Você está na página 1de 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup tersusun dari sel sebagai unit terkecil dan menjadi dasar
kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di
dalam sel. Kata sel berasal dari kata Latin cellulae yang berarti kamar-kamar kecil.
Anton van Leeuwenhoek melakukan banyak pengamatan terhadap benda-benda dan
jasad-jasad renik dan menunjukkan pertama kali pada dunia ada kehidupan di dunia
lain yang belum pernah dilihat oleh manusia. Karyanya menjadi dasar bagi cabang
biologi yang penting saat ini: mikrobiologi. Perkembangan mikroskop selama hampir
200 tahun berikutnya telah memberikan kesempatan bagi para ahli untuk meneliti
susunan tubuh makhluk hidup. Serangkaian penelitian telah dilakukan oleh 2 orang
ilmuwan dari [[Jerman] yaitu Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881) dan
Theodor Schwann (ahli hewan, 1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa setiap
mahluk hidup tersusun atas sel. Selanjutnya pada tahun 1885 seorang ilmuwan
Jerman, Rudolf Virchow, mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk
sel-sel baru. Sel juga merupakan sekumpulan materi yang paling sederhana yang
dapat menjalankan proses hidup. Sel merupakan tingkatan struktur terendah yang
mampu melakukan semua aktivitas kehidupan. Walaupun banyak sel yang berbeda
satu sama lainnya, tetapi umumnya seluruh sel mempunyai sifar-sifat dasar yang
mirip satu sama lain.
Ilmu yang mengkaji tentang sel dikenal dengan istilah sitologi. Sitologi tidak
hanya berdiri sendiri, melainkan juga memiliki keterkaitan dengan ilmu pengetahuan
lainnya. Dalam mempelajari ilmu tersebut, juga memiliki batasan dan dimensi dalam
biologi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang sejarah perkembangan biologi sel,
teori sel dan protoplasma.

1 | Makalah Biologi Sel

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Bagaimana sejarah perkembangan biologi sel serta teori sel dan protoplasma?
Bagaimana hubungan sitologi dengan ilmu pengetahuan lain?
Bagaimana batasan dan dimensi sel dalam biologi?
Bagaimana penerapan konsep fisika dan kimia untuk memahami proses hidup
dalam sel?

C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini, yaitu:
1. Untuk memahami sejarah perkembangan biologi sel serta teori sel dan
protoplasma.
2. Untuk memahami hubungan sitologi dengan ilmu pengetahuan alam.
3. Untuk mengetahui batasan dan dimensi sel dalam biologi.
4. Untuk memahami penerapan konsep fisika dan kimia untuk memahami proses
hidup dalam sel.

2 | Makalah Biologi Sel

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Biologi Sel


Dalam mempelajari sel, ilmuan tidak akan terlepas dari bantuan mikroskop.
Perkembangan pengetahuan dalam bidang sel berjalan selaras dengan perkembangan
mikroskop. Zacharias Janssen tercatat sebagai penemu Mikroskop pertama.
Dilahirkan pada tahun 1580 di negara Kincir Angin, Belanda. Pada tahun 1590,
bersama dengan ayahnya, beliau berhasil menciptakan sebuah mikroskop dengan
menggunakan lensa cembung dan cekung untuk memperbesar tampilan benda-benda
yang sangat kecil ukurannya. Mekanisme penyetelan fokus yang pertama untuk
mikroskop tersebut dibuat dan disempurnakan oleh Campini, seorang ilmuwan yang
berasal dari Italia, pada tahun 1668. Temuan mikroskop saat itu mendorong ilmuan
lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama. Bahkan Galileo
mengklaim dririnya sebagai pencipta pertamanya yang telah membuat alat ini pada
tahun 1610. Dengan berkembangnya teknologi mikroskop maka pengetahuan tentang
sel dikalangan para ilmuan makin bertambah
Sel merupakan massa protoplasma berbatas membran dengan sistem
organisasi yang sangat kompleks. Sel bukan merupakan suatu bangunan statis,
melainkan sebuah struktur yang sangat dinamis. Berbagai jenis aktivitas hidup yang
berlangsung di dalam tubuh organisme pada dasarnya berlangsung di dalam sel
dengan mekanisme sistem yang sangat harmonis. Aktivitas satu sel menunjang
aktivitas sel yang lain membentuk suatu sistem yang sangat harmonis
untukmenunjang sebuah kehidupan yang fungsional. Anthony van Leeuwenhoek
(1632-1723), seorang yang berkebangsaan Belanda merupakan orang pertama yang
menemukan mikroskop dan meneliti organisme mikroskopis seperti berbagai
Protozoa dan Rotifera yang oleh Beliau diberi nama animanculus. Beliau telah
mengamati berbagai jenis bakteri, sperma pada manusia, katak, anjing, kelinci, dan

3 | Makalah Biologi Sel

ikan serta pergerakan sel-sel darah di dalam kapiler kaki katak dan daun telinga pada
kelinci. Marcello Malphigi (1628-1694), seorang berkebangsaan Italia merupakan
orang pertama yang menggunakan mikroskop dalam mengamati sayatan jaringan
pada organ-organ tertentu, seperti otak, hati, ginjal, limfa, dan paru-paru. Selain itu,
dia juga mengamati perkembangan embrio ayam. Berdasarkan hasil pengamatannya,
Beliau menyimpulkan bahwa jaringan tersusun atas unit-unit struktural yang Ia sebut
utricles (De Robertis, 1988).

Robert Hooke (1663) merupakan orang


pertama yang memperkenalkan istilah

sel berdasarkan hasil pengamatannya pada sayatan sumbat gabus. Ia melaporkan


bahwa sumbat gabus terdiri atas ruang-ruang kecil yang diberi nama sel (bahasa
Yunani: Cellula yang bermakna ruang-ruang kecil).

4 | Makalah Biologi Sel

Rene Dutrochet (1776-1847), seorang


yang berkebangsaan Perancis, melaporkan bahwa
semua

hewan

dan

tumbuhan

terdiri

atas

kumpulan sel-sel globular. Pada tahun 1831,


Robert

Brown

(1773-1858),

seorang

yang

berkebangsaan Inggris, melaporkan bahwa selsel epidermis tumbuhan, serbuk sari, dan kepala
putik mengandung suatu struktur yang konstan
yang disebut inti. Pada tahun 1840, Johannes E. Purkinye (1787-1869), seorang yang
berkebangsaan Cekoslovakia, memperkenalkan istilah protoplasma. Pada tahun 1861,
W. Schultze menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik dari kehidupan.
Protoplasma adalah substansi hidup yang berbatas membran dimana di dalamnya
terdapat inti atau nukleus.
Pada tahun 1938, Mathias J.Schleiden (1804-1882), seorang ahli pengetahuan
berkebangsaan Jerman, melaporkan bahwa tubuh tumbuhan tersusun atas sel. Secara
terpisah, pada tahun 1839 Theodore Schwann (1810-1882) yang juga seorang ahli
pengetahuan berkebangsaan Jerman, melaporkan bahwa tubuh hewan tersusun atas
sel. Schwann kemudian mengusulkan dua azas yang dikenal dengan teori sel, yaitu:
Semua organisme terdiri atas sel, dan sel merupakan unit dasar organisasi kehidupan.
Sepuluh tahun kemudian R. Virchow (1821-1902) mengusulkan azas ketiga teori sel
yang berbunyi: Semua sel berasal dari sel yang telah ada sebelumnya (Omnis cellula
e cellulaI) (Sheeler & Bianchi, 1983). Kemudian Louis Pasteur (1908-1895)
mengemukakan teori biogenesis yang menyatakan bahwa setiap makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup sebelumnya (Omne vivum e vivo).

5 | Makalah Biologi Sel

Analisis mikroskopis pada tahun pertengahan abad 19 membuktikan bahawa


sel adalah unit terkecil kehidupan. Kehidupan yang berlangsung terus menerus
berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal. Konsep-konsep tersebut
menjadi teori sel Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan para ilmuwan
tersebut diambil suatu kesimpulan, yaitu: sel merupakan kesatuan struktural makhluk
hidup, sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup, dan sel merupakan
kesatuan hereditas makhluk hidup. Namun, dalam lingkup yang lebih kompleks, teori
sel mengandung makna (Villee et al., 1985), yaitu:
1. Semua makhluk hidup terdiri atas sel;
2. Sel yang baru dibentuk, berasal dari pembelahan sel sebelumnya;
3. Semua sel memiliki kemiripan yang mendasar dalam hal komposisi kimia dan
aktivitas metabolismenya;
4. Aktivitas dari suatu organisme dapat dimengerti sebagai aktivitas kolektif, dan
interaksi-interaksi dari unit-unit seluler bergantung satu dengan yang lainnya.
Menurut De Robertis et al., (1975), sebuah sel harus memenuhi beberapa
kriteria yaitu :
a. Memiliki membran plasma;
b. Mengandung materi genetic yang penting untuk mengkode berbagai jenis
RNA, termasuk untuk sintesis protein;
c. Mengandung mesin biosintesis tempat di mana sintesis berlangsung.
B. Hubungan Sitologi dengan Ilmu Pengetahuan Lain

6 | Makalah Biologi Sel

Saat ini, biologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Biologi


berkembang menjadi cabang-cabang ilmu yang khusus mempelajari sesuatu yang
khas. Berdasarkan tingkat organisasi, terbagi atas beberapa macam, yaitu sitologi,
histologi, dan organologi. Sitologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang susunan
dan fungsi bagian-bagian sel, baik hewan maupun tumbuhan. Sitologi memiliki
hubungan dengan ilmu pengetahuan lainnya atau cabang ilmu lainnya. Salah satunya
adalah mikrobiologi yang menjelaskan hubungan antara mikroorganisme dengan
mikroorganisme lain . Ketika muncul kehidupan di muka bumi sekitar 4 juta tahun
yang lalu, tipe sel pertama yang berevolusi adalah sel prokariot. Selama lebih dari dua
juta tahun tipe sel prokariot merupakan bentuk kehidupan di bumi ini. Bukti ini
ditemukan sebagai lapisan sedimen batuan di daerah Greenland. Fossil tertua sel
prokariotik berusia 3,5 juta tahun ditemukan di Australia Barat dan Afrika selatan.
Kompisisi kimia dari fosil ini memperlihatkan tipe metabolisme secara litotrofik dan
fermentatif. Organisme prokariot fotosintetik berkembang dalam kelompok bakteri
selama 3 juta tahun yang lalu dengan melakukan aktivitas fotosistesis anoksigenik.
Bakteri tersebut hidup secara

anaerobik dan mensintesis senyawa organik dari

senyawa anorganik dengan proses fotosintesis tanpa menghasilkan Oksigen.


Kelompok bakteri tersebut hidup lebih awal dari organisme fotosintesis oksigenik
(fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan yang menghasilkan oksigen).
Secara struktural sel dapat berdiferensiasi menjadi prokariot atau eukariot,
namun struktur sel tidak langsung berhubungan secara evolusi. Bagaimana hubungan
filogenetik antara mikroorganisme dengan organisme lainnya dapat ditentukan saat
ini? Salah satu metode yang digunakan pada saat ini adalah berdasarkan pada
perbandingan urutan basa dari asam nukleat, khususnya urutan RNA ribosom.
Struktur RNA ribosom merupakan struktur sel kunci yang terlibat dalam proses
sintesis protein terutama pada tahap translasi. Salah satu penemuan terbaru dalam
filogeni-biologi adalah diperoleh hubungan evolusi berdasarkan urutan basa
nukleotida pada RNA ribosom, yang dapat digunakan sebagai suatu ukuran jauh
dekatnya hubungan evolusi di antara organisme. Berdasarkan urutan RNA ribosom
7 | Makalah Biologi Sel

tersebut dapat dibedakan 3 garis evolusi,yang menyatakan hubungan antara


mikroorganisme dengan oragnisme lainnya yang ada di bumi ini, yaitu dua kelompok
organisme prokariot (Archaebakteria dan Bakteria) dan satu kelompok eukariot yaitu
Eukaria. Secara evolusi diduga Eukaria merupakan bentuk endosimbiosis dari
organisme prokariot. Hal ini dapat diketahui dari tipe ribosom pada organel-organel
tertentu, seperti ribosom mitokondria dan kloroplas. Pada sel eukaria memiliki tipe
ribosom berukuran 70 S (S= satuan sedimentasi: SVEDBERG).
C. Batasan dan Dimensi dalam Biologi
Sel memiliki ukuran yang sangat bervariasi, tergantung pada tipe sel. Pada
umumnya, sel hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan sedikit
pengecualian seperti sel telur pada burung unta yang memiliki diameter hingga
beberapa cm. Pada umumnya, mata manusia tidak mampu memisahkan dua titik yang
dipisahkan kurang dari 0,1 mm atau 100 mm. Sementara itu, umumnya sel memiliki
ukuran yang lebih kecil dari 0,1 mm. Ukuran sel berkaitan dengan fungsi sel tersebut
dan organel-organel sel yang melakukan proses metabolisme.Agar dapat hidup secara
normal, sel harus berukuran kecil. Mengapa sel tidak berukuran besar saja?
Jawabannya menyangkut perbandingan luas permukaan dengan volume. kesimpulan
yang dapat diambil mengapa sel itu berukuran kecil yaitu, Dengan sel yang kecil,
rasio(perbandingan) luas permukaan terhadap volume lebih besar dari pada sel yang
besar.Dengan besarnya rasio luas permukaan terhadap volume, pemenuhan kebutuhan
nutrisi sel dan pembuangan zat yang tidak berguna akan lebih cepat. ( sel yang
berukuran kecil akan bekerja lebih efektif didalam jaringan dibandingkan dengan sel
besar)Dengan ukuran sel yang kecil, sel tidak akan terpengaruh dengan daya tarik
bumi dan itu akan mempermudah kerja sel. Kisaran ukuran sel ditunjukkan pada
gambar berikut:

8 | Makalah Biologi Sel

Bentuk dan ukuran sel berhubungan dengan fungsinya. Ukuran minimal


sebuah sel harus cukup mengan-dung DNA, protein dan struktur-struktur internal
agar ia mampu survive dan bereproduksi. Ukuran maksimal se-buah sel dibatasi oleh
kebutuhan area permukaan yang cukup untuk memperoleh nutrien dari lingkungan
dan membuang sisa metabolisme. Walaupun sel-sel yang besar mempunyai suatu area
permukaan lebih besar dibandingkan sel kecil, mereka relatif mempunyai area
permukaan yang sama bila dibandingkan dengan sel-sel yang sederhana pada volume
yang sama. Sebab sel yang besar mempunyai suatu area permukaan jauh lebih kecil
bila dibandingkan dengan volumenya, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan terhadap semua bagian sitoplasma lebih banyak dibandingkan
dengan sel-sel ukurannya lebih kecil (Partin dalam Adnan, 2008).
Komponen-komponen sel tertentu tidak dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop cahaya. Oleh sebab itu, untuk mengamati komponen-komponen seluler,
diperlukan alat bantu berupa mikroskop elektron. Beberapa besaran yang biasa
digunakan dalam mempelajari sel ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1.1 Besaran-besaran yang biasa digunakan dalam mempelajari sel


(Sheeler & Bianchi, 1983).
9 | Makalah Biologi Sel

Tabel 1.1 Batas-batas pengamatan sistem biologi pada berbagai tingkat dimensi

(De Robertis et al., 1975).

D. Penerapan Konsep Fisika dan Kimia Untuk Memahami Proses Hidup dalam
Sel
10 | M a k a l a h B i o l o g i S e l

a) Penerapan Hukum-hukum Fisika untuk Memahami Proses Hidup dalam


Sel
1.

Sifat-sifat Fisika Protoplasma


Bila protoplasma yang merupakan sistem koloid ini disinari dengan sinar

2.

lampu listrik pada suatu ruang yang gelap akan memberi efek Tyndall.
Molekul-molekul (partikel) pada sistem koloid protoplasma bergerak secara
zig-zag (gerak Brown (1872)). Gerak Brown pada protoplasma kecepatannya

tergantung pada besarnya partikel dan suhu protoplasma.


3. Gerak siklosis (cyclosis) dan amoeboid. Oleh karena matrik sitoplasma dapat
bersifat agak kental maka pada matrik sitoplasma ada gerakan. Gerakan di
dalam matrik sitoplasma ini disebut gerakan siklosis (terjadi pada saat matrik
dalam fase sol dan terjadinya gerakan ini karena pengaruh tekanan hidrostatik,
suhu, pH dan viskositas. Bergeraknya kromosom, sentriol, mitokondria,
lisosom, dsb disebabkan gerakan sikolsis. Gerakan amoeboid terbentuk pada
gerak siklosis. Gerak amoeboid terjadi pada protozoa, leukosit, dsb. Pada
gerakan amoeboid, terjadi perubahan bentuk sel. Penonjolan sitoplasma ini
disebut pseudopodia.
4. Matriks sitoplasma yang cair memiliki tegangan permukaaan. Matriks protein
dan lemak memiliki ketegangan permukaan yang kurang karenanya
membentuk membran plasma, sedangkan bahan-bahan kimia misalnya garam
NaCl tegangan permukaannya tinggi akibatnya NaCl menempati bagian yang
lebih dalam pada matrik sitoplasma.

b) Penerapan Hukum-hukum Kimia untuk Memahami Proses Hidup dalam Sel


Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak ,
asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik. Berikut akan diuraikan
tentang komposisi kimia sel .

11 | M a k a l a h B i o l o g i S e l

1. Karbohidrat
Karbohidrat disusun oleh unsur C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O
( oksigen ). Karbohidrat merpakan senyawa yang terdapa dalam tubuh dalam
jumlahbesar di dalam tubuh. Karbohidra dibagi ke dalam tiga kelompok , yaitu
sebagai berikut :
a. Monosakarida
Monosakarida merupakan gula sederhana . Sifat dan cirinya adalah rasanya
manis, dapat larut dalam air dan dapat dikristalkan. Monosakarida terdiri dari pentosa
dan heksosa. Contoh pentosa antara lain adalah ribosa, deoksiribosa dan ribulosa.
Adapun heksosa contohnya glukosa, galaktosa dan fruktosa .
b. Disakarida
Disakarida merupakan gabungan dua gula dari gugus monosakarida.
Memiliki sifat rasanya manis, larut dalam air dan dapat dikristalkan. Contoh
disakarida adalah: maltosa, sukrosa dan laktosa .
c. Polisakarida .
Polisakarida merupakan karbohidrat kompleks dengan rantai molekul yang
panjang . Rasanya tidak manis , tidak dapat dikristalkan dan tidak larut dalam air.
jika larut maka akan membentuk suspensi karena ukuran molekulnya besar.
2. Protein
Protein tersusun atas unsur : C (karbon), H (hidrogen) dan O (oksigen) dan
N (nitrogen). Protein merupakan polipeptida atau biopolimer yang tersusun atas
asam

amino. Ada sekitar 20 macam asam amino sebagai unit dasar penyusun

12 | M a k a l a h B i o l o g i S e l

protein . Asam amino sifatnya larut dalam air , dapat dikristalkan, mempunyai titik
didih yang tinggi dan dapat bersifat asam atau basa. Protein berperan sebagai
penyusun membran sel dengan bergbung bersama lemak membentuk senyawa
lipoprotein, protein seperti itu dinamakan protein struktural. Selain itu protein
memiliki fungsi yang lain misalnya membentuk enzim dan ini disebut protein
fungsional .
3. Lemak ( lipida )
Merupakan senyawa yang tersusun atas unsur C (karbon), H (hidrogen) dan
O (oksigen). Lemak tersusun atas senyawa gliserol dan asam lemak yang merupakan
unit dasar penyusun lemak. Sifat lemak diantaranya tidak larut dalam air, densitas
atau kerapatanna lebih rendah dari air, memiliki viskositas atau kekentalan yang
tinggi . Contoh lemak adalah trigliserida, fosfolipid, steroid . Fungsi lemak antara lain
penyusun membran sel bersama-sama dengan protein, penyusun hormon kelamin pria
seperti testosteron .
4. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan polinukleotida (terdiri atas nukleotida-nukleotida)
yang terdiri atas DNA (Deoksiribonucleic acid) dan RNA (Ribonucleic acid). Asam
nukleat bertindak sebagai penyipan informasi genetik pada sel . Asam nucleat terdiri
atas nukleotida-nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas : Fosfat , gula pentosa dan
basa nitrogen. DNA berperan penting dalam pembentukan gen pda kromosom adapun
RNA berperan penting dalam sintesis protein.
5. Air
Air merupakan senyawa utama dan merupakan senyawa dalam jumlah
terbesar penyusun sel (50 60 % berat sel) . Air merupakan bagian esensial cairan

13 | M a k a l a h B i o l o g i S e l

tubuh yang terdiri dari cairan intrasel (sitoplasma), plasma darah dan cairan
ekstraseluler. Air berfungsi sebagai pelarut dan sebagai katalisator reaksi-reaksi
biologis.
6. Vitamin dan mineral
Vitamin dibutuhkan dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi harus ada . Peran
vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme, pertumbuhan dan penghancur
radikal bebas . Contoh vitamin : A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H ).

7. Mineral
Mineral merupakan unsur-unsur kimia selain karbon, hidrogen dan oksigen .
Mineral ada yang terdapat dalam jumlah yang besar (makroelemen) seperti : kalsium
(Ca), fosfor (P) , magnesium (Mg), natrium (Na), klor (Cl) dan belerang (S). Mineral
lain terdapat dalam jumlah sedikit (mikroelemen) seperti: zat besi (Fe), yodium (I),
Seng (Zn) kobalt (Co) fluorin (F). Mineral berfungsi sebagai komponen struktural sel,
pemeliharaan fungsi metabolisme , pengaturan kerja enzim, menjaga keseimbangan
asam dan basa.

14 | M a k a l a h B i o l o g i S e l

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas, yaitu:
1. Sejarah perkembangan sel ini sudah dimulai sejak zaman sejarah
kuno,kemudian berkembang dengan adanya penemuan struktur sel oleh
Robert Hooke pada sayatan gabus. Setelah itu berbagai alat-alat bantu
untukmempelajari sel terus berkembang mulai dari mikroskop sederhana
hingga mikroskop elektron, sehingga mempermudah mempelajari sel secara
keseluruhan. Dari berbagai pendapat para ahli mengenai konsep dan teori sel
dapat ditarikkesimpulan bahwa sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup.
Aktivitas satu sel menunjang aktivitas sel yang lain membentuk suatu sistem
yang sangat harmonis untuk menunjang sebuah kehidupan yang fungsional.
2. Sitologi merupakan cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang susunan dan
fungsi bagian-bagian sel, baik hewan maupun tumbuhan. Sitologi bukan
cabang ilmu yang bediri sendiri, melainkan memiliki juga keterkaitan dengan
ilmu pengetahuan lainnya.
3. Sel memiliki batasan dan dimensi dalam biologi, khususnya ukuran yang
tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
4. Proses hidup dalam suatu sel bukan hanya tergantung pada ilmu biologi saja,
khususnya sitologi. Akan tetapi, ilmu kima dan fisika juga berperan dalam hal
tersebut.

B. Saran
Adapun saran dari penyusun, agar pembaca dapat mengetahui dan memahami
bahwa sel sangat penting bagi kehidupan manusia.

15 | M a k a l a h B i o l o g i S e l

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2015. Struktur dan Fungsi Organel Sel.


http://dauzbiotekhno.blogspot.com/2013/01/stuktur-dan-fungsi-organel-seldan.html. Diakses tanggal 05 April 2015.

Adnan., MS. 2008. Biologi Sel. FMIPA UNM. Makassar.

Kusnadi. 2015. Biologi Sebagai Ilmu.


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1968050919
94031KUSNADI/BUKU_SAKU_BIOLOGI_SMA,KUSNADI_dkk/Kelas_X/Ba
b.Biologi_sbg_ilmu.pdf. Diakses tanggal 05 April 2015.
Yulianti, Evy. 2015. Sejarah Struktur dan Fungsi Sel.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/evy-yulianti-msc/sejarah
biosel.pdf(sejarah struktur dan fungsi sel). Diakses tanggal 05 April 2015.

16 | M a k a l a h B i o l o g i S e l

JAWABAN PERTANYAAN
1.

Bagaimana penerapan konsep kimia fisika dalam mempelajari tentang sel ?


(khususnya efek tyndal)
Jawab:
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk
campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun
memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 1000 nm).
Protoplasma sendiri bersifat koloid. Bila protoplasma yang merupakan sistem
koloid ini disinari dengan sinar lampu listrik pada suatu ruang yang gelap akan
memberi efek Tyndall. Hal ini sangat memudahkan khususnya dalam
pengamatan system sel pada mikroskop, akan menghamburkan cahya.
Sifat Kimia Protoplasma
Protoplasma disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat,
protein,lemak , asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.. dalam
sel juga dilakukan aktivitas aktifitas seperti sintesis, reaksi anabolisme dan
katabolisme yang merupakan proses kimia. Berikut akan diuraikan beberapa
komposisi kimia sel
- Karbohidrat
Karbohidrat disusun oleh unsur C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O
( oksigen ). Karbohidrat merpakan senyawa yang terdapa dalam tubuh dalam
jumlahbesar di dalam tubuh. Karbohidra dibagi ke dalam tiga kelompok , yaitu
sebagai berikut :
- Lemak ( lipida )
Merupakan senyawa yang tersusun atas unsur C ( karbon ), H
( hidrogen ) dan O ( oksigen ). Lemak tersusun atas senyawa gliserol dan asam
lemak yang merupakan unit dasar penyusun lemak. Sifat lemak diantaranya tidak
larut dalam air, densitas atau kerapatanna lebih rendah dari air , memiliki
viskositas atau kekentalan yang tinggi . Contoh lemak adalah trigliserida,
fosfolipid, steroid . Fungsi lemak antara lain penyusun membran sel bersamasama dengan protein, penyusun hormon kelamin pria seperti testosteron .
- Asam Nukleat

17 | M a k a l a h B i o l o g i S e l

Asam nukleat merupakan polinukleotida ( terdiri atas nukleotidanukleotida ) yang terdiri atas DNA ( Deoksiribonucleic acid ) dan RNA
( Ribonucleic acid ). Asam nukleat bertindak sebagai penyipan informasi genetik
pada sel . Asam nucleat terdiri atas nukleotida-nukleotida. Setiap nukleotida
tersusun atas : Fosfat , gula pentosa dan basa nitrogen. DNA berperan penting
dalam pembentukan gen pda kromosom adapun RNA berperan penting dalam
sintesis protein.
- Air
Air merupakan senyawa utama dan merupakan senyawa dalam jumlah
terbesar penyusun sel ( 50 60 % berat sel ) . Air merupakan bagian esensial
cairan tubuh yang terdiri dari cairan intrasel ( sitoplasma ) , plasma darah dan
cairan ekstraseluler . Air berfungsi sebagai pelarut dan sebagai katalisator reaksireaksi biologis.
- Vitamin
Vitamin dibutuhkan dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi harus ada .
Peran vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme , pertumbuhan dan
penghancur radikal bebas . Contoh vitamin : A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D,
E, K dan H )
- Mineral
Mineral merupakan unsur-unsur kimia selain karbon, hidrogen dan
oksigen . Mineral ada yang terdapat dalam jumlah yang besar ( makroelemen )
seperti : kalsium ( Ca ), fosfor ( P ) , magnesium ( Mg ), natrium ( Na ), klor
( Cl ) dan belerang ( S ). Mineral lain terdapat dalam jumlah sedikit
( mikroelemen ) seperti: zat besi ( Fe ), yodium ( I ), Seng ( Zn ) kobalt ( Co )
fluorin ( F ) . Mineral berfungsi sebagai komponen struktural sel, pemeliharaan
fungsi metabolisme , pengaturan kerja enzim, menjaga keseimbangan asam dan
basa
Salah satu ciri kimiawi sel adalah bersifat elektrolit yaitu lektrolit berarti
memiliki hantaran listrik karena terdapatnya ion-ion,sebaliknya klo tdk terdapt
ion2 atw larutannya netral berati bersifat non elektrolit karena tdk bs
menghantarkan arus listrik. Contoh gmpangnya ,elektrolit NaCl yg kalo dilarutin
dlm air akan terurai ion2 nya, yaitu ion positif Na (kation) dan ion negatif
Cl(anion). Jd sifat kimia sel itu dapat menghantarkan arus listrik.
Sifat-sifat Fisika Protoplasma
1.
Bila protoplasma yang merupakan sistem koloid ini disinari dengan sinar lampu
listrik pada suatu ruang yang gelap akan memberi efek Tyndall.

18 | M a k a l a h B i o l o g i S e l

2.

3.

4.

Molekul-molekul (partikel) pada sistem koloid protoplasma bergerak secara zigzag (gerak Brown (1872)). Gerak Brown pada protoplasma kecepatannya
tergantung pada besarnya partikel dan suhu protoplasma.
Gerak siklosis (cyclosis) dan amoeboid. Oleh karena matrik sitoplasma dapat
bersifat agak kental maka pada matrik sitoplasma ada gerakan. Gerakan di
dalam matrik sitoplasma ini disebut gerakan siklosis (terjadi pada saat matrik
dalam fase sol dan terjadinya gerakan ini karena pengaruh tekanan hidrostatik,
suhu, pH dan viskositas. Bergeraknya kromosom, sentriol, mitokondria,
lisosom, dsb disebabkan gerakan sikolsis. Gerakan amoeboid terbentuk pada
gerak siklosis. Gerak amoeboid terjadi pada protozoa, leukosit, dsb. Pada
gerakan amoeboid, terjadi perubahan bentuk sel. Penonjolan sitoplasma ini
disebut pseudopodia.
Matriks sitoplasma yang cair memiliki tegangan permukaaan. Matriks protein
dan lemak memiliki ketegangan permukaan yang kurang karenanya membentuk
membran plasma, sedangkan bahan-bahan kimia misalnya garam NaCl
tegangan permukaannya tinggi akibatnya NaCl menempati bagian yang lebih
dalam pada matrik sitoplasma.

2. Penemuan Sel dan mikroskop (Waktu Penemuan)


Jawab:
Penemuan Mikroskop :
Zacharias Janssen tercatat sebagai penemu Mikroskop pertama.
Dilahirkan pada tahun 1580 di negara Kincir Angin, Belanda. Pada tahun 1590,
bersama dengan ayahnya, beliau berhasil menciptakan sebuah mikroskop dengan
menggunakan lensa cembung dan cekung untuk memperbesar tampilan bendabenda yang sangat kecil ukurannya. Mekanisme penyetelan fokus yang pertama
untuk mikroskop tersebut dibuat dan disempurnakan oleh Campini, seorang
ilmuwan yang berasal dari Italia, pada tahun 1668. Temuan mikroskop saat itu
mendorong ilmuan lain, seperti Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang
sama. Bahkan Galileo mengklaim dririnya sebagai pencipta pertamanya yang telah
membuat alat ini pada tahun 1610.
Penemuan Sel:
Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang
Quercus suber menggunakan mikroskop. Ia menemukan adanya ruang-ruang
kosong yang dibatasi dinding tebal dalam pengamatannya. Robert Hooke
menyebut ruang ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae, dari bahasa latin

19 | M a k a l a h B i o l o g i S e l

yang berarti rongga/ruangan. Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel
gabus yang telah mati.Pada tahun 1665 Hooke menerbitkan sebuat buku yang
berjuudul Micrographia, sebuah buku yang menggambarkan pengamatan
mikroskopis dan teleskopik, dan beberapa karya asli dalam biologi. Hooke
menciptakan istilah sel pertama kali untuk menggambarkan organisme biologis,
istilah yang disarankan oleh kemiripan sel tumbuhan ke sel kulit para biarawan.
Mikroskop emas tooled dia digunakan untuk membuat pengamatan untuk
Micrographia, awalnya dibangun oleh Christopher White di London, yang
dipamerkan di Museum Nasional Kesehatan dan Kedokteran di Washington, DC.
3. Menagpa Ukuran Sel kecil (hakikat sel sebagai unit terkecil)?
Jawab:
Ukuran sel berkaitan dengan fungsi sel tersebut dan organel-organel
sel yang melakukan proses metabolisme.Agar dapat hidup secara normal, sel
harus berukuran kecil. Mengapa sel tidak berukuran besar saja? Jawabannya
menyangkut perbandingan luas permukaan dengan volume. kesimpulan yang
dapat diambil mengapa sel itu berukuran kecil yaitu, Dengan sel yang kecil,
rasio(perbandingan) luas permukaan terhadap volume lebih besar dari pada sel
yang besar.Dengan besarnya rasio luas permukaan terhadap volume,
pemenuhan kebutuhan nutrisi sel dan pembuangan zat yang tidak berguna
akan lebih cepat. ( sel yang berukuran kecil akan bekerja lebih efektif didalam
jaringan dibandingkan dengan sel besar)Dengan ukuran sel yang kecil, sel
tidak akan terpengaruh dengan daya tarik bumi dan itu akan mempermudah
kerja sel.

20 | M a k a l a h B i o l o g i S e l

21 | M a k a l a h B i o l o g i S e l

Você também pode gostar