Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Ketenagakerjaan
1.
2.
Tenaga Kerja
a.
Tenaga kerja menurut jenis kelamin, terdiri atas tenaga kerja wanita dan
tenaga pria dengan dasar agar kualitas produksi bisa terjamin karena adanya
kesesuaian antara tenaga dan jenis pekerjaannya.
Tenaga kerja terdidik atau ahli adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian
yang diperoleh dari jenjang formal, seperti: dokter, notaries, arsitek, dan
sebagainya.
ii.
Tenaga kerja terampil atau terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki
ketrampilan yang diperoleh dari pengalaman atau kursus, seperti montir, tukang
las.
iii.
Tenaga kerja tidak terdidik atau tidak terampil adalah tenaga kerja yang tidak
memiliki kemampuan tetapi hanya mengandalkan kekuatan fisik, seperti kuli
panggul, tukang gali, tukang becak.
c.
i.
(polisi salah satu tenaga kerja yang profesional, polisi di Kecamatan Sambit, Kota
Ponorogo, Jawa Timur)
ii.
Tenaga kerja terlatih atau terampil adalah tenaga kerja yang memiliki
keterampilan khusus dalam bidang tertentu yang diperoleh dari pendidikan
seperti pendidikan menengah plus sampai setara Diploma 3, seperti: tenaga
pembukuan.
(tukang cukur salah satu pekerjaan jasa, tukang cukur di pasar Sambit, kota
Ponorogo, Jawa Timur)
iii.
Tenaga kerja biasa adalah tenaga kerja yang tidak memerlukan ketrampilan
khusus dalam melaksanakan pekerjaan, seperti tukang gali sumur.
3.
a.
Angkatan kerja, angkatan kerja adalah warga Negara yang ikut aktif serta
menyumbangkan tenaga dalam kegiatan produksi, serta warga Negara yang
sedang mencari pekerjaan atau yang masih menganggur, akan tetapi sewaktuwaktu siap untuk bekerja. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999, pasal
2, ayat 2, golongan angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berumur
15 tahun ke atas) baik yang bekerja maupun yang mencari pekerjaan.
i.
1) Jumlah dan sebaran usia penduduk, penduduk yang berusia lebih dari batas
tertentu dianggap masuk ke dalam usia kerja.
2) Pengaruh keaktifan bersekolah terhadap penduduk di usia muda, maksudnya
adalah penduduk usia muda yang masih sekolah tidak dianggap sebagai
angkatan kerja, walaupun penduduk usia muda itu sebagian orang yang sudah
mulai bekerja.
3) Peranan kaum wanita dalam perekonomian, wanita yang bekerja dalam urusan
rumah tangga tidak dianggap sebagai bagian angkatan kerja.
4) Pertambahan penduduk yang tinggi, setiap pertambahan jumlah penduduk
cenderung akan menambah sebagian penduduk yang tergolong angkatan kerja.
5) Meningkatkan jaminan kesehatan.
b. Bukan angkatan kerja, adalah tenaga kerja yang tidak mau bekerja, mereka
yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah, dan
tidak melakukan suatu kegiatan yang dimasukkan ke dalam kategori kerja.
4.
Kesempatan kerja, adalah keadaan di mana peluang kerja tersedia bagi para
pencari kerja. Kesempatan kerja merupakan pertemuan antara permintaan
tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja. Kesempatan
kerja diartikan sebagai jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat.
B. Upah
1.
Pengertian, upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi
kerja kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk
tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan
atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
2.
a.
1) Upah menurut kodrat adalah upah yang cukup untuk pemeliharan hidup pekerja
dengan keluarganya.
2) Di pasar akan terdapat upah menurut harga pasar adalah upah yang terjadi di
pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Upah harga pasar akan
berubah di sekitar upah menurut kodrat. Oleh ahli ekonomi modern, upah kodrat
dijadikan batas minimum dari upah pekerja.
b. Teori Upah Besi dari Ferdinand Lassalle, penerapan sistem upah kodrat
menimbulkan tekanan terhadap kaum buruh, karena posisi buruh dalam posisi
yang sulit untuk menembus kebijakan upah yang telah ditetapkan oleh
produsen. Berhubungan dengan kondisi tersebut maka teori ini dikenal Teori
Upah Besi. Lassalle menganjurkan untuk menghadapi kebijakan produsen
terhadap upah agar dibentuk serikat pekerja.
c.
Teori dana upah dari John Stuart Mill, tinggi upah bergantung kepada
permintaan dan penawaran tenaga kerja sedangkan penawaran tenaga kerja
tergantung pada jumlah dana upah, yaitu jumlah modal yang disediakan
perusahaan untuk pembayaran upah. Peningkatan jumlah penduduk akan
mendorong tingkat upah yang cenderung turun, karena tidak sebanding antara
jumlah tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja.
d. Teori upah etika, menurut kaum utopis (kaum yang memiliki idealis
masyarakat yang ideal) tindakan para pengusaha yang memberikan upah hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum, merupakan suatu tindakan yang
tidak etis. Oleh karena itu, sebaiknya para pengusaha selain dapat memberikan
upah yang layak kepada pekerja dan keluarganya, juga harus memberikan
tunjangan keluarga.
3.
a.
d. Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat buruh dan serikat pengusaha
e. Perbedaan jenis pekerjaan
f.
Tingkat kebersaingan
4.
ii.
iii.
ii.
iii.
v.
vi.
vii.
Sistem upah premi, kombinasi sistem upah prestasi yang ditambah dengan
sejumlah premi tertentu . contohnya, jika Elya sebagai pekerja menyelesaikan
200 potong pakaian dalam 1 jam, maka dibayar Rp 5,000.00 dan jika terdapat
kelebihan dari 200 potong, maka diberikan premi misalnya prestasi kerjanya 210
potong per jam, maka Elya akan mendapatkan Rp 5,000.00 ditambah (10/200X
Rp 5,000.00) = Rp 5,250.00.
viii.
ix.
2.
Sebab-sebab pengangguran
a.
g.
j.
3.
Jenis-jenis pengangguran
a.
Menurut ciri-cirinya
yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unut pekerjaan,
padahal dengan mengurangi tenaga kerja sampai jumlah tertentu tidak akan
mengurangi jumlah produksi. Terjadi disektor pertanian atau jasa. Contohnya:
anggota keluarga yang besar mengerjakan luas tanah yang sangat sempit.
Dampak pengangguran
a.
a.
Timur)