Você está na página 1de 11

LAPORAN PENDAHULUAN

EKLAMSIA
A. Pengertian
Eklampsia merupakan serangan konvulsi yang mendadak atau suatu kondisi yang
dirumuskan penyakit hipertensi yang terjadi oleh kehamilan, menyebabkan kejang
dan koma, (kamus istilah medis : 163,2001)
Eklampsia adalah penyakit akut dengan kejang dan koma pada wanita hamil dan
wanita dalam nifas, diserta dengan hipertensi, odema, proteinurio (obstetric patologi :
99. 1984)
B. Etiologi
Menurut Manuaba, IBG, 2001 penyebab secara pasti belum diketahui, tetapi
banyak teori yang menerangkan tentang sebab akibat dari penyakit ini, antara lain:
1. Teori Genetik
Eklamsia merupakan penyakit keturunan dan penyakit yang lebih sering
ditemukan pada anak wanita dari ibu penderita pre eklamsia.
2. Teori Imunologik
Kehamilan sebenarnya merupakan hal yang fisiologis. Janin yang merupakan
benda asing karena ada faktor dari suami secara imunologik dapat diterima dan
ditolak oleh ibu.Adaptasi dapat diterima oleh ibu bila janin dianggap bukan benda
asing,. dan rahim tidak dipengaruhi oleh sistem imunologi normal sehingga terjadi
modifikasi respon imunologi dan terjadilah adaptasi.Pada eklamsia terjadi
penurunan atau kegagalan dalam adaptasi imunologik yang tidak terlalu kuat
sehingga konsepsi tetap berjalan.
3. Teori Iskhemia Regio Utero Placental
Kejadian eklamsia pada kehamilan dimulai dengan iskhemia utero placenta
menimbulkan bahan vaso konstriktor yang bila memakai sirkulasi, menimbulkan
bahan vaso konstriksi ginjal. Keadaan ini mengakibatkan peningkatan produksi
renin angiotensin dan aldosteron.Renin angiotensin menimbulkan vasokonstriksi
general, termasuk oedem pada arteriol. Perubahan ini menimbulkan kekakuan
anteriolar yang meningkatkan sensitifitas terhadap angiotensin vasokonstriksi
selanjutnya akan mengakibatkan hipoksia kapiler dan peningkatan permeabilitas
1

pada membran glumerulus sehingga menyebabkan proteinuria dan oedem lebih


jauh.
4. Teori Radikal Bebas
Faktor yang dihasilkan oleh ishkemia placenta adalah radikal bebas. Radikal
bebas merupakan produk sampingan metabolisme oksigen yang sangat labil,
sangat reaktif dan berumur pendek. Ciri radikal bebas ditandai dengan adanya satu
atau dua elektron dan berpasangan. Radikal bebas akan timbul bila ikatan
pasangan elektron rusak. Sehingga elektron yang tidak berpasangan akan mencari
elektron lain dari atom lain dengan menimbulkan kerusakan sel.Pada eklamsia
sumber radikal bebas yang utama adalah placenta, karena placenta dalam pre
eklamsia mengalami iskhemia. Radikal bebas akan bekerja pada asam lemak tak
jenuh yang banyak dijumpai pada membran sel, sehingga radikal bebas merusak
sel Pada eklamsia kadar lemak lebih tinggi daripada kehamilan normal, dan
produksi radikal bebas menjadi tidak terkendali karena kadar anti oksidan juga
menurun.
5. Teori Kerusakan Endotel
Fungsi sel endotel adalah melancarkan sirkulasi darah, melindungi pembuluh
darah agar tidak banyak terjadi timbunan trombosit dan menghindari pengaruh
vasokonstriktor.
Kerusakan endotel merupakan kelanjutan dari terbentuknya radikal bebas yaitu
peroksidase lemak atau proses oksidase asam lemak tidak jenuh yang
menghasilkan peroksidase lemak asam jenuh.
Pada eklamsia diduga bahwa sel tubuh yang rusak akibat adanya peroksidase
lemak adalah sel endotel pembuluh darah.Kerusakan endotel ini sangat spesifik
dijumpai pada glumerulus ginjal yaitu berupa glumerulus endotheliosis .
Gambaran kerusakan endotel pada ginjal yang sekarang dijadikan diagnosa pasti
adanya pre eklamsia.

6. Teori Trombosit
Placenta pada kehamilan normal membentuk derivat prostaglandin dari asam
arakidonik secara seimbang yang aliran darah menuju janin. Ishkemi regio utero
placenta menimbulkan gangguan metabolisme yang menghasilkan radikal bebas asam
lemak tak jenuh dan jenuh. Keadaan ishkemi regio utero placenta yang terjadi
2

menurunkan pembentukan derivat prostaglandin (tromboksan dan prostasiklin), tetapi


kerusakan trombosit meningkatkan pengeluaran tromboksan sehingga berbanding 7 :
1 dengan prostasiklin yang menyebabkan tekanan darah meningkat dan terjadi
kerusakan pembuluh darah karena gangguan sirkulasi.
7. Teori Diet Ibu Hamil
Kebutuhan kalsium ibu 2 - 2 gram per hari. Bila terjadi kekurangan-kekurangan
kalsium,hamil kalsium ibu hamil akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan janin,
kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya kalsium otot
sehingga menimbulkan sebagai berikut : dengan dikeluarkannya kalsium dari otot
dalam waktu yang lama, maka akan menimbulkan kelemahan konstruksi otot jantung
yang mengakibatkan menurunnya strike volume sehingga aliran darah menurun.
Apabila kalsium dikeluarkan dari otot pembuluh darah akan menyebabkan konstriksi
sehingga terjadi vasokonstriksi dan meningkatkan tekanan darah.
C. Patofisiologi
Eklampsia dimulai dari iskemia uterus plasenta yang di duga berhubungan dengan
berbagai faktor. Satu diantaranya adalah peningkatan resisitensi intra mural pada
pembuluh miometrium yang berkaitan dengan peninggian tegangan miometrium yang
ditimbulkan oleh janin yang besar pada primipara, anak kembar atau hidraminion.
Iskemia utero plasenta mengakibatkan timbulnya vasokonstriksor yang bila
memasuki sirkulasi menimbulkan ginjal, keadaan yang belakangan ini mengakibatkan
peningkatan produksi rennin, angiostensin dan aldosteron. Rennin angiostensin
menimbulkan vasokontriksi generalisata dan semakin memperburuk iskemia
uteroplasenta. Aldosteron mengakibatkan retensi air dan elektrolit dan udema
generalisator termasuk udema intima pada arterior.
Pada eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi
peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ ,
termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya
proses eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan
timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya
peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Eklamsi yang berat dapat
mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat
sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat
terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.
3

D. Pathway

E. Manifestasi Klinis
Konvulsi eklampsia dibagi dalam 4 tingkat yakni :
a. Tingkat aura / awal keadaan ini berlangsung kira-kira 30 detik, mata penderita terbuka
tanpa melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tangannya dan kepada diputar ke
kanan / kiri.
b. Tingkat kejangan tonik, yang berlangsung kurang lebih 30 detik dalam tingkat ini
seluruh otot menjadi kaku, wajahnya kelihatan kaku, tangan mengggenggam dan kaki
4

membengkok ke dalam, pernafasan berhenti, muka mulai menjadi sianotik, lidah


dapat tergigit.
c. Tingkat kejangan klonik, berlangsung antara 1-2 menit, spesimustonik tonik
menghilang, semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat,
mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit kembali, bola mata menonjol,
dan mulut keluar ludah yang berbusa muka menunjukkan kongesti dan sianosis.
Penderita menjadi dapat terjadi dari tempat tidurnya akhirnya kejangan terhenti dan
penderita menarik nafas secara mendengkur.
d. Tingkat koma, lamanya ketidaksadaran tidak selalu sama secara perlahan-lahan
penderita menjadi sadar lagi, akan tetapi dapat terjadi pula bahwa sebelum itu timbul
serangan baru dan yang berulang, sehingga ia tetap dalam koma.
F. Klasifikasi Eklamsia
a. Eklampsia gravidarum
kejadian 150 % sampai 60 %
serangan terjadi dalam keadaan hamil
b. Eklampsia parturientum
Kejadian sekitar 30 % sampai 35 %
Saat sedang inpartu
Batas dengan eklampsia gravidarum sukar ditentukan terutama saat mulai
inpartu.
c. Eklampsia puerperium
Kejadian jarang
Terjadinya serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir.

G. Komplikasi
Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah
melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita eklampsia.
Berikut adalah beberapa komplikasi yang ditimbulkan pada preeklampsia berat dan
eklampsia :

a. Solutio Plasenta
Biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi
pada pre eklampsia.
b. Hipofibrinogemia
Kadar fibrin dalam darah yang menurun.
c. Hemolisis
Penghancuran dinding sel darah merah sehingga menyebabkan plasma darah yang
tidak berwarna menjadi merah.
d. Perdarahan Otak
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita
eklampsia.
e. Kelainan Mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung selama seminggu,
dapat terjadi.
f. Edema Paru
Pada kasus eklampsia, hal ini disebabkan karena penyakit jantung.
g. Nekrosis Hati
Nekrosis periportan pada preeklampsia, eklampsia merupakan akibat vasopasmus
anterior umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklampsia,tetapi ternyata juga
ditemukan pada penyakit lain.Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan
pemeriksaan pada hati,terutama penentuan enzim-enzimnya.

h. Sindrome Hellp
Haemolisis, elevatea liver anymes dan low platelet
i. Kelainan Ginjal
Kelainan berupa endoklrosis glomerulus, yaitu pembengkakkan sitoplasma sel
endotial tubulus. Ginjal tanpa kelainan struktur lain, kelainan lain yang dapat
timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.
6

j. Komplikasi lain

Lidah tergigit, trauma dan faktur karena jatuh akibat kejang-kejang preumania

aspirasi, dan DIC (Disseminated Intravascular Coogulation)

Prematuritas

Dismaturitas dan kematian janin intro uteri.

H. Penatalaksanaan Medis
a. Beri obat anti konvulsan
b. Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedeka, sedotan, masker O2
c.
d.
e.
f.

dan tabung O2 )
Lindungi pasien dengan keadaan trauma
Aspirasi mulut dan tonggorokkan
Baringkan pasien pada posisi kiri, trendelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi
Beri oksigen 4-6 liter / menit

I. Data Yang Perlu DiKaji


Data yang dikaji pada ibu dengan pre eklampsia adalah :
a. Data subyektif :

Identitas pasien dan penanggung jawab:Umur biasanya sering terjadi pada


primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun

Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema,


pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur.

Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler


esensial, hipertensi kronik, DM

Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,


hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklampsia atau eklampsia
sebelumnya

Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok


maupun selingan

Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan


kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya.

b. Data Obyektif :

Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam

Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema

Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress

Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM


( jika refleks + )

Pemeriksaan penunjang :
1. Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2
kali dengan interval 6 jam
2. Laboratorium : protein urine dengan kateter atau midstream
( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala
kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum
kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
3. Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
4. Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan
pada otak
5. USG ; untuk mengetahui keadaan janin
6. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin.

J. Diagnosa Keperawatan
8

1. Pola nafas tidak efektif b/d Deformitas dinding dada (adanya edema pada paru)
2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera biologi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan retensi garam dan air
5. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan sindroma nefrotik (penurunan
filtrasi)
6. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasife
K. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa

NOC
Setelah dilakukan tindakan

1. Pola nafas tidak

keperawatan selama.X24 jam

efektif b/d

NIC
Airway Management (3140)
-

Buka jalan nafas dengan

tehnik chin lift


Posisikan klien untuk

memaksimalkan ventilasi
Identifikasi jika pasien

diharapkan pola nafas klien

Deformitas dinding

normal dengan kriteria hasil:

dada (adanya

Respiratorystatus:

edema pada paru)

Ventilation(0703)

perlu pemasangan alat

- Respirasi dalam batas normal


- Mudah bernafas

catat adanya suara nafas

- Tidak ada dipsnea


- TTV normal

Setelah dilakukan asuhan


2. Nyeri akut

tambahan
Monitor respirasi dan

status O2
Observasi TTV

Pain management (1400)

keperawatan selama ... x 24 jam 1. Kaji secara komprehensif

berhubungan
dengan Agen cidera
biologi

jalan nafas buatan


Auskultasi suara nafas,

diharapkan nyeri berkurang

tentang nyeri meliputi: lokasi,

dengan kriteria hasil:

karakteristik, dan onset,

Pain control (1605)

durasi, frekuensi, kualitas,

Mengenali faktor penyebab

intensitas/beratnya nyeri, dan

Menggunakan metode

faktor-faktor presipitasi
2. Kaji pengalaman individu

pencegahan
Menggunakan metode
pencegahan non analgetik untuk
mengurangi nyeri
Menggunakan analgetik sesuai
9

terhadap nyeri, keluarga,


dengan nyeri kronis
3. Evaluasi tentang keefektifitan
dari tindakan mengontrol

kebutuhan

nyeri yang telah digunakan

Melaporkan gejala pada tenaga

4. Berikan informasi tentang


nyeri seperti penyebab, berapa

kesehatan
Mengenali gejala-gejala nyeri

lama terjadi, dan tindakan

Mencatat pengalaman tentang

pencegahan

nyeri sebelumnya
Melaporkan nyeri yang sudah
terkontrol
Keterangan penilaian NOC:

5. Berikan analgetik sesuai


anjuran
6. Beritahu dokter jika tindakan
berhasil atau terjadi keluhan

1. Tidak dilakukan sama sekali


2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan

3. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan
Ketidakmampuan
dalam
memasukkan/menc
erna makanan

Setelah dilakukan asuhan

Nutrition management (1100)

keperawatan selama ... x 24 jam

1. Kaji adanya alergi makanan

diharapkan nafsu makan klien

2. Anjurkan pasien untuk

normal lagi dengan kriteria

meningkatkan intake Fe

hasil:

3. Berikan substansi gula

Nutritional status (1004)

4. Berikan makanan yang

Stamina,Tenaga

terpilih( sudah

Kekuatan menggenggam

dikonsultasikan dengan ahli

Penyembuhan jaringan

gizi)

karena faktor

Daya tahan tubuh

biologi

Tidak ada penurunan BB yg


berlebih

5. Ajarkan pasien bagaimana


membuat catatan makanan
harian

Keterangan penilaian NOC:


1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
Setelah dilakukan asuhan
4.

keperawatan selama 3 x 24 jam


10

Fluid Management
1. Pertahankan catatan intake

diharapkan klien dapat tidak ada


resiko kekurangan volume
cairan dengan kriteria hasil:
Mempertahankan urin output
sesuai dengan usia dan BB

output urin yang di buat


2.

Monitor

adanya

status

dehidrasi
3. Monitor hasil lab. yang sesuai
dengan retensi cairan

TTV dalam batas normal

4. Monitor TTV

Elastisitas turgor kulit normal

5. Kolaborasi pemberian cairan

Tidak ada tanda-tanda


dehidrasi
Membran mukosa lembab
Tidak ada rasa haus berlebihan
Keterangan penilaian NOC:
1. Tidak dilakukan sama sekali
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan

11

atau makanan/ infus


6. Monitor status nutrisi
7. Dorong masukan oral

Você também pode gostar