Você está na página 1de 6

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri
atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri ( Keliat, 1998).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative, dapat secara langsung atau tidak langsung di
ekspresikan.
Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia
meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat
berbuat apa apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak
disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri
negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan
kesempatan yang dihadapinya. Akan ada dua pihak yang bisa disalahkannya,
entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang
lain (Rini, J.F, 2002).
Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini :
a.

Citra tubuh (Body Image)


Citra tubuh (Body Image) adalah kumpulan dari sikap individu yang
disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa
lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan
potensi. Yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan

b.

pengalaman yang baru (Stuart & Sundeen, 1998).


Ideal Diri (Self Ideal)
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku
sesuai dengan standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu (Stuart
& Sundeen, 1998). Sering juga disebut bahwa ideal diri sama dengan cita
cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri.

c.

Identitas Diri (Self Identifity)


Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang
bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan
keunikkan individu (Stuart & Sundeen, 1998). Pembentukan identitas
dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi

d.

merupakan tugas utama pada masa remaja


Peran Diri (Self Role)
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran
yang diterapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan.
Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu

e.

(Stuart & Sundeen, 1998).


Harga Diri (Self Esteem)
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal
diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam
penerimaan diri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan,
tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga (Stuart &
Sundeen, 1998.

2.2 Etiologi
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang
tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system
pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang
negatif, difungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan
awal (Townsend, M.C. 1998 : 366).
Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif adalah
keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu
ketidakmampuan dalam mengalami stessor internal atau lingkungan dengan
adekuat karena ketidakkuatan sumber-sumber (fisik, psikologi, perilaku atau
kognitif).

Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998 : 312) koping individu tidak


efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan
masalah seseorang dalam memenuhi tuntutan kehidupan dan peran. Adapun
Penyebab Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah, yaitu :
a. Factor Presdisposisi
Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua,
penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Factor Presipitasi
Factor Presipitasi Terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehillangan
bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau
produktifitas yang menurun.
2.3 Proses Terjadinya Harga Diri Rendah
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal
yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai
dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam
penerimaan

diri

sendiri

tanpa

syarat,

walaupun

melakukan

kesalahan,kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seorang yang


penting dan berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.Umumnya
disertai oleh evalauasi diri yang negative membenci diri sendiri dan menolak
diri sendiri. Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, dll. Pada pasien yang
dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak

tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak


menghargai.
b. Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berpikir yang negative.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negative terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini
dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien
gangguan jiwa.
2.4 Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah
a. Mengejek dan mengkritik diri
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum dan menolak diri sendiri
c. Mengalami gejala fisik, missal : tekanan darah tinggi
d. Menunda keputusan
e. Sulit bergaul
f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga, halusinasi
h. Merusak diri : harga diri rendah menyokong pasien untuk mengakhirinya
hidup
i. Merusak/melukai orang lain
j. Perasaan tidak mampu
k. Pandangan hidup yang pesimistis
l. Tidak menerima pujian
m. Penurunan produktivitas
n. Penolakan terhadap kemampuan diri
o. Kurang memerhatikan perawatan diri
p. Berpakaian tidak rapih
q. Berkurang selera makan
r. Tidak berani menatap lawan bicara
s. Lebih banyak menunduk
t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.
2.5 Mekanisme Koping
Menurut Keliat (1998), mekanisme koping pada klien dengan gangguan
konsep diri dibagi dua yaitu:
a. Koping jangka pendek

1) Aktivitas yang memberikan kesempatan lari sementara dari krisis,


misalnya : pemakaian obat, ikut musik rok, balap motor, olah raga berat
dan obsesi nonton televisi.
2) Aktivitas yang memberi kesempatan mengganti identitas, misalnya: ikut
kelompok tertentu untuk mendapat identitas yang sudah dimiliki
kelompok, memiliki kelompok tertentu, atau pengikut kelompok
tertentu.
3) Aktivitas yang memberi kekuatan atau dukungan sementara terhadap
konsep diri atau identitas diri yang kabur, misalnya: aktivitas yang
kompetitif, olah raga, prestasi akademik, kelompok anak muda.
4) Aktivitas yang memberi arti dari kehidupan, misalnya: penjelasan
tentang keisengan akan menurunnya kegairahan dan tidak berarti pada
diri sendiri dan orang lain.
b. Koping jangka panjang
Semua koping jangka pendek dapat berkembang menjadi koping
jangka panjang. Penyelesaian positif akan menghasilkan ego identitas dan
Keunikan individu.
Identitas negatif merupakan rintangan terhadap nilai dan harapan
masyarakat. Remaja mungkin menjadi anti sosial, ini dapat disebabkan
karena ia tidak mungkin mendapatkan identitas yang positif. Mungkin
remaja ini mengatakan saya mungkin lebih baik menjadi anak tidak baik.
Individu dengan gangguan konsep diri pada usia lanjut dapat
menggunakan ego-oriented reaction (mekanisme pertahanan diri) yang
bervariasi untuk melindungi diri. Macam mekanisme koping yang sering
digunakan adalah : fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi.Dalam keadaan yang
semakin berat dapat terjadi deviasi perilaku dan kegagalan penyesuaian
sebagai berikut: psikosis, neurosis, obesitas, anoreksia, nervosa, bunuh diri
criminal, persetubuhan dengan siapa saja, kenakalan, penganiayaan.

Asuhan Keperawatan Spiritual Pada Klien dengan Harga Diri Rendah


A. Diagnosa keperawatan: Harga Diri Rendah Situasional.

B. Intervensi:
1. Bantu klien untuk dapat mengungkapkan penyebab dari rasa minder klien.
R/ Mengetahui penyebab dari rasa minder klien.
2. Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama
R/ Untuk melihat sejauh mana ketaatan klien beragam
3. Tanyakan mengenai konsep ketuhanan klien
R/ Untuk melihat konsep ketuhanan yang dianut klien.
4. Kaji sumber-sumber harapan dan kekuatan pasien
R/ Untuk melihat sumber-sumber harapan dan kekuatan pasien
5. Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritiual dan kesehatan
R/ Untuk melihat pandangan klien tentang hubungan spiritual dan kesehatan
6. Berikan privasi dan waktu bagi pasien untuk mengamati praktik keagamaan.
R/ Untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan
spiritual klien.
7. Kolaborasi dengan pemuka agama
R/ Untuk membantu klien dalam meningkatkan kebutuhan spiritual.
C. Implementasi:
Implementasi sesuai dengan perencannaan yang telah di buat.
D. Evaluasi:
Menunjukkan kesejahteraan spiritual:
Berarti dalam hidup
Pandangan tentang spiritual
Ketentraman, kasih sayang dan ampunan
Berdoa atau beribadah
Berinteraksi dengan pembimbing ibadah
Keterkaitan dengan orang lain, untuk berbagi pikiran, perasaan dan
kenyataan

Você também pode gostar