Você está na página 1de 19

Nama: Muzdhalifa B S.

Ked
Stambuk: 09 777 034
PEMBIMBING: dr. Ahmad Baco Makalama
Sp.PD

LAPORAN KASUS
SIROSIS HEPATIS
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU

Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang


menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik
yang berlangsung progresif yang ditandai dengan
distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan
nodulus regenerative. Gambaran ini terjadi akibat
nekrosis
hepatoseluler.
Jaringan
penunjang
retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat,
distorsi jaringan vascular, dan regenerasi
nodularis parenkim hati. Sirosis hati secara klinis
dibagi menjadi sirosis hati kompensata yang
berarti belum adanya gejala klinis yang nyata dan
sirosis hati dekompensata yang ditandai gejalagejala dan tanda klinis yang jelas.

Epidemiologi
Lebih dari 40% pasien asimptomatis. Pada keadaan ini sirosis
ditemukan waktu pemeriksaan rutin kesehatan atau pada waktu
autopsi. Keseluruhan insidensi sirosis di Amerika diperkirakan
360 per 100.000 penduduk. Penyebabnya sebagian besar
akibat penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik. Hasil
penelitian lain
menyebutkan perlemakan hati akan
mengakibatkan steatohepatitis nonalkoholik (NASH, prevalensi
4%) dan berakhir pada sirosis hati dengan prevalensi 0,3%. Di
Indonesia data prevalensi sirosis hati belum ada, hanya laporanlaporan dari beberapa pusat pendidikan saja. 2

Laporan Kasus

Nama
: Tn. R
Umur
: 53 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Desa P
Agama
: Islam
Tgl. pemeriksaan : 10 April 2014
Ruangan
: Walet

Keluhan Utama : Bengkak pada perut, tungkai bawah, dan kaki


Riwayat penyakit sekarang : Bengkak dialami sejak 1 bulan yang
lalu dan makin memberat hingga sekarang. Terdapat banyak cairan
berwarna bening yang keluar dari tungkai bawah terutama saat
berbaring. Pasien juga mengeluh sesak napas, nyeri perut
keseluruhan, nyeri uluhati. Tidak ada demam, sakit kepala, pusing,
batuk, mual ataupun muntah. Pasien juga mengeluh jika makan
atau minum makan perutnya semakit terasa penuh dan sakit. Selain
itu pasien juga mengeluh sulit BAB tapi BAK lancer. Riwayat
menderita penyakit kuning 3 bulan yang lalu, riwayat konsumsi
alkohol (+), Riwayat merokok (+) sejak pasien berumur 20 tahun
dengan ferkuensi 2 bungkus/hari. Pasien juga sering mengonsumsi
obat-obat dari puskesmas sejak 2 bulan yang lalu karena sering
sakit. BAB biasa, kuning. BAK kuning, kesan lancar. Riwayat
hipertensi disangkal, DM (-), Asma (-). Tidak keluarga yang
mengalami penyakit serupa. Riwayat pernah dirawat di RS dengan
keluhan bengkak pada perut tapi tidak separah seperti keluhan saat
ini dan sempat membaik..

pada pemeriksaan fisik yang didapatkan, Keadaan


umum SP : compos mentis/sakit sedang/gizi kurang.
BB : 87 Kg, TB : 50 cm, IMT : 38,6, LP : 129,5 cm,
L.Tungkai bawah : 42,5 cm. Tanda vital : Tekanan
Darah 130/100 mmHg, Nadi : 107 x/menit, Pernapasan
: 22 x/menit, suhu : 36,5C. Pemeriksaan Fisis : Mata
konjungtiva anemis (+), Skelera ikterus (+), pupil
isokor 2,5 mm/2,5mm. Leher : JVP R5+2H2O.
Pemeriksaan Paru-paru dan Jantung dalam batas
normal. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi : bentuk
cekung, tegang, capput medusae (+), Auskultasi :
Peristaltik usus + kesan normal, Perkusi : Redup 4
kuadran, tes undulasi (+), shifting dullness (+), Palpasi
: nyeri tekan (+) pada seluruh lapangan abdomen,
Hepar batas atas berbenjol-benjol keras, Batas Lien
shcuffner 3. Ekstremitas atas : eritema palmaris (+),

Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap


WBC 14,59 x 103, RBC 3,31 x 108, HGB 11,5, HCT
35,4 , PLT 85 x 103, MCV 106,9, MCH 32,5, MCHC
30,8, Kimia darah : Creatinin 1,2, Ureum 47, SGOT
43, SGPT 23, Albumin 1,9 , Total protein 7,2.
Patologi klinik HbsAg (-), Anti HCV (+). Hasil USG
abdomen : pada hepar bentuk dan ukuran
mengecil, tepi tajam, permukaan tidak rata,
parenkim homogeny kasar. Pada lien bentuk
membesar , parenkim halus homogen. Asites +.

Diagnosis kerjanya adalah Suspek


Sirosis hepatis ec. Hepatitis C dan
suspek
hepatoma.
Diagnosis
bandingnya adalah Sidroma nefrotik,
Chronic Kidney Disease.

Follow Up
Pasien
di
diagnosis
dengan
Sirosis
Hepatis
dekompensata dan telah diberikan terapi IVFD RL,
Human albumin 100cc, spirinolacton 3x1, Furosemid 1
amp/hr/iv, curcuma 3x1, amlodipin 10 mg 1x1.
Pada hari ke-2 , pasien mengeluh sesak napas
terutama saat berbaring. Tekanan darah 130/100
mmhg, Nadi 80x/menit, Pernapasan 22x/menit, suhu
36,5, LP 123 cm, L.tungkai bawah 43,8 cm. terapi
ditambahkan dengan O2 kanul 4 lpm.
Pada hari ke-3 pasien masih sesak dan perut terasa
semakin nyeri. Umbilicus menonjol. Tekanan darah
140/90
mmHg,
Nadi
80x/menit,
suhu
36C,
pernapasan 22x/menit. LP 125,3 , L. Tungkai bawah 42
cm.

Pembahasan
Pada kasus seorang laki-laki dengan ascites berukuran 129,5 cm, dan
pembengkakan tungkai dengan ukuran 42,5 cm disertai cairan keluar
pada tungkai yang dialami 1 bulan lalu. Perut membesar secara
perlahan yang lama kelamaan membuat pasien sesak napas serta
umbilicus terlihat membesar. Pasien juga mempunyai riwayat
meminum alkohol dan riwayat hepatitis C. Pasien didiagnosis Sirosis
hepatis oleh karena ditemukannya gejala kegagalan fungsi hati, yang
dibuktikan melalui hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
hipoalbuminemia, anti HCV (+) dan hasil pemeriksaan USG
didapatkan ukuran hepar mengecil, permukaan tidak rata dan
splenomegaly. Hipoalbuminemia disebabkan karena gangguan sintesis
dan sekresi albumin yang menyebabkan edema. Selain itu terdapat
tanda-tanda hipertensi porta yaitu ascites dan edema tungkai.

Patofisiologi Sirosis Hepatis

Diagnosis
Anamnesis

Riwayat Minum
alkohol
Riwayat Hepatitis
B,C
Riwayat minum
obat-obatan atau
Jamu

Pem. Fisis &


Pem.Penunjang

Konjungtiva ikterus
spider nevi
caput medusa
eritema palmaris
Ascites
splenomegali
ukuran hepar
mengecil
Hipoalbumin

Resume

Telah dilaporkan pasien laki-laki umur 49 tahun dengan


keluhan edema abdomen dan pretibial dialami sejak 1
bulan yang lalu dan makin memberat hingga sekarang.
Pasien juga mengeluh dispneu, nyeri abdomen, nyeri
epigastrium. Pasien juga mengeluh jika makan atau minum
makan perutnya semakit terasa penuh dan sakit. Selain itu
pasien juga mengeluh sulit BAB tapi BAK lancar. Riwayat
menderita icterus 3 bulan yang lalu, riwayat konsumsi
alkohol (+), Riwayat merokok (+) sejak pasien berumur 20
tahun dengan ferkuensi 2 bungkus/hari. Pasien juga sering
mengonsumsi obat-obat dari puskesmas sejak 2 bulan yang
lalu karena sering sakit. BAB biasa, kuning. BAK kuning,
kesan lancar.
Riwayat hipertensi disangkal.. Riwayat
pernah dirawat di RS dengan keluhan bengkak pada perut

Tanda vital: Tanda vital : Tekanan Darah 130/100


mmHg, Nadi : 107 x/menit, Pernapasan : 22
x/menit, suhu : 36,5C.
Pemfis: Pemeriksaan Fisis : Mata konjungtiva
anemis (+), Skelera ikterus (+), Pada
pemeriksaan abdomen, capput medisae (+),
Auskultasi : Peristaltik usus + kesan normal,
Perkusi : Redup 4 kuadran, tes undulasi (+),
shifting dullness (+), Palpasi : nyeri tekan (+)
pada seluruh lapangan abdomen, Hepar batas
atas
berbenjol-benjol
keras,
Batas
Lien
shcuffner 3. Ekstremitas atas : eritema palmaris
(+), Ekstremitas bawah : Pitting edem (+)
pretibial dan dorsum pedis.

Hasil pemeriksaan laboratorium Kimia


darah : Creatinin 1,2, Ureum 47, SGOT
43, SGPT 23, Albumin 1,9 , Total
protein 7,2. Patologi klinik HbsAg (-),
Anti HCV (+).
Hasil USG : hepar mengecil ,
splenomegali

Telah
diberikan
terapi
medikamentosa
spirinolacton 100 mg/hari, furosemid 1
amp/hari untuk mengatasi edema dan asites
pada pasien ini, curcuma 3 x1, laktulosa 3 x
15 mg syirup untuk membantu mengeluarkan
ammonia
dan
mencegah
terjadinya
ensefalopati hepatik dan human albumin 100
CC karena terjadi hipoalbuminemia. Terapi
non medikamentosa adalah diet hepar, diet
tinggi kalori tinggi protein (TKTP) 2100 kkl/hari
karena protein total berkurang, diet rendah
garam karena terjadi retensi air dan garam,
pembatasan cairan tubuh 1 ltr/hari.

TERIMA
KASIH

Você também pode gostar