Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
C = C0 +Y
C0
Y
C = C0 +Y
Dimana :
= mpc dan mpc = C/ Y
0< <1
Investasi
Tingkat investasi berhubungan searah dengan pendapatan
dan berhubungan terbalik dengan tingkat bunga
I = f(Y,r)
I/ Y 0 dan I/ r 0
Untuk sementara investasi diasumsikan otonomus terhadap
pendapatan nasional, yaitu berapapun tingkat pendapatan nasional,
investasi selalu sama besar
I = I0
I0
I = I0
Y
Investasi otonomus artinya besarnya investasi tidak berhubungan dengan
pendapatan nasional
Berapapun besarnya pendapatan nasional investasi selalu sama besar
Konsumsi Pemerintah
Tingkat konsumsi pemerintah sifatnya otonomus, karena
diputuskan oleh pemerintah
Karena itu tingkat konsumsi pemerintah diasumsikan
otonomus terhadap tingkat pendapatan nasional
G = G0
G0
G= G0
Y
Ekspor
Ekspor berhubungan searah dengan pendapatan luar
negeri (Yf) dan berhubungan terbalik dengan nilai tukar
(e)
X = f(Yf,e)
I/ Yf 0 dan X/ e 0
Untuk sementara ekspor diasumsikan otonomus sehingga nilainya
selalu sama besar
X= X0
X0
X= X0
Y
Impor
Impor (M) berhubungan searah dengan pendapatan
nasional (Y ) dan berhubungan searah dengan nilai tukar
(e)
M = f(Y,e)
M/ Y 0 dan M/ e 0 0
Untuk sementara impor diasumsikan otonomus sehingga nilainya
selalu sama besar
M= M0
M0
M= M0
Impor otonomus artinya besarnya berasnya ekspor tidak berhubungan
dengan pendapatan nasional
Berapapun besarnya pendapatan nasional impor selalu sama besar
Impor ditulis dengan nilai negatif, sehingga kurva impor berada dibawah
sumbu horisontal
Ekspor Neto
Ekspor Neto adalah selisih antara ekspor dengan impor
NX0 = X0 - M0
Jika ekspor lebih besar dari impor maka ekspor neto
positif (NX0 > 0)
Jika ekspor lebih kecil dari impor maka ekspor neto
negatif (NX0 < 0)
NX ketika X >M
NX0
Y
NX ketika X <M
Jika X > M maka kurva NX 0 berada di atas sumbu Y, tetapi jika X < M
maka kurva NX0 berada di di bawah sumbu Y
Pengeluaran Agregat
AE = C + I + G + (X-M)
= (C0+ Y) + I0 + G0 + (NX0)
= C0 + I0 + G0 + (NX0) + Y
= A + Y
Dimana A = total pengeluaran otonomus
AE= A+ Y
A= C0 + I0 + G0 + (NX0)
Y =AE
AE
Kurva Y = AE
mengambarkan kondisi
dimana total produksi (Y)
selalu sama dengan total
pengeluaran agergat
450
Y
Y
Kondisi Keseimbangan
C
Y = AE
AE
AE = A + Y
Y < AE
Y > AE
450
Y
Y E = A/(1-)
LRAS
AE
Y = AE
AE = A + Y
C0 + I0
Y > AE
Y > AE
450
Y
Y E = A/(1-)
Analisis Keseimbangan
(Model Dua Sektor)
Misalkan dalam sebuah perekonomian tertutup dua sektor:
1.Konsumsi Rumah Tangga: C = 200 +0,6Y
2.Investasi sifatnya otonomus : I0 = 40
3.Asumsikan tidak ada pajak pendapatan
4.Hitung dan gambarkan kondisi keseimbangan
5.Jelaskan maknanya
Kondisi Keseimbangan
Y = AE
AE=240+ 0,6Y
AE=600
Y > AE
Y > AE
450
Y
600 = Y E = A/(1-)
Pengeluaran Agregat
AE= C + I
200
40
240
Y < AE
100
260
40
300
Y < AE
200
320
40
360
Y < AE
300
380
40
420
Y < AE
400
440
40
480
Y < AE
500
500
40
540
Y < AE
600
560
40
600
Y = AE
700
620
40
660
Y > AE
800
680
40
720
Y > AE
900
740
40
780
Y > AE
1.000
800
40
840
Y > AE
Efek Multiplier
Efek multiplier adalah konsep yang menunjukkan bahwa
perubahan pengeluaran otonomus akan memberi dampak
terhadap output keseimbangan, lebih besar dari pada besarnya
perubahan pengeluaran otonomus tersebut
A
YE
(1 )
Y
1
A
(1 )
Angka
Multiplier
Angka
Multiplier
(1/(1-)
Makna
1,0
0,8
0,6
2,5
0,2
1,25
Efek Multiplier
(Model Dua Sektor)
Misalkan dalam sebuah perekonomian tertutup dua sektor:
1.Konsumsi Rumah Tangga: C = 200 +0,6Y
2.Investasi sifatnya otonomus : I0 = 40
3.Asumsikan tidak ada pajak pendapatan
4.Hitung dan gambarkan kondisi keseimbangan
5.Jelaskan maknanya
6.Jika investasi otonomus naik sebesar 20 unit, hitung dan gambar
keseimbangan yang baru
AE=240+ 0,6Y
AE=600
Y > AE
Y > AE
450
Y
600 = Y E = A/(1-)
AE=260+ 0,6Y
AE=650
Keseimbangan
tercapai ketika Y
= AE
Y = 260 + 0,6Y
Y(1-0,6) = 240
YE = 260/(0,4)
= 650
AE=600
I=20
A =240
Y=50
450
Y = 600
Y
650 = Y E = 260/(1-0,6)
Proses Akselerasi
Putaran Perubahan
Investasi
1
20
C
20
12
12
7,2
7,2
4,32
4,32
2,592
2,592
1,56
Dst
Total
50
50
Konstruksi Kurva AD
(Model Keynesian Cross)
Kontruksi kondisi keseimbangan dalam model Keynesian Cross
dilakukan berdasarkan asumsi tingkat harga tidak berubah.
Jika asumsi ini dirubah maka dapat dikonstruksi kurva permintaan
agregat (kurva AD) yang menunjukkan hubungan berlawanan arah
antara tingkat harga umum dengan total output agregat yang
diminta
Jika harga umum turun, maka real balances (daya beli) naik,
sehingga pengeluaran agregat naik
Jika harga umum naik, maka real balances (daya beli) turun,
sehingga pengeluaran agregat berkurang
Konstruksi Kurva AD
(Model Keynesian Sederhana)
AE
Y=AE
AE2: P2
P1> P2
AE1: P1
Y1
Y2
P1
P2
AD
Y1
Y2
Y=AE
AE2: P2
AE3: P1
AE1: P1
Y1 Y3 Y2
P1
P2
AD2
AD1
Y1
Y2
Pergeseran Kurva AD
(Model Keynesian Sederhana)
AE
Y=AE
AE2: P1
AE1: P1
Y1
Y2
P1
AD
Y1
Y2
AD2
Y