Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH:
PUTU NIHITA TRISA
14.901.0970
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 x lebih besar pada wanita
yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
11. Alcohol.
12. Tidak pernah melahirkan anak.
13. DES (dietilstilbestrol).
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko
tinggi menderita kanker payudara.
Stres hebat
C. Anatomi Fisiologi Mammae
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus
laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara
kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian
yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan
progesterone yang diproduksi ovarium dan juga hormone hipofise, telah menyebabkan
duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua ialah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelumnya
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan
yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara
menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palapasi, tidak
mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mammogram tidak berguna
karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan
tumbuh duktus baru. Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi.
Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melalui duktus keputing susu.
D. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih
rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa
membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh
oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker
(Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori
yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
1. Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan
sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah
merangasang
pertumbuhan
sel
mammae
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia
muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak
membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker
mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata
disertai peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae
lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30
tahun.
2. Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya
massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
3. Genetik
a. Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya
linkage genetic autosomal dominan.
b. Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom
17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
c. mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan
riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995)
serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
4. Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
Pathway
Perubahan Genetik Mutasi Gen Normal
Obstruksi sirkulasi
Nekrosis
Peau dorange
o
o
o
o
o
Peningkatan kebutuhan
Hipermetabolisme jaringan
Klien sering
bertanya tentang
penyakitnya
Wajah cemas
Klien sering
melamun
nyeri
tulang,
lengan
cmf atau CAF. Pemberian kombinasi kemoterapi didasarkan pada usia, status fisik,
penyakit, dan akut tidaknya dalam percobaan klinik.
Efek samping: Mual, muntah, perubahan rasa kecap, alopesra, mukosis, demotitis,
keletihan, peningkatan BB, depresi sumsum tubuh.
3. Terapi hormone dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,
coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.
Keputusan pemberian terapi hormonal didasarkan pada indeks reseptor astrogen.
Progesterone dari pemeriksaan uji jaringan tumor diambil saat biopsy.
Preparat yang digunakan :
a. Temoxifen
Indikasi : pasca menopause dengan reseptor estrogen dan nodus aksilaris +.
Efek samping : mual, muntah, rasa panas, refeni cairan, dan depresi.
b. Diethyustriibestrol
Menghambat pelepasan FSH dan IH untuk menurunkan ekstrogen dan
ikatan ekstrogen.
Efek samping : peningkatan BB, fetasi cairan, mual.
c. Mengestrol untuk menurunkan reseptor ekstrogen.
Efek samping : peningkatan BB, peningkatan nafsu makan.
d. Auksimesteron (halotestin) yang menekan ekstrogen dengan menekan IH
dan FSH.
Efek samping : veriksasi (peningkatan pertumbuhan bulu wajah, suara lebih
dalam).
e. Amihognitotimid (cytodren) yang mengubah androgen menjadi astrogen.
Efek samping : ruam, frasitus.
I. Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura, tulang
dan hati.
J. Pencegahan
Kanker payudara dapat dicegah dengan cara:
1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama.
2. HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol.
3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), setiap bulan. SADARI dapat
dilakukan dengan:
a. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit
payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Jangan khawatir
bila bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris.
b. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang
kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke
belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara. Otot dada akan dengan
sendirinya berkontraksi saat Anda melakukan gerakan ini.
pengawet.
: Kehilangan napsu makan, perubahan berat badan, berkurangnya
massa otot, perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema, mual,
muntah.
INTEGRITAS EGO
Data subjek : Stress konstan (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) menunda
mencari pengobatan.
Stress/takut tentang diagnose, prognosis, harapan yang akan dating.
: Alopesia, lesi meat, pembedahan, depresi, kehilangan control.
Data objek
NEUROSENSORI
Data subjek : Pusing, sinkope.
Data objek
: Kesadaran menurun.
NYERI/KENYAMANAN
: Nyeri pada penyakit yang luas/metastatic (nyeri local jarang terjadi
pada keganasan dini).
Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu pada
jaringan payudara.
Payudara
berat,
nyeri
sebelum
menstruasi
biasanya
INTERAKSI SOSIAL
Data subjek
Data objek
SEKSUALITAS
Data subjek
Data objek
modalitas
pengobatan
terbaru
sangat baik.
3) Pilihan-pilihan
yang
meningkat
dan
pengalaman-pengalaman
yang
tersedia
penyembuhan.
untuk
memfasilitasi
secara
kosmetik
sangat
mengevaluasi
kebutuhan/keefektifan
intervensi.
2) Ketidaknyamanan tentang luas adalah
kemoterapi.
umum
tergantung
pada
proseduryang
digunakan.
3) Beri tindakan kenyamanan dasar (reposisi, 3) Meningkatkan relaksasi dan membantu
gosokkan punggung dan aktivitas hiburan).
4) Dorong
penggunaan
keterampilan
manajemen nyeri.
pasien
secara
untuk
aktif
dan
nyeri
dan setelahnya.
untuk
tidak
memakai
bra
jika
menimbulkan tekanan.
2) Cuci kulit dengan segera memakai sabun
untuk
menghindari
kerusakan
lebih
penyembuhan
dan
kenyamanan.
4) Mengganggu penyembuhan dimana dapat
memperlambat
karena
perubahan
4. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
Hasil yang diharapkan :
- Diet yang disajikan habis.
- BB tidak menurun (meningkat sesuai tinggi badan).
Intervensi/Implementasi Keperawatan
1) Pantau intake makanan setiap hari.
Rasional
1) Mengidentifikasi
kekuatan/defisiensi
nutrisi.
2) Membantu dalam identifikasi malnutrisi
dari normal.
hari atau sesuai indikasi.
3) Dorng klien untuk makan diet tinggi kalori 3) Kebutuhan
jaringan
metabolic
sedang.
protein adekuat.
4) Keefektifan
penilaian
diet
sangat
berbahaya
meningkatkan ansietas.
6) Untuk menimbulkan
6) Anjurkan
bimbingan
teknik
relaksasi
imajinasi,
sebelum makan.
7) Beri antimetik
visualisasi
latihan
sedang
jadwal
regular
yang
dapat
perasaan
ingin
pada
Kolaborasi :
9) Tinjau pemeriksaan laboratorium sesuai
derajat
ketidakseimbangan
biokimia/malnutrisi
dan albumin.
dan mempengaruhi intervensi diet.
10) Beri obat sesuai indikasi.
10) - Antimetik bekerja untuk mempengaruhi
- Fenotiazin,
proklomperazin,
stimulasi pusat muntah dan kemoresptur.
antidopaminergik : metoklorpamid.
- Mencegah
kekurangan
karena
- Vitamin : A, D, E, B6
- Antacid
penurunan abserpsi vitamin larut dalam
-
lemak.
Meminimalkan
iritasi
lambung
dan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification
(NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. 2000. Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby
Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. 2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10. Jakarta:
EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatyan px). Jakarta : EGC
Price Sylvia, A. 1994. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi
4. Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi revisi. EGC :
Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Vol. 2. EGC : Jakarta.
Wiley dan Blacwell. 2009. Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA. Singapura: Markono print Media Pte Ltd