Você está na página 1de 2

AKAL.

NAFSU, QALBU, FITRAH


APAKAH BAHAN KAJIAN INI ?
Sumber panduan Ramadhan SMAN 1
Allah dengan 99 asmaul husna, diantaranya Al Khaliq (Yang Maha Pencipta), dan
diantara ciptaan-Nya adalah jin dan manusia (pahami Q.S. Adz Dzaariyaat ayat 56).
Manusia itu terdiri atas : jasmani, rohani, dan fitrah. Jasmani manusia tersusun
atas sejumlah organ yang dapat dimanfaatkan di dunia, sedang rohani itu dilengkapi
dengan : akal, nafsu, qolbu, dan ruh. Manusia itu dilengkapi akal, nafsu, qolbu, ruh,
sedangkan para malaikat itu hanya dibekali akal saja oleh Allah, oleh karena itu para
malaikat amat patuh kepada perintah Allah. Manusia yang dibekali akal dan nafsu, maka
mereka hidupnya bergairah di muka bumi, mempunyai misi dan visi guna memberi
motivasi diri mereka agar terus maju dengan bekal ilmu dan kterampilannya untuk
memperoleh kehidupan makin sejahtera di dunia dan di akhirat dengan menyertakan
kecerdasan spiritualnya , dengan berpedoman pada Al Quran dan Al Hadits.
I .AKAL
Akal itu merupakan karunia untuk manusia dari Allah SWT. Dan dengan akal ini,
maka manusia dapat memperoleh kecerdasan : spiritual, kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional yang terus dapat dikembangkan tanpa mereda, sehingga SDMnya makin meningkat dan dimilikinya ketrampilan yang memadai, sehingga akan
didapat manusia berilmu, terampil, dan berakhlak mulia, dan inilah yang diharapkan
NKRI. Ingat lagu kebangsaan Indonesia Raya ada potongan kalimat : ..bangunlah
jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya. Dengan pengetahuan agama
yang diamalkannya sebagai pengendali kecerdasan spiritualnya, maka akan didapat
manusia yang kreatif, inovatif, produktif, dan berakhlak mulia.
II. NAFSU
Nafsu itu merupakan organ rohani yang paling besar pengaruhnya kepada manusia,
dan yang paling banyak mengeluarkan perintah pada anggota jasmani, untuk
bertindak dan berbuat atau melakukan aktivitas dari hari ke hari berikutnya selama
hidup di dunia.
ADA 8 MACAM NAFSU YANG DIMILIKI OLEH MANUSIA
1. NAFSU KAMILAH
Nafsu kamilah ini adalah jiwa yang telah sempurna bentuk dan dasarnya, ia
disebut mursid, karena mampu untuk membedakan antara amal baik terhadap
amal buruk. Segala tindakannya didasarkan pada ridho Allah Tuhannya, dan juga
telah dapat menciptakan terciptanya hubungan antara dia dengan Allah dan juga
hubungan dengan sesama makhluk dan dia disebut orang yang mukammil
(sempurna).
2. NAFSU RODIYAH
Nafsu rodiyah adalah jiwa yang diridhoi oleh Allah atas segala pemberian kepada
dia, dan selalu mensyukuri nikmat karunia dari Allah, dia bersifat qonaah
(merasa cukup atas karunia dari Allah).
3. NAFSU MARDHIYYAH
Nafsu mardhiyyah adalah jiwa yang diridhoi oleh Allah, dan dia manusia yang
selalu berdzikir kepada Allah, ikhlas, memiliki karomah atau kemuliaan dan
selalu dihargai dan dihormati orang lain.
4. NAFSU MULHAMAH
Nafsu mulhamah adalah jiwa yang telah mendapat ilham dari Allah, sehingga
segala tindakannya dituntun oleh Allah, dia dikaruniai ilmu yang manfaat dan dia
dihiasi dengan akhlak mahmudah, sabar, tabah, dan selalu bersyukur kepada
Allah.
5. NAFSU MUTMAINNAH
Nafsu mutmainnah adalah jiwa yang telah mendapatkan tuntunan dan
pemeliharaan yang baik, yang mendatangkan ketenangan jiwa, dan dengan penuh
dzikir kepada Allah, maka dapat melahirkan sikap yang baik, menangkal
kejahatan dan kekejian.
6. NAFSU MUSAWWALAH
Nafsu musawwalah adalah jiwa yang telah dapat membedakan yang mana yang
baik dan yang mana yang buruk, walaupun bagi dia mengerjakan yang baik sama
saja dengan mengerjakan yang buruk. Dia mempunyai sifat malu kalau

perbuatannya yang jahat diketahui orang lain, tetapi tidak malu terhadap Allah
dan terhadap dirinya sendiri. Dia bertanya sebelum bertindak walaupun ia masih
dekat pada kejahatan daripada kebaikan.
7. NAFSU LAWWAMAH
Nafsu lawwamah adalah jiwa yang telah memiliki rasa insyaf dan menyesal
setelah melakukan pelanggaran atau melakukan dosa, akan tetapi belum mampu
untuk mengekang nafsu buruknya, sehingga dia masih dekat dengan perbuatan
maksiat.
8 NAFSU AMMAROH
Nafsu ammaroh adalah jiwa yang belum mampu untuk membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk, juga mana yang bermanfaat dan mana yang merusak.
Nafsu ammaroh mendorong untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas, tidak
mau menerima nasihat atau gagasan orang lain, bahkan orang lain dinilai sebagai
penghalang keinginannya.
III.QALBU
Qalbu disebut juga jantung, hati dan sanubari. Di dalam hati ada kekuatan Nur ilah
(Nur iman), yang mempunyai tuntunan berupa ilmu, irsyad, taufiq, hidayah, inayah,
dan marifah. Hati seseorang dikatakan baik, jika ucapan, sikap, kelakuannya baik
atau membuahkan kebaikan, dan dikatakan buruk, jika ucapan dan tingkah lakunya
buruk atau membuahkan keburukan. Hati harus senaniasa dipelihara dan harus
dibersihkan dari sifat-sifat istijal (tergesa-gesa, tidak tenang berfikir), hasad (dengki
dan iri hati), serta kibir (sombong), thululamal yakni panjang angan-angan,
berpengharapan yang berlebihan.
IV. RUH
Ruh adalah hakikat manusia dan bentuk rupanya tidak bisa diterangkan, zatnya tidak
dapat dikenal, dan hanya sifatnya yang dapat diketahui serta dirasakan. Menyatunya
ruh dan jasad disebut kehidupan, sedangkan berpisahnya ruh dengan jasad disebut
kematian. Ruh kembali kepada Allah, sedangkan jasad kembali ke tanah.
V. FITHROH
Fithroh juga disebut tabiat, dan dapat dirinci ada 4 macam fithroh
1.Rububiah, tabiat yang penuh dengan sifat ke-Tuhanan, yang selalu memelihara
semua pekerjaan agar supaya berakhir dengan keridhoan Allah SWT. Tabiat ini akan
melahirkan sikap belas kasih, ikhlas, suka membela kebenaran, suka menolong, dan
terlahir sikap-sikap terpuji. Tabiatnya senantiasa mensyukuri nikmat karunia Allah
dengan cara menggunakannya pada jalan yang diridhoi oleh Allah.
2.Bahimiah, tabiat binatang jinak, pandai mendekati manusia untuk kepentingan
pribadi guna memenuhi nafsunya sendiri, dan jika tujuannya telah tercapai, maka
orang yang diharapkannya ditinggalkannya. Nafsu dan syahwat sebagai tujuan
utama, sehingga dalam mencapai tujuannya ia tidak mengenal kesopanan, tidak
mengenal teman, dan hanya untuk memenuhi kesenangan diri sendiri.
3.Sabuiyah, tabiat binatang buas yang mempunyai pola senang sendiri, enak sendiri,
mulia sendiri, terpuji sendiri, sedangkan orang lain tidak diperkenankan
memperoleh hal-hal tersebut dan segala kesusahan adalah untuk orang lain, dan
timbullah sifat hasud, iri, cemburu, dan berusaha melenyapkan kenikmatan yang
didapat oleh orang lain. DUWEKKU DUWEKKU, DUWEKMU DUWEKKU.
4.Syaithoniyah, tabiat syaithon yang senantiasa memperdaya manusia lainnya,
mempengaruhi manusia agar terjerumus ke lembah kehinaan, kerjanya membawa
manusia ke arah kutukan dan laknat Allah SWT.
Manusia = Homo sapiens = makhluk berbudi luhur / bijaksana / berakal
Dengan contoh Nabi Muhammad saw
Malang, tgl. 16 September 2009
Yang merekap, warga MITREKA SATATA
HARDJITO

Você também pode gostar