Você está na página 1de 6

ABNORMAL UTERINE BLEEDING

A. Definisi
Perdarahan uterus abnormal (abnormal uterine bleeding) dapat
terjadi secara akut maupun kronik dan dapat didefinisikan sebagai
perdarahan

yang

berasal

dari

korpus

uterus

yang

memiliki

regularitas, volume, frekuensi, atau durasi yang abnormal dan


terjadi tanpa adanya kehamilan. PUA akut merupakan suatu episode
perdarahan yang terjadi dengan perdarahan yang sangat berat
sehingga membutuhkan penanganan segera untuk membatasi
kehilangan darah yang lebih lanjut. PUA akut dapat terjadi secara
spontan atau dalam konteks PUA kronik (perdarahan uterus
abnormal yang terjadi dalam kurun waktu 6 bulan). Beberapa
terminologi tradisional sering digunakan untuk membantu dalam
mendeskripsikan masalah perdarahan ini. Terminologi tersebut
terdiri dari :

Menorrhagia perdarahan uterus yang memanjang (> 7 hari) atau berlebihan (>

80 ml per hari) dan terjadi pada interval yang regular.


Metrorrhagia perdarahan uterus yang terjadi pada interval yang tidak regular

dan lebih sering terjadi dibandingkan interval yang normal.


Menometrorrhagia perdarahan uterus yang memanjang dan berlebihan yang
terjadi pada interval yang tidak regular dan lebih sering terjadi dibandingkan

interval yang normal.


Amenorrhea tidak terjadinya perdarahan uterus selama 6 bulan atau lebih.

Tetapi banyak ahli yang berpendapat bahwa terminologi ini memiliki kegunaan dan
pengertian yang ambigu dan sulit untuk dimengerti oleh pasien, sehingga terminologi
ini sudah tidak digunakan dan digantikan dengan terminologi yang lebih simpel dan
lebih dapat dimengerti oleh pasien serta dapat diartikan kedalam beberapa bahasa,
terminologi serta klasifikasi dari gejala perdarahan uterus abnormal terdiri dari :

Gangguan dari regularitas


Irregular menstrual bleeding (IrregMB) : perdarahan > 20 hari
dari panjang siklus dari setiap individu selama satu tahun.

Absent menstrual bleeding (amenorrhea) : tidak terjadinya

perdarahan dalam periode 90 hari.


Gangguan dari frekuensi
Infrequent menstrual bleeding (oligomenorrhea) : satu atau
dua episode perdarahan dalam periode 90 hari.
Frequent menstrual bleeding : lebih dari

episode

perdarahan dalam periode 90 hari


Gangguan dari jumlah perdarahan
Heavy menstrual bleeding (HMB) : kehilangan perdarahan
menstruasi

yang

berlebihan

yang

mempengaruhi

fisik,

emosional, sosial serta materi kualitas hidup dari seorang


wanita yang dapat terjadi sendiri atau diikuti dengan gejala
lainnya. Hal ini merupakan presentasi tersering dari PUA.
Heavy and Prolonged menstrual bleeding (HPMB) : jarang
terjadi dibandingkan HMB. Hal ini penting untuk dibedakan
dengan HMB karena kedua hal ini memiliki etiologi yang
berbeda dengan respon terhadap terapi berbeda.
Light menstrual bleeding : bergantung dari keluhan pasien,

jarang berhubungan dengan patologi.


Gangguan dari durasi
Prolonged menstrual bleeding : periode menstruasi yang
melebihi durasi 8 hari dari siklus normal, hal ini biasa disertai
dengan heavy menstrual bleeding
Shortened menstrual bleeding : jarang terjadi, didefinisikan

sebagai perdarahan yang tidak lebih dari dua hari.


Irregular menstrual bleeding
Episode perdarahan yang irregular, biasa dengan volume sedikit
dan waktu yang singkat, terjadi diantara dua periode menstruasi
yang normal. Kebanyakan terjadi berhubungan dengan lesi
strukturan yang jinak maupun ganas, bisa terjadi selama atau

setelah behubungan seksual.


Bleeding outside reproductive age
Postmenopausal bleeding (PMB) : perdarahan yang terjadi >
1 tahun setelah menopause
Precocious menstruation : biasa berhubungan dengan gejala

lain dari precocious puberty, terjadi disekitar usia 9 tahun.


Akut PUA

Suatu episode perdarahan yang terjadi pada wanita usia


reproduksi yang tidak sedang hamil, sebagai akibat dari
perdarahannya membutuhkan suatu penanganan yang segera

untuk mencegah kehilangan darah yang lebih lanjut.


Kronik PUA
Perdarahan dari korpus uterus yang memiliki durasi, volume,
dan/atau frekuensi yang abnormal dan telah terjadi selam

minimal 6 bulan.
Pola perdarahan

Untuk

membantu

menentukan mengenai

masalah

menstruasi

tersebut, maka harus diberi batasan terlebih dahulu mengenai


frekuensi, regularitas, serta durasi dari menstruasi yang normal.

Frekuensi menstruasi (hari)


Sering
: < 24 hari
Normal
: 24 - 38 hari
Jarang
: > 38 hari
Regularitas menstruasi, variasi dari siklus ke siklus selama 12
bulan

(hari)
Absen
: tidak ada perdarahan
Regular
: variasi 2 - 20 hari
Irregular : variasi > 20 hari
Durasi dari menstruasi (hari)
Memanjang
: > 8 hari
Normal
: 4 8 hari
Memendek
: < 4hari

B. Patofisiologi
C. Etiologi
Menurut FIGO (Federation of Gynecology and Obstetrics) 2011
memiliki

PALM-COEIN

mengklasifikasikan
sembilan

kategori.

Classification

penyebab
Komponen

dari
dari

System,

perdarahan
kelompok

yaitu
uterus
PALM

untuk
menjadi

dapat

di

identifikasi secara visual. Sedangkan pada kelompok COEI tidak


memiliki hubungan dengan masalah struktural. Pada grup N, hingga
sekarang tidak dapat diklasifikasikan. Komponen dari PALM-COEIN
terdiri

dari

polip,

adenomiosis,

leiomyoma,

malignansi,

coagulopathy, ovulatory disorders, endometrium, iatrogenic, dan


not classified.
Polip (AUB-P)
Polip endometrium
berhubungan

merupakan

dengan

gejala

kondisi

PUA.

ginekologi

Perdarahan

yang

abnormal

pervaginam merupakan gejala yang paling sering terjadi pada


polip endometrium. Polip dapat dikategorikan sebagai ada atau
tidak ada dalam system klasifikasi dasar. Pendekatan diagnosis
primer

dengan

menggunakan

noninvasive

transvaginal

ultrasonography (TVUS), dengan atau tanpa gambaran 3D dan


kontras. Teknik gambaran lain yang dapat digunakan, seperti
saline infusion sonography dan hysterescopic imaging dengan
atau tanpa histopathology dapat dikerjakan. Hysteroscopic
resection harus digunakan untuk histopathology.
Pada kategori ini sangat memungkinkan untuk membuat
subklasifikasi berdasarkan ukuran, lokasi, jumlah, morfologi, dan
histologi.

Sangat

appearing

penting

endometrium

untuk

dari

menyingkirkan

kategori

ini,

polypoid-

karena

hal

ini

merupakan suatu variasi yang normal.


Adenomosis (AUB-A)
Sekitar 70% dari pasien dengan adenomiosis mengeluhkan
gejala

PUA,

30%

mengeluhkan

dismenorea,

dan

19%

mengeluhkan keduanya. Secara tradisional, diagnosis dapat


ditegakan secara histophatology setelah hysterectomy; tetapi
adenomyosis
ultrasound

secara

dan

MRI.

adekuat
Karena

dapat
adanya

terdeteksi

dengan

keterbatasan

untuk

mendapatkan MRI, maka telah ditetapkan dalam menegakan


diagnosis, minimal dapat digunakan ultrasound.
Leiomyoma (AUB-L)
Uterine fibroid adalah tumor jinak tersering yang terjadi di
traktus genitalia wanita. Usia merupakan faktor resiko tersering
dan usia yang paling beresiko adalah usia 45 tahun. Ras juga
berkontribusi sebagai faktor resiko. Faktor lain yang juga terlibat
adalah

nullipara,

memanjang.

merokok,

Uterine

fibroid

dan
dapat

siklus

menstruasi

meningkatkan

yang

kejadian

infertilitas tetapi tergantung dari lokasi, yang mana submukosa


meningkatkan resiko infertilitas dan PUA. Klasifikasi primer dari
leiomyoma dapat merefleksikan ada atau tidaknya satu atau
lebih leiomyoma tanpa memperhatikan lokasi, jumlah dan
ukuran.
Fibroid berasal dari 1 sel tunggal (monoclonal origin); uterine
fibroid yang paling beresiko untuk terjadi PUA adalah lesi
submukosa.
Malignancy (AUB-M)
Gejala primer dari neoplasia endometrium adalah perdarahan
uterus abnormal, yang membutuhkan biopsy endometrium
untuk

menyingkirkan

karsinoma

endometrium,

merupakan

kegananasan ginekologi tersering di US. Sekitar 70% wanita


postmenopausal dengan PUA akan terdiagnosis dengan tumor
jinak, 15% dengan hyperplasia, dan 15% untuk endometrium
karsinoma.
Meskipun kejadian karsinoma endometrium rendah pada wanita
usia reproduksi, tetapi evaluasi endometrium tetap harus
dilakukan pada wanita dengan resiko tinggi, seperi wanita
dengan anovulasi kronik, obesitas, Lynch syndrome, atau
diabetes mellitus.
Ada dua subtipe dari karsinoma endometrium, tipe 1 estrogen
related dan tipe 2 nonestrogen related (misal papillary serous
dan clear cell). Tipe 1 biasa berhubungan dengan stimulasi
estrogen secara terus-menerus di endometrium. Progesterone
dapat menghambat estrogen yang memicu proliferasi dan
hyperplasia dengan menyebabkan aktivitas sekresi dari kelenjar
dan transformasi desidual dari fibroblast stroma. Sel sekretori ini
akan luruh selama withdrawal bleeding. Kontrasepsi hormonal,
kombinasi atau hanya progestin dapat mengurangi resiko
karsinoma endometrium.
WHO telah mengklasifikasikan hyperplasia endometrium menjadi
empat, yaitu simple, kompleks, simple atypical hyperplasia, atau
complex atypical hyperplasia. Hiperplasia endometrium beresiko
untuk menjadi karsinoma endometrium.

Coagulopathies (AUB-C)
13% dari wanita dengan heavy menstrual bleeding memiliki
masalah dari hemeostasis. Tes untuk coagulopati harus tetap
dilaksanakan selama pemeriksaan dan riwayat harus mencakup
pertanyaan simpel untuk mencari tahu masalah dari hemostasis.
Ovulatory dysfunction (AUB-O)
Pasien dari kategori ini biasa datang dengan menstruasi yang
tidak dapat diprediksi dan aliran darah yang bervariasi dan
kebanyakan berhubungan dengan endocrinopathies, seperti
PCOS atau hipotiroidisme.
Endometrial causes (AUB-E)
Kebanyakan pasien dengan kategori ini memiliki siklus yang
regular, ovulasi yang normal, dan tidak diketahui dengan pasti
penyebab PUA. Pada kasus ini, pasien sering datang dengan
HMB,

yang

mengindikasikan

masalah

dari

hemostasis

endometrium. Pasien lainnya bisa datang dengan IMB, yang


dapat merupakan kejadian sekunder dari inflamasi, infeksi, atau
respon inflamasi abnormal.
Iatrogenic (AUB-I)
Kategori ini berhubungan dengan PUA akibat pemakasian IUD
atau exogenous gonadal steroid dan golongan sistemik lainnya
yang dapat mempengaruhi coagulase dan ovulasi.
Not yet classified (AUB-N)
Kategori ini berhubungan dengan berbagai macam penyebab
yang tidak dapat dipastikan dengan jelas atau tidak dapat
diperiksa dengan baik, misalarteriovenous malformation dan
hipertrofi myometrium.
D. Manifestasi Klinik
E. Diagnosis
F. Tatalaksana

Você também pode gostar