Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BA
B
No
Kecamatan
Luas Wilayah
(km2)
Prosentase
(%)
Watubangga
245.20
3.54
Tanggetada
450.00
6.50
Pomalaa
373.82
5.40
Keterangan
Wundulako
140.00
2.02
Baula
150.47
2.17
Ladongi
183.00
2.65
Lambandia
226.57
3.27
Tirawuta
381.14
5.51
Kolaka
207.25
3.00
10
Latambaga
308.32
4.46
11
Wolo
730.54
10.56
12
Samaturu
344.69
4.98
13
Mowewe
92.75
1.34
14
Uluiwoi
2306.58
33.34
15
Toari
71.25
1.03
16
Polinggona
151.12
2.18
17
Poli-Polia
162.56
2.35
18
Lalolae
81.93
1.18
19
Loea
107.94
1.56
20
Tinondo
203.25
2.94
Total
6918.38
100.00
B. Topografi
Kabupaten Kolaka memanjang dari Utara Barat Laut ke Tenggara dengan topografi yang sangat
kontras antara bagian barat dengan bagian Timur. Berdasarkan bentuk bentang alamnya (morfologinya)
Kabupaten Kolaka dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah yaitu pedataran di bagian barat (bagian pesisir), bergelombang
dibagian tengah dan pegunungan di bagian Timur. Ketiga bentuk bentang alam tersebut juga memanjang dari
Utara Barat Laut ke Tenggara. Kondisi demikian tidak lepas dari proses pembentukan Pulau Sulawesi
khususnyabagian timur yang berupa obduksi (tumbukan). Kondisi topografi yang demikian ini pula
mengakibatkan banyak terdapat sungai kecil yang mengalir dari wilayah topografi perbukitan di Timur ke wilayah
pedataran di Barat.
No.
Kecamatan
Ibukota
Desa
Kelurahan
Jumlah
1.
Watubangga
Watubangga
12
2.
Tanggetada
Anaiwoi
12
13
3.
Pomalaa
Tonngoni
12
4.
Wundulako
Wundulako
11
5.
Baula
Baula
6.
Ladongi
Atula
13
7.
Lambandia
Penanggo Jaya
19
20
8.
Tirawuta
Rate-Rate
12
13
9.
Kolaka
Lamakato
10.
Latambaga
Mangolo
11.
Wolo
Wolo
17
19
12.
Samaturu
Tosiba
13
15
13.
Mowewe
Inebenggi
14.
Uluiwoi
Sanggona
12
13
15.
Toari
Toari
16.
Polinggona
Polinggona
17.
Loea
Loea
18.
Tinondo
Tinondo
19.
Poli-Polia
Poli-Polia
20.
Lalolae
Lalolae
168
46
214
Kabupaten Kolaka
Sumber: Kabupaten Kolaka Dalam Angka 2010
Ketinggian 0 - 7 meter, umumnya terletak di pesisir pantai Watubangga hingga Tanjung Pakar dan di Pantai
Wolo hingga Tanjung Ladongi. Daerah ini terdapat hutan bakau, tambak dan areal perkampungan.
Ketinggian 7 - 25 meter dari permukaan laut membujur dari kecamatan Watubangga ke arah barat.
Bentangan kontur mengikuti lekukan sepanjang jalan arteri. Daerah yang di lalui selain hutan bakau dan
perkampungan juga kawasan budidaya seperti tambak, sawah,dan kebun campuran.
Daerah dengan ketinggian 25 - 100 meter mengikuti dataran agak terjal dengan fungsi budidaya, dan sebagian
besar hutan produksi dan perkebunan.
Daerah dengan ketinggian > 100 meter, merupakan daerah terjal kearah kawasan perlindungan dan
pelestarian, termasuk kawasan khusus dengan perlindungan daerah aliran.
Prasarana sumberdaya air adalah prasarana pengembangan sumberdaya air untuk memenuhi berbagai
kepentingan, utamanya untuk air bersih dan air irigasi. Pengembangan prasarana sumberdaya air diarahkan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumber air permukaan, sumber air tanah dan sumber mata air.
Pengembangan sistem irigasi dalam rangka peningkatan pelayanan irigasi diarahkan pada pengelolaan
DAS yang terdapat di wilayah Kabupaten Kolaka adalah DAS Pakue, DAS Lapao-Pao, DAS Kolaka dan DAS
Huko-huko yang mampu menyediakan air dengan debit 105 liter/detik. Kabupaten Kolaka memiliki beberapa sungai
yang tersebar pada beberapa Kecamatan. Sungai tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan
sebagai sumber tenaga, kebutuhan industri, kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan irigasi serta pariwisata.
Tabel. 2.3 : Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota
Nama DAS
DAS Pakue
DAS Lapao-Pao
DAS Kolaka
DAS Huko-huko
Luas (Ha)
Debit (m3/dtk)
C. Kondisi Iklim
Wilayah daerah basah dengan curah hujan lebih dari 1788.70 mm per tahun berada pada wilayah
sebelah utara jalur Kolaka meliputi Kecamatan Kolaka, Kecamatan Latambaga, Kecamatan Wolo, Kecamatan
Samaturu, Kecamatan Mowewe, Kecamatan Uluiwoi dan Kecamatan Tinondo dengan bulan basah sekitar 5
sampai 9 bulan dalam setahun.
Tabel 2.4 Curah Hujan di Kabupaten Kolaka dan Sekitarnya
No
Bulan
Hari Hujan
Curah Hujan (mm)
1 Januari
22
106.30
2 Februari
16
160.80
3 Maret
19
190.40
4 Apri
21
216.90
5 Mei
21
271.10
6 Juni
16
93.20
7 Juli
11
153.20
8 Agustus
5
23.10
9 September
7
2.10
10 Oktober
10
108.50
11 Nopember
14
220.10
12 Desember
20
243.00
Kabupaten Kolaka
182
1788.70
Sumber: Kabupaten Kolaka Dalam Angka 2010
D. Geologi
Kondisi geologi di Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk didalamnya Kabupaten Kolaka umumnya berada
pada kondisi geologi yang rumit. Kerumitan ini dicerminkan dari litologi yang beragam dengan kontak litologi
umumnya berupa kontak struktur. Kuatnya tekanan tektonik menyebabkan umumnya wilayah studi merupakan
wilayah pegunungan. Sedangkan jika dilihat dari jenis batuannya maka wilayah ini juga disusun oleh batuan
yang rumit dan mulai dari yang sangat tua (Jura) hingga yang paling muda (Holosen). Satuan batuan tersebut
masih dirinci kedalam satuan batuan yang lebih spesifik, dirinci dengan simbol dan warna masing-masing
satuan.
Berdasarkan peta geologi lembar Lasusua Kendari Sulawesi dan peta geologi lembar Kolaka
Sulawesi dengan skala 1:250.000 yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G),
Dirjen Geologi dan Sumberdaya Mineral, Bandung 1993, serta kompilasi peta oleh Dinas Pertambangan dan
Energi Provinsi Sulawesi Tenggara (2005) wilayah Kabupaten Kolaka tersusun oleh beberapa jenis
batuan yang dapat dijelasakan sebagai berikut (Penjelasan dari batuan yang tertua ke batuan yang
termuda):
a.
Kompleks Mekongga (Pzm) pada Lembar Lasusua Kendari disebut batuan malihan Paleooikum;
Formasi Tolala (TRJt) yang pada lembar peta geologi yang dibuat oleh Dinas pertambangan dan Energi
Sultra (2005) TRJI. Formasi ini tersusun oleh batu gamping dengan sisipan batu pasir, serpih dan napal.
Struktur yang dijumpai pada batuan ini adalah perlapisan dengan arah umum kemiringan batuan adalah
selatan. Batuan ini mempunyai kontak struktur (patahan turun) di bagian selatan dengan batuan yang
lebih tua (Pzm).
Penyebaran formasi ini relatif sempit (10%) yaitu di bagian barat laut Kabupaten Kolaka yaitu dari
Pegunungan Mengkoka di timur hingga ke pantai di barat. Hasil penanggalan dari ketiga lembar peta di
atas menunjukkan umur yang sama yaitu Trias Jura.
c.
Formasi Meluhu (TRJm) yang pada lembar peta geologi yang dibuat oleh Dinas pertambangan dan
Energi Sultra (2005) disebut PCt. Formasi ini terdiri atas perselingan batupasir, serpih, batugamping dan
lanau. Batuan ini mengalami tektonik kuat yang ditandai oleh kemiringan perlapisan batuan hingga 80O
dan adanya puncak antiklin yang memanjang utara barat daya tenggara.
Penyebaran formasi ini juga sempit (7,5%) dan tersingkap di sebelah timur Kabupaten Kolaka. Batuan ini
dideskripsi berumur Trias Atas Jura bagian bawah oleh ketiga lembar peta geologi tersebut di atas.
d.
Batuan Beku Ultrabasa (Ku) pada lembar Kolaka, batuan ofiolit pada lembar Lasusua Kendari dan
batuan ofiolit Matano oleh Dinas Pertambangan dan Energi Sultra (2005) yang disebut Ubm. Batuan ini
terdiri atas peridotit, hazburgit, gabro, dunit dan serpentinit.
Batuan ini menyebar di tiga tempat yaitu Pulau Padamarang, Kecamatan Pomalaa dan Kecamatan Wolo
dengan sebaran yang tiidak terlalu luas (10%). Ketiga daerah inipun telah menjadi wilayah konsesi
penambangan nikel terbesar yaitu PT. INCO dan PT. Aneka Tambang. Umur batuan ini adalah Jura
bagian atas - Kapur bagian bawah.
e.
Kompleks Pompangeo (MTpm) merupakan kompleks batuan metamorf yang terdiri dari sekis, rijang dan
marmer serta metagamping. Batuan ini oleh Dinas Pertambangan dan Energi Sultra (2005)
memetakannya sebagai batuan metamorf yang sama dengan PCm. Batuan ini mempunyai kontak
struktur geser dengan batuan yang lebih tua di bagian utara yaitu Kompleks Mekongga (Pzm).
Berdasarkan penarikan umur oleh P3G (1993) Kompleks Pompangeo mempunyai umur Kapur Akhir
Formasi Langkawa (Tml) merupakan batuan sedimen berupa konglomerat, batupasir, serpih dan
batugamping. Kumpulan batuan sedimen ini kemudian dipetakan sebagai Tms dan Tml oleh Dinas
Pertambangan dan Energi Sultra (2005). Batuan ini banyak dibatasi oleh kontak struktur dengan batuan
lainnya dan bagian atas menjemari dengan bagian bawah batuan sedimen Formasi Boepinang (Tmpb
atau Tmpl dan Tmps). Hasil penanggalan umur menunjukkan bahwa batuan ini terbentuk pada Miosen
Tengah (P3G, 1993), sedangkan Dinas Pertambangan dan Energi Sultra (2005) mendeskripsi pada
kisaran umur Miosen Tengah bagian atas Miosen Akhir bagian bawah.
Berdasarkan kemiringan (dip) lapisan batuannya yang relatif kecil (25 O) maka dapat dikatakan bahwa
tektonik yang bekrja pada batuan ini relatif tidak seintens dengan batuan sebelumnya. Sebaran batuan ini
sangat sempit (5%) di bagian selatan wilayah studi, namun meluas kearah selatan (diluar Kabupaten
Kolaka).
g.
Formasi Boepinang (Tmpb) terdiri dari batupasir yang diselingi oleh lempung pasiran dan napal pasiran.
Kumpulan batuan sedimen ini kemudian dipetakan sebagai Tmps dan Tmpl oleh Dinas Pertambangan
dan Energi Sultra (2005). Batuan ini berlapis dengan kemiringan perlapisan relatif kecil yaitu <15 O yang
dijumpai membentuk antiklin dengan sumbu antiklin berarah barat daya timur laut. Batuan ini tersingkap
tidak merata dibagian selatan Kabupaten Kolaka yang menutupi lahan sekitar 5% dari wilayah Kabupaten
Kolaka.
h.
Aluvial (Qa) adalah endapan termuda dan hingga kini masih berlanjut. Material penyusunnya berupa
kerikil, pasir, kerakal, lempung dan unsur organik yang terendapkan bersama. Sebarannya sangat
terbatas yaitu berupa endapan sungai dan pantai. Luas sebarannya tidak lebih dari 2,5% dari luas
wilayah Kabupaten Kolaka.
Berdasarkan peta yang dibuat oleh oleh P3G (1993) maupun oleh Dinas Pertambangan dan Energi
Sultra (2005), maka di daerah penelitian terdapat satu patahan mayor yang dideskripsi sebagai patahan geser
menganan dan berarah Utara Barat Laut Tenggara dan mulai melewati Kota Kolaka hingga ke Selat Tiworo
di selatan. Patahan ini memotong seri batuan yang tua seperti Kompleks Mekongga dan Kompleks
Pompangeo, namun tidak memotong batuan muda seperti Tms atau Formasi Langkowa di selatan.
Berdasarkan fenomena tersebut maka patahan mayor tersebut terjadi sebelum F. Langkowa terbentuk pada
Miosen Tengah.
Mengikuti arah patahan mayor tersebut juga dijumpai patahan naik yang hanya melewati batuan tua
yaitu Batuan Ultrabasa (Ku) yang berumur Jura Kapur. Stuktur ini diduga yang menyebabkan batuan-batuan
yang lebih tua dari kapur terangkat ke permukaan dan tersingkap di Sulawesi Tenggara.
2.2. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Kolaka tahun 2010 adalah 314.812 jiwa. Kecamatan yang mempunyai
jumlah penduduk terbanyak yakni di Kecamatan Kolaka berjumlah 35.977 jiwa. Dengan distribusi penduduk
mencapai 11,43% dari seluruh penduduk di Kabupaten Kolaka.
Tabel. 2.5 : Nama,Luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah
Kelurahan
Nama
Kecamatan
Watubangga
Tanggetada
Pomalaa
Wundulako
Baula
Ladongi
Lambandia
Tirawuta
Kolaka
Latambaga
Wolo
Samaturu
Mowewe
Uluiwoi
Tinondo
Lalolae
Poli-Polia
Toari
Polinggona
Loea
Total
Jumlah
Kelurahan /
Desa
12
14
12
11
9
13
20
13
7
7
19
15
8
13
8
5
8
6
5
8
213
Luas Wilayah
(Ha)
245,20
450,00
373,82
140,00
150,47
183,00
226,57
381,14
207,25
308,32
730,54
344,69
92,75
2.306,58
203,25
81,93
162,56
71,25
151,12
107,94
6.918,38
3,54
6,50
5,40
2,02
2,17
2,65
3,27
5,51
2,99
4,46
10,56
4,98
1,34
33,34
2,94
1,18
2,35
1,03
2,18
1,56
Jumlah
Penduduk
Tahun
201 201 n+
0
1
4
14.1
69
13.310
28.199
Jumlah KK
201
0
Tahun
201
n+4
1
Tingkat
Pertumbuhan
Tahun
201 201
n+4
0
1
Wundulako
18.588
Baula
10.126
Ladongi
23.818
Lambandia
27.893
Tirawuta
12.483
Kolaka
36.147
Latambaga
27.558
Wolo
24.253
Samaturu
21.045
Mowewe
7.538
Uluiwoi
7.242
Tinondo
7.119
Lalolae
3.542
Poli-Polia
10.606
Toari
8.925
Polinggona
6.497
Loea
6.174
Sumber : Kolaka Dalam Angka 2011
8.
Pengembangan mutu dan jangkauan pelayanan untuk sistem jaringan energi, sistem jaringan
telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air dan sistem pengelola lingkungan;
9.
kesehatan
diKolaka
dititik
beratkan
padapeningkatan
mutu
pelayanan
Agama
Kecama
Watubangga
tan
Tanggetada
Pomalaa
Wundulako
Baula
Ladongi
Lambandia
Tirawuta
Kolaka
Latambaga
Wolo
Samaturu
Mowewe
Uluiwoi
Tinondo
Lalolae
Poli-Polia
Toari
Polinggona
Loea
SD
SLTP
SLTA
22
21
17
16
11
24
33
15
19
16
19
22
9
15
12
6
12
12
8
8
8
5
7
4
2
6
8
4
2
4
5
4
3
4
4
2
2
4
2
2
2
2
5
2
1
2
2
2
6
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
SMK
MI
MTs
MA
1
2
2
3
1
2
5
1
1
1
1
1
2
2
3
1
3
2
1
3
2
3
2
1
2
1
3
1
1
1
1
1
1
1
3
2
2
1
1
1
1
-