Gaseous Emision Control for H2S

Desain Teknik Lingkungan II

TL-4102

Agam SMH Seth Sallata Tambun

15309064

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015

Perhitungan removal efisiensi yang dibutuhkan:

Total Emisi H2S mencapai 34.300 ppm. Sementara baku mutu emisi H 2S di Indonesia adalah
35 mg/m3.

Total emisi H2S = 34.300 ppm

Baku mutu emisi H2S = 35 mg/m3=

35 mg 24,45
x
=25,11 ppm
34,08
m3

Dibutuhkan alat dengan efisiensi penyisihan H2S =

3430025,11
=99,92
34300

Pada pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal), pengoperasiannya menggunakan

energy dari sumber yang dapat diperbaharui. Dari hasil aktivitas pengoperasian, dihasilkan
gas tak terkondensasi (Noncondensable gases/NCG) seperti CO2 dan H2S. untuk itu perlu
adanya penanganan khusus terutama untuk gas H2S yang dihasilkan.
Adapun karakteristik dari H2S yang dihasilkan antara lain:

Gas H2S bersifat sangat toksik, tidak berwarna, dan mudah meledak.

Keberadaanya dapat dideteksi mulai dari konsentrasi yang rendah

Gas ini terbentuk secara alami pada tambang batu bara, kawah, sumur geothermal,
dan sebagai produk hasil degradasi dari material yang mengandung sulfur pada
kondisi konsentrasi oksigen yang rendah.

Kelarutannya dalam air adalah 4 gr/L pada 20oC.

Kontak dengan udara (O2) membentuk SO2

Pada gambar di bawah, ditunjukkan jenis pembangkit listrik Geothermal

Gambar 1. Sistem Air Cooled Binary

Gambar 2. Sistem Flash Power Geothermal

Tabel 1. Data emisi tiap jenis pembangkit listrik

Untuk itu diperlukan unit khusus untuk menangani emisi H2S, dalam hal ini
penyisihan menggunakan Unit Absorber. Efisiensi penyisihan pada absorber bedasarkan
BACT Guideline oleh Texas Commission of Environmental Quality. Removal efficiency unit
absorption diharapkan untuk mencapai kapasitas removal minimum 99% removal efficiency.
Absorber merupakan alat pemisahan suatu komponen gas oleh zat cair sebagai
pelarut. Di dalamnya terdapat kolom absorpsi, yaitu sebuah kolom, dimana ada zat yang
berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer
dari satu fase gas ke fase cairan (terjadi hampir pada setiap reaktor kimia).
Proses absorpsi dilakukan dengan melewatkan zat yang terkontaminasi ke kolom
tersebut dimana terdapat fase cair di dalamnya sehingga gas polutan yang ingin disisihkan
akan berikatan dengan molekul zat cair.
Terdapat tiga jenis kolom absorpsi, yaitu packed tower, spray tower, dan tray tower.
Kolom absorpsi yang terpilih adalah Packed Tower. Adapun struktur unit Packed Tower
yakni:

Bagian Atas
Bagian Tengah

mudah untuk diabsorbsi.

Bagian Bawah : Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.

: Spray untuk megubah gas input menjadi fasecair.

: Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga

Berikut ini dijelaskan mengenai cara kerja Kolom absorpsi Packed Tower:
1) Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase mengalir
berlawanan arah yang dapa tmenyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase
cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat berupa
absorpsi gas, destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.
2) Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan ke bawah menara
absorber. Di dalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair
mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke
dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara.
3) Kemudian gas kontaminan akan larut dalam cairan dan udara bersih akan dilepaskan ke
atmosfer melalui atas tower. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi
packing dengan beberapa tingkat. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung
larutan dari gas yang dimasukkan tadi.

Gambar 4 Prisip kerja kolom absorpsi

Sumber:
http://www.merichem.com/company/overview/technical-lit/tech-papers/geothermal-powerplants
https://pangea.stanford.edu/ERE/pdf/IGAstandard/SGW/2014/Rodriguez.pdf
http://www.chemeng.lth.se/exjobb/E251.pdf