Você está na página 1de 27

Juvenile Idiopatic Arthritis

Pembimbing: dr. Karmila, Sp.A


Penyusun: Riezky Pratama E.P., S.Ked

Identifikasi
Nama

: M.T.I
Umur
: 12 tahun 2 bulan
Jenis Kelamin: Laki-laki
Nama Ayah
: M.H
Nama Ibu
:R
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Lorong rawas, Ogan Komering Ilir.
Dikirim Oleh: IGD
MRS Tanggal
: 17-09-2014 / 20.52 WIB

Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri di Sendi Lutut
RPP:

+ Sejak 14 hari SMRS, penderita mengeluh nyeri di sendi


lutut (+) pada pagi hari. Penderita sulit untuk berdiri dan
berjalan, kaku (-), bengkak (-), demam (-), kejang (-),
sesak nafas (-), sesak tidak dipengaruhi cuaca, aktifitas,
dan posisi. Penderita dibawa berobat ke klinik, diperiksa
dokter umum dikatakan sakit rematik, diberi obat tablet,
nyeri sendi berkurang.
+ Sejak 7 hari SMRS, penderita kembali mengeluh nyeri
sendi lutut (+) dan di pergelangan tangan. Penderita sulit
untuk berdiri dan menggenggam sesuatu, bengkak sendi
(-), kemerahan pada sendi (+) teraba hangat (+), demam
(+) tidak terlalu tinggi, sesak nafas (+). Penderita dibawa
ke IGD RSMH dan dilakukan cek darah. Setelah hasil darah
keluar, penderita disarankan untuk dirawat inap (MRS).

Anamnesis (cont.)
Riwayat Penyakit Dahulu: (-)
Riwayat Penyakit dalam Keluarga: (-)
Riwayat Kehamilan Ibu dan Kelahiran Anak:
Masa Kehamilan
: Aterm
Partus
: Spontan Pervaginam
Tempat
Ditolong
Tanggal
BB Lahir
PB Lahir

: Klinik Bidan
Oleh
: Bidan
: 28 Juni 2002
:?
:?

Anamnesis (cont.)
Riwayat Makanan
ASI

: 0 bulan 3 bulan
PASI
: 3 bulan sekarang
Bubur : 6 bulan 1 tahun
Nasi Biasa
: 1 tahun - sekarang
Pertumbuhan dan Perkembangan
Tengkurap

: 4 bulan
Duduk : 8 bulan
Merangkak
: 10 bulan
Berdiri : 12 bulan
Berjalan
: 14 bulan
Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga : Menengah ke

bawah

Anamnesis (cont.)
Vaksinasi
BCG
DPT 1, DPT 2, DPT 3
Polio 1, Polio 2, Polio 3
Hepatitis B1
Campak

Status Gizi
BB: 34 kg
PB: 144 cm
BB/U: 34/41 x 100% = 83%
PB/U: 144/149 x 100% = 96%
BB/PB: 34/36 x 100% = 94%
Kesan: Gizi baik

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Keadaan umum
Kesadaran

: Tampak Sakit Sedang


: Compos Mentis
TD
: 100/60 mmHg
Nadi
: 92 x/menit, reguler, isi dan
tegangan cukup
RR
: 24 x/menit
Suhu
: 36,5C

Pemeriksaan Fisik (cont.)


Keadaan Spesifik
Kepala : NCH -/-, CA -/-, SI -/Leher
: KGB tidak teraba
Thorax : simetris, retraksi (-)
Cor

: BJ I-II normal, Murmur (-), Gallop (-)


Pulmo : Ves +/+ normal, Wh -/-, Rh -/Abdomen
: Datar, lemas, H/L ttb, nyeri
tekan epigastrium (-), cubitan kulit perut
kembali cepat, BU (+) normal.
Ekstremitas: Akral hangat, bengkak pada
persendian (-) CRT < 2

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hb

14,7 g/dl

Eritrosit

4.471.000/mm
3

Leukosit

18.100/mm3

Hematokrit

35%

Trombosit

576.000/uL

LED

5 mm/jam

Diff Count

0/5/0/59/23/12

C3

101

C4

22

Tes ANA

(+)

CRP

<5

Diagnosis
Diagnosis Banding
Juvenile Idiopathic Arthritis

Diagnosis Kerja
Juvenile Idiopathic Arthritis

Penatalaksanaan
Asetil Salisilat 4 x 625 mg (4x 1 tab)
Antasida syr 4x1 cth
Paracetamol (10mg/kgBB/pemberian) = 350

mg, 3 kali sehari bila nyeri

Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam

Juvenile Idiopathic Arthrits


Definisi
Menurut International League of Associations for

Rheumatology (ILAR), Juvenile Idiopathic Arthritis


adalah peradangan pada sendi yang tidak diketahui
penyebabnya yang terjadi sebelum usia 16 tahun dan
menetap selama 6 minggu tanpa disertai gejala
penyerta lain.
Epidemiologi
Prevalensi berkisar 1/1000
Pada anak usia < 16 tahun, dengan frekuensi tersering

pada usia 1-3 tahun


Dapat menetap hingga dewasa -> meningkatkan
morbiditas

Juvenile Idiopathic Arthrits


Etiologi
Belum Diketahui
Faktor Penyebab: Infeksi, imunitas, stress, virus, dan

pola respon pejamu terhadap faktor penyebab

Patofisiologi
Hipereaktifitas yang berhubungan dengan HLA dan

faktor pencetus lingkungan.


Sistem imun tidak bisa membedakan antigen diri.
Antigen adalah sinovial persendian. Hal ini terjadi
karena genetik, kelainan sel T supresor, reaksi silang
antigen, atau perubahan struktur antigen diri. Peranan
sel T dimungkinkan karena adanya HLA tertentu. HLADR4 menyebabkan tipe poliartikuler, HLA-DR5 dan
HLA-DR8, HLA-B27 menyebabkan pauciartikuler. Virus
dianggap sebagai penyebab terjadinya perubahan
struktur antigen diri ini.

Juvenile Idiopathic Arthrits


Klasifikasi
Sistemik
lebih sering dijumpai pada kelompok umur dibawah 4

tahun
terjadi pada 10% dari semua anak dengan JIA
Laki-laki : Perempuan = 1:1
Terdapat demam tinggi, ruam, anoreksia, nyeri otot,
hepatosplenomegali.
Arthritis dapat terus berlangsung beberapa minggu
atau bulan. Sendi yang sering terkena adalah lutut dan
pergelangan kaki. Temporomandibula dan jari-jari
tangan dapat terkena tetapi jarang.

Juvenile Idiopathic Arthrits


Klasifikasi (cont.)
Oligoarthritis
Mengenai 4 sendi atau kurang.
Sering ditemukan mengenai sendi besar, paling banyak mengenai lutut,

pergelangan kaki, siku. Jarang terjadi pada sendi-sendi kecil, jari tangan, sendi ibu
jari.
Sering dengan komplikasi uveitis kronik, unilateral atau bilateral. Dari beberapa
kasus merupakan kelompok arthritis psoriatic atau ankilosing spondilitis.
Terbagi subtipe:
Persisten : arthritis yang tidak bertambah meskipun telah lebih 6 bulan
Eksten : arthritis yang semakin meluas setelah 6 bualn
Poliarthritis
Mengenai 4 sendi atau kurang.
Insidennya sekitar 30-40% dari JIA, 75% menyerang perempuan.
Lebih banyak menyerang perempuan umur 12-16 tahun, biasanya disertai gejala

sistemik yang ringan.


Terdapat kelemahan, demam, penurunan berat badan, dan anemia. Uveitis sangat
jarang.
Artritisnya bersifat simetris, baik pada sendi kecil maupun besar

Juvenile Idiopathic Arthrits


Gejala Klinis
Nyeri pada persendian (arthritis)
Sendi yang terkena teraba hangat dan biasanya tidak

terlihat eritema
Gerakan sendi yang terbatas, nyeri atau sakit pada
pergerakan dan panas.
Pada anak kecil yang lebih jelas adalah kekakuan
sendi pada pergerakan terutama pada pagi hari.
Gejala konstitusional yang dapat muncul antara lain
anoreksia, penurunan berat badan, gejala
gastrointestinal dan gagal tumbuh.
Kelelahan(fatigue)dapat muncul pada tipe poliartritis
dan sistemik, ditandai dengan peningkatan kebutuhan
tidur, merasa lemas dan iritabilitas.

Juvenile Idiopathic Arthrits


Diagnosis
Diagnosis terutama berdasarkan klinis. Sering terjadi pada umur

1-3 tahun. Keluhan utama berupa nyeri ekstremitas. Gejala klinis


lain yang menyokong kecurigaan kearah JIA yaitu kekakuan sendi
pada pagi hari, ruam rematoid, demam intermiten, perikarditis,
uveitis kronik, spondilitis servikal, nodul rematoid, tenosinovitis.
Pemeriksaan Laboratorium. Biasanya didapatkan anemia ringan.
Leukositosis yang didominasi neutrofil. Trombositopenia pada
poliarthritis dan sistemik. Peningkatan LED dan CRP,
Gammaglobulin. Rheumatoid Factor yang sering pada tipe
poliarthritis. Anti-Nuclear Antibody sering pada oligoarthritis
dengan komplikasi uveitis.
Pemeriksaan Radiologi. Biasanya ditemukan pembengkakan
jaringan lunak sekitar sendi, dan pelebaran ruang sendi.

Juvenile Idiopathic Arthrits


Prognosis
Faktor merupakan indikator prognosis buruk:
Tipe sistemuk yang aktif pada 6 bulan pertama
Poliarthritis
Perempuan
Faktor reumatoid positif
Kaku sendi yang persisten
Tenosinovitis
Nodul subkutan
Tes ANA (+)
Arthritis pada jari tangan dan kaki pada awal penyakit
Erosi yang progresif
Pausiartikuler tipe eksten

Juvenile Idiopathic Arthrits


Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan: mengontrol nyeri, menjaga kekuatan dan

fungsi otot serta rentang gerakan(range of motion), mengatasi


komplikasi sistemik, memfasilitasi perkembangan dan
pertumbuhan yang normal.
Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid : efek antipiretik, analgesik dan
antiinflamasi serta aman untuk penggunaan jangka panjang
pada anak. Obat ini menghambat sintesis prostaglandin.
Naproksen 15-20 mg/kgBB/hari atau Ibuprofen 35
mg/kgBB/hari, dibagi dalam 3-4 dosis
Asetil Salisilat (Aspirin) 75-90 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis
Analgetik :
Paracetamol (Acetaminofen) 10-15 mg/kgBB/pemberian
Kortikosteroid: Kortikosteroid diberikan bila terdapat gejala
penyakit sistemik, uveitis kronik, atau untuk suntikan
intraartikular
Prednison 0,25-1 mg/kgBB/hari dosis tunggal (maksimum 40
mg)

Juvenile Idiopathic Arthrits


Penatalaksaan (cont.)
Fisioterapi untuk mengontrol nyeri, dengan cara

pemasangan bidai, terapi panas


dingin,hidroterapi, dan TENS. Hidroterapi
pemanasan dengan air pada suhu 96 F sangat
membantu mengurangi nyeri. Fisioterapi juga
bermanfaat untuk memperbaiki fungsi sendi
dengan melakukan peregangan otot. Latihan
aktif, dengan atau tanpa beban sangat
membantu menambah massa otot. Fisioterapi
juga berguna untuk mepertahankan fungsi gerak
sendi serta mepertahankan pertumbuhan normal.

Kesimpulan
Pada Pasien ini, didapatkan data yang

mendukung tegaknya diagnosis Juvenil


Idiopathic Arthritis:
Usia 12 tahun 2 bulan ( < 16 tahun)
Adanya gejala-gejala nyeri pada sendi, kekakuan

pada sendi, demam, kemerahan pada sendi dan


teraba hangat, gerakan yang terbatas.
Pada pasien ini mengalami JIA tipe

Oligoarthritis Karena didapatkan gejala:


Mengalami nyeri pada 4 sendi yaitu sendi lutut

dan sendi siku kanan dan kiri

Kesimpulan
Dalam dasar menegakkan diagnosis, ditemukan hasil
Gejala klinis berupa adanya arthritis pada 4 sendi, mengalami

kekakuan pada sendi dan gerakan yang terbatas.


Meningkatnya kada leukosit dan tes ANA (+)
Pada pasien ini, penatalaksanaannya diberikan obat-

obatan :
Asetil Salisilat dengan dosis 75-90 mg/kgBB/hari dalam 3-4

dosis
= 2625 mg/hari dibagi dalam 4 dosis = 625 mg/pemberian
Antasida syr 4 x 1 cth yang berfungsi untuk melindungi
lambung dari efek samping dari Asetil Salisilat
Parasetamol dengan dosis 10-15 mg/kgBB/pemberian. Pada
pasien ini = 350 525 mg/pemberian, diberikan 350
mg/pemberian, 3x/hari

Kriteria diagnosis menurut American Colege of

Rheumatology (ACR):
Usia penderita kurang dari 16 tahun
Arthritis pada satu sendi atau lebih (ditandai

pembengkakan/efusi sendi atau terdapat 2/lebih


gejala: kekakuan sendi, nyeri/sakit pada
pergerakan, suhu daerah sendi naik)
Lama sakit lebih dari 6 minggu
Tipe awitan penyakit dalam masa 6 bulan terdiri
dari:
Poli arthritis (5 sendi atau lebih)
Oligoarthritis (4 sendi atau kurang)
Penyakit sistemik dengan arthritis atau demam intermitten

Kesimpulan
Pada pasien ini, prognosisnya : Dubia ad Bonam
Faktor merupakan indikator prognosis buruk:
Tipe sistemuk yang aktif pada 6 bulan pertama
Poliarthritis
Perempuan
Faktor reumatoid positif
Kaku sendi yang persisten
Tenosinovitis
Nodul subkutan
Tes ANA (+)
Arthritis pada jari tangan dan kaki pada awal penyakit
Erosi yang progresif
Pausiartikuler tipe eksten

Terima Kasih

Você também pode gostar