubungan kesatuan keseluruhan dari sila-sila
Pancasila dipersatukan dengan rumus hierarkis tersebut di atas.

1. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan yang adil
dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

2. Sila kedua: kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang Berketuhanan Yang
Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

3. Sila ketiga: persatuan Indonesia adalah persatuan yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

9
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

4. Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan, adalah kerakyatan yang Berketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah keadilan yang Berketuhanan
Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

D. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat

Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang
bersifat formil logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis serta
dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila. Selain kesatuan sila-sila Pancasila itu hierarkis dalam hal
kuantitas juga dalam hal isi sifatnya yaitu menyangkut makna serta hakikat sila-sila Pancasila.
Kesatuan yang demikian itu meliputi kesatuan dalam hal ontologis, dasar epistemologis serta
dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila.

1. Dasar Ontologis Sila-sila Pancasila

Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat tidak hanya kesatuan yang menyangkut
sila-silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-sila Pancasila atau secara
filosofis merupakan dasar ontologism sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila,
setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan memiliki suatu
kesatuan dasar ontologism. Dasar ontologism Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang
memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai
dasar antropologis. Demikian juga jikalau kita pahami dari segi filsafat negara bahwa Pancasila
adalah dasar filsafat negara, adapun pendukung pokok negara adalah rakyat dan unsure rakyat

10
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

adadlah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jika dalam filsafat pancasila bahwa hakikat dasar
antropologis sila-sila Pancasila adalah manusia.

2. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila

Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar
ontologisnya. Pancasila sebagai suatu ideologi bersumber pada nilai-nilai dasarnya yaitu filsafat
Pancasila. Kalau manusia merupakan basis ontologism dari Pancasila, maka dengan demikian
mempunyai implikasi terhadap bangunan epistemologis, yaitu bangunan epistemologi yang
ditempatkan dalam bangunan filsafat manusia.

Oleh karena itu, maka konsepsi dasar ontologism sila-sila Pancasila yaitu hakikat
manusia monopluralis merupakan dasar pijak epistemologi Pancasila. Menurut Pancasila bahwa
hakikat manusia adalah monopluralis yaitu hakikat manusia yang memilki unsure-unsur pokok
yaitu susunan kodrat yang terdiri atas raga (jasmani) dan jiwa (rokhani), maka Pancasila
mengakui kebenaran rasio yang besumber pada akal manusia. Selain itu manusia memiliki indra
untuk mendapatkan kebenaran pengetahuan yang bersifat empiris, maka Pancasila mengakui
kebenaran empiris terutama dalam kaitannya dengan pengetahuan manusia yang bersifat positif.

Sebagai suatu paham epistemologi maka Pancasila mendasarkan pada pandangannya


bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada
kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religious dalam upaya untuk mendapatkan
suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia.

3. Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila

Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologisnya, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga
merupakan kesatuan. Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat bergantung

11
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

pada titik tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan tentang pengertian
nilai dan hierarkinya.

a. Teori Nilai

Terdapat berbagai macam pandangan tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada titik
tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan tentang pengertian serta hierarki
nilai.

Menurut tinggi rendahnya, nilai-nilai dapat dikelompokkan dalam empat tingkatan


sebagai berikut:

1) Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat deretan nilai-nilai yang mengenakkan dan
tidak mengenakkan yang menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak.

2) Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapatlah nilai-nilai yang penting bagi kehidupan
misalnya kesehatan.

3) Nilai-nilai kejiwaaan: dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan yang sama sekali tidak
tergantung dari keadaan jasmani atau lingkungan. Nilai semacam ini ialah keindahan, kebenaran,
pengetahuan murni yang dicapi dalam filsafat.

4) Nilai-nilai kerokhanian: dalam tingkat ini terdapat modalitas nilai dari yang suci dan tak
suci, terdiri dari nilai-nilai pribadi.

Walter G. Everet menggolongkan nilai manusiawi ke dalam delapan kelompok yaitu:

1) Nilai-nilai ekonomis (ditujukan oleh harga pasar dan meliputi semua benda yang dapat
dibeli)\

2) Nilai-nilai kejasmanian (menbantu pada kesehatan, efisiensi dan keindahan dari kehidupan
badan)

12
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

3) Nilai-nilai hiburan (nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyumbangkan
pada pengayaan kehidupan)

4) Nilai-nilai sosial (berasal mula dari pelbagai pihak bentuk perserikatan manusia)

5) Nilai-nilai watak (keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang bersangkutan)

6) Nilai-nilai estetis (nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni)

7) Nilai-nilai intelektual (nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran)

8) Nilai-nilai keagamaan.

Notonagoro membagi nilai menjadi tiga yaitu:

1) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan
atau aktivitas.

2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan
atau aktivitas.

3) Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rokhani.

b. Nilai-nilai Pancasila sebagai Suatu Sistem

Isi arti sila-sila Pancasila pada hakikatnya dapat dibedakan atas, hakikat Pancasila yang
umum universal yang merupakan substansi sila-sila Pancasila, sebagai pedoman pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara yaitu sebagai dasar negara yaitu bersifat umum kolektif serta aktualisasi
Pancasila yang bersifat khusus dan kongkrit dalam berbagai bidang kehidupan. Hakikat sila-sila
Pancasila adalah merupakan nilai-nilai, sebagai pedoman negara adalah merupakan norma,
adapun aktualisasinya merupakan realisasi kongkrit Pancasila.

Substansi Pancasila dengan kelima silanya yang terdapat pada ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Prinsip dasar yang mengandung kualitas tertentu itu

13
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

merupakan cita-cita dan harapan atau hal yang ditujukan oleh bangsa Indonesia untuk
diwujudkan menjadi kenyataan real dalam kehidupannya. Prinsip-prinsip tersebut telah
menjelma dalam tertibn sosial, tertib masyarakat dan tertib kehidupan bangsa Indonesia. Nilai-
nilai yang terkadnung dalam sila I dengan sial V Pancasila merupakan cita-cita, harapan,
dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu mempunyai tingkatan dan bobot yang
berbeda, namun nilai-nilai itu tidak saling bertentangan. Akan tetapi nilai-nilai-nilai itu saling
melengkapi. Hal ini disebabkan sebagai suatu substansi, Pancasila itu merupakan kesatuan yang
bulat dan utuh, atau kesatuan organik.

Suatu hal yang diberikan penekanan lebih dahulu yakni meskipun nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila itu mempunyai tingkatan dan bobot nilai yang berbeda yang berarti
ada keharusan untuk menghormati nilai yang lebih tinggi, nilai-nilai yang berbeda tingkatan dan
bobot nilainya itu tidak saling berlawanan atau bertentangan, melainkan saling melengkapi.

14
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

E. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik
Indonesia

1. Dasar Filosofis

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya metupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Dasar pemikiran filosofis dari
sila-sila Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sebagai berikut: Pancasila sebagai filsafat
bangsa dan negara Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan
kebangsaan, kemasyarakatan, serta kenegaraan ahrus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.

Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Rumusan dari sila-sila Pancasila sebenarnya hakikat maknanya yang terdalam menunjukkan
adanya sifat-sifat yang umum, universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.

2. Inti nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia
baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan, maupun dalam kehidupan keagamaan.

3. Pancasila yan terkandung dalam pembukaan UUD 1945, menurut ilmu hukum memenuhi
syarat sebagai pokok kaidah yang fundamental negara sehingga merupakan suatu sumber hukum
positif di Indonesia.

Sebaliknya nilai-nilai subjektif Pancasila dapat diartikan bahwa keberadaan Pancasila itu
bergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia itu sendiri, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa
materialis. Nilai-nilai tersebut sebagai hasil pemikiran, penilaian kritis, serta hasil refleksi
filosofis bangsa Indonesia.

15
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga merupakan jati
diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai atsa kebenaran, kenaikan, keadilan dan
kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

3. Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkadnung ketujuh nilai-nilai kerokhanian yaitu nilai


kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan nilai religious, yang
manifestasinya sesuai dengan budi nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian
bangsa.

2. Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia apda hakikatnya merupakan
suatu sumber dari hukum dasar dalam negara Indonesia. Sebagai sumber dari hukum dasar,
secara objektif merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita
moral yang luhur, yang diapdatkan dan diabstraksikan oleh para pendiri bangsa menjadi lima sila
dan ditetapkan secara yuridis formal menjadi dasar filsafat negara Indonesia.

Dengan perkataan lain bahwa dalam penjabaran sila-sila Pancasila dalam peraturan
perundang-undangan bukanlah secara langsung dari sila-sila Pancasila melainkan melalui
Pembukaan UUD 1945. Empat pokok pikiran dan barulah dikongkritasikan dalam pasal-pasal
UUD 1945. Selanjutnya dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai macam peraturan perundang-
undangan serta hukum positif di bawahnya.

\ Dalam pengertian seperti inilah maka sebenarnya dapat disimpulkan bahwa Pancasila
merupakan dasar yang fundamental bagi negara Indonesua terutama dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara.

F. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

16
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

\ Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikirab seseorang atau kelompok orang
sebagaimana ideology lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat,
kebudayaan serta religious yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk negara, dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan materi Pancasila diangkat dari
pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga merupakan kausa materialis Pancasila.

G. Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila

Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem nilai,
oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun
dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan satu dengan yang lain, namun
kesemuanya merupakan satu kesatuan yang sistematis.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan
\adalah sebagai pengejewantahan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan,


dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis bahwa
pada hakikat manusia adalah susunan kodrat jiwa dan raga, sifat kodrat individu dan sosial,
sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan yang Maha Esa

3. Persatuan Indonesia

Dalam sila Persatuan Indonesia adalah penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama
di antara elemen-elemen yang membentuk negara berupa suku, ras, kelompok, golongan,
maupun kelompok agama.

17
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

Nilai filosofis yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat negara begai
penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk indovidu dan makhluk sosial. Hakikat rakyat
adalah merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu
yang bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah negara.

18
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dalam sila tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan
dalam hidup bersama. Maka di dalam sila kelima tesebut, terkandung nilai keadilan yang harus
terwujud dalam kehidupan bersama (keadilan sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh
hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta
hubungan manusia dengan Tuhannya.

H. Pancasila sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Setiap bangsa di dunia senantiasa memiliki suatu cita-cita serta pandangan hidup yang
merupakan suatu basis nilai dalam setiap pemecahan masalah yang dihadapi oleh bangsa
tersebut. Meskipun bangsa Indonesia terbentuk melalui proses penjajahan bangsa asing, namun
tatkala akan mendirikan suatu negara telah memiliki suatu landasan filosofis yang merupakan
suatu esensi cultural religious dari bangsa Indonesia sendiri yaitu berketuhanan, berkemanusiaan,
berpersatuan, berkerakyatan dan berkeadilan.

Konsekuensinya selama bangsa Indonesia memiliki kehendak bersama untuk


membangujn bangsa di atas daar filosofis nilai-nilai Pancasila, seharusnya segala kebijakan
dalam negara terutama dalam melakukan suatu pembaruan-pembaruan dalam negara dalam
proses reformasi dewasa ini nilai-nilai Pancasila merupakan suatu pangkal tolak derivasi baik
dalam bidang politik, sosial, ekonomi, hukum, serta kebijakan hubungan internasional dewasa
ini. Hal inilah dalam wacana ilmiah diistilahkan bahwa Pancasila sebagai paradigma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Selain itu, filsafat Pancasila merupakan dasar dari Negara dan Konstitusi (Undang-
Undang Dasar Negara) Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa Filsafat Pancasila sebagai dasar

19
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Negara Republik Indonesia memiliki konsekuensi segala peraturan perundang-undangan


dijabarkan dari nilai-nilai Pancasila.

20
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

BAB III

IDENTITAS NASIONAL

A. Pengertian Identitas Nasional

Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-
sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula
hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan maka identitas
nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau yang lebih
popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

Jika kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa, maka persoalannya adalah
bagaimana pengertian suatu bangsa itu. Bangsa pada hakikatnya aalah sekelompok besar
manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai
persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama mendiami suatu
wilayah tertentu sebagai suatu “kesatuan nasional”

B. Faktor-faktor yang Mendukung Kelahiran Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memilki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-
sendiri, yang sangat ditentukan oleh factor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional
tersebut. Adapun factor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia

21
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

meliputi (1) factor objektif, yaitu meliputi factor geografis, ekologis, dan demografis, (2) factor
subjektif, yaitu factor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimilki bangsa Indonesia.

Robert de Ventos mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu


bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat factor penting, yaitu factor primer, faktor
pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif.

Faktor pertama, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Bagi
bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama, wilayah serta bahasa
daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing.

Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata
modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan bernegara. Dalam hubungan ini bagu suatu
bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya
juga merupakan suatu identitas nasional yang dinamis.

Faktor ketiga, meliputi kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi,
dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah
merupakan bahasa persatauan dan kesatuan nasional sehingga bahasa Indonesia dipilih sebagai
bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia.

Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui
memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa
lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat
Indonesia.

C. Pancasila sebagai kepribadian dan Identitas Nasional

Dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada
hakikatnya bersumber pada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimilki oleh bangsa
Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Pancasila sebelum dirumuskan secara formal yuridis

22
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar filsafat Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada
bangsa Indonesia, dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup, sehingga materi
Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah bangsa Indonesia sendiri.

Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para


pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh paa tokoh pejuang
kebangkitan nasional pada tahun 1908. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa
Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara
Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945 yang kemudian diproklamasikan sebagai hari
kemerdekaan bangsa Indonesia.

23
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

BAB IV

DEMOKRASI INDONESIA

A. Demokrasi dan Implementasinya

Pembahasan tentang peranan negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari telaah
tentang demokrasi dan hal ini karena dua alasan. Pertama, hampir semua neagra di dunia ini
telah menajdikan demokrasi sebagai asasnya yang fundamental. Kedua, demokrasi sebagai asas
kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya tetapi ternyata demokrasi itu berjalan
dalam jalur yang berbeda-beda.

Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam sistem pemerintahan, demokrasi


juga melahirkan sistem yang bermacam-macam seperti:

Pertama, sistem preseidensialyang menyejajarkan antara parlemen dan presiden dengan member
dua kedudukan kepada presiden yakni sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

Kedua, sistem parlementer yang meletakkan pemerintah dipimpin oleh perdana menteri yang
hanya berkedudukan sebagai kepala pemerintahan dan bukan kepla negara, sebab kepala
negaranya bisa diduduki raja atau presiden yang hanya menjadi simbol kedaulatan dan persatua.

Ketiga, sistem referendum yang meletakkan pemerintah sebagai bagian (badan pekerja) dari
parlemen.

B. Arti dan Perkembangan Demokrasi

24
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Secara epistemologis, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos” berarti
rakyat dan “kratos/kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti “rakyat berkuasa”.
Ada pula definisi singkat untuk istilah demokrasi yang diartikan sebagai pemerintahan atau
kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun demikian penerapan demokrasi di
berbaai negara di dunia, memiliki ciri khas dan spesifikasi masing-masing, yang lazimnya sangat
berpengaruh oleh ciri khas masyarakat sebahai rakyat dalam suatu negara.

Demokrsi sebagai dasar hidup negara member pengertian bahwa pada tingkat terakhir
rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok mengenai kehidupannya, termasuk
dalam menilai kebijakan negara, karena kebijakan tersebut menentukan kehidupan rakyat. Jadi
negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak rakyat , atau jika
ditinjau dari segi organisasi, ia berarti suatu perngorganisasian negara yang dilakukan oleh
rakyat sendiri atau asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada di tangan rakyat.

Demokrasi mengalami perkembangan sejak zaman Yunani kuno, kemudian lenyap


karena adanya kekuasan feodalisme. Namun sejak Renaissance dan peristiwa-peristiwa lainnya,
demokrasi kembali hidup dan berkembang seperti sampai saat ini.

C. Bentuk-bentuk Demokrasi

Demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu pertama, formal democracy dan kedua,
substantive democracy, yaitu menunjuk pada bagaimana proses demokrasi itu dilakukan.

Formal democracy menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem pemerintahan. Hal ini
dapat dilihat dalam berbegai pelaksanaan demokrasi di berbagai negara.

Sistem presidensiil: Sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden secara langsung,
sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan
eksekutif sepenuhnya berada di tangan presiden.

25
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Sistem parlementer: Sistem ini menerapkan model hubungan yang menyatu antara eksekutif
dan legislative. Kepala eksekutif adalah berada di tanganseorang perdana menteri. Adapun
kepala negara adalah berada pada seorang ratu, misalnya di negara Inggris, atau pada seorang
presiden misalnya di India.

1. Demokrasi Perwakilan Liberal

Bahwa demokrasi perwakilanm liberal merupakan suatu pembaruan kelembagaan pokok


untuk mengatasi problema keseimbangan antara kekuasaan memaksa dan kebebasan. Namun
demikian perlu disadari bahwa dalam prinsip demokrasi ini apapun yang dikembangkan melalui
kelembagaan negara senantiasa merupakan suatu manifestasi perlindungan serta jaminan atas
kebebasan individu dalam hidup bernegara.

Konsekuensi dari implementasi sistem dan prinsip demokrasi ini adalah berkembang
persaingan bebas, teruatam dalam kehidupan ekoomi sehingga akibatnya individu yang tidak
mampu menghadapi persaingan tersebut akan tenggelam.

2. Demokrasi Satu partai dan Komunisme

Marx mengembangkan pemikiran sistem demokrasi “commune structure” (struktur


persekutuan). Menurut sistem demokrasi ini masyarakat tersusun atas komunitas-komunitas yang
terkecil. Komunitas yang paling kecil ini mengatur urusan mereka sendiri, yang akan memilih
wakil-wakil untuk unit-unit administrative yang besar misalnya distrik atau kota. Unit-unit
administrative yang lebih besar ini kemudian akan memilih calon-calon administratif yang lebih
besar lagi yang sering diistilahkan dengan delegasi nasional. Susunan ini sering dikenal dengan
struktur “piramida” dari “demokrasi delegatif”

26
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Demokrasi satu partai ini lazimnya dilaksanakan di negara-negara komunis seperti Rusia,
China, Vietnam, dan lainnya. Kebebasan formal berdasarkan demokrasi leiberal akan
menghasilkan kesenjangan kelas yang semakin lebar dalam masyarakat, dan akhirnya
kapitalislah yang akan menguasasi negara.

D. Demokrasi di Indonesia

1. Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode:

a. Periode 1945-1959, masa demokrasi prlementer yang menonjolkan peranan parlemen serta
partai-partai. Pada masa ini kelemahan demokrasi parlementer member peluang untuk dominasi
partai-partai politik dan DPR.

b. Periode 1959-1965, masa Demokrasi Terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang
dari konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Ditandai
dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis,
dan peran ABRI sebagai unsur sosial-politik semakin meluas.

c. Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang merupakan demokrasi
konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Namun dalam perkembangannya peran
presiden semakin dominan terhadap lembaga-lembaga negara yang lain. Pancasila hanya
digunakan sebagai legitimasi politis penguasa saat itu.

d. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi dengan berakar pada
kekuatab multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga
negara, antara eksekutif, legislative, dan yudikatif.

2. Pengertian Demokrasi menurut UUD 1945

27
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

1) Bidang Politik dan Konstitusional:

Demokrasi Indonesia berarti menegakkan kembali asas-asas negara hukum di mana


kepastian hukum dirasakan oleh segenap warga negara, hak-hak asasi manusia baik dalam aspek
kolektif maupun perseorangan dijamin, dan penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara
institusional.

2) Bidang Ekonomi:

Demokrasi ekonomi sesuai asas-asas yang menjiwai ketentuan-ketentuan mengenai


ekonomi berarti pada hakikatnya kehidupan yang layak bagi semua warga negara antara lain
yang mencakup:

a) pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara,

b) koperasi,

c) pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaanya

d) peranan pemerintah yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan seta pelindung.

Asas negara hukum Pancasila mengandung prinsip:

1) Pengakuan dan perlindungan hak asasi

2) Peradilan yang bebas dan tidak memihak

3) Jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan.

Persoalan hak-hak asasi manusia dalam kehidupan kepartaian untuk tahun-tahun


mendatang harus ditinjau dalam rangka keharusan kita untuk mencapai keseimbangan yang
wajar di antara tiga hal:

1) adanya pemerintah yang mempunyai cukup kekuasaan dan kewibawaaan,

2) adanya kebebasan yang sebesar-besarnya,

28
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

3) perlunya untuk membina suatu “rapidly expanding economy” (pengembangan ekonomi secara
cepat)

Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945

1. Demokrasi Indonesia Sebagaimana Dijabarkan dalam UUD 1945 hasil Amandemen 2002

Demokrasi di Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945 selain mengakui adanya
kebebasan dan persamaan hak juga sekaligus mengakui perbedaan serta keanekaragaman
mengingat Indonesia adalah “Bhineka Tunggal Ika”

Secara umum didalam sistem pemerintahan yang demokratis senantiasa mengandung


unsur-unsur yang paling penting dan mendasar yaitu:

(1) Keterlibatan warga negara dalam pengambilan keputusan politik.

(2) Tingkat persamaan tertentu di antara warganegara.

(3) Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh
warganegara.

(4) Suatu sistem perwakilan.

(5) Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.

Oleh karena itu didalam kehidupan kenegaraan yang menganut sistem demokrasi, kita
akan selalu menemukan adanya Supra Struktur Politik dan Infra Struktur Politik sebagai
komponen pendukung tegaknya demokrasi. Untuk negara-negara tertentu masih ditemukan
lembaga-lembaga negara yang lain, misalnya Indonesia, lembaga-lembaga negara atau alat-alat
perlengkapan negara adalah:

Majelis Permusyawaratan Rakyat

Dewan Perwakilan Rakyat

29
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Presiden

Mahkamah Agung

Badan Pemeriksa Keuangan

Adapun infra struktur politik suatu negara terdiri atas lima komponen sebagai berikut:

Partai Politik

Golongan (yang tidak berdasarkan pemilu)

Golongan Penekan

Alat komunikasi politik

Tokoh-tokoh politik

2. Penjabaran Demokrasi menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia


pasca Amandemen 2002

a) Konsep Kekuasan

Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi dalam UUD 1945 sebagai berikut:

(1) Kekuasaan di Tangan Rakyat

(a) Pembukaan UUD alinea IV

“….. Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat…..”

(b) Pokok pikiran III Pembukaan UUD 1945

“Negara yang bekedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan


perwakilan”

30
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

(c) UUD 1945 pasal 1 ayat (1)

“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”.

(d) UUD 1945 pasal 1 ayat (2)

“kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang Dasar”.

(2) Pembagian Kekuasaan

(a) Kekuasaan eksekutif didelegasikan kepada Presiden (pasal 4 ayat (1) UUD 1945)

(b) Kekuasaan legislatif didelegasikan kepada Presiden dan DPR dan DPD (pasal 5 ayat 1,
pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945)

(c) Kekuasaan yudikatif didelegasikan kepada Mahkamah Agung (pasal 24 ayat 1 UUD
1945)

(d) Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa


Keuangan dan DPR (pasal 20 ayat 1 UUD 1945)

(3) Pembatasan Kekuasaan

Pembatasan kekuasaan dapat dilihat melalui proses 5 tahunan kekuasaan dalam UUD
1945 sebagai berikut:

(1) Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 “kedaulatan di tangan rakyat…”. Kedaulatan politik rakyat
dilaksanakan lewat pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap lima tahun sekali.

(2) MPR memiliki kekuasaan melakukan perubahan terhadap UUD, melantik Presiden dan
wakil presiden, serta melakukan impeachment terhadap presiden jika melanggar konstitusi.

(3) Pasal 20 A ayat (1) memuat “DPR memiliki funsgi pengawasan, yang berarti melakukan
pengawasan terhadap jalannya pemerintahan yang dijalankan oleh Presiden dalam jangka waktu
5 tahun”.

31
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

(4) Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan DPR.

(b) Konsep Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut

(1) Penjelasan UUD 1945 tentang Pokok Pikiran III yaitu “…Oleh karena itu sistem negara yang
terbentuk dalam UUD 1945, harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas
permusyawaratan/perwakilan”.

(2) Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B ayat (7). Hal ini
dimungkinkan jika mufakat itu tidak tercapai.

(c) Konsep Pengawasan

Konsep pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut:

(1) Dalam penjelasan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 disebutkan bahwa rakyat memiliki kekuasaan
tertinggi namun dilaksanakan dan didistribusikan berdasarkan UUD.

(2) Berdasarkan ketentuan pasal 2 ayat (1) maka menurut UUD 1945 hasil amandemen, MPR
hanya dipilih melalui Pemilu.

(3) Penjelasan UUD 1945 tentang kedudukan DPR disebut:”…kecuali itu anggota-anggota DPR
semuanya merangkap menjadi anggota MPR. Oleh karena itu DPR senantiasa mengawasi
tindakan-tindakan presiden…”

(d) Konsep Partisipasi

Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut:

32
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

(1) Pasal 27 ayat (1) UUD 1945

“ Segala Warganegara bersamakan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan


wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya”.

(2) Pasal 28 UUD 1945

“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang”.

(3) Pasal 30 ayat (1) UUD 1945

“Tiap-tiap warganegara berhak dan wajib dalam usaha pembelaan negara”.

33
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

BAB V

NEGARA DAN KONSTITUSI

A. Pengertian Negara

Aristoteles merumuskan negara yang disebutnya sebagai negara polis, yang pada saat itu
masih dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian itu negara
disebut sebagai negara hukum, yang di dalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut
dalam permusyawaratan.

Pengertian lain tentang negara dikembangkan oleh Agustinus. Ia membagi negara dalam
dua pengertian Civitas Dei yang artinya negara Tuhan, dan Civitas Terrena yang artinya negara
duniawi. Negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini, melainkan jiwanya yang dimilki oleh
sebagian atau beberapa orang di dunia untuk mencapainya. Adapaun yang melaksanakan negara
adalah Gereja yang mewakili negara Tuhan. Meskipun demikian bukan berate apa yang di luar
Gereja itu terasing sama sekali dari Civitas Dei.

Roger H. Soltau mengemukakan bahwa negara adalah sebagai alat agency atau
wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat. Max
Weber mengemukakan pemikirannya bahwa negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai
monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dala msuatu wilayah.

Dapat dissimpulkan bahwa negara memiliki unsur-unsur yang mutlak harus ada,
meliputi: wilayah atau daerah territorial yang sah, rakyat yaitu suatu bangsa sebagai
pendukung pokok negara dan tidak terbatas hanya pada salah satu etnis saja, serta pemerintahan
yang sah diakui dan berdaulat.

34
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

B. Konstitusionalisme

Setiap negara moden senantiasa memerlukan suatu pengaturan yang dijabarkan dalam
suatu konstitusi. Oleh karena itu konstitusionalisme mengacu pada pengertian sistem
institusionalisasi secara efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan.

Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau consensus di antara


mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan negara. Organisasi
negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik agar kepentingan mereka bersama dapat
dilindungi atau dipromosikan melalui pembentukan dan penggunaan mekanisme yang disebut
negara.

Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern ini pada


umunya dipahami berdasar tiga elemen kesepakatan, yaitu:

1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama, yang sangat menentukan tegaknya
konstitusi dalam suatu negara. Karena cita-cita bersama itulah yang paling mungkin
mencerminkan bahkan melahirkan kesamaan-kesamaan kepentingan di antar sesame warga
masyarakat.

2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan. Kesepakatan kedua ini
sangat principal, karena dalam setiap neagra harus ada keyakinan bersama bahwa dalam segala
hal dalam penyelenggaraan negara harus didasarkan pada rule of law.

3. Kesepakatan tentang bentuk isntitusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan. Ini berkenaan


dengan bangunan organ negara dengan prosedur yang mengatur kekuasaan, hubungan antar
organ negara satu sama lain, dan hubungan antara organ negara dengan warga negara.

C. Konstitusi Indonesia

35
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

1. Pengantar

Dalam proses reformasi hukum ini berbagai kajian ilmiah tentang UUD 1945, banyak
yang melontarkan ide untuk melakukan amandemen UUD 1945. Amandemen tidak
dimaksudkan untuk mengganti sama sekali UUD 1945, akan tetapi merupakan prosedur
penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus mengubah UUD-nya itu sendiri, amandemen
lebih merupakan perlengkapan dan rincian yang dijadikan lampiran otentik bagi UUD tersebut.

2. Hukum Dasar Tertulis (Undang-Undang Dasar)

Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa UUD 1945 bersifat simple dan singkat.
UUD 1945 hanya memiliki 37 pasal. Hal ini mengandung makna:

(1) Telah cukup jika UUD hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya membuat garis-garis
besar infrastruktur pemerintah pusat dan lain-lain penyelenggara negara untuk
menyelenggarakan negara, untuk menyelenggarakan kehidupan dan kesejahtaraan sosial.

(2) Sifatnya yang supel dimaksudkan bahwa kita senantiasa harus ingat bahwa masyarakat
itu harus terus berkembang dinamis.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, maka sifat-sifat UUD 1945 adalah:

(1) merupakan hukum positif yang emngikat pemerintah sebagai penyelenggara negara,
maupun mengikat bagi setiap warga negara.

(2) UUD 1945 bersifat supel dan singkat, memuat aturan pokok yang setiap kali harus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman.

(3) memuat norma-norma, aturan, dan ketentuan yang dapat dan harus dilaksanakan secara
konstitusional.

(4) merupakan peraturan hukum postitif yang tertinggi, disamping itu sebagai alat kontrol
terhadap norma-norma hukum positif yang lebih rendah dalam hierarki tertib hukum Indonesia.

36
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

3. Hukum Dasar yang Tidak Tertulis (Convensi)

Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun sifatnya tidak tertulis.

Convensi ini mempunyai sifat sebagai berikut:

(1) merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
negara.

(2) tidak bertentangan dengan UUD dan berjalan sejajar.

(3) diterima oleh seluruh rakyat.

(4) bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagi aturan-aturab dasar yang tidak
terdapat dalam UUD.

Jadi, convensi bilamana dikehendaki untuk menjadi suatu aturan dasar yang tertulis, tidak
secara otomatis setingkat dengan UUD, melainkan sebagai suatu ketetapan MPR.

4. Konstitusi.

Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris “constitution”, atau berasal dari bahasa
Belanda “constitutie”. Terjemahan dari istilah tersebut adalah Undang-Undang Dasar. Namun
pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai arti:

1. Lebih luas daripada Undang-Undang Dasar, atau

2. Sama dengan Undang-Undang Dasar.

37
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Dalam praktek ketatanegaraan negara Republik Indonesia pengertian konstitusi adalah sama
dengan pengetian Undang-Undang Dasar. Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi
Republik Indonesia Serikat bagi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat.

38
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

5. Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945 Hasil Amandemeen 2002

a. Indonesia adalah Negara yang Berdasarkan atas Hukum.

Negara Indonesia berdasarkan atas hukum, tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. Hal ini
mengandung arti bahwa negara dalam melaksanakan tindakan-tindakan apapun, harus dilandasi
oleh peraturan hukum atau harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

b. Sistem Konstitusional

Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi, tidak bersifat absolute. Sistem ini
memberikan penegasan bahwa cara pengendalian pemerintah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan
konstitusi, yaitu dengan sendirinya juga oleh ketentuan hukum lain merupakan produk
konstitusional, Ketetapan MPR, UU dan sebagainya.

c. Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat

Menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002 kekuasaan tertinggi di tangan rakyat, dan
dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2). Hal ini berarti terjadi suatu reformasi kekuasaan
tertinggi dalam negara secara kelembagaan tinggi negara, walaupun esensinya tetap rakyat yang
memiliki kekuasaan.

d. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara yang Tertinggi di Samping MPR


dan DPR

Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002, presiden merupakan penyelenggara


pemerintahan tertinggi di samping MPR dan DPR, karena presiden dipilih langsung oleh rakyat
(UUD 1945 pasal 6A ayat 1). Jadi menurut UUD 1945 ini tidak lagi merupakan mandataris
MPR, melainkan dipilih langsung oleh rakyat.

e. Presiden tidak Bertanggungjawab kepada DPR

39
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Sistem ini menurut UUD 1945 sebelum amandemen dijelaskan dalam Penjelasan UUD
1945, namun UUD 1945 hasil amandemen 2002 juga memiliki isi yang sama, sebagai berikut:

“Di samping presiden adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), presiden harus mendapat
perseteujuan DPR untuk membentuk UU (pasal 5 ayat 1), dan untuk menetapkan anggaran
pendapatan dan belanja negara sesuai dengan pasal 23. Oleh karena itu, presiden harus bekerja
sama dengan Dewan, akan tetapi Presiden tidak bertanggungjawab kepada Dewan, artinya
kedudukan presiden tidak tergantung Dewan.

f. Menteri Negara adalah Pembantu Presiden, Mentreri Negara tidak Bertanggungjawab


kepada DPR.

“Presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahannya dibantu oleh menteri-menteri negara


(apsal 17 ayat 1), presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (pasal 17
ayat 2). Menteri-menteri Negara itu tidak bertanggungjawab kepada DPR”.

g. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak-Terbatas.

Meskipun Kepala Negara tidak bertanggungjawab kepada DPR, ia bukan “dictator”, artinya
kekuasaan tidak tak-terbatas. Presiden bukan mandataris MPR, namun demikian ia tidak dapat
membubarkan DPR atau MPR kecuali itu ia harus memperhatikan suara DPR.

6. Negara Indonesia adalah Negara Hukum

Menurut penjelasan UUD 1945, negara Indonesia adalah negara hukum, negara yang
berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan kekuasaan.

Ciri-ciri suatu negara hukum adalah:

a. Pengakuan dan perlindungan hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang politik,
hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.

b. Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tidak memihak.

40
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami,
dapat dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.

Untuk menegakkan hukum demi keadilan dan kebenaran perlu adanya Badan-badan
kehakiman yang kokoh, kuat, tidak mudah dipengaruhi oleh lembaga-lembaga lainnya.

41
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

BAB VI

RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA

A. Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum

Pengertian Rule of Law dan negara hukum pada hakikatnya sulit dibedakan. Menurut
Philipus M. Hadjon bahwa negara hukum yang menurut istilah bahasa Belanda rechtsstaat lahir
dari suatu perjuangan menentang absolutisme, yaitu dari kekuasaan raja yang sewenang-wenang
untuk mewujudkan negara yang didasarkan pada suatu peraturan perundangan-undangan. Oelh
karena itu dalam perkembangannya rechtsstaat lebih memiliki ciri yang revolusioner. Rule of
Law lebih memiliki ciri yang evolusioner, sedangkan upaya untuk mewujudkan negara hukum
atau rechtsstaat lebih memiliki ciri yang revolusioner.

Munculnya keinginan untuk melakukan pembatasan yuridis terhadap kekuasaaan, pada


dasarnya disebabkan polotik kekuasaan cenderung korup. Hal ini dikhawatirkan akan
menjauhkan fungsi dan peran negara bagi kehidupan individu dan masyarakat. Atas dasar
pengertian tersebut maka terdapat keinginan besar untuk membatasi kekuasaan secara normatif
yuridis untuk menghindari kekuasaan yang dispotik.

Bagi negara Indonesia ditentukan secara turidis formal bahwa negara Indonesia adalah
negara yang berdasarkan atas hukum. Hal itu tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
yang secara eksplisit dijelaskan bahwa “….maka disusunlah kemerdekaan kebangsaaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia….”. Hal ini
mengandung arti bahwa suatu keharusan Negara Indonesia yang didirikan itu berdasarkan UUD
negara.

Dengan pengertian lain dalam UUD negara Indonesia bahwa negara Indonesia adalah
negara hukum atau rechtsstaat dan bukan negara kekuasaan atau machtsstaat. Dalam negara

42
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

hukum yang demikian ini, harus diadakan jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun dan
ditegakkan menurut prinsip demokrasi. Karena prinsip supremasi hukum dan kedaulatan hukum
itu sendiri pada hakikatnya berasal dari kedaulatan rakyat.

Terdapat tiga unsur yang fundamental dalam Rule of law, yaitu: (1) supremasi aturan-
aturan hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang, dalam arti seseorang hanya boleh
dihukum jika memang melanggar hukum; (2) kedudukan yang sama di muka hukum. Hal ini
berlaku bagi masyarakat biasa maupun pejabat negara; dan (3) terjaminnya hak-hak asasi
manusia oleh Undang-Undang serta keputusan-keputusan pengadilan.

B. Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia sebagai gagasan, paradigma serta kerangka konseptual tidak lahir
secara tiba-tiba, naum melalui suatu proses yang cukup panjang dalam sejarah peradaban
manusia. Dari perspektif sejarah deklarasai yang ditandatangani oleh Majelis Umum PBB
dihayati sebagai suatu pengakuan yuridis formal dan merupakan titik kulminasi perjuangan
sebagian besar umat manusia di belahan dunia khususnya yang tergabung dalam Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Upaya konseptualisasi hak-hak asasi manusia, baik di barat maupun di Timur
meskipun upya tersebut masih bersifat local, parsial dan sporadikal.

Namun demikian dikukuhkannya naskah Universal Declaration of Human Rights ini


ternyata tidak mampun untuk mencabut akar-akar penindasan di berbagai negara. Oleh karena itu
PBB secara terus menerus berupaya untuk memperjuangkannya. Akhirnya setelah kurang lebih
18 tahun kemudian, PBB berhasil melahirkan Convenant on Economic, Social, and Cultural dan
Convenant on Civil and Political Rights.

C. Penjabaran Hak-hak Asasi Manusia dalam UUD 1945

43
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Dalam Pembukaan UUD alinea I dinyatakan bahwa: “kemerdekaan adalah hak segala
bangsa”. Dalam pernyataan ini terkandung pengakuan secara yuridis hak-hak asasi manusia
tentang kemerdekaan sebagaimana terkandung dalam Deklarasi PBB pasal 1. Dasar filosofis hak
asasi manusia tersebut adalah bukan kemerdekaan manusia secara individualis saja, melainkan
menempatkan manusia sebagai individu maupun makhluk sosial yaitu sebagai suatu bangsa. Orlh
karena itu hak asasi ini tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban asas manusia.

Tujuan negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat formal tersebut
mengandung konsekuensi bahwa negara berkewajiban melindungi seluruh warga negaranya
dengan suatu Undang-Undang terutama melindungi hak-hak asasinya demi kesejahteraan hidup
bersama. Demikian juga negara Indonesia memiliki ciri tujuan negara hukum material, dalam
rumusan tujuan negara “….memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa….”

Negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia para warganya,
terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah,
antara lain berkaitan dengan hak-hak asasi bidang sosial, politik ekonomi, kebudayaan,
pendidikan, agama dengan rincian sebagai berikut:

Pasal 28 A: hak mempertahakan hidup dan kehidupannya

Pasal 28 B: hak membentuk keluarga, hak anak atas kelangsungan hidup

Pasal 28 C: hak mengembangkan diri, hak mendapat pendidikan, dan hak untuk memajukan
dirinya.

Pasal 28 D: hak atas jaminan dan kepastian hukum, hak untuk bekerja dan mendapat perlakuan
yang layak dalam hubungan kerja, hak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan,
dan hak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28 E: hak memeluk agama, hak memilih pendidikan, hak memilih kewarganegaraan, hak
memilih tempat tinggal, hak memilih meyakini kepercayaan, dan hak kebebasan berpendapat.

44
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Pasal 28 F: hak untuk komunikasi dan memperoleh dan menyampaikan informasi.

Pasal 28 G: hak atas perlindungan diti pribadi dan keluarga, hak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman, hak untuk bebas dari penyiksaan yang merendahkan derajat martabat
manusia, dan hak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Pasal 28 H: hak atas hidup sejahtera, tempat tinggal, hak memperoleh pelayanan kesehatan, hak
mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus, hak atas jaminan sosial, dan hak atas milik
pribadi.

Pasal 28 I: hak untuk hidup dan hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak beragama, hak untuk tidak diperbukak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut, hak
bebas dari perlakuan yang diskriminatif dan perlindungan terhadap perlakuan yang diskriminatif
itu, dan hak atas identitas budaya dan masyarakat tradisional.

Konsekuensinya pengaturan atas jaminan hak-hak asasi manusia tersebut harus diikuti
dengan pelaksanaan dan kepastian hukum yang memadai. Terlepas dari berbagai macam
kelebihan dan kekurangan penegakkan HAM di Indonesia, bagi kita merupakan suatu kemajuan
yang berarti, karena bangsa Indonesia memiliki komitmen yang tinggi atas jaminan serta
penegakkan hak-hak asasi manusia dalam kehidupan kenegaraan.

D. Hak dan Kewajiban Warga Negara

1. Pengertian Warganegara dan Penduduk

Syarat-syarat utama berdirinya suatu negara merdeka adalah harus ada wilayah tertentu,
ada rakyat yang teap, dan ada pemerintahan yang berdaulat. Ketiga syarat ini merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam
hubungannya dengan negara. Dalam hubungan antara warganegara dan negara, warganegara

45
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara dan sebaliknya warganegara juga mempunyai


hak-hak yang harus diberikan dan diloindungi negara.

Setiap warga negara adalah penduduk suatu negara, sedangkan setiap penduduk belum
tentu warganegara, karena mungkin orang asing. Penduduk suatu negara mencakup warga negara
dan orang asing, yang memiliki hubungan berbeda dengan negara.

46
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

2. Asas Kewarganegaraan

a. Asas ius-sanguinis dan asas ius-soli

Setiap negara yang berdaulat berhak untuk menentukan sendiri syarat-syarat untuk
menjadi warganegara. Terkait dengan syarat-syarat menjadi warganegara dalam ilmu tata negara
dikenal dengan adanya dua asas kewarganegaraan.

Asas ius-soli adalah asas daerah kelahiran, artinya bahwa status kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya di begara A tersebut.

Sedangkan asas ius-sanguinis adalah asas keturunan atau hubungan darah, artinya bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh orang tuanya. Seseorang adalah warga negara B
karna orangtuanya adalah warga negara B.

b. Bipatride dan Apatride

Bipatride (dwi kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan dari dua negara
terkait sseorang dianggap sebagai warganegara kedua negara tersebut. Misalnya Adi dan Ani
adalah suami istri yang berstatus warga negara A menganut asas ius-sanguinis dan negara B
menganut asas ius-soli. Kemudian lahirlah anak mereka, Dani. Menurut negara A, Dani adalagh
warganegara A karena mengikuti kewarganegaraan orang tuanya. Sedangkan menurut negara B,
Dani juga warganegaranya, karena tempat kelahirannya adalah di negara B. Dengan demikian
Dani mempunyai dua status kewarganegaraan.

Sedangkan apatride (tanpa kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan


kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warganegara dari negara manapun. Misalnya,
Indra dan Ira adalah suami istri yang berstatus warganegara B yang berasas ius-soli, mereka
berdomisili di negara A yang berasas ius-sanguinus. Kemudian lahirlah anak mereka, Parto,
menurut negara A, Parto tidak diakui sebagai warganegaranya, karena orang tuanya bukan

47
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

wargaganegaranya. Begitu pula menurut negara B, Parto tidak diakui sebagai warganegaranya,
karena lahir di wilayah negara lain. Dengan demikian Parto tidak mempunyai kewarganegaraan.

48
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

3. Hak dan Kewajiban Warganegara Menurut UUD 1945

Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara mencakup
pasal-pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33, dan 34.

a. pasal 27 ayat 1, menetapkan hak warganegaar yang sama dalam hukum dan pemerintahan,
serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.

b. pasal 27 ayat 2, menetapkan hak warganegara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.

c. pasal 27 ayat 3, dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menetapkan hak dan kewajiban
warganegara untuk ikut serta dalam pembelaan negara.

d. pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warganegaranya untuk berserikat, berkumpul,


mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

e. pasal 29 ayat 2 menyebutkan adanya hak kemerdekaan warganegara untuk memluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut agamanya.

f. pasal 30 ayat 1 dalam Perubahan Kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan kewajiban
warganegara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

g. pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa tiap-tiap warganegara berhak mendapat pengajaran.

4. Hak dan Kewajiban Bela Negara

a. Pengertian

Pembelaan negara atau bela negara adala tekad, sikap dan tindakan warganegara yang
teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh cinta tanah air serta kesadaran
hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warganegara Indonesia, usaha pembelaan negara dilandasi

49
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

oleh kecintaan pada tanah air (wilayah Nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara
Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negra serta berpijak pada UUD 1945
sebagai konstitusi negara.

b. Asas Demokrasi dalam Pembelaan Negara

Bahwa usaha pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warganegara. Hal
ini menunjukkan adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti.
Pertama, bahwa setiap warganegara turut serta dalam menentukan kebijakan tentanhg
pembelaan negara melalui lenbaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan
perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warganegara harus turut serta dalam
setiap usaha pembelaan negara, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing

c. Motivasi dalam Pembelaan Negara

Ada beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan dasar pemikiran yang dapat
dijadikan motivasi setiap warganegara untuk ikut serta membela negara Indonesia:

1) Pengalaman sejarah perjuangan RI.

2) Kedudukan wilayah geografis Nusantara yang strategis.

3) Keadaan demografis yang besar.

4) Kekayaan sumber daya alam.

5) Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan.

6) Kemungkinan timbulnya bencana perang.

50
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

BAB VII

GEOPOLITIK INDONESIA

A. Pengertian

Geopolitik diartikan sebagai sistem politk atau peraturan-peraturan dalam wujud


kebijaksanaan dan startegi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik suatu negara,
yang apabial dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada
sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik negara itu secara langsung akan berdampak
kepada geografi negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu kepada geografi sosial,
mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan
dengan karakteristik geografi suatu negara.

Penyelenggaraan negara Indonesua sebagai sistem kehidupan nasional bersumber dari


dan bermuara pada landasan ideal pandangan hidup dan konstitusi UUD 1945. Dalam
pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan
lingkungan sekitarnya, baik regional maupun internasional. Bangsa Indonesia perlu memiliki
prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan
kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman
bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah Nusantara,
sehingga disebut Wawasan Nusantara.

Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Hal ini dipahami
berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara terkandung konsepsi geopolitk
Indonesia yaitu unsur ruang, yang kini berkembang tidak saja secara fisik geografis, melainkan
dalam pengertian secara keseluruhan.

B. Pengertian Wawasan Nusantara

51
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Istilah wawasan berasal dari kata “wawas” yang berarti pandangan, tinjauanm atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti memandang,
meninjau, atau melihat. Sedangkan wawasan berarti cara pandang, cara tinjau atau cara melihat.
Sedangkan istilah Nusantara bersal dari kata “nusa” yang berarti pulau-pula, dan “antara” yang
berarti diapit di antara dua hal. Istilah Nusantara dipakai untuk menggambarkan kesatuan
wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik
dan Samudera Indonesia serta diantara benua Asia dan benua Australia.

Secara umum wawasan nasional berarti cara pendang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi
dan kondisi geografis negaranya untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya. Sedangkan
wawasan nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah Nusantara yang
menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara

1. Wilayah (Geografis)

a. Asas Kepulauan (archipelagic principle)

Kata ‘archipelago’ dan ‘archipelagic’ berasal dari kata Italia ‘archipelagos’. Akar katanya
adalah ‘archi’ berarti terpenting, terutama, dan ‘pelagos’ berarti laut atau wilayah lautan. Jadi,
archipelago dapat diartikan sebagai lautan terpenting.

Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu


dalam keadaan utuh, sementara tempat unsure perairan dan lautan antara pulau-pulau berfungsi
sebagai unsure penghubung dan bukan unsure pemisah.

b. Kepulauan Indonesia

52
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederlandsch Oost
Indische Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah negara
Republik Indonesia. Sebagai sebutan untuk kepulauan ini sudah banyak nama dipakai, yaitu
“Hindia Timur”, “Insulinde” oleh Multatuli, “Nusantara”, “Indonesia”, dan “Hindia Belanda”
pada masa penjajahan Belanda.

c. Konsepsi tentang Wilayah Kelautan

Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsepsi mengenai


pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut:

1) Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya,

2) Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena tidak dapat
dimiliki oleh masing-masing negara,

3) Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa,

4) Mare Clausum, menyatakan bahwa hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh
suatu negara sejauh yang dapat dikuasai dari darat (waktu kira-kira sejauh 3 mil),

5) Archipelagic State Principles, yang menjadikan dasar dalam Konvensi PBB tentang hukum
laut.

Sesuai dengan Hukum Laut Internasional, secar garis besar Indonesia sebagai negara
kepulauan memiliki laut territorial, perairan pedalaman, zona ekonomi eksklusif, dan ladas
kontinen. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Negara kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri dari satu atai lebih kepulauan
dan dapat mencakup pulau-pulau lain.

2) Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil diukur dari garis
pangkap, sedangkan garis pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang pantai, seperti yang

53
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

terlihat pada peta laut skala besar yang berupa garis yang menghubungkan titik terluar dari dua
pulau dengan batas-batas tertentu sesuai konvensi ini.

3) Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari garis
pangkal.

4) Zona Ekonomi Eksklusif tidak boleh melebihi 200 mil laut daru garis pangkal. Di dalam ZEE
negara yang bersangkutan mempunyai hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi, eksploitasi,
konservasi, dan pengelolaan sumber kekayaan alam hayati dari perairan.

5) Landas Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya yang
terletak di luar laut teritotial sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah daratanya.
Jaraknya 200 mil dari garis pangkal atau dapat lebih dari itu dengan tidak melebihi 350 mil, tidak
boleh melebihi 100 mil dari garis kedalaman dasar laut sedalam 2500 m.

d. Karakteristik Wilayah Nusantara

Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antar benua Asia dan benua
Australia dan di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia, yang terdiri dari 17.508 pulau
besar maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah 6.044 buah. Kepulauan
Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai berikut:

Utara : ± 6º 08’ LU

Selatan: ± 11º 15’ LS

Barat : ± 94º 05’ BT

Timur : ± 141º 05’ BT

2. Geopolitik dan Geostrategi

a. Geopolitik

54
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

1) Asal istilah Geopolitik

Istilah Geopolitk semula diartikan oleh Frederich Ratzel (1844-1904) sebagai ilmu bumi
politik. Istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluan oleh sarjana olmu politik Swedia,
Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1964) dari Jerman menjadi Geographical
Politic dan disingkat Geopolitik.

Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan


nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi
perkembangan suatu wawasan nasional.

2) Pandangan Ratzel dan Kjellen

Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19 mengembangkan kajian geografi politk dengan
dasar pandangan bahwa negara adalah mirip organism (makhluk hidup). Dia memandang negara
dari sudut konsep ruang. Negara adalah ruang yang ditempati oleh sekelompok masyarakat
politik (bangsa). Bangsa dan negara terikat oleh hukum alam. Jika bangsa dan negara ingin tetap
eksis dan berkembang, maka harus diberlakukan hukum ekspansi (pemekaran wilayah).

Di samping itu Rudolf Kjellen berpendapat bahwa negara adalah organism yang harus
memiliki intelektual. Negara merupakan sistem politik yang mencakup geopolitik, ekonomi
politk, kratapolitik, dan sosiopolitik. Kjellen juga mengajukan paham ekspansionisme dalam
rangka untuk mempertahankan negara dan mengembangkannya. Selanjutnya dia mengajukan
langkah strategis untuk memperkuat negara dengan pembangunan kekuatan darat dan diikuti
dengan kekuatan bahari (maritim).

3) Pandangan Haushofer

Pandangan demikian ini semakin jelas pada pemikiran Karl Haushofer yang pada masa
itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman di bawah pimpinan Hitler.

Pokok pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut:

55
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

a) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam.

b) Kekuasaan Imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan Imperium
maritime untuk menguasai pengawasan di lautan.

c) Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia
Barat (yaitu Jerman dan Italia). Sementara Jepang akan menguasai wilayah Asia Timur Raya.

d) Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup bangs dengan kekuasaan ekonomi
dan sosial mengharuskan pembagian baru kekayaan alam dunia. Geopolitik adalah landasan
ilmiah bagi tindakan politik untuk memperjuangkan kelangsungan hidup dan mendapatkan ruang
hidupnya.

4) Geopolitik Bangsa Indonesia

Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan
Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia
menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
keadilan.

Oleh karena itu bangsa Indonesia menolak paham ekspansionisme dan adu kekuatan yang
berkembang di Barat. Bangsa Indonesia juga menolak paham rasialisme, karena semua manusia
mempunyai martabat yang sama, dan semua bangsa memiliki hak dan kewajiban yang sama
berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang universal.

b. Geostrategi

Strategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan atau
sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik. Karena strategi adalah upaya

56
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

pelaksanaan, maka strategi pada hakikatnya merupakan suatu seni yang implementasinya
didasari oleh intuisi, perasaan dan hasil pengalaman.

Sebagai contoh pertimbangan geografis untuk negara dan bangsa Indonesia adalah
sebagai berikut:

1) Geografi: wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, serta di antara dua samudera.

2) Ideologi: ideologi Indonesia (Pancasila) di antara liberalisme di selatan (Australia dan


Selandia Baru) dan komunisme di utara (RRC, Vietnam, dan Korea Utara)

3) Demografi: penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang di Selatan (Australia) dan
penduduk padat di Utara (RRC dan Jepang)

4) Politik: Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di Selaran dan demokrasi
rakyat di utara.

5) Ekonomi: Ekonomi di Indonesia terletak di antara ekonomi Kapitalis di Selatan dan Sosialis di
Utara.

6) Sosial: Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat individualism di Selatan dan


masyarakat sosialisme di Utara.

7) Budaya: Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di Selatan dan budaya Timur di
Utara.

8) Hankam: Geopolitik dan geostrategic Hankam (pertahanan dan keamanan) Indonesia terletak
di antara wawasan kekuatan maritime di Selatan dan wawasan kekuatan continental di Utara.

3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya

a. Sejak 17 Agustus 1945 s.d 13 Desember 1957

57
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Pada masa tersebut wilayah negara Indonesia bertumpu pada wilayah daratan pulau-pulau
yang saling terpisah oleh perairan atau selat di antara pulau-pulau itu. Wilayah laut territorial
masih sangat sedikit karena setiap pulau hanya ditambah perairan sejauh 5 mil di sekelilingnya.
Sebagian besar wilayah perairan dalam pulau-pulau merupakan perairan bebas. Hal ini tentu
tidak sesuai dengan kepentingan dan keamanan negara kesatuan RI.

b. Dari Deklarasi Juanda (13 Desember 1957 s.d 17 Februari 1969

Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan sebagai
pengganti Ordonansi 1939 dengan tujuan sebagai berikut:

1) Perwujudan bentuk wilayah NKRI yang utuh dan bulat.

2) Penentuan batas-batas wilayah negara Indonesia disesuaikan dengan asas negara kepulauan.

3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan keamanan
NKRI.

Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No 4/Prp?1960 tanggal


18 Februari 1960 tentang Perairan Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan bentuk wilayah
nasional dan cara perhitungannya.

Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No 8 tahunb
1962 tentang lalu lintas damai di perairan pedalaman Indonesia yang meliputi:

a) semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia,

b) semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas, dan

c) semua pelayaran dari dan ke laut bebas dengan melintasi perairan Indonesia.

Pengaturan demikian ini sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi Juanda tersebut di atas
dalam rangka menjaga keselamatan dan keamanan RI.

c. Dari 17 Februari 1969 (Deklarasi Landas Kontinen) s.d sekarang

58
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Deklarasi tentang landas kontinen RI merupakan konsep politk yang berdasarkan konsep
wilayah. Deklarasi ini dipandang pula sebagai upaya untuk mengesahkan wawasan Nusantara.
Asas-asas pokok yang termuat dalam Deklarasi tentang landasan kontinen adalah sebagai
berikut:

1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia adalah milik
eksklusif negara RI.

2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas kontinen denga nnegara-
negara tetangga melalui perundingan.

3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang ditarik di tengah-
tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar negara tetangga.

4) Klaim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan di atas landas kontinen
Indonesia maupun udara di atasnya.

d. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Pengumuman Pemerintah negara tentang ZEE terjadi pada 21 Maret 1980. Batas ZEE
adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia. Alasan-alasan yang
mendorong Pemerintah mengumumkan ZEE adalah:

1) Persediaan ikan yang semakin terbatas.

2) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.

3) ZEE mempunyai kekuatan hukum Internasional.

D. Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara

1. Wadah

Wawasan nusantara sebagai wadah meliputi tiga komponen:

59
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

a. Wujud Wilayah

Batas ruang lingkup wilayah Nusantara ditentukan oleh lautan yang didalamnya terdapat
gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh dalamnya perairan. Baik laut maupun selat
serta di atasnya yang merupakan satu kesatuan ruang wilayah. Oleh karena itu Nusantara dibatasi
oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan di dalamnya. Sedangkan secara vertical
ia merupakan suatu bentuk kerucut terbuka ke atas dengan titik puncak kerucut di pusat bumi.

b. Tata Inti Organisasi

`Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara berdasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan, sistem pemerintahan dan
sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilaksanakan menurut Undang-Undang. Sistem
pemerintahannya menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaaan pemerintahan
berdasarkan UUD 1945.

60
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

c. Tata Kelengkapan Organisasi

Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara
yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, goloongan, dan organisasi
masyarakat, kalangan pers serta seluruh aparatur negara.

2. Isi Wawasan Nusantara

Isi wawasan nusantar tercermin dalam perspektif kehidupan manusia dalam eksistensinya
yang meliputi cita-cita bangsa dan asas manunggal yang terpadu

a. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan:

1) Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

2) Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaaan yang bebas.

3) Pemerintah negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.

b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh menyeluruh yang
meliputi:

1) satu kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup daratan, perairan, dan dirgantara secara
terpadu.

2) satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaan serta satu ideology dan
identitas nasional.

61
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

3) satu kesatuan sosial budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas dasar
“Bhinneka Tunggal Ika”, satu tertib sosial dan satu tertib hukum.

4) satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas kekeluargaan
dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.

5) satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem terpadu, yaitu sistem pertahanan
keamanan rakyat semesta (sishankamrata).

6) satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan hsil-hasilnya yang
mencakup aspek kehidupan nasional.

3. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah

a. Tata laku batiniah berlandaskan falsafah bangsa yang membentuk sikap mental bangsa yang
memiliki kekuatan batin. Dalam hal ini Wawasan Nusantara berlandaskan pada falsafah
Pancasila untuk membentuk sikap mental bangsa yang meliputi cipta, rasa, dan karsa secara
terpadu.

b. Tata laku lahiriah merupakan kekuatan utuh, dalam arti kemanunggalan kata dan karya,
keterpaduan pembicaraan dan perbuatan. Dalam hal ini Wawasab Nusantara diwujudkan dalam
satu sistem organisasi yang meliputi: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan, dan Pengendalian.

E. Implementasi Wawasan Nusantara

1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila

Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai
dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak
awal proses pembentukan negara NKRI sampai sekarang. Konsep Wawasan Nusantara
berpangkal pada Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama yang kemudian melahirkan

62
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

hakikat misi manusia Indonesia yang terjabarkan pada sila-sila berikutnya. Wawasan Nusantara
sebagai aktualisasi falsafah pancasila menjadi landasan dan pedoman bagi pengelolaan hidup
bangsa Indonesia.

63
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional

a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik

1) Kebulatan silawah dengan segala isinya merupakan modal dan milik bersama bangsa
Indonesia.

2) Keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa daerah serta agama yang dianutnya tetap dalam
kesatuan bangsa Indonesia.

3) Secara psikologis, bangsa Indonesia merasasatu persaudaraan, senasib sepenanggungan,


sebangsa dan setanah air untuk mencapai satu cita-cita bangsa yang sama.

4) Pancasila merupakan falsafah dan ideology pemersatu bangsa Indonesia yang membimbing
kea rah tujuan dan cita-cita yang sama.

5) Kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara sistem hukum nasional.

6) Seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum nasional.

7) Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan
perdamaian abadi melalui polotik luar negeri yang bebas dan aktif.

b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi

1) Kekayaan di wilayah Nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik
bersama untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata.

2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa
mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing.

3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara diselenggarakan sebagai usaha


bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.

64
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan

1) bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah ancaman
terhadap seluruh bangsa dan negara.

2) tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam
pertahanan dan keamanan negara dalam rangka pembelaan bangsa dan negara.

3. Penerapan Wawasan Nusantara

a. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan Wawasan Nusantara, khususnya di bidang
wilayah, adalah diterimanya konsepsi Nusantara di forum Internasional, sehingga terjaminlah
integritas wilayah territorial Indonesia.

b. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup tersebut menghasilkan sumber daya alam yang
cukup besar untuk kesejahteraan bangsa Indonesia.

c. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia internasional termasuk negara
tetangga yang dinyatakan dengan persetujuan yang dicapai karena negara Indonesia memberikan
akomodasi kepada kepentingan negara tetangga.

d. Penerapan Wawasan Nusantara dalam pembangunan negara di berbagai bidang tampak pada
berbagaiproyek pembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan transportasi.

e. Penerapan di bidang sosial budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan bangsa Indonesia
yang Bhinneka Tunggal Ika tetap serasa sebangsa, setanah air, senasib sepenanggungan dengan
asas Pancasila.

f. Penerapan Wawasan Nusantara di bidang hankam terlihat pada kesiapsiagaan dan


kewaspadaan seluruh rakyat melalui sishankamrata untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa
dan negara.

65
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

66
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

4. Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional

Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional diperlukan suatu landasan pedoman yang


kokoh berupa konsepsi wawasan nasional. Wawasan nasional Indonesia menumbuhkan
dorongan dan rangsangan untuk mewujudkan aspirasi bangsa serta kepentingan dan tujuan
nasional. Upaya pencapaian tujuabn nasional dilakukan dengan pembangunan nasional yang juga
harus berpedoman pada wawasan Nasional.

Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara yang merupakan


pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan ketahanan
nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional
tersebutdapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu konsepsi Ketahanan
Nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.

67
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

BAB VIII

GEOSTRATEGI INDONESIA

A. Pengertian Geostrategi

Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan
tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat
strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa
depan yang lebih baik, lebih aman dan bermartabat.

Bagi bangsa Indonesia, geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, melalui proses pembangunan
nasional. Berkembangnya geostrategi Indonesia sangat terkait erat dengan hakikat terbentuknya
bangsa Indonesia yang terbentuk dari berbagai macam etnis, suku, ras, golongan, agama bahkan
terletak dalam territorial yang terpisahkan oleh pulau-pulau dan lautan.

Oleh karena itu, prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu proses
sejarah, sejak zaman pra-sejarah, kerajaan, Sumpah Pemuda sampai proklamasi, dan kemudian
membentuk bangsa dan negara Indonesia.

2. Kesatuan nasib, yaitu segenap unsur bangsa berada dalam suatu proses sejarah yang sama
dan mengalamai nasib yang sama, yaitu dalam penderitaan penjajahan dan kebahagiaan bersama.

3. Kesatuan kebudayaan, yaitu beraneka ragam kebudayaan tumbuh dan berkembang dan
secara bersama-sama membentuk kebudayaan nasional Indonesia.

4. Kesatuan wilayah, yaitu segenap unsur bangsa Indonesia berdiam di segenap wilayah
territorial yang dalam wujud berbagai pulau dengan lautannya.

68
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

5. Kesatuan asas kerokhanian, yaitu adanya kesatuan ide, tujuan, cita-cita yang tersimpul
dalam dasar filosofis negara Indonesia Pancasila.

Maka geostrategi Indonesia diperlukan dan dikembangkan untuk mewujudkan dan


mempertahankan integritas bangsa dan wilayah tumpah darah negara Indonesia, mengingat
kemajemukan bangsa Indonesia serta sifat khas wilayah tumpah darah negara Indonesia, maka
geostrategi Indonesia dirumuskan dalam bentuk Ketahanan Nasional.

B. Ketahanan Nasional

Pengertian Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi
keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mengejar tujuan nasional Indonesia.

1. Konsepsi Ketahanan Nasional

Secara konspetual, ketahanan nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh:

a. Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu mempertahankan
kelangsungan hidupnya.

b. Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami gangguan, hambatan, dan
ancaman dari dalam maupun luar.

c. Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan dan
stabilitas, yang di dalamnya terkandung potensi untuk terjadinya perubahan.

Ketahanan nasional adalah:

69
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

1) Integratif

Hal itu mengandung pengertian segenap aspek kehidupan kebangsaan dalam hubungannya
dengan lingkungan sosialnya, lingkungan alam dan suasana ke dalam saling mengadakan
penyesuaian yang selaras dan serasi.

2) Mawas ke dalam

Ketahanan nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu sendiri, untuk
mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya. Pengaruh luarnya adalah hasil yang wajar dari
hubungan internasional dengan bangsa lain.

3) Menciptakan kewibawaan

Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat integrative mewujudkan suatu
kewibawaan nasional serta memiliki deterrent effect, yang harus dipertimbangkan pihak lain.

4) Berubah menurut waktu

Ketahanan nasional suatu bangsa pada hakikatnya tidak bersifat tetap, melainkan sangat dinamis,
tergantung kepada situasi dan kondisi.

Kehidupan nasional tersebut dibagi ke dalam beberapa aspek berikut:

a. Aspek alamiah meliputi:

1) Letak geografis negara

2) Keadaaan dan kekayaan alam

3) Keadaan dan kemampuan penduduk

b. Aspek kemasyarakatan yang meliputi:

1) \Ideologi

2) Politik

70
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

3) Ekonomi

4) Sosial budaya dan hankam

5) Pertahanan dan keamanan

Konsepsi ketahanan nasional tidak memandang aspek alamiah dan kemasyarakatan


secara terpisah-pisah, melainkan meninjaunya secara korelatif, di mana aspek yang satu
senantiasa berhubungan erat dengan yang lainnya.

2. Ketahanan Nasional sebagai Kondisi

Ditinjau dari sifatnya maka sebenarnya konsepsi ketahanan nasional bersifat objektif dan
umum, oleh karena itu secara teoritis dapat diterapkan di negara manapun juga. Dalam hubungan
dengan penerapan kondisi tersebut faktor situasi dan kondisi negara sangat menentukan. Oleh
karena itu meskipun secara konsepsional sama, namun karena situasi dan kondisi negara
berbeda-beda, maka wujud ketahanan nasionalpun akan berbeda-beda pula.

C. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Konsepsi Tannas merupakan suatu gambaran dari kondisi sistem kehidupan nasional
dalam berbagai aspek pada suatu saat tertentu. Dengan sendirinya aspek tersebut memiliki sifat
dinamis terutama dalam era global dewasa ini. Konsekuensinya tiap-tiap aspek senantiasan
berubah sesuai dengan kondisi waktu, ruang dan lingkunganb sehingga interaksi dari kondisi
tersebut sangat kompleks dan sulit dipantau.

Dalam era reformasi ini dan dalam rangka menyongsong era global, maka tidak
mengherankan jikalau berbagai aspek akan mempengaruhi ketahanan nasional baik dalam aspek
ideology, politik, sosial, budaya serta aspek pertahanan dan keamanan.

71
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

1. Pengaruh Aspek Ideologi

Pengertian ideology secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan,


ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis menyangkut:

a. Bidang politik

b. Bidang sosial

c. Bidang kebudayaan

d. Bidang keagamaan

Maka ideologi negara dalam arti cita-cita negara merupakan asas kerokhanian yang
antara lain memiliki ciri berikut:

1) mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.

2) oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pandangan hdup,
pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan kepada
generasi berikutnya.

Dalam panggung politk dunia terdapat berbagai macam ideology namun yang sangat
besar peranannya dewasa ini adalah ideologi Liberalisme, Komunisme, serta ideologi
Keagamaan. Dalam masalah inilah bangsa Indonesia menghadapi benturan kepentingan
ideologis yang saling tarik menarik yang akan sangat mempengaruhi postur ketahanan nasional
dalam bidang ideologi bangsa Indonesia.

a. Ideologi Dunia

1) Liberalisme

Paham liberalism berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu paham yang


mendasarkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialism yang meletakkan materi

72
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

sebagai nilai tertinggi, empirisme yang mendasarkan kebenaran atas kebenaran fakta empiris,
serta individualism yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam
segala aspek kehidupan masyarakat dan negara.

Berdasarkan latar belakang timbulnya liberalism yang merupakan sistesis dari beberapa
paham filsafat antara lain materialism, rasionalisme, empirisme dan individualism maka dalam
penerapan ideology tersebut dalam begara selalu didasai oleh aliran serta paham-paham tersebut
secara keseluruhan. Hal inilah yang akan merupakan kendala dalam kaitan dengan ketahanan
ideologi di Indonesia, sebab sebagaimana diketahui bahwa ideologi bangsa Indonesia bersumber
pada pandangan hidup yang telah berakar secara objektif, yaitu sila pertama Ketuhanan yang
Maha Esa.

2) Komunisme

Paham ini adalah sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis yang
merupakan produk masyarakat liberal. Berkembangnya paham individualisme liberalisme di
barat berakibat munculnya masyarakat kapitalis menurut paham komunisme, mengakibatkan
penderitaan rakyat. Komunisme sebenarnya muncul sebagai reaksi atas penindasan rakyat kecil
oleh kalangan kapitalis yang diduking oleh pemerintah.

Sebagai suatu ideologi, komunisme mencanangkan cita-cita yang bersifat utopis yaitu
suatu masyarakat tanpa kelas, masyarakat yang sama rata dan sama rasa. Masyarakat tanpa kelas
dilukiskan suatu masyarakat yang memberikan suasana hidup yang aman tanpa hak milik
pribadi, tanpa pertentangan, sarana, dan alat produksi tidak berdasarkan atas hak milik pribadi
melainkan komunal. Namun perjalanan sejarah menunjukkan bahwa dalam kenyataannya cita-
cita tersebut tidak kunjung datang karena munculnya kontradiksi intern yaitu ternyata muncul
kelas-kelas baru dalam pemerintahan komunis.

Berdasarkan prinsip-prinsip ideologinya, komunisme berpaham ateis, tidak mengakui


adanya Tuhan bahkan anti Tuhan, sehingga tidak sesuai dengan pandangan hidup dan dasar
filsafat bangsa Indonesia.

73
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

3) Ideologi Keagamaan

Ideologi keagamaan pada hakikatnya memiliki perspektif dan tujuan berbeda dengan
ideology liberalism dan komunisme. Sebenarnya sangatlah sulit untuk menentukan tipologi
ideologi keagamaan, karena sangat banyak dan beraneka ragamnya wujud, gerak dan tujuan dari
ideologi tersebut. Namun secara keseluruhan terdapat suatu ciri bahwa ideologi keagamaan
senantiasa mendasarkan pemikiran, cita-cita serta moralnya pada suatu ajaran agama tertentu.

Dalam kaitan dengan konsep negara juga bnyak gerakan politk di berbagai negara
termasuk Indonesia, yang mendasarkan organisinya atas basis ideology agama. Sebenarnya
berkembangnya ideologi keagamaan memiliki aspek positif dan negative. Aspek positif
sebenarnya tidak satu agama pun yang mengajarkan kekerasan, tapi senantiasa mengajak umat
manusia untuk mengembangkan dan mengamalkan moral yang baik dalam hidup di dunia.
Adapun aspek negatifnya jika terdapat suatu gerakan politik yang membenarkan tindakannya
berdasarkan sempalan-sempalan norma agama. Hal inilah seringkali menimbulkan kekaburan
ajran agama yang sebenarnya sangat mulia kemudian disalahgunakan untuk tujuan-tujuan
sempit, bahkan kadangkala dengan suatu kekerasan.

b. Ideologi Pancasila

Proses terjadinya Pancasila berbeda dengan ideologi besar lainnya seperti liberalisme,
komunisme, sosialisme, dan lain sebagainya. Pancasila digali dan dikembangkan oleh para
pendiri negara dengan melalui pengamatan, pembahasan dan consensus yang cermat, nilai-nilai
Pancasila bersumber dari budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri disublimasikan
menjadi suatu prinsip hidup kebangsaan dan kenegaraaan bagi bangsa Indonesia.

Berbeda dengan ideologi-ideologi lainnya maka Pancasila pada hakikatnya merupakan


suatu ideologi yang bersifat komprehensif, artinya Pancasila bukan untuk dasar perjuangan kelas
tertentu, golongan tertentu atau kelompok primordial tertentu. Pancasila pada hakikatnya

74
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

merupakan suatu ideologi bagi seluruh lapisan, golongan, kelompok, dan seluruh elemen bangsa
dalam mewujudkan cita-cita bersama dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara.

c. Ketahanan Nasional Bidang Ideologi

Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki keanekaragaman yang tinggi.
Keadaan yang demikian ini memiliki dua kemungkinan:

Pertama, keanekaragaman itu dapat menimbulkan potensi perpecahan, jika di antara unsur-unsur
bangsa tidak memiliki wawasan kebersamaan. Oleh karena itu jika unsur bangsa memiliki
wawasan yang sempit maka bukannya tidak mungkin, akan terjadi perpecahan bangsa.

Kedua, keanekaragaman ini justru merupakan suatu khasanah budaya bangsa yang dapat
dikembangkan serta menguntungkan dalam pelbagai kepentingan, misal bidang pariwisata, serta
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

Pancasila sebagai suatu ideology bangsa dan negara Indonesia berfungsi mengarahkan
perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya sehingga peranannya sangat penting
dalam kehidupan negara. Oleh karena itu, membina ideologi dalam kehidupan negara pada
hakikatnya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan ketahanan nasional, dalam arti
mempersatukan tekad untuk menjaga kelesatian hidup bangsa dan negara.

1) Konsep Pengertian Ketahanan Ideologi

Sejalan dengan prinsip-prinsip di atas, ketahanan nasional bidang ideologi adalah suatu
kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
untuk mengembangkan kekuatan ideology di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
rongrongan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar negara Indonesia maupun dari
dalam negara sendiri.

2) Strategi Pembinaan Ketahanan Ideologi

75
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Agar terwujudnya suatu ketahanan nasional bidang ideologi secara strategis harus
diwujudkan baik secara kenegaraan maupun kewarganegaraan. Artinya, suatu ideology harus
terealisasikan baik dalam kehidupan perseorangan, maupun dalam kehidupan kenegaraan secara
formal. Oleh karena itu dalam pelaksanaan ideologi dibedakan atas dua macam aktualisasi yaitu:

Pertama: aktualisasi secara objektif, yaitu pelaksanaan ideology dalam bidang kenegaraan. Hal
ini terwujud dalam UUD Negara serta peraturan perundang-undangan lainnya.

Kedua: aktualisasi yang subjektif, yaitu aktualisasi ideology negara dalam kehidupan para warga
negara serta kehidupan kewarganegaraan secara perseorangan. Hal ini terwujud dalam sikap dan
perilaku setiap warga negara perseorangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Secara rinci dalam rangka strategi pembinaan ideology adalah sebagai berikut:

a) secara kongkrit ideologi negara harus diwujudkan baik dalam bidang kenegaraan maupun
pada setiap warga negara secara realistis, objektif, dan actual.

b) aktualisasi fungsi ideologi sebagai perekat pemersatu bangsa harus senantiasa ditanamkan
kepada semua warga negara terutama dalam perwujudan kongkrit dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

c) dalam proses reformasi dewasa ini aktualisasi ideology bangsa dan negara harus
dikembangkan kea rah keterbukaan dan kedinamisan ideology, yang senantiasa mampu
mengantisipasi perkembangan zaman, iptek, peradaban, serta dinamika aspirasi masyarakat.

d) senantiasa menanamkan persatuan dan kesatuan bangsa yang bersumber pada ideology
Pancasila yang mengakui keanekaragaman dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

e) kalangan elit negara melakukan realisasi pembangunan nasional yang tertuang dalam
program-program pembangunan negara.

76
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

f) mengembangkan kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada generasi penerus


bangsa. Proses penanaman dilakukan secara objektif dan ilmiah bukan secara doktriner, melalui
jenjang pendidikan dan metode yang sesuai dengan tingkat pendidikan masing-masing.

g) menumbuhkan sikap positif terhadap warga negara untuk memiliki kesadaran bermasyarakat
berbangsa dan bernegara dengan menumbuhkan motivasi dalam pembangunan nasional demi
kesejahteraan bangsa.

2. Pengaruh Aspek Politik

a. Pengertian

Dalam kehidupan bernegara, istilah politk memiliki makna bermacam-macam, dan


semuanya dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

Pertama, politik sebagai sarana atau usaha untuk memperoleh kekuasaan dan dukungan dari
masyarakat dalam melakukan kehidupan bersama. Dengan demikian politik dapat dikatakan
menyangkut kekuatan hubungan.

Kedua, politik dipergunakan untuk menunjuk kepada suatu rangkaian kegiatan atau cara-cara
yang dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan yang dianggap baik. Secara singkat politik dapat
diartikan sebagai suatu kebijakan.

Politik dilakukan dalam rangka kehidupan bernegara, kekuasaan politik bepusat pada
pemerintah negara yang telah memperoleh mandat dari rakyat dan bertindak atas nama rakyat.
Oleh karena itu perjuangan politik pada akhirnya ditujukan untuk menguasai pemerintahan
dalam arti positif.

Ruang lingkup studi politik memang amat luas, sehingga untuk memahami ketahanan
nasional dalam bidang politik juga memerlukan kajian yang lebih mendalam. Dengan demikian
hal-hal yang menyangkut ketahanan nasional bidang politik meliputi beberapa unsur, antara lain:

77
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

1) menempatkan secara proporsional kedaulatan rakyat di dalam kehidupan negara, dalam arti
kesempatan, kebebasan menempatkan hak dan kewajiban, partisipasi rakyat yang menentukan
kebijaksanaan nasional.

2) memfungsikan lembaga-lembaga negara, sesuai dengan ketentuan konstitusi yaitu kedudukan,


peran, hubungan kerja, kewenangan, dan produktivitas.

3) menegakkan keadilan sosial dan berkeadilan hukum.

4) menciptakan situasi yang kondusif, dalam arti memelihara dan mengembangkan budaya
politik.

5) meningkatkan budaya politik dalam arti luas, sehingga kekuatan sosial politik sebagai pilar
demokrasi dapat melaksanakan hak dan kewajiban dengan semestinya.

6) memberikan kesempatan yang optimal kepada saluran-saluran politik untuk memperjuangkan


aspirasinya secara proporsional.

7) melaksanakan pemilihan umum secara demokratis, langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil.

8) melaksanakan kontrok sosial yang bertanggung jawab kepada jalannya pemerintahan negara,
walaupun tidak harus menjadi partai oposisi.

9) menegakkan hukum dan menyelenggarakan keamanan dan ketertiban masyarakat.

10) mengupayakan pertahanan dan keamanan nasional.

11) mengupayakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

b. Politik Dalam Negeri

Politik dalam negeri adalah kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
yan mampu menyerap aspirasi dan mendorng partisipasi masyarakat dalam suatu sistem. Unsure-
unsurnya yaitu:

78
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

1) Struktur politik, merupakan wadah penyaluran kepentingan amsyarakat dan sekaligus wadah
pengkaderan pimpinan nasional.

2) Proses politik, merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai


kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam
pemilihan kepemimpinan yang puncaknya terselenggara melalui pemilu.

3) Budaya politik, yaitu pencereminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilaksanakan secara sadar dan rasional
melalui pendidikan politik maupun kegiatan politik yang sesuai dengan disiplin nasional.

4) Komunikasi politik, merupakan suatu hubungan timbal balik dalam kehidupan


bermasyarakat.

Wujud ketahanan pada aspek politik dalam negeri:

a) Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan absolute, dimana
kedaulatan berada di tangan rakyat.

b) Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Namun perbedaan


tersebut tidak menyangkut nilai dasar, sehingga tidak menjurus pada konflik fisik.

c) Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat


dan tetap berada dalam lingkup dasar filsafah Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.

d) Terjalin komunikasi timbale balik antara pemerintah dan masyarakat, dan antar golongan
masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan kepentingan nasional.

c. Politik Luar Negeri

Politik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian kepentingan nasional dalam
pergulatan antar bangsa. Politik luar negeri Indonesia yaitu melaksanakan ketertiban dunia yang

79
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta anti penjajahan bangsa
terhadap bangsa lainnya karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka rincian politik luar negeri Indonesia adalah sbegai
berikut:

1) Sebagai bagian integral dari strategi bangsa. Politik luar negeri merupakan proyeksi
kepentingan nasional dalam kehidupan antar bangsa.

2) Garis politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas artinya bahwa negara
Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang tidak sesuai dengan keprbadian bangsa.
Aktif dalam pengertian peran Indonesia dalam percaturan dunia internasional tidak bersifat
reaktif, dan Indonesia tidak menjadi objek percaturan dunia internasional.

Wujud ketahanan pada aspek politik luar negeri:

a) hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerja sama internasional di berbagai
bidang atas dasar sikap saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia di luar
negeri.

b) politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka mengingkatkan
pesahabatan dan kerja sama antar negara dan dengan negara maju sesuai dengan kemampuan dan
kepentingan nasional/

c) Citra positif Indonesia terus ditingkatkan dan diperluas antara lain melalui promosi,
peningkatan diplomasi, lobi internasional, pertukaran pelajar dan mahasiswa, serta kegiatan olah
raga.

d) Perkembangan, perubahan dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama agar
dampak negatifnya dapat diperkirakan secara dini.

5) Langkah bersama negara berkembang dengan industri maju untuk memperkecil timpangan
dan mengurangi ketidakadilan perlu ditingkatkan melalui perjanjian internasional dan kerjasama
lembaga keuangan internasional.

80
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

3. Pengaruh Aspek Ekonomi

a. Pengertian Perekonomian

Bidang perekonomian merupakan suatu bidang kegiatan manusia dalam rangka


mencukupi kebutuhan hidupnya di samping alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Hal tersebut
dalam ilmu ekonomi menyangkut berbagai bidang antara lain permintaan, penawaran, produksi,
distribusi barang dan jasa.

Bidang ekonomi tidak bisa dilepaskan dengan faktor-faktor lainnya yang saling
berkaitan, seperti wilayah geografis suatu negara, sumber kekayaan alam, SDM, ideology,
kebijaksanaan, nilai sosial budaya, dan sebagainya.

b. Perekonomian Indonesia

Secara makro sistem perekonomian Indonesia dapt disebut sistem perekonomian


kerakyatan. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemakmuran rakyat yang
dimaksud adalah kemakmuran rakyat seluruh Indonesia. Negara dalam hal ini pemerintah harus
dapat memakmurkan rakyat setempat melalui pemanfaatan sumber kekayaan alam yang berada
di daerah mereka masing-masing.

Selain itu perlu diingat bahwa pada era global ini satu negara tidak mungkin menutup diri
dari sistem perekonomian dunia. Secara makro perekonomian satu negara tidak dapat dipisahkan
dengan negara lain, demikian juga perekonomian Indonesia, senantiasa terbuka terhadap sistem
perekonomian dunia.

c. Ketahanan pada Aspek Ekonomi

81
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan pembinaan berbagai


hal, antara lain:

1) Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan


kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah negara Indonesia.

2) Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan diri dari:

- Sistem free fight liberalisme yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi bermodal
tinggi.

- Sistem etatisme, dalam arti negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan
dan mematikan potensi unit-unit ekonomi di luar negara.

- Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang
merugikan masyarakat

3) Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keselarasan
dan keterpaduan antara sector pertanian, industri, dan jasa.

4) Pembangunan ekonomi yang dibawah pengawasan anggota masyarakat, memotivasi dan


mendorong peran serta masyarakat secara aktif.

5) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan


keseimbangan dan keserasian pembangunan antar wilayah dan antar sektor.

6) Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan dinamis untuk mempertahankan
serta meningkatkan eksistensi dan kemandirian perekonomian nasional. Upaya ini dilakukan
dengan memanfaatkan sumber daya nasional secara optimal.

4. Pengaruh Aspek Sosial Budaya

a. Pengertian Budaya

82
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Produk kebudayaan dibedakan atas tiga macam yaitu:

(1) Sistem niloai, gagasan-gagasan atau sistem pemikiran yang bersifat abstrak yang hanya
mampu dipahami, dimengerti dan dipikirkan.

(2) Benda-benda budaya, yaitu suatu karya kebudayaan manusia yang berupa benda-benda, baik
berupa prasasti, candi, dan sebagainya.

(3) Suatu sistem interaksi antar manusia dalam kehidupan bersama atau sering diistilahkan
dengan kehidupan sosial.

Melalui budaya itulah manusia berkarya, sehingga manusia menjadi makhluk yang
berbudaya, terhormat, dan beradab.

b. Kondisi Budaya di Indonesia

Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan sub-etnis, yang masing-masing
memiliki kebudayaannya sendiri yang sering disebut dengan kebudayaan daerah. Dalam
kehidupan sehari-hari kebudayaan daerah sebagai suatu sistem nilai yang menuntun sikap,
perilaku, dan gaya hidup merupakan identitas dan menjadi kebanggaan dari suku bangsa yang
bersangkutan. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh budaya asing, yang sering disebut sebagai local genius.

Kebudayaan nasional adalah merupakan hasil interaksi kebudayaan-kebudayaan suku


bangsa yang masing-masing memiliki kebudayaan daerah, yang kemudian diterima sebagai nilai
bersama dan sebagai suatu identitas bersama sebagai satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.

Jadi, seluruh gagasan kolektif seluruh bangsa Indonesia itulah yang merupakan
kebudayaan nasional dalam fungsinya untuk saling komunikasi dan untuk memperkuat
solidaritas. Oleh karena itu berdasarkan fungsinya kebudayaan nasional adalah:

1) Suatu sistem gagasan dan perlambang yang member identitas kepada warga negara Indonesia.

83
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

2) Suatu sistem gagasan dan perlambang yang dapat dipakai oleh semua warga negara Indonesia
untuk saling berkomunikasi dan dengan demikian dapat memperkuat solidaritas.

Berdasarkan proses interaksi budaya tersebut maka kebudayaan nasional Indonesia


memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) bersifat religius

2) bersifat kekeluargaan

3) bersifat serba selaras

4) bersifat kerakyatan

c. Struktur Sosial di Indonesia

Pengertian sosial pada hakikatnya merupakan interaksi dalam pergaulan hidup manusia
dalam bermasyarakat. Dalam proses ini terkandung di dalamnya nilai-nilai kebersamaan,
solidaritas, kesamaan nasib sebagai unsur pemersatu kelompok.

Terdapat empat unsur penting untuk menjamin keberlangsungan hidup masyarakat:

1) Struktur sosial artinya fungsi utama dari hidup berkelompok dimaksudkan agar mudah dalam
menjalankan tugas dan memenuhi kebutuhan hidup, seperti sandang, pangan, papan, keamanan,
dan sejenisnya.

2) Pengawasan sosial, yaitu suatu sistem dan prosedur yang mengatur kegiatan dan tindakan
anggota masyarakat, dalam berinteraksi satu dengan lainnya, agar tidak terjadi konflik.

3) Media sosial, yaitu di dalam suatu masyarakat diperlukan hubungan/relasi. Untuk itu
masyarakat memerlukan landasan material untuk melakukan kegiatan dengan menggunakan alat
transportasi, serta landasan spiritual untuk mengadakan komunikasi.

84
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

4) Standar sosial, yaitu di dalam realita kehidupan masyarakat, standar sosial baik tertulis
maupun tidak tertulis, betapapun sederhana selalu ada. Hal itu diperlukan sebagai ukuran untuk
menentukan apakah suatu tindakan itu baik atau buruk, benar atau salah.

d. Ketahanan pada Aspek Sosial Budaya

Bahwa ketahanan nasional di bidang sosial budaya adalah suatu kondisi dinamis soial
budaya suatu bangsa, yang berisi keuletan, ketangguhan dan kemampuan sautu bangsa untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam mengahdapi dan mengatasi gangguan dan
permasalahan yang dapat membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya dan negara
Indonesia.

Wujud ketahanan bidang sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial budaya bangsa,
yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, rukun, bersatu,
cinta tanah air, berkualitas, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing
yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

5. Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan

a. Filosofi Pertahanan dan Keamanan

Bangsa dan negara Indonesia dalam memenuhi tujuan bersamanya, pertahanan dan
keamanan merupakan kebutuhan yang mutlak harus diwujudkan. Pertahanan dan keamanan
merupakan upaya preventif utnu menjaga dan mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara
Indonesiadari berbagai tekanan dari dalam maupun luar. Menurut deklarasi bangsa Indonesia
yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, bahwa negara berkewajiban melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah negara Indonesia.

85
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Pertahanan mengandung makna kemampuan bangsa untuk membina dan menggunakan


kekuatan nasional guna menghadapi gangguan dan ancaman dari luar. Adapun keamanan
mengandung arti kemampuan bangsa untuk membina dan menggunakan kekuatan nasional guna
menghadapi gangguan dan ancaman yang datang dari dalam negeri.

Berikut adalah prinsip-prinsip nilai keyakinan dan kebenaran:

1) Pandangan bangsa Indonesia tentang perang dan damai. Bangsa Indonesia cinta damai dan
ingin bersahabat dengan semua bangsa di dunia serta tidak menghendaki terjadinya sengketa
bersenata atau perang.

2) Penyelenggaraan pertahanan dan keamanan NKRI dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila, UUD
1945, dan Wawasan Nusantara.

3) Pertahanan dan keamanan negara merupakan suatu upaya nasional terpadu. Hal ini melibatkan
segenap potensi dan kekuatan nasional yang dirumuskan dalam Doktrin Pertahanan dan
Keamanan Negara RI.

4) Pertahanan dan keamanan negara RI diselenggarakan dengan sishankamrata yang bersifat


total, kerakyatan dan kewilayahan. Pendayagunaan potensi nasional dilakuakn secara optimal.

5) Segenap kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan rakyat semseta diorganisasikan
dalam satu wadah tunggal yang dinamakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian
Republik Indonesia (Polri).

b. Postur Kekuatan Pertahanan dan Keamanan

Postur Kekuatan Hankam

Postur kekuatan Hankam mencakup mencakup struktur kekuatan, tingkat kemampuan,


dan gelar kekuatan. Terdapat empat pendekatan yang digunakan untuk membangun postur
kekuatan hankam, yaitu (1) pendekatan ancaman, (2) misi, (3) kewilayahan, (3) politik. Dalam

86
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

konteks ini perlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara masalaha pertahanan dan
masalah keamanan.

Pembangunan Kekuatan Hankam

Konsepsi Hankam perlu mengacu pada konsep Wawasan Nusantara dimana Hankam
mengarah pada upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan negara NKRI. Di samping itu
kekuatan Hankam perlu mengantisipasi prediksi ancaman dari luar maupun dari dalam.

Hakikat Ancaman

Kekeliruan dalam merumuskan hakikat ancaman akan mengakibatkan postur kekuatan


Hankam menjadi kurang efektif. Perumusan hakikat ancaman juga perlu mempertimbangkan
konstelasi geografi Indonesia dan kemajuan Iptek. Dengan demikian pembangunan postur
Hankam masa depan perlu diarahkan ke pembangunan kekuatan secara proporsional dan
seimbang antara semua unsur utama kekuatan pertahanan dan keamanan.

Gejolak dalam Negeri

Tidak tertutup kemungkinan munculnya campur tangan asing dengan alasan penegakkan
nilai-nilai HAM, demokrasi, hukum, dan lingkungan hidup di balik kepentingan nasional
mereka. Situasi seperti ini dapat terjadi jika unsur-unsur utama Hankam dan komponen lain tidak
mampu mengatasi permasalahan dalam negeri.

Geopolitik ke Arah Geoekonomi

Kondisi ini mengimplikasikan semakin canggihnya upaya diplomasi guna mencapai


tujuan politik dan ekonomi. Pergeseran ini seolah-olah tidak akan menimbulkan ancaman yang
serius dari luar negeri, justru dapat menimbulkan ancaman yang sangat membahayakan bagi
integritas bangsa dan negara Indonesia.

87
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

Perkembangan Lingkungan Strategis

Perkembangan ini mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik ke arah geoekonomi


membawa perubahan besar dalam penerapan kebijaksanaan dan strategi negara-negara di dunia
dalam mewujudkan kepentingan nasionalnya masing-maisng. Penerapan cara-cara baru telah
meningkatkan ekskalasi konflik regional dan konflik dalam negeri.

Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam

Dengan mengacu kepada negara-negara lain yang membangun kekuatan Hankam melalui
pendekatan misi, yaitu hanya untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi,
barangkali konsep standing armed forces secara proporsional dan seimbang perlu
dikembangkan.

Pengembangan konsep dengan kekuatan Hankam ini meliputi:

- perlawanan bersenjata kekuatan TNI selalui siap, dan yang dibina sebagai kekuatan cadangan
serta bala potensial yaitu Polri dan Ratih yang fungsinya sebagai Wanra;

- perlawanan yang tidak bersenjata yang terdiri atas Ratih yang berfungsi sebagai Tibum, Linra,
Kamra, dan Linmas;

- komponen pendukung sesuai bidang profesinya maisng-masing.

c. Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan

1) Pertahananan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara,
yang beriri ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaranaan Sishankamrata
untuk menjamin kesinambungan Pembangunan Nasional.

2) Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan.
Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan kedaulatan negara. Karena itu,
88
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

pertahanan dan keamanan harus diselenggarakan dengan mengandalkan kekuatan dan


kemampuan sendiri.

3) Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan keamanan dimanfaatkan untuk menjamin


perdamaian dan stabilitas keamanan demi kesinambungan pembangunan nasional dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara.

4) Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari segala
ancaman dan gangguan agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan
batin segenap lapisan masyarakat Indonesia.

5) Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan kemampuan


pertahanan dan keamanan sedapat mungkin dihasilkan oleh industri dalam negeri. Karena ini,
industri dalam negeri harus ditingkatkan kemampuannya.

6) Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan harus
diselenggarakan oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana, menghormati HAM,
dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan damai.

7) Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, dan tentara nasional, TNI berpedoman pada Sapta
Marga yang merupakan penjabaran dari asas kerokhanian negara Pancasila.

8) Kesadaran dan ketaatan masyarakat kepada hukum perlu terus menerus ditingkatkan.

d. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia

Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional setiap warga negara Indonesia


perlu:

1) Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan fisik yang disertai keuletan
dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam

89
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

rangka menghadapi segala tantangan, ancaman, gangguan, dan hambatan, yang datang dari luar
maupun dari dalam.

2) Sadar dan pedulu akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek edeologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan sehingga warganegara Indonesia dapat mengeliminir
pengaruh tersebut.

Demikianlah letak pentingnya pengaruh aspek Pertahanan dan Keamanan Nasional dalam
mewujudkan cita-cita nasional, terutama kea rah terwujudnya masyarakat yang berkeadilan dan
berkemakmuran. Hal ini sangat penting sekali terutama pada kondisi bangsa Indonesia yang
sedang melakukan reformasi di berbagai bidang dan kondisi bangsa yang sedang mengalami
krisis multidimensional dewasa ini.

90
Oleh: Dimas Aris Sera a.k.a dhennys_as a.k.a mzloveme_as
www.netheroes.org

DAFTAR PUSTAKA

Zubaidi, Achmad & Kaelan, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,
Penerbit Paradigma, Yogyakarta

91

Você também pode gostar