Você está na página 1de 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah


Analisis potensi kerajinan merupakan sebuah proses mendalami, menelaah

unsur-unsur dan mencari hubungan keterkaitan serta menetapkan variabel dalam


upaya penguatan pada bidang industri kerajinan. Industri kerajinan sebagai salah
satu subsektor industri kreatif memiliki peran penting dalam kegiatan
perekonomian. Industri kerajinan merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan
dengan kegiatan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan
oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan penyelesaian
produknya.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) adalah institusi
pemerintah yang bertugas melaksanakan pemerintahan di bidang perindustrian
dan perdagangan dengan segala subsektornya berdasarkan asas otonomi daerah.
Salah satu bentuk tugas tersebut adalah kegiatan pembinaan dan pengembangan
kepada industri kecil menengah (IKM). Saat ini telah banyak kebijakan
pembinaan dan pengembangan yang dibuat oleh Disperindag. Namun kebijakan
bagi usaha kerajinan sering tidak sejalan dengan harapan pengrajin. Seperti halnya
sarana pengadaan mesin pengolah yang tak termanfaatkan, materi pelatihan
keterampilan bagi pengrajin yang kurang inovatif serta dalam pemilihan usaha
kerajinan tertentu pada event promosi yang belum sepenuhnya terukur secara
sistematis. Sehingga Disperindag kesulitan dalam menentukan usaha kerajinan
yang akan diberikan program pembinaan karena belum terdata dengan baik.

Disamping itu lampiran laporan berkas yang berkaitan dengan kegiatan


operasional usaha kerajinan belum terdata secara komputerisasi.
Indikasi permasalahan tersebut berawal dari dasar dikeluarkanya kebijakan
adalah kehendak institusi, tanpa melihat karakter jenis industri kerajinan serta
beragam faktor terikat lainya. Terlebih usaha pengembangan industri kerajinan
terkait dengan faktor faktor eksternal dengan intensitas perbandingan relatif.
Selain hal tersebut industri kerajinan baik formal maupun informal merupakan
kegiatan usaha dengan modal kecil dan tingkat produksi rendah yang mengandung
potensi maupun resiko bagi pengrajin. Hingga saat ini belum mampu diakomodir
oleh Disperindag Kota Pekanbaru sesuai standar keilmuan yang berlaku. Untuk itu
diperlukan sebuah aplikasi Sistem Pendukung Keputusan yang mengampu
kemajemukan kriteria sebagai faktor penilaian seperti Analytical Hierarchy
Process (AHP). Melalui AHP, penelitian analisis potensi pada berbagai jenis
usaha kerajinan yang terkait distruktur sesuai kebutuhan yang diharapkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengangkat tema sistem informasi
berbasis web sebagai syarat kesarjanaan dengan judul ANALISA POTENSI
KERAJINAN

UNTUK

DIKEMBANGKAN

DENGAN

METODE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA DINAS PERINDUSTRIAN


DAN PERDAGANGAN KOTA PEKANBARU.
1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi

masalah yang terjadi pada seksi Pembinaan dan Pengembangan IKM, sebagai
berikut:

a. Lampiran berkas laporan dan operasional terkait usaha kerajinan


belum terkomputerisasi pada Disperindag kota Pekanbaru.
b. Pihak Institusi Disperindag Kota Pekanbaru kesulitan menentukan
jenis kebijakan bagi suatu jenis usaha kerajinan tertentu.
c. Analisis potensi subsektor kerajinan belum sistematis, masih bersifat
subjektif oleh Seksi Pembinaan dan Pengembangan IKM.
d. Sistem informasi kerajinan yang ada saat ini belum mendukung kepada
pengolahan pengetahuan terkait potensi usaha kerajinan.
e. Belum tersedianya aplikasi yang memberikan pertimbangan bagi
Disperindag Kota Pekanbaru.
1.3.

Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan tidak keluar dari judul yang telah

ditetapkan, maka dilakukan pembatasan masalah. Adapun batasan masalah dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Industri kerajinan yang diangkat sebagai sampel pada penelitian ini
merupakan beberapa jenis kerajinan yang mewakili berdasarkan bahan
baku sesuai data populasi industri kerajinan terdaftar pada tahun 2012.
2. Adapun jenis industri kerajinan itu diantaranya adalah, kerajinan
furnitur, kerajinan tekstil rumah tangga, kerajinan rotan, kerajinan
ukiran kayu dan kerajinan rajut tradisional.
3. Penilaian potensi kerajinan terbatas pada usaha industri kerajinan.
Adapun kerajinan itu adalah lima industri kerajinan bahan baku kayu.
4. Aplikasi yang dikembangkan dengan metodologi AHP berbasis web.

5. Guna memperoleh standar bobot penilaian industri pada dilakukan


dengan metode angket kuesioner hanya terhadap dua industri dengan
bahan baku berbeda, dari enam jenis bahan baku yang didefinisikan.
1.4.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, dirumuskan masalah

yang akan dijawab oleh penelitian skripsi ini, yaitu Bagaimana membangun
suatu sistem pendukung keputusan (SPK) dengan metode AHP bagi Disperindag
kota Pekanbaru guna menentukan nilai potensi suatu usaha kerajinan sehingga
layak untuk dikembangkan.
1.5.

Tujuan dan Manfaat Penelitian


Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah

sebagai berikut:
1. Membuat aplikasi sistem pendukung keputusan guna pembobotan potensi
kerajinan berbasis metode AHP pada Disperindag kota Pekanbaru.
2. Penelitian akan memiliki manfaat sebagai berikut :
2.1. Bagi Institusi
a. Membantu tim teknis Seksi Pembinaan dan Pengembangan Bidang
Industri dalam penilaian industri kerajinan.
b. Memberikan informasi pertimbangan terhadap inisiasi dan
implementasi kebijakan pada subsektor kerajinan.
c. Memiliki standar yang terukur dalam menentukan usaha kerajinan
potensial.
2.2. Bagi Pengusaha Kerajinan

a. Nilai potensi kerajinan yang dapat di ukur dan tersegmentasi


menjadi standar ketentuan lahirnya kebijakan bagi industri
kerajinan.
b. Mendapatkan insentif kebijakan yang lebih sejalan, sesuai dengan
karakter spesifik usaha kerajinan.
1.6.

Metode Penelitian
Guna mendukung pengumpulan data penelitian, selama penelitian pada tema

skripsi ini telah dilaksanakan beberapa teknik penelitian yang telah ditetapkan
sesuai dengan tujuan informasi yang diperlukan. Teknik penelitian tersebut,
sebagai berikut:
1. Metode Pengumpulan Data
1.1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini meliputi, pendalaman terhadap masalah yang diteliti
pengamatan langsung ke lapangan guna melihat setiap aspek aspek
terkait serta angket kuesioner guna analisis penelitian Kegiatan ini
meliputi :
a. Wawancara
Adapun wawancara telah dilakukan kepada:
1. Bapak

Edi

Tinambunan,

Fungsional

Umum

pada

Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru. Pada Tanggal 30


Mei 2013 bertempat di kantor Disperindag Kota Pekanbaru
2. Bapak Hasan Basri, Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan
Bidang Industri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru. Pada tanggal 31 Mei 2013 bertempat di kantor


Disperindag Kota Pekanbaru.
3. Bapak Yusrizal, Pimpinan Salsabila Furniture. Pada tanggal 06 Juni
2013 bertempat di bengkel kerja Salsabila Furniture.
4. Bapak Peter, Pimpinan Kreasindo Dekor. Pada tanggal 06 Juni
2013 bertempat d Toko Kreasindo Dekor.
5. Bapak Rustam, Pengrajin Rotan. Pada tanggal 07 Juni 2013 di
sebuah toko rotan wilayah Rumbai.
6. Ibu pada Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota
Pekanbaru. Pada tanggal 10 Juni 2013, bertempat di Gedung
Dekranasda Kota Pekanbaru.
7. Bapak Baidowi, Pemilik Kerajinan Ukiran Kayu Jepara GRC. Pada
Tanggal 11 Juni 2013 di bengkel kerja GRC Jepara.
8. Bapak Hadi. Pemilik Kurnia Jaya Furniture, sekaligus sumber yang
mengisi angket kuesioner penelitian tentang potensi kerajinan. Pada
tanggal 29 Oktober 2013 di Showroom Kurnia Jaya Furniture.
9. Bapak Afrizal, Pemilik Devi Perabot, sekaligus menjadi sumber
kedua yang mengisi angket penelitian. Pada tanggal 31 Oktober
2013 di Toko Devi Perabot.
b.

Observasi

Kegiatan melakukan pengamatan langsung pada sistem informasi


yang saat ini terdapat pada institusi dan keadaan usaha kerajinan yang
dijadikan sampel.

c. Kuesioner
Penelitian ditetapkan menerapkan angket kuesioner sebagai sumber
perbandingan penilaian potensi diantara dua jenis kerajinan pada analisis
dan perancangan sistem yang dikembangkan.
1.2.

Penelitian Perpustakaan (Library Research)


Penelitia dilakukan dengan cara membaca, mendalami, menyimpulkan
dan mengambil pengetahuan dari referensi dan literatur, terkait dengan
konsep dan implementasi metode AHP yang diperoleh baik melalui buku
cetak maupun internet.

1.3.

Penelitian Laboratorium (Labouratory Research)


Penelitian dilakukan dalam hal pengujian sistem baru yang telah
dikembangkan guna menghindari inkonsistensi penilaian yang dihasilkan
dan kesalahan pada saat implementasi sistem. Penulis menjadikan ruang
kerja pribadi sebagai laboratorium dengan spesifikasi hardware:
1.3.1. Perangkat Keras (Hardware)
a. Jenis Komputer

: Komputer Jinjing (Laptop)

b. Model

: Satellite L745

c. Processor

: Intel Core i5 CPU 2.5 GHz

d. Memory

: 4096 MB RAM

e. Printer

: Canon Pixma MP 258

1.3.2. Perangkat Lunak (Software)


a. Sistem Operasi

: Windows 7 Ultimate 32-bit

b. Pemrograman

: PHP Version 5.2.4

c. Web Server

: Apache Version 2.2.6

d. Aplikasi pendukung lainya., Microsoft Office (Ms.


Word,Ms.

Visio,

Ms.

Power

Point),

Macromedia

Dreamweaver, Xampp.
2. Metode dan Analisa Perancangan Sistem
Metode penelitian dalam skripsi ini menggunakan teknik System
Development Life Cycle (SDLC), yaitu siklus proses logis yang
digunakan oleh analis sistem untuk menggambarkan sebuah sistem
informasi. Termasuk didalamnya persyaratan, validasi, pelatihan dan
kepemilikan. Adapun siklus pengembangan sistem meliputi langkah
berikut :
2.1. Perencanaan (Planning)
Guna menghasilkan perangkat lunak (Software) yang berkualitas,
perlu dilakukan perencanaan yang matang. Adapun perencanaan yang
dilakukan penulis antara lain :
a. Menentukan perangkat lunak yang mendukung implementasi tema
penelitian yang diangkat.
b. Menggunakan bahasa pemrograman berbasis web, yakni PHP.
c. Menggunakan aplikasi database yang efektif dan familiar MySQL.
2.2. Analisa Sistem (System Analyze)
Tujuan dari analisa sistem adalah untuk mengenali masalah serta
upaya memaksimalkan fungsi sistem, sesuai yang diharapkan. Dengan
dilakukanya analisa sistem, maka tujuan dari sistem yang akan

dikembangkan dapat dikonstruksi berdasarkan kebutuhan, yakni


melakukan iterasi informasi yang didapatkan melalui metode
penelitian yang telah disebutkan sebelumnya.
2.3. Desain Sistem (System Design)
Desain sistem menguraikan tentang desain antarmuka, aturan sistem,
diagram proses serta dokumentasi lainya.. Hasil dari tahap ini akan
menjelaskan sistem baru sebagai kumpulan modul atau sub sistem.
Adapun desain sistem yang penulis lakukan antara lain:
a. Merancang

tampilan

antarmuka

awal

sistem

pendukung

keputusan.
b. Menggambar rancangan tampilan input pada proses yang terkait
dengan input data.
c. Perancangan

desain sistem, yakni meliputi Context Diagram,

Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram dan struktur


basis data.
2.4. Pembuatan Kode Program
Pada tahap ini dilakukan pengodean terhadap bahasa pemrograman
yang digunakan. Adapun tahapanya adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan program SPK dengan aturan metode AHP pada bahasa
pemrograman PHP.
b. Menyisipkan script Cascading Style Sheet (CSS) dan fungsi
fungsi yang dibutuhkan pada program aplikasi.
2.5. Pengujian (Testing)

10

Setelah perangkat lunak dibangun, maka dilakukan pengujian untuk


mengevaluasi tingkat kehandalan perangkat yang dikembangkan.
a. Melakukan input nilai perbandingan kriteria dan subkrteria yang
telah didapatkan melalui angket kuesioner yang telah diberikan.
b. Melakukan pengujian kesesuaian antara nilai hasil yang diperoleh
melalui sistem dan perhitungan manual.
c. Melakukan koreksi kesalahan pada variabel penilaian yang tidak
tepat.
2.6.Implementasi
Pada tahap ini dilakukan implementasi dari perancangan dan desain
yang dilakukan. Sehingga tahapan ini menghasilkan program aplikasi
serta fungsi dan manfaatnya.
1.7.

Sistematika Penulisan
Sebagai acuan yang mendeskripsikan secara singkat kerangka struktur

penulisan penelitian ini, maka dibuat sistematika penulisan, yakni.


BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan secara singkat tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN UMUM DAN LANDASAN TEORI
Berisikan tinajuan umum institusi objek penelitian, tema kerajinan, teori
dan konsep metode Analytical Hierarchy Process AHP yang digunakan
sebagai landasan dalam desain dan implementasi sistem.

11

BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM


Bab ini berisi tentang analisa penilaian dari hasil kuesioner yang di peroleh
dari dua industri kerajinan yang ditetapkan, perancangan Context
Diagram, Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram serta desain
antarmuka aplikasi.
BAB IV : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan implementasi, mulai dari perangakat keras sampai
dengan perangkat lunak dan ujicoba program menyeluruh.
BAB V : PENUTUP
Bagian yang terdiri atas konklusi akhir dari sistematika penulisan, hasil
pengembangan, nilai tambah dan keterbatasan program aplikasi serta saran
dan harapan bagi pengembangan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan informasi sumber kutipan sebagai bahan referensi pada
penelitian ini.
LAMPIRAN
Informasi tambahan yang diperoleh dan didokumentasikan pada saat
pengumpulan data penelitian.

Você também pode gostar