Você está na página 1de 15

ANALISIS HOMONIM

KUMPULAN CERPEN SEPOTONG HATI YANG BARU


KARYA TERE LIYE

Oleh :
Nasuha Barka

Miladika
(120003112)
Rahmat Gunawan (12003174)
Devi Ayu P

(11003047)

Hasna Arifani (130000301)


Tammara Anwari Putri (1300003011)
Wiwin Sulastri(1300003014)
Thiara Indah

(1300003046)
Methya

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Verhar (1983:135) mengatakan,`` homonim adalah ungkapan ( kata
atau frasa atau kalimat) yang bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain,
tetapi dengan perbedaan makna di antara kedua ungkapan tersebut `` dengan
kata lain bentuknya sama (bahkan dalam BI tulisanya sama, lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya
Dalam cerpen,novel,puisi,majalah,koran atau karya sastra lainnya
tanpa disadari bnayak menggunakan kata yang berbentuk homonim.maka
dari itu kami sebagai penulis ingin mencoba meneliti hominim ini pada
sebuah karya sastra yaitu cerpen ,yang kami gunakan adalah kumpulan
cerpen Tere Liye yang berjudul Sepotong Hati Yang Baru.
Selain itu kami memilih hominimi ini karena ingin menggali lebih
dalam materi terkait homonim dan memberikan pengetahuan kepada
pembaca tentang materi homonim dan cara menganalisisnya.
Adapun sumber data yang kami dapat adalah mencari tahu
keterkaitan atau persamaan devinisi homonim dari ahli satu dan ahli
lainnya,kemudian dari teori itu kami mencari contoh dari cerpen Tere Liye
yang berjudul Sepotong Hati Yang Baru.
B. Masalah Yang Akan Diangkat
Adapun masalah yang akan diungkap disini adalah kata kata yang
berbentuk homonim dalam cerpen Tere Liye yang berjudul Sepotong Hati
Yang Baru. Lalu akan kami analisis satu persatu sesuai dengan teori yang
kami dapat dari tokoh-tokoh dalam makalah sebelumnya.

C. Kajian Teori
Homonimi menurut Abdul Chaer ;
Kata Homonimi berasal dari bahasa Yunani kuno onoma yang artinya
nama dan honoyang artinya sama. Secara Harfiah homonimi dapat

diartikan sebagai nama sama untukbenda atau hal lain. Contohnya, antara
kata pacar yang berarti inai dengan pacar yangberarti kekasih; antara
kata bisa yang berarti racun ular dan kata bisa yang berartisanggup,
dapat. Hubungan antara kata pacar dengan arti inai dan kata pacar
denganarti kekasih yang dapat disebut homonimi. Jadi, kata pacar yang
pertama berhomonimdengan kata pacar yang kedua. Begitu juga sebaliknya
karena hubungan homonimibersifat dua arah. Hubungan antara dua buah
kata yang homonimi bersifat dua arah.Artinya, kalau kata bisa yang berarti
racun ular berhomonim dengan kata yang berartisanggup maka kata bisa
yang berarti berarti sanggup juga homonim dengan kata bisayang berarti
racun ular itu dapat dapat disebut bisa I dan kata bisa yang berarti
sanggupdapat disebut bisa 2.
Ada dua kemungkinan sebab terjadinya homonim;
-Pertama, bentuk-bentuk yang berhomonim itu berasal dari bahasa atau
dialek yangBerlainan. Misalnya, kata bisa yang berarti racun ular berasal
dari bahasa Melayu; sedangkan kata bisa yang berarti sanggup berasal dari
bahasa Jawa.
- Kedua, bentuk-bentuk yang berhomonim itu terjadi sebagai hasil proses
morfologi.Misalnya, kata mengukur dalam kalimat Ibu sedang mengukur
kelapa di dapur adalahBerhomonim dengan kata mengukur dalam kalimat
petugas agraria sedang mengukur luasnya kebun kami. Jelas, kata mengukur
yang pertama terjadi sebagai hasil prosespengimbuhan awalan me- pada
kata kukur (me + kukur = mengukur); sedangkan katamengukur yang kedua
terjadi sebagai hasil proses pengimbuhan awalan me- pada kataukur (me +
ukur = mengukur).
Homonimi juga dapat terjadi pada tataran morfem, tataran kata, tataran
frase, dan tatarankalimat;
a) Homonimi antarmorfem, tentunya antara sebuah morfem terikat dengan
morfem terikat lainnya. Misalnya, antara morfem terikat pada kalimat ini
buku saya, itu bukumu, dan yang disana bukunya berhomonimi dengan-nya
pada kalimat Mau belajar tetapi bukunya belum ada. Morfem-nya yang
pertama adalah kata ganti orang ketigaSedangkan morfem-nya yang kedua
menyatakan sebuah buku tertentu.
b) Homonimi antarkata, misalnya antara kata bisa yang berarti racun ular
berhomonimdengan kata yang berarti sanggup maka kata bisa yang berarti
berarti sanggup jugahomonim dengan kata bisa yang berarti racun ular.
c) Homonimi antarfrase, misalnya antara frase cinta anak yang berati perasaan
cinta dariseorang anak kepada ibunya dan frase cinta anak yang berarti
cinta kepada anak dariseorang ibu.homonimi antarkalimat, misalnya antara
istri lurah yang baru itu cantik yang berartilurah yang baru diangkat itu
mempunyai istri yang cantik, dan kalimat Istri lurah yang baru itu cantik
berarti lurah itu baru menikah lagi dengan seorang wanita yangcantik.

Jadi,menurut Abdul Chaer masalah homonim, homograf dan homofon itu


memiliki keterkaitan. Homofon itu bunyinya sama tetapi tulisannya yang
berbeda. Jika homograf itu tulisannya yang sama tetapi bunyinya yang
berbeda.
Contohnya :
Misalnya kata teras yang dilafalkan (teras) dan berarti inti-kayu dengan
kata teras yang di lafalkan (teras) dan berarti lantai yang agak ketingggian
di depan rumah. Contoh lain kata sedan yang dilafalkan (sedan) yang
berarti tangis, kecil, isak, dengan kata sedan yang dilafalkan (sedan) dan
berarti sejenis mobil penumpang.
Homonimi menurut Pateda
Homografi adalah hubungan antara kata kata yang memiliki
perbedaan makna, tetapi cara penulisannya sama. Contoh ; tahu makanan
dengan tahu paham serta teras inti denggan teras bagian rumah. Hal itu
menjadi salah satu bukti kebenaran pernyataan Rogert bahwa kata dan frase
dalam suatu bahasa pemaknaannya bukan ditentukan oleh bunyi dan
penulisannya, melainkan oleh signifikasi ( Lyons, 1979:300).
Pendapat Rogert menjadi dasar dalam penyusunan Rogerts
Thesaurus of English Word and Phrses (1852) yang sangat mempengaruhi
kehadiran konseptualisme dalam pengkajian makna. Konseptualisme
maupun abstraksi dan asosiasi lewat bahasa lebih lanjut juga menjadi dasar
kehadiran salah satu teori yang disebut analisis komponen.
-

analisis komponen
Rogert dalam hal ini membedakan jenis asosiasi hubungan menjadi enam
macam yaitu:
1. relasi abstrak
2. relasi dalam kaitannya dengan uang
3. relasi dengan kaitannya dengan benda
4. relasi dengan kaitannya unsure intelektual
5. relasi alam kaitanya dengan dorongan ekpresi mata
6. relasi yang mengimplikasikan adanya tuntutan dan kekuatan moral
( Lyons, 1979:301).
Keragaman asosiasi, konseptualisme serta sejumlah jenis relasi
menyebabkan kehadiran perangkat makna yang menjadi klas makna dari
bentuk kebahasaan tertentu. Kata cinta dalam bahasa Indonesia, misalnya
memiliki klas makna ( selalu teringat dan terpikir dalam hati ) lalu berarti

:memiliki 1. (rasa) susah hati, khawatir, (rasa) rindu, (rasa) sangat ingin
(berharap harap),2. (rasa) sangat suka (kepada), (rasa) sangat sayang
(kepada), 3. (berahi), (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya, (antara
laki laki dan perempuan) (Poerwadarminta, 1976:206).
Dalam konseptualisme , konsep dibedakan antara :
1. konsep obyektif, yaitu konsep yang berkaitan dengan hubungan antara
pikiran, pengetahuan, pandangan terhadap dunia luar
2. konsep mental, yaitu konsep yang berkaitan dengan hubungan antara
pikiran, pengetahuan dan pandangan terhadap hasil konseptualisasi objektif
itu sendiri.
Pemaknaan kata mati tidak berfungsinya seluruh organ tubuh
adalah pemaknaan yang bertolak dari cirri cirri yang ada dalam kematian,
sedangkan pemaknaan kata mati kembali ke pangkuan ilahi adalah
pemaknaan yang mengatasi realitas kematian itu sendiri.
Homonim menurut Aminudin
Istilah homonim (inggris: homonymy)berasal dari bahasa yunani
kuno, onoma = nama dan homos = sama ). Secara harfiah homonim adalah
nama sama untuk benda yang berlainan.
Verhar (1983:135) mengatakan,`` homonim adalah ungkapan ( kata
atau frasa atau kalimat) yang bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain,
tetapi dengan perbedaan makna di antara kedua ungkapan tersebut `` dengan
kata lain bentuknya sama (bahkan dalam BI tulisanya sama, lafalnya sama)
tetapi berbeda maknanya.
Lyons (1983:146) mengatakan homonyms are twodifferentwoeds are
wrtten identically and sound identical``. Verhar (183-135) memberikan
contoh dalam BI kata mengukur yang leksemnya kukur dan kata mengukur
yang leksemnya ukur. Kata mengukur yang leksemnya kukur bermakna
mengukur buah kelapa untuk mendapatkan kelapa yang akan di buat minyak
kelapa, sedangkan kata mengukur yangleksemnya ukur bermakna
melaksanakan pekerjaandengan menggunakan alat ukur.
Verhar membagi homonim atas beberapa jenis yaitu :

1. Homonim yang terjadi antar kalimat.


misalnya istri kolonel itu yang nakal itu cantik``
( dengan frasa bahwa yang nakal itu istri kolonel tadi).
2. Homonim yang terdapat pada antar frasa.
Orang tua yang bermakna ayah ibu ,dan orang tua yang bermakna orang
yang sudah tua.
3. Homonim yang terdapat antar kata.
Misalnya dalam bahasa inggris kata read (kata lampau) dengan kata read
(kata sekarang). Dalam BI kata barang yang bermakna benda yang
diperdagangkan dan barang yang bermakna sejumlah atau sebanyak.
4. Homonim yang terdapat antar morfem.
Misalnya bukunya (farafrasanya buku orang itu ) dan bukunya ( para
frasanya buku tertentu itu).
Disamping istilah homonim ada pula istila homograf dan homofon.
Simpson (1979:179) mengatakan `` homograf berhubungan dengan ejaan;
maksutnya ejaan sama tetapi makna berbeda; dan homofon berhubungan
dengan bunyi bahasa,maksutnya ;lafalnya sama tetapi maknanya berbeda.
Dalam bahasa inggris terdapat kata lead yang bermakna timah, dan kata lead
yang bermakna peranan,penting petunjuk
Dalam BI istilah homofon ,homograf dan homonim dapat terjadi
bersama-sama ,sebab bentuk ,bunyi atau lafal dan tulisan atau ejaan ,sama
saja. Dalam BI terdapat kata barang misalnya:
a. Banyak barang yang turun di pelabuhan.
b. Berilah ia barang 1.000 rupiah.
Kata barang pada kedua kalimat ini bersifat homofon,homograf, dan
homonim sebab barang pada kalimat (1) bermakna benda yang
diperdagangkan, sedangkan kata barang pada kalimat (2) bermakna
sebanyak atau sejumlah.

Homonim menurut Khalil Mukhtar


Homonim berasal dari bahasa Yunani, homos dan onuma. kata
tersebut masing-masing berarti sejenis atau sama dan nama. Dalam ilmu
bahasa, istilah tersebut diartikan sebagai kata-kata yang bentuk dan cara
pelafalannya sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Contohnya, kata
genting dan jarak.
a.

genting

(1) Karena perang, kota itu tampak sangat genting (genting = gawat)
(2) Kakak sedang memperbaiki genting yang bocor (genting = atap)
b.

jarak

(1) Ayah sedang menanam pohon jarak di belakang rumah (jarak = pohon)
(2) Jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh (jarak = ukuran)
Dalam kamus, kata-kata berhomonim biasanya ditandai oleh urutan
angka Romawi. Contohnya sebagai berikut:
karang I

= batu karang, sejenis batu kpur di laut.

karang II = karangan bunga, susunan atau ikatan.


karang III = karangan ilmiah, karya tulis.
karang IV = pekarangan rumah, halaman.
karang V = karang keputraan, tempat kediaman
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi
lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang
sama adalah ejaannya maka disebut homofon.
Contoh:
Amplop (homofon)
Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan
amplop (amplop = amplop surat biasa)
Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat
(amplop = sogokan atau uang pelicin)
Bisa (homofon)
Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)

Masa dengan Massa (homograf)


Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa =
masyarakat umum)
Dalam bahasa Indonesia kadang-kadang homonim masih dapat di
bedakan lagi atas homograf dan homofon, karena kesamaan bentuk itu dapat
dilihat dari sudut ejaan atau ucapan, yang di antaranya adalah:
1. Ada homonim yang homograf dan homofon artinya baik ejaan maupun
ucapannya sama. seperti tampak pada kata: bisa I dan bisa II, alat I
(perabot,perkakas) dan alat II (jamu, tamu), amat I (sangat) dan amat II
(memperhatikan).
2. Ada homonim yang homograf yang tak homofon yang berarti ejaannya
sama tetapi ucapannya berbeda, seperti: sedan I (sedu, rintih) dan sedan II
(mobil penumpang).
3. Ada homonim yang tidak homograf tetapi homofon, terutama yang ada
kaitannya dengan fonem /h/ yang sering tidak diucapkan: muda (remaja)
dan mudah (gampang), basa (bahasa) dan basah (mengandung air), bawa
(angkut) dan bawah (lebih rendah).
Homonim menurut Henri Guntur Tarigan
Homonimi adalah relasi makna antarkata yang ditulis sama atau
dilafalkan sama, tetapi maknanya berbeda. (Kushartanti, 2005:116).
Homonimi ujaran ialah dua ujaran dalam bentuk kata
yang sama lafalnya dan atau sama ejaannya/tulisannya
(Parera, 2004: 81).
Dengan demikian, dapat dibedakan berdasarkan
lafalnya dan berdasarkan tulisannya. Dua ujuran dalam
bentuk kata yang sama lafalnya, tetapi berlainan tulisannya
disebut homofon. Misalnya, bank dan bang, sanksi dan
sangsi. Selain daripada itu, terdapat pula dua ujaran dalam
bentuk kata yang sama ejaannya, tetapi mungkin berlainan
lafalnya. Misalnya, teras dan teras, bela dan bela,
gang dan gang dalam bahasa Indonesia. Dua bentuk
bahasa yang sama ejaanya, tetapi berbeda lafalnya disebut
homograf.
Perbedaan Homonim antara Polisemi
Polisemi ialah satu ujaran dalam bentuk kata yang
mempunyai makan yang berbeda-beda, tetapi masih ada
hubungan dan kaitan antara makna-makna yang berlainan
tersebut. Misalnya, kata kepala dapat bermakna kepala
manusia, kepala jawatan dan kepala sarung.

Sebagaimana telah kami katakan di atas masalahnya


ialah bagaimana kita menentukan bahwa satu bentuk ujaran
dalam bentuk kata merupakan homonim (jadi seharusnya
dua kata). Nah, bagaimana mengetahui masih ada kaitan
makan? Studi tentang hubungan dan perbedaan antara
homonimi dan polisemi menuntut studi semantik secara
historis/diakronisi dan studi semantik secara sinkronis.
Jika dua ujaran kata yang sama bunyinya dan atau
sama ejaannya telah diketahui berasal dari sumber bahasa
yang berbeda, maka dua kata yang ejaan dan lafalnya sama
itu merupakan homonim. Ini berarti kita melakukan satu
studi semantik secara historis. Misalnya, kata buku dalam
bahasa Indonesia masih dapat dibedakan atas dua sumber
asal, maka kita menyatakan ada homonim: buku 1 adalah
kata Indonesia asli bermakna tulang sendi: bagian yang
keras pada pertemua dua ruas, dan buku 2 yang berasal
dari bahasa Belanda yang bermakna beberapa helai kertas
yang telah terjilid untuk ditulisi atau telah berisi tulisan.
Salah satu cabang studi semantik secara historis ini disebut
etimologi.
D. Cara Kerja , Metode Pengumpulan Data Dan Analisis
Cara kerja :
a) Cara kerja saat membuat makalah ini adalah dengan menganalisis salah satu
kumpulan cerpen ,kemudian setiap cerpen tersebut kami bagikan kesemua
anggota ekelompok agar mereka menganalisis satu persatu yang ada pada
halaman cerpen .
b) Pengumpulan data :
Pengumpulan data yang kami lakukan setelah kami menganlasis data yang
ada kam ketik,kami jadikan satu kemudian di edit .
Analisis :
- Dalam proses analisis kami menganalisis cerpen dibagikan sesuai urutan
lalu kami diskusikan terlebih dahulu apakah data atau kata tersebut
termasuk dalam kata yang bermakna homonim atau tidak sebelum dilakukan
penulisan makalah.

BAB II
PEMBAHASAN
1.

2.

3.

4.

1.

2.

3.

Dari cerpen Kisah Sie Sie terdapat kalimat-kalimat yang masih mengandung
relasi makna yaitu homonim diantaranya :
Kata Sedap, dari kalimat Keluarga Han tinggal di pinggiran Singkawangdaerah kumuh, tidak sedap dilihat, tidak enak dicium. (halaman 23) Kata
sedap tersebut berarti tidak enak untuk dilihat. Kata sedap juga dapat
digunakan untuk makanan seperti Makanan itu baunya sedap sekali. Kata
sedap tersebut berarti makanan itu baunya harum sekali.
Kata Mekar, dari kalimat Ia mekar menjadi kembang daerah kumuh itu.
(halaman 23) Kata mekar tersebut berarti tumbuh. Kata mekar juga dapat
digunakan untuk bunga seperti pada kalimat Bunga mawar itu sudah
mekar. Kata mekar tersebut berarti berkembang.
Kata Kembang, dari kalimat Ia mekar menjadi kembang daerah kumuh
itu. (halamaan 23) Kata kembang tersebut berarti gadis tercantik di daerah
kumuh itu. Kata kembang juga dapat digunakan untuk tumbuhan seperti
pada kalimat Cita dikasih kembang mawar oleh kekasihnya.
Kata Nikah, dari kalimat Sie tentu sering mendengar percakapan, bisikbisik tetangga tentang nikah foto. Kata nikah tersebut berarti hanya untuk
status saja. Kata nikah juga dapat digunakan untuk orang mau menikah.
Dari cerpen Percayakan Kau Padaku terdapat kalimat-kalimat yang masih
mengandung relasi makna yaitu homonim diantaranya :
Kata Hitam legam, dari kalimat Pasti cantik dengan rambur panjang hitam
legam, mata hitam bundar, pipi memarah berlesung. (halaman 151) Kata
hitam legam tersebut berarti hitam yang sangat hitam. Kata hitam legam
bisa untuk kata rambut dan kulit.
Kata bisa dari kalimat tidak ada yang bisa menghentikan kesewenng
wenangan Rahwana. (halaamaan 159). Kata bisa ini mempunyai dua
makna , yang pertama bisa yakni mampu melakukan seswatu dan yang ke
dua kata bisa yang berarti bisa ular (racun).
Kata medan pada kalimat berangkat ke medan perang (halaman 160).
Kata medan disini memiliki dua makna yakni medan dalam kalimat
berangkat ke medan perang yang berarti berangkat ke lokasi atau tempat


1.

2.

3.

1.

2.

berperang sedangkan makna lainya kata medan adaalah salah satu nama
propinsi yang ada di Indonesia.
Dari cerpen Mimpi-Mimpi Sampai-Engtay terdapat kalimat-kalimat yang
masih mengandung relasi makna yaitu homonim diantaranya :
Kata daya dari kalimat Tatapi demi Budha Suci, apalah daya Sampek?
(halaman 66) Kata daya memiliki dua makna yaitu misalnya dalam kalimat
yang diatas berarti kemampuan dan kata daya juga digunakan pada listrik
contohnya daya listriknya berapa? Kata daya tersebut dapat berarti
kekuatan.
Kata mahkota dari kalimat Celaka dua belas kalau Putra Mahkota tahu.
(halaman 68) Kata mahkota memiliki beberapa makna dalam kalimat
Mahkota wanita adala rambutnya dan Mahkota bunga itu indah sekali.
Kata menimba dalam kalimat Engtay pernah menimba ilmu di sana.
(halaman 68) Kata menimba di sini mempunyai dua makna. Makna dari
kalimat atas adalah menambah ilmu atau belajar ilmu sedangkan kata
menimba mempunyai makna yang berbeda dalam kalimat Nenek sedang
menimba air di sumur, yang maknanya tertentu berbeda dengan kalimat
yang pertama pada kalimat nenek sedang menimba air di sumur . Kata
menimba di sini yang berarti mengambil air di sumur.
Dari cerpen Hiks, Kupikir Itu Sungguhan terdapat kalimat-kalimat yang
masih mengandung relasi makna yaitu homonim diantaranya :
Tetapi tidak bagi putri, yang sejak kami masuk kampus itu, sudah ngebet
berat dengan Rio (hal 8).
Kata berat dalam kalimat di atas yang bercetak tebal bisa juga untuk berat
suatu benda seperti berat badan, berat batu dan lain lain.
Kemarin saja Rio update status proyek jembatan tugas mata kuliah
sipilnya, mana ada hubungannya dengan kalian? Kecuali Putri jadi inspirasi
jembatannya,aku mengangkat bahu (hal 8).
Kata status dalam kalimat diatas yang bercetak tebal bisa juga untuk status
seseorang seperti menikah, lajang, mahasiswa.

3. Bukannya kamu belum tersambung pertemanan dengan Rio?(hal 8).


Tersambung, kata tersambung diatas yang bercetak tebal bisa juga menjadi
kata tersambung untuk sebuah tali yang sudah terputus.
4. Nah, kok kamu tahu? Wah ternyata ya, nana yang alim, yang bilang ga suka
dekat dekat sama cowok, memeriksa timeline Rio? Ayo ngaku! (hal
8).Kata memeriksa dalam kata yang bercetak tebal yang terdapat pada
kalimat diatas, memeriksa bisa digunakan oleh seorang dokter kepada
pasiennya.
5. Enak saja Putri bilang aku bukan tipenya Rio (hal 9).
Kata enak dalam kata yang bercetak tebal pada kalimat diatas bisa juga
digunakan untuk enak suatu makanan yang memang enak dan lezat.
Biasa saja kali.

Dari cerpenSepotong Hati yang Baru terdapat kalimat-kalimat yang masih


mengandung relasi makna yaitu homonim diantaranya :
1. Bulan purnama menggantung di angkasa (hal 43).
Kata bulan dalam kalimat diatas yang bercetak tebal digunakan juga untuk
satelit yang mengorbit bumi dan nama-nama kumpulan hari.
2. Bedanya tidak ada kesedihan disana. Aku mengeluarkan kotak cincin batu
bulan itu (hal 45).
Kata batu dalam kalimat diatas, batu juga terdapat pada kota malang dan zat
padat yang sangat keras.
3. Kali ini seperti bertanya kosong (hal 49).
Kata kali dalam kalimat diatas, kali juga terdapat pada sungai kecil yang
mengalir.

Dari cerpenItje Noerbaja dan Kang Djahil terdapat kalimat-kalimat yang


masih mengandung relasi makna yaitu homonim diantaranya :
1) Persis seperti kakinja habis ditimpa batoe oelekan tiga kilo (hal 92).
Kata batoe atau batu dalam kalimat diatas, batu juga terdapat pada kota
malang dan zat padat yang sangat keras.
Kita tidak bisa bertemu disini, Itje (hal 103).
Kata bisa dalam kalimat diatas, bisa untuk ular yang beracun dan untuk
seseorang yang bisa meakukan sesuatu.
2) celaka, dalam situasi genting seperti itu, hitungan detik bisa amat penting
(hal 106).
Kata genting dalam kalimat diatas yang bercetak tebal, genting bisa Atap
rumah yang terbuat dari tanah liat. Kata genting dalam kalimat diatas
menunjukan dalam situasi yang sangat penting.
3) itu pot bunga tidak enak dipandang mata (hal 108).
Kata enak dalam kata yang bercetak tebal pada kalimat diatas bisa juga
digunakan untuk enak suatu makanan yang memang enak dan lezat.
4) mari kita bersulang, untuk ratu isabella, makmur dan panjang umur.
Meurouw Rose mengangkat gelasnya (hal 120).
Kata mengangkat dalam kalimat diatas bisa juga, mengangkat itu
mengadopsi anak dari panti asuhan.

i.

Dari cerpenBuat Apa di Sesali terdapat kalimat-kalimat yang masih


mengandung relasi makna yaitu homonim diantaranya :
Menatap kilat cahaya lampu (191)

Kata kilat dalam kalimat diatas yang bercetak tebal bisa menunjukan kilat
petir dan bisa menunjukan kilat kecepatan.
ii.
Pemuda malang yang merengsek masuk, menatap nanar, mencari potongan
hatinya, Hesty (hal 200).
Kata malang dalam kalimat diatas yang bercetak tebal bisa menunjukan kota
malang.
- Dari cerpen Kalau Semua Wanita terdapat kalimat-kalimat yang masih
mengandung relasi makna yaitu homonim diantaranya :
1. Kata bulanan dalam kalimat Dua jam lalu, Vin sebenarnya sedang asyik
bekerja, lembur malam-malam menyelesaikan laporan bulanan. (halaman
129) Kata bulanan tersebut dapat berarti laporan yang harus di kumpulkan
setiap bulannya. Kata bulanan juga dapat digunakan dalam kalimat Dina
mendapat gaji bulananan. Kata bulanan yang dimaksud berarti gaji yang
diterimanya setiap bulan.
2. Kata gelap dalam kalimat Menurut definisi kecantikan versi industri
kosmetik saat ini, Vin yang jerawatan, rambut keriting jingkrak, wajak tirus,
ditambah berkulit gelap pula. (halaman 129) Kata gelap dalam kalimat
tersebut memiliki arti hitam. Kata gelap juga dapat digunakan untuk kalimat
Cuaca hari ini gelap sekali, yang di maksud kata gelap dalam kalimat itu
memilki arti mendung.

BAB III
KESIMPULAN

Semantik merupakan sub bidang yang dikhususkan untuk studi


tentang makna, seperti yang melekat di tingkat kata, frasa, kalimat, dan unit
yang lebih besar dari wacana (disebut teks). Daerah dasar studi ini adalah
arti dari tanda-tanda, dan studi tentang hubungan antara linguistik yang
senyawa yakni : homonimi, sinonimi, dan masih bnayak lainnya yang
masuk kedalam relasi makna.
Relasi makna adalah hubungan makna antara kata
yang satu dengan kata yang lainnya.Verhar (1983:135)
mengatakan,`` homonim adalah ungkapan ( kata atau frasa atau kalimat)
yang bentuknya sama dengan suatu ungkapan lain, tetapi dengan perbedaan
makna di antara kedua ungkapan tersebut `` dengan kata lain bentuknya
sama (bahkan dalam BI tulisanya sama, lafalnya sama) tetapi berbeda
maknanya.
Perbedaan antara homonim,homograf dan homofon adalah kalau
hominim itu bunyinya sama tetapi maknanya bebeda,kalau homograf itu
tulisannya sama tapi bunyinya berbeda sedangkan homofon bunyinya sama
tapi tulisannya berbeda .
Didalam kumpulan cerpen Sepotong Hati Yang Baru ini kami
banyak menemukan kata kata yang berhomonim terutama pada cerpen siesie ,dan hiks kupikir itu sungguhan terdapat lima yang mengandung makna
homonim.adapun pada cerpen yang lain kami hanya menemukan satu
sampai tiga yang memiliki kata berhomonim .

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009.pengantar semantik Bahasa Indonesia .


Bineka cipta

Aminudin . 2008.semantik (pengantar studi tentang


makna).Sinar Baru Algensindo,Bandung .
Pateda . 2001.Semantik leksikal .Rineka cipta , jakarta.
Mukhtar, Khalil dkk. 2006. Semantik. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Tarigan,Henry Guntur. 1993. Pengajaran Morfologi. Bandung:
Angkasa.
Liye, Tere. 2012. Sepotong Hati yang Baru. Jakarta : Mahaka
Publishing.

Você também pode gostar