Você está na página 1de 16

MakalaH Tentang Abrasi

PENDAHULUAN
Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi pantai. Abrasi pantai ini
terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Masalah ini harus segera diatasi karena dapat
mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia.
Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin menyempit, tapi
bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Seperti kita ketahui, negara
kita Indonesia sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari
mancanegara berdatangan ke Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang sangat indah.
Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan yang datang untuk
mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi perekonomian di
Indonesia karena secara otomatis devisa negara dari sektor pariwisata akan mengalami
penurunan. Selain itu, sarana pariwisata seperti hotel, restoran, dan juga kafe-kafe yang terdapat
di areal pantai juga akan mengalami kerusakan yang akan mengakibatkan kerugian material yang
tidak sedikit. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut.
Banyak penduduk yang akan kehilangan tempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak
dari abrasi.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat berbahaya. Untuk
itu kami akan mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai apa itu abrasi, penyebab abrasi, dan

bagaimana solusi untuk menanggulanginya. Kami harap apa yang akan kami sampaikan ini dapat
memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai abrasi dan menambah rasa kepedulian
masyarakat pada lingkungannya.

PENGERTIAN ABRASI
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan
ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini
disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global.

PENYEBAB ABRASI
Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya
lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan
global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita ketahui,pemanasan global terjadi karena
gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor
menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga
panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di
permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub
mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami
peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami
penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang terjadi di daerah pesisir pantai wilayah

kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10
meter pertahun dan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari
10 kecamatan yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan
Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini karena di wilayah kecamatan
Centigi kawasan hutan mangrove yang ada masih mampu melindungi kawasan pantai dari abrasi.
Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes dan Cibuaya Kabupaten
Karawang. Meskipun abrasi pantai dinilai belum pada kondisi yang membahayakan keselamatan
warga setempat, namun bila hal itu dibiarkan berlangsung, dikhawatirkan dapat menghambat
pengembangan potensi kelautan di kabupaten Karawang secara keseluruhan, baik pengembangan
hasil produksi perikanan maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya.
Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan kabupaten Karawang merupakan contoh
kasus abrasi yang terjadi di Indonesia. Selain di kedua tempat tadi, masih banyak daerah lain
yang juga mengalami abrasi dengan tingkat yang tergolong parah. Apabila hal ini tidak
ditindaklanjuti secara serius, maka dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama beberapa pulau
yang permukaannya rendah akan tenggelam.Selain abrasi, masalah yang terjadi di daerah pesisir
pantai adalah masalah pencemaran lingkungan pantai. Beberapa pantai mengalami pencemaran
yang cukup parah seperti kasus yang terjadi di daerah Balikpapan, dimana pada tahun 2004
tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan kerak minyak atau sludge berwarna hitam yang mirip
dengan gumpalan aspal tersebut beratnya diperkirakan mencapai 300 ton. Contoh lain adalah
kasus yang terjadi di sekitar teluk Jakarta. Berbagai jenis limbah dan ribuan ton sampah yang
mengalir melalui 13 kali di Jakarta berdampak pada kerusakan Pantai Taman Nasional
Kepulauan Seribu. Pada tahun 2006, kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman nasional itu

diperkirakan mencapai 75 kilometer. Tahun lalu saja telah terjadi kerusakan serius sepanjang 40
kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), Kali Sunter, dan Kali Pesanggrahan
merupakan penyumbang pencemaran terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali Ciliwung, BKB,
dan Kali Sunter mengalirkan sampah yang berton-ton banyaknya. Sampah berbagai jenis itu
mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Kondisi ini
memerlukan penanganan segera. Terkait dengan itu, pencemaran teluk Jakarta harus segera
diatasi, terutama dengan melakukan pengurangan limbah sampah di sungai.
Pencemaran yang terjadi di pesisir pantai merupakan sesuatu yang sangat merugikan bagi
manusia. Selain itu, sebagian besar objek wisata di Indonesia merupakan wisata pantai.
Keindahan panorama pantai membuat wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia.
Hal ini seharusnya membuat pemerintah lebih mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai,
karena apabila keadaan pantai tidak bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan tidak akan mau lagi
mengunjungi pantai di Indonesia yang akibatnya dapat mengurangi devisa negara.
Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang ada disana. Biota yang
hidup di daerah pantai seperti terumbu karang dan ikan-ikan kecil akan mati bila tingkat
pencemarannya tinggi. Untuk itu diperlukan upaya dari pemerintah maupun masyarakat untuk
menjaga keindahan dan keasrian pantai.

PENYELESAIAN
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi
masalah abrasi dan pencemaran pantai ini. Untuk mengatasi masalah abrasi di Indonesia ini
pemerintah secara bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak serta penghijauan

hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena abrasi tersebut. Dalam mengatasi masalah abrasi
ini, tentu ada saja hambatan-hambatan dan juga kesulitan-kesulitan yanag akan dihadapi,
misalnya dalam pembangunan alat pemecah ombak ini diperlukan biaya yang sangat mahal dan
juga wilayah tempat pembangunannya sangat luas, sehingga untuk membangun alat ini di
seluruh pantai yang terkena abrasi akan memerlukan waktu yang sangat lama dan juga biaya
yang sangat mahal. Upaya penanaman tanaman bakau di pinggir pantai juga banyak
hambatannya. Tanaman bakau hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Hal ini
akan menjadi sangat sulit karena sebagian besar pantai di Indonesia merupakan perairan yang
dasarnya tertutupi oleh pasir, seperti kita ketahui bahwa tanaman bakau tidak dapat tumbuh pada
daerah berpasir. Meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus
dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam
beberapa tahun ke depan luas pulau-pulau di Indonesia banyak yang akan berkurang. Agar upaya
ini dapat berjalan dengan lebih baik, maka peranan dari semua elemen masyarakat sangat
diperlukan. Pemerintah tidak akan dapat mengatasinya tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila
alat pemecah ombak berhasil dibangun dan hutan bakau atau hutan mangrove berhasil ditanam,
maka dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi meskipun tidak sampai 100%.
Masalah pencemaran pantai juga harus diatasi denga sangat serius karena dapat merusak
keindahan dan keasrian pantai. Untuk megatasi permasalahan ini kesadaran masyarakat akan
pentingnya lingkungan harus ditingkatkan. Selain itu peraturan untuk tidak merusak lingkungan
harus dibuat dan menindak dengan tegas bagi siapa pun yang melanggarnya.
Sekarang ini, di beberapa pantai masih banyak ditemui sampah-sampah yang berserakan.
Selain itu, limbah pabrik yang beracun banyak yang dialirkan ke sungai yang kemudian mengalir

ke laut. Hal ini dapat merusak ekosistem laut, dan juga dapat membunuh beberapa biota laut.
Pemerintah seharusnya menghimbau agar seluruh pabrik-pabrik tersebut agar membuang
limbahnya setelah dinetralisasi terlebih dahulu.

KESIMPULAN DAN SARAN


Abrasi dan pencemaran pantai merupakan masalah pelik yang dihadapi oleh masyarakat.
Dari penjelasan kami di atas kami dapat menyimpulkan beberapa hal. Adapun beberapa
kesimpulan yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Abrasi diakibatkan oleh maiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan es yang ada di
daerah kutub bumi. Es tersebut mencair akibat terjadinya pemanasan global.
2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk diatasi karena
kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Masih banyak orang yang
membuang sampah pada sembarang tempat yang nantinya dapat mencemari lingkungan.
3. Dampak yang diakibatkanoleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan semakin menyempit
dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah akan
tenggelam.
4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah ombak dan juga
menanam pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah ombak dapat menahan laju
ombak dan memecahkan gelombang air sehingga kekuatan ombak saat mencapai bibir
pantai akan berkurang. Demikian juga dengan pohon bakau yang ditanam di pinggiran

pantai. Akar-akarnya yang kokoh dapat menahan kekuatan ombak agar tidak mengikis
pantai.
Dari kesimpulan tersebut dapat kita lihat penyebab abraasi dan juga beberapa cara untuk
mengatasinya. Kita juga dapat mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan apabila hal ini tidak
segera diatasi. Menurut kami permasalahan ini harus diselesaikan bukian hanya oleh pemerintah,
tapi juga memerlukan partisipasi dari masyarakat.
Selain kesimpulan tadi, kami juga memiliki beberapa saran yang akan kami sampaikan.
Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai,
karena usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti tanpa bantuan dari masyarakat.
2. Pemerintah harus memberikan hukuman yang tagas bagi setiap orang yang merusak
lingkungan.
3. Pembangunan alat pemecah ombak dan penanaman pohon bakau harus segera dilakukan agar
abrasi yang terjadi di beberapa daerah tidak bertambah parah.
4. Bagi para pemilik pabrik maupun usaha apapun yang ada di sekitar pantai agar tidak
membuang limbah atau sampah ke laut. Mereka harus menyediakan sarana kebersihan
agar limbah atau sampah yang mereka hasilkan tidak mencemari pantai.
Demikianlah saran-saran yang dapat kami sampaikan,semoga apa yang telah kami
sampaikan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat agar mau menjaga keasrian dan

kebersiha lingkungan. Semua orang harus ikut berperan serta dalam menanggulangi masalah
yang sangat berbahaya yang bernama ABRASI.

MAKALAH
POLUSI AIR TANAH AKIBAT LIMBAH INDUSTRI DAN
RUMAH TANGGA SERTA PEMECAHANNYA

Oleh:
Dr. Ayi Bahtiar

Makalah ini disampaikan pada Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat


Pemberdayaan Masyarakat tentang Konservasi Air Tanah di Wilayah Rancaekek
Kabupaten Bandung di Aula Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung,pada
tanggal 30 Oktober 2007

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PADJADJARAN
2007
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Makalah : Polusi Air Tanah Akibat Limbah Industri dan
Rumah Tangga serta Pemecahannya
2. Pelaksana
a. Nama : Dr. Ayi Bahtiar
b. NIP : 132 169 935
c. Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk. I / IIIb
d. Jabatan : Lektor
e. Fakultas/Jurusan : MIPA/Fisika
3 Tempat kegiatan : Aula Kecamatan Rancaekek Kab. Bandung
Mengetahui :
Dekan Fakultas MIPA
Prof. Dr. Husein H. Bahti
NIP: 130 367 261
Jatinangor, 30 Oktober 2007
Pelaksana/Penyaji Makalah
Dr. Ayi Bahtiar
NIP: 132 169 935
Menyetujui
a.n. Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Padjadjaran
Sekretaris Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
Drs. Dedi Sugandi, MS
NIP. 130516347
POLUSI AIR TANAH AKIBAT LIMBAH INDUSTRI DAN RUMAH TANGGA
SERTA PEMECAHANNYA (1)

Dr. Ayi Bahtiar


Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran Bandung
Jl. Raya Bandung-Sumedang km. 21 Jatinangor 45363 Sumedang
Tel. 022-7796014 , Fax. 022-7792435, Email : a.bahtiar@unpad.ac.id

I. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan
komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia.
Karena
manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam
mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur
alam dan
lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan
teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi
yang
sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup
berpindahpindah
(nomad), kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah
pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa
teknologi
yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat
dan
perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai
bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.
Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung berarti
kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk
hidup
agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar didalamnya. Daya lenting
berarti
kemampuan untuk pulih kembali kepada keadaan setimbang. Kegiatan manusia
amat
berpengaruh pada peningkatan atau penurunan daya dukung maupun daya
lenting
lingkungan. Manusia dapat meningkatkan daya dukung lingkungan, tetapi
karena
keterbatasan kemampuan dan kapasitas lingkungan, tidak mungkin terus
ditingkatkan
tanpa batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak menyebabkan
ketidaksetimbangan atau kerusakan lingkungan.
Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh
pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain
letusan
gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap
dan
awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Lahar dan
batu-batu

besar dapat merubah bentuk muka bumi. Pencemaran akibat manusia adalah
akibat
dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika
dimasuki
atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada
mahluk
hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya,
dan
ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan
lingkungan
akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad
ke
abad.
(1) Disampaikan pada Pemberdayaan Masyarakat tentang Konservasi Air Tanah
di
Wilayah Rancaekek Kabupaten Bandung, Aula Kecamatan Rancaekek, 30
Oktober
2007
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia
semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan,
sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak
yang
diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun
negara
berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus meningkatkan,
harus
diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri.
Kian
hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:
1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik
macam maupun jumlahnya.
2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan.
Populasi manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga
yang dapat mencemari lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan
sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.
Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.
Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya,
yaitu
pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia,
kerusakan
lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis.
Khususnya di
daerah Bandung dan sekitarnya, pernah terjadi bencana lingkungan seperti
sampah,
banjir dan masih banyak lagi.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan


penyebabnya serta solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat
pencemaran dapat diminimalisisi.
II. JENIS-JENIS PENCEMARAN
2.1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan seperti CO 2, SO, SO2, CFC,
CO, dan asap rokok. Gas CO2 yang berasal dari pabrik, mesin-mesin yang
menggunakan bahan bakar fosil dan akibat pembakaran kayu. Kadar gas CO 2
yang
semakin meningkat di udara tidak dapat segera di ubah menjadi oksigen oleh
tumbuhan karena banyak hutan dunia yang di tebang setiap tahunnya. Ini
merupakan
masalah global. Bumi seperti di selimuti oleh gas dan debu pencemar.
Kandungan gas
CO2 yang tinggi menyebabkan cahaya matahari yang masuk ke bumi tidak
dapat di
pantulkan lagi ke angkasa, sehingga suhu bumi semakin memanas. Inilah yang
disebut efek rumah kaca (Green House). Jika hal ini terus berlangsung, maka es
di
kutub akan mencair dan daerah dataran rendah akan terendam air.
Gas CO dapat membahayakan orang yang mengisapnya. Jika proses
pembakaran tidak sempurna, maka akan menghasilkan karbon monoksid (CO).
Gas
CO jika terhirup akan mengganggu pernapasan. Gas ini sangat reaktif sehingga
mengganggu pengingatan oksigen oleh hemoglobin dalam darah. Jika
berlangsung
terus menerus, dapat mengakibatkan kematian.
Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak bereaks, tidak
berbau, tidak berasa dan tidak berbahaya. Banyak di gunakan untuk
mengembangkan
busa kursi, untuk AC, pendingin lemari es dan penyemprot rambut. Tetapi,
ternyata
ada juga keburukan dari gas ini. Gas CFC yang naik ke atas dapat mencapai
stratosfer.
Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3), yang merupakan pelindung bumi
dari
pengaruh radiasi ultra violet. Radiasi ultra violet dapat mengakibatkan kematian
organisme, tumbuhan menjadi kerdil, menimbulkan mutasi genetik,
menyebabkan
kanker kulit dan kanker mata. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi
reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut berlubang yang
disebut
lubang ozon.
Gas SO dan SO2 juga dihasilkan dari hasil pembakaran fosil. Gas ini dapat
bereaksi dengan gas NO2 dan air hujan dan menyebabkan terjadinya hujan
asam.
Hujan ini mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi
pertanian

merosot, besi dan logam mudah berkarat, serta bangunan-bangunan jadi cepat.
2.2. Pencemaran Air
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan
air tanah yang disebabkan olek aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika
tidak
dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti
gunung
meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa
bumi
merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut
tidak
dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat
disebabkan
oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan
penangkapan
ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan organik
(limbah
cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham
minyak
tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air tanah.
Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian,
perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air
tanah.
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah
anorganik
(plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan
besar
dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah.
Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan
perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan
racun yang mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air
sehingga
menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan
kimia
air meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi
permukaan
air. Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air
permukaan
dan air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan
manusia/penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang
meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran
air.
Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah sebagai berikut :
1. Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan
bakar,
tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun
dalam tanah)

2. Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan


3. Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida)
4. Limbah pengolahan kayu
5. Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut
6. Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti
plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah
organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).
2.3. Pencemaran Tanah
Pencemaran ini banyak diakibatkan oleh sampah, baik yang organik maupun
nonorganik. Sampah organik dapat di uraikan oleh mikroba tanah menjadi
lapisan atas
tanah yang di sebut tanah humus. Akan tetapi, sampah anorganik/nonorganik
tidak
bisa diuraikan. Bahan pencemar itu tetap utuh hingga 300 tahun yang akan
datang.
Zat-zat limbah yang meresap ke tanah juga tidak dapat hilang dalam jangka
waktu
yang lama.
Zat-zat limbah yang masuk ke tanah di serap oleh tanaman dan tetap menetap
di dalam tubuh tumbuhan itu, karena tumbuhan tidak dapat menguraikannya.
Limbah
industri yang mengotori tanah biasanya adalah pupuk yang berlebihan dan
penggunaan herbisida serta pestisida. Zat pencemar yang menetap pada
tumbuhan itu,
terus berpindah melalui jalur rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
Sehingga
perpindahan itu menyebabkan adanya zat pencemar dalam setiap tubuh
organisme
yang melangsungkan proses rantai makanan. Hal ini akan menimbulkan
menurunnya
kualitas organisme, berupa kurangnya ketahanan terhadap gangguan dari luar.
Selain pencemaran, kerusakan lingkungan juga disebabkan oleh pengambilan
sumber daya alam dan pemanfaatannya, serta pola pertanian. Kerusakan itu
antara
lain terjadinya erosi dan banjir. Kerusakan lingkungan yang menimbulkan
banyak
bencana menimbulkan gagasan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya
kerusakan
itu. Manusia berusaha melakukan penanggulangan kerusakan lingkungan dan
mengadakan perbaikan terhadap kerusakan itu. Pencegahan kerusakan
lingkungan dan
pengusahaan kelestarian dilakukan baik oleh pemerintah maupun setiap
individu.
III. SOLUSI PENANGANAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pada prinsipnya ada tiga (3) hal yang dapat dilakukan dalam rangka
pelestarian, pencegahan, dan penanggulangan kerusakan lingkungan akibat
pencemaran, yaitu :
1. Tindakan secara administratif,

2. Tindakan dengan menggunakan teknologi,


3. Tindakan melalui edukatif/pendidikan.
3.1. Tindakan Secara Administratif
Penanggulangan secara administratif dilakukan oleh pemerintah, dengan
mengeluarkan berbagai peraturan dan undang-undang. Antara lain peraturan
pemerintahan yang disetujui DPR tanggal 25 februari 1982. Disahkan presiden
tanggal 11 Maret 1982 menjadi UU No. 4 tahun 1982 yang berisi ketentuan
pengelolaan lingkungan hidup ( UULH ). Sebelum membangun pabrik atau
proyek
lainnya, para pengembang diharuskan melakukan analisis mengenai dampak
lingkungan ( AMDAL ).Analisis dampak dari berdirinya industri tersebut tujukan
kepada pengelolaan santasi secara luas terhadap lingkungan sekitarnya.
Pemerintah
juga mengeluarkan baku mutu lingkungan, yaitu standar yang ditetapkan untuk
menentukan mutu lingkungan. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan
program
yang meliputi berbagai sektor dalam pembangunan berkelanjutan sehingga di
harapkan pembangunan dapat berlangsung lestari dengan mempertahankan
fungsi
lingkungan lestari.
3.2. Tindakan dengan Menggunakan Teknologi
Penanggulangan secara teknologis, adalah dengan cara membangun unit
pengolahan limbah. Misalnya unit pengolah limbah yang mengolah limbah cair
sebelum dibuang ke lingkungan. Jika pengolahannya menggunakan mikroba
maka
disebut pengolahan secara biologis dengan menggunakan bakteri pengurai
limbah.
3.3. Tindakan Melalui Edukatif/Pendidikan
Penanggulangan secara edukatif adalah dengan mengadakan kegiatan
penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya
kelestarian alam. Masyarakat rumah tangga mempunyai peranan yang cukup
besar
dalam pencemaran lingkungan, khususnya air akibat sampah rumah tangga.
Karena
itu perlu dipikirkan teknologi sederhana yang dapat diterapkan kepada
masyarakat
untuk mengelola sampah rumah tangga secara swadaya. Sampah rumah
tangga secara
umum dapat dibagi dua ada sampah anorganik seperti plastik, gelas dan kaca
serta
botol kaleng dan sampah organik, seperti sisa makanan, sisa sayuran dan lainlain.
Salah satu teknik pengolahan sampah organik rumah tangga adalah
menggunakan KERANJANG TAKAKURA. Keranjang Takakura (Mr. Takakura
adalah Profesor di Jepang yang sukses melakukan praktek pengolahan limbah
organik
rumah tangga di Jepang) adalah media pengolahan sampah secara biologi,
karena

menggunakan bakteri sebagai pengurai sampah. Keranjang Takakura sendiri


adalah
keranjang wadah yang biasa digunakan tempat pakaian kotor sebelum dicuci
(rigen)
yang umumnya berkapasitas 50 liter. Berikut ini cara pengolahan sampah
organik
menggunakan metoda keranjang Takakura :
1. Cari keranjang berukuran 50 liter berlubang-lubang kecil (supaya tikus tidak
bisa masuk) dan tutupnya.
2. Cari doos bekas wadah air minum kemasan, atau bekas wadah super mi, asal
bisa masuk ke dalam keranjang. Doos ini untuk wadah langsung dari
bahanbahan
yang akan dikomposkan.
3. Isikan ke dalam doos ini kompos yang sudah jadi. Tebarkan kompos ke dalam
doos selapis saja setebal kurang lebih 5 cm. Lapisan kompos yang sudah jadi
ini berfungsi sebagai starter proses pengomposan, karena di dalam kompos
yang sudah jadi tersebut mengandung banyak sekali mikroba-mikroba
pengurai. Setelah itu masukkan doos tersebut ke dalam keranjang plastik.
4. Bahan-bahan yang hendak dikomposkan sudah bisa dimasukkan ke dalam
keranjang. Bahan-bahan yang sebaiknya dikomposkan antara lain: Sisa
makanan dari meja makan: nasi, sayur, kulit buah-buahan. Sisa sayuran
mentah dapur: akar sayuran, batang sayuran yang tidak terpakai. Sebelum
dimasukkan ke dalam keranjang, harus dipotong-potong kecil-kecil sampai
ukuran 2 cm x 2 cm.
5. Setiap hari bahkan setiap habis makan, lakukanlah proses memasukkan
bahanbahan
yang akan dikomposkan seperti tahap sebelumnya. Demikian
seterusnya. Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan
dikomposkan. Bilamana perlu tambahkan lagi selapis kompos yang sudah jadi.
Keuntungan metoda pengolahan sampah ini, doos dalam keranjang ini lama
tidak penuhnya, sebab bahan-bahan dalam doos tadi mengempis. Terkadang
kompos
ini beraroma jeruk, bila kita banyak memasukkan kulit jeruk. Bila kompos sudah
berwarna coklat kehitaman dan suhu sama dengan suhu kamar, maka kompos
sudah
dapat dimanfaatkan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah upayakan agar bekas sayuran bersantan,
daging dan bahan lain yang mengandung protein tidak dimasukkan ke dalam
doos.
Mengingat starter-nya telah menggunakan kompos yang sudah jadi, maka MOL
(mikroba loka) tidak digunakan.
IV. PENUTUP
Persoalan kerusakan lingkungan akibat industri dan rumah tangga, khususnya
di Negara berkembang seperti Indonesia sudah sangat kompleks dan sudah
menghawatirkan. Karena itu perlu kesadaran semua pihak untuk turut menangai
pencemaran lingkungan. Pemerintah melalui kebijakan dan aturan harus mampu
mengatur industi dalam pengolahan limbah baik cair, kayu dan udara. Pihak
industri

pun harus menyadari peranan pencemarannya yang sangat besar sehingga


harus mau
membangun pengolahan limbah. Masyarakat pun harus mempunyai peranan
yang
sangat besar dalam pengolahan limbah rumah tangga dan lingkungan sekitar
sehingga
kelestarian lingkungan baik, udara, tanah maupun air dapat terjaga dengan
baik.
V. REFERENSI
1. Http://en.wikipedia.org/wiki/Water_polution
2. Komposter Keranjang Takakura : Sampah diolah menjadi berkah

Chat Room
CHATBOX

Quickpost this image to Myspace, Digg, Facebook, and others!


Get your own Chat Box! Go Large!

Você também pode gostar