Hendrik : Assalamualaikum

Guru
: Waalaikumsalam, silahkan masuk drik, ibu memang sudah menunggu kamu
daritadi.
Hendrik : Maaf bu, saya tadi masih dipanggil ke kantor TU.
Guru
: Iya, tidak apa apa drik, ibu sudah tahu masalah yang kamu hadapi saat ini. Apa
benar kamu tidak bisa melunasi uang SPP untuk 3 bulan kemarin ?
Hendrik : Iya, benar bu. Orang tua saya tidak bisa membayar uang SPP sekolah saya lagi,
ayah saya sedang tidak mempunyai kerjaan, ibu saya sudah tidak berjualan lagi di pasar bu,
jadi saya terpaksa menunggak uang SPP selama 3 bulan kemarin.
Guru
: Baiklah, jika soal uang SPP yang menunggak tersebut akan ibu pikirkan jalan
keluar nanti bersama bagian Tata Usaha, tetapi yang membuat ibu sangat khawatir adalah
keputusan kamu untuk tidak melanjutkan pendidikan kamu ke perguruan tinggi, apakah itu
benar drik ?.
Hendrik : Iya bu, itu benar.
Guru

: Alasan kamu apa hanya karena masalah biaya ?

Hendrik : Iya bu, saya tidak mau menjadi beban bagi kedua orang tua saya.
Guru
: Kenapa kamu berpikir begitu ? apakah kamu sudah pernah membicarakan
tentang ini pada kedua orang tua kamu ?
Hendrik : Saya merasa bahwa saya sudah banyak menyusahkan kedua orang tua saya, saya
memang belum pernah membicarakan semua ini dengan kedua orang tua saya, karena saya
merasa semua itu percuma.
Guru

: Mengapa demikian ?

Hendrik : Karena kedua orang tua saya tidak mungkin bisa memenuhi biaya pendidikan
saya, apalagi saya masih memiliki adik yang juga membutuhkan biaya pendidikan, dan
mereka masih kecil kecil bu.
Guru

: Ibu mengerti perasaan dan pikiran kamu, tapi semua ini belum kamu coba kan ?

Hendrik : Saya tidak yakin bu.

Guru

: Lalu

Hendrik : Saya tidak takut untuk mencoba bu.

Guru
: Mencoba itu bukan sesuatu yang salah dan berat, mencoba berbicara adalah
suatu proses untuk belajar berani dan belajar untuk mengasah kepercayaan diri kamu.
Cobalah kamu rundingkan semuanya dengan kedua orang tuamu, bicara dengan baik baik,

pasti ada jalan keluarnya. Ibu rasa kedua orang tua kamu tidak pernah menganggap kamu dan
adik adik kamu sebagai beban, mungkin itu hanya perasaan kamu saja sebagai anak.
Hendrik : Saya tahu bahwa orang tua saya menginginkan saya menjadi anak yang sukses
dan berpendidikan tinggi, namun saya ragu untuk maju hanya karena masalah biaya.
Guru
: Jadi, kamu merasa terbebani oleh permasalahan biaya pendidikan kuliahmu
nanti, sedangkan kamu berpikiran bahwa kamu hanyalah beban orang tuamu, padahal kedua
orang tuamu menginginkan kamu untuk melanjutkan sekolahmu. Drik, apakah kamu tahu,
jika kamu bisa terus berprestasi, kamu bisa mendapatkan beasiswa dan keringanan biaya
kuliah kamu nanti, kamu cerdas dan ulet, ibu yakin kamu bisa mendapatkan beasiswa
tersebut, selain beasiswa prestasi, kamu bisa mengajukan beasiswa untuk keluarga tidak
mampu, jadi ibu harap kamu tidak ragu dan takut lagi, apalagi membingungkan tentang biaya
pendidikan lagi.
Hendrik : Apa benar begitu bu guru ?
Guru

: Iya, drik..

Hendrik : Alhamdulillah, saya merasa lega mendengar penjelasan dari ibu, saya menjadi
semangat, dan saya akan mencoba membicarakan semua ini dengan orang tua saya.
Guru

: Syukurlah drik, ibu tunggu kabar selanjutnya dari kamu.

Hendrik : Baik bu, terima kasih atas saran dan motivasi yang ibu berikan.
Guru

: Sama sama drik