Você está na página 1de 17

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG.
Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan jumlah penduduk di sertai dengan

makin meningkatnya kebutuhan akan sarana dan prasarana penunjang. Hal ini perlu di
imbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur baik teknis dan non teknis
untuk menunjang dan mengimbangi peningkatan kebutuhan tersebut.
Kebutuhan akan sarana penjunjang meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk. Perkebangan kebutuhan juga terjadi hampir di semua aspek sosial dan
budaya, termasuk juga salah satunya peningkatan kebutuhan masyarakat akan adanya
sarana untuk penyediaan serta pelaksanaan pelayanan masyarakat yang bermutu dan
berkwalitas.
1.2

Tujuan dan Sasaran.

1.2.1

Tujuan.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang baik dari segi

penyediaan sarana dan prasarana untuk kebutuhan pelaksanaan pelayanan terhadap


masyarakat.
1.2.2

Sasaran.
Memenuhi kebutuhan serta meningkatkan sarana dan prasarana serta

memperbaiki system pelayanan baik struktur maupun non struktur dari sarana pekerjaan

yang akan dilaksanakan agar dapat menujang pemenuhan kebutuhan yang telah
direncanakan.
1.3

Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan Pembuatan Selasar Kantor adalah sebagai berikut :
a. Melakukan koordinasi dengan Pemberi Tugas dan Instansi terkait mengenai halhal yang akan dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan Bestek.
b. Pengadaan/Penyiapan material dan bahan meliputi :
-. Menganalisa dampak atau hambatan yang akan ditemui dalam pekerjaan,
serta kemungkinan pembiayaanya.
-. Memperkirakan jangka waktu dan jadwal kerja serta pengerahan tenaga yang
dibutuhkan agar pelaksanaan dapat dilaksanakan tepat waktu, mengingat
Pekerjaan ini sangat dibutuhkan dengan uraian pekerjaan sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan.
b. Pekerjaan Tanah.
c. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran.
d. Pekerjaan Beton.
e. Pekerjaan Lantai dan Keramik.
f.

Pekerjaan Atap

g. Pekerjaan Pengecatan
h. Pekerjaan Lain-lainnya

BAB II
Pengenalan lokasi

2.1

Letak dan Lokasi Pekerjaan.


Letak dan Lokasi Pekerjaan Pembuatan Selasar Kantor berada di kantor BPKB

Provinsi Gorontalo yang berjarak + 20 km dari pusat kota gorontalo, tepatnya berada di
salah satu daerah bagian toritorial Kabupaten Gorontalo yaitu di Kecamatan Pentadio
Kabupaten Gorontalo.
2.2

Transportasi.
Transprtasi ke lokasi pekerjaan umumnya sangat baik, bisa ditempuh dengan

kenderaan baik roda dua maupun roda empat dengan kondisi jalan hotmix sampai ke
lokasi pekerjaan dilaksanakan, kami yakin untuk distribusi material, tenaga baik material
local maupun non local akan lancar dan tidak mengalami hambatan dari segi tranportasi.
2.3

Keadaan Iklim, Cuaca, Musim.


Sebagaimana daerah-daerah lain diindonesia,maka iklim di Provinsi Gorontalo

juga memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau sebagai akbiat dari
adanya pengaruh monsoon agin barat laut dan tenggara. Musim penghujan umumnya
berlangsung selama periode Oktober Juni sedangkan musim kemarau biasanya terjadi
periode bulan juli sampai September. Umumnya wilayah Provinsi Gorontalo mempunyai
curah hujan yang cukup tinggi 700 sd 7000 mm/thn dengan suhu udara berkisar pada
26,63 oC - 28,29 oC.

2.4

Ketersediaan Tenaga dan Bahan.


Tenaga Kerja.
Penggunaan Tenaga Kerja pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan semaksimal

mungkin akan menggunakan tenaga kerja setempat, sedangkan tenaga kerja ahli dan
telah berpengalaman apabila belum tersedia tenaga di lokasi setempat maka akan
didatangkan dari luar wilayah setempat sedangkan untuk tenaga inti menggunakan staf
perusahaan yang memang sudah berpengalaman dibidangnya masing-masing.
Bahan baku local yang sudah tersedia di sekitar diantaranya adalah batu, pasir,
kerikil, timbunan dengan lokasi pengambilan yang tidk terlalu jauh (berada disekitar lokasi
pekerjaan), sedangkan bahan baku local seperti untuk pengadaan material yang tidak
terdapat/sulit didapatkan di daerah lokasi pekerjaan apabila diperlukan maka akan
didatangkan dari Kota Gorontalo atau daerah lain yang lebih dekat dari lokasi pekerjaan
dilaksanakan.
2.5

Ketersediaan Air Kerja

Ketersediaan air kerja pada lokasi pekerjaan sangat banyak sebagai bahan untuk adukan
mortal maupun kebutuhanair minum dan cuci. Air yang digunakan dalam pekerjaan ini
adalah air yang tidak mengandung bahan-bahan minyak, batang-batang pohon, rantingranting, lumpur serta sampah yang menggangu serta menurunkan kwalitas pekerjaan.

BAB iiI
Persiapan pekerjaan

3.1

Mobilisasi dan Perijinan.


Sebelum mengawali pekerjaan-pekerjaan perlu dilakukan hal-hal seperti berikut :

- Melakukan koordinasi dengan aparat terkait dan masyarakat setempat dalam hal
perijinan untuk memulai pekerjaan
- Memobilisasi peralatan dan bahan material yang diperlukan secara bertahap sesuai
kebutuhan
- Memobilisasi personil-personil pelaksana untuk segera sesuai kebutuhan
- Memobilisasi pekerja lapangan bertahap
3.2

Pembuatan/Penyiapan Barak Kerja


Untuk efektifnya pekerjaan maka kami akan membangun direksi keet yang akan

difungsikan diantaranya untuk barak kerja, gudang material, kantor direksi serta pelaksana
yang akan dibangun di lokasi pekerjaan dan akan difungsikan mulai awal pekerjaan
dimulai hingga berakhirnya pekerjaan.
3.4

Pengukuran
Pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan pengukuran awal, pengukuran awal

sangat penting karena hal ini akan menunjang pelaksanaan disaat pekerjaan berlangsung,
dalam hal pengukuran baik awal hingga pengukuran akhir kami senantiasa akan
melibatkan tenaga ahli perusahaan kami.
Pengukuran ini akan dilanjutkan dengan pekerjaan penggambaran pada kerta
kerja untuk mendapatkan gambaran volume yang sebenarnya.

3.5

Penunjang
Disamping hal-hal sebagaimana tersebut diatas, akan dilakukan oleh kami

sebagai pelaksana adalah sebagai berikut :


- Pembuatan/Pemasangan Papan Nama Proyek atas pekerjaan yang dilaksanakan
sesuai petunjuk Direksi.
- Pembersihan lapangan yaitu lokasi pekerjaan serta lokasi tumpukan material.
- Penyertaan dokumetasi foto sesuai petunjuk direksi yaitu saat awal pelaksanaan
dimulai 0% sedang pelaksanaan dan setelah pekerjaan selesai dan dapat diterima oleh
pihak Proyek(100 %) dan disusun secara rapi dalam album foto rangkap sebagai salah
satu bukti administrasi progress pekerjaan.
- Penyertaan Gambar Kerja Asbult Drawing sebagai penjelasan pekerjaan real di
lapangan.
Pimpinan Pelaksana yang ditunjuk dalam melaksanakan kegiatan ini adalah
tenaga ahli berpengalaman lebih dari 5 tahun yang mendapat kuasa penuh dari kontraktor
pelaksana untuk bertindak atas namanya dan akan standby setiap saat dilokasi pekerjaan
mulai awal start pekerjaan hingga pekerjaan selesai.
Rencana pelaksanaan kegiatan berupa network planning akan dipasang dan
harus telah disetujui terlebih dahulu oleh direksi/pemberi tugas. Kerugian akibat adanya
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan atau penyimpangan dari network planning
merupakan tanggung jawab penuh kontraktor pelaksana.

BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1

Pekerjaan Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa terlebih dahulu harus

melakukan segala persiapan yang dapat membantu atau mendukung kelancaran


pekerjaan sehingga tidak dapat membantu atau mendukung kelancaran pekerjaan
sehingga tidak akan terjadi hambatan dikemudian hari nanti.
Persiapan-persiapan yang dimaksud antara lain :
a) Pengecekan lokasi / situasi dimana pekerjaan tersebut akan dilaksanakan
b) Menyediakan peralatan-peralatan penting di lokasi sesuai dengan sifat pekerjaan yang
akan dilaksanakan dalam keadaan baik dan siap pakai.
c) Mobilisasi bahan dan material yang diperlukan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan.
d) Pemasangan papan nama proyek
e) Pembersihan lokasi dari segala bentuk kotoran baik yang dapat mengganggu maupun
yang dapat menghambat proses pekerjaan yang akan dilaksanakan.
f)

Pengukuran dan penetapan pail-pail patok dasar untuk menentukan elevasi, titik start,
serta ukuran-ukuran yang akan digunakan.

g) Pembangunan Barak Kerja (Direksi Keet) di lokasi pekerjaan yang akan difungsikan
mulai awal pekerjaan dimulai hingga pekerjaan selasai. Dalam sebuah direksi keet,
minimal fasilitas yang akan disediakan oleh pelaksana adalah sbb :
Meja dan kursi tamu

; 1 set

Papan white board

; 1 bh

Buku tamu

; 1 bh

Buku direksi

; 1 bh

Instalsi penerangan lampu

; 1 Ls

Instalasi air

; 1 Ls

Kotak P3K

; 1 bh

h) Penyiapan instalasi listrik dan air guna memperlancar proses pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
i)

Penyediaan peralatan baik teknis dan non teknis, alat bantu kerja, stelingan dan
perancah, serta mulai memasok dan mengedrop bahan dan material yang akan
digunakan dalam pekerjaan konstruksi tersebut.

4.2

Pekerjaan Tanah

1. Galian Tanah
a. Galian tanah dilakukan baik dengan menggunakan alat ringan ataupun berat dan
juga menggunakan tenaga sumber daya manusia sesuai dengan volume,
kapasitas, dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Galian tanah dilaksanakan untuk :
-

Mendapat peil yang sesuai dengan peil dasar permukaan pondasi atau Lantai
sesuai dengan gambar kerja dan bestek.

Pekerjaan lain yang dirasa perlu dan harus dilaksanakan sesuai spesifikasi
serta arahan dan petunjuk direksi pemberi tugas.

c. Jika terdapat air hujan atau sumber air menggenang dalam parit/galian, maka air
genangan itu harus dipompa keluar secara keseluruhan sebelum pekerjaan
selanjutnya dilaksanakan.
d. kedalaman dari dasar galian pondasi senantiasa dikontrol baik menggunakan alat
ukur waterpass atau theodolite agar elevasi permukaan renca tetap stabil dan.
e. Hasil galian diatur rapi agar tidak mengganggu pekerjaan serta tidak lingsor jatuh
kembali ke dalam galian.
f.

Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar galian, maka harus digali dan
ditimbun kembali dengan pasir urug kemudian disiram air dan dipadatkan.

g. Galian harus mencapai kedalaman sesuai dengan gambar kerja dan dengan
analisa dan apabila galian melebihi dari ketentuan bestek maka harus dilakukan
penimbunan kembali dan pemadatan yang baik sebelum pekerjaan selanjutnya
dilaksanakan.
h. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan dan tidak boleh
kurang dari kedalaman yang telah ditentukan dan apa bila hal ini terjadi,
pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa

ada biaya tambahan dari pemberi tugas.


i.

Galian tanah harus dijaga atau bila perlu ditopang dengan penyangga yang cukup
agar tidak terjadi kelongsoran atau keruntuhan pada dinding yang dapat beresiko
pada keselamatan pekerja.

2. Urugan
a. Pekerjaan urugan dilakukan dengan menggunaan bahan/material yang sesuai dan
telah mendapat persetujuan dari direksi pemberi tugas serta merupakan bahan /
material yang bersih dari segala jenis kotoran yang dapat merusak kualitas
konstruksi.
b. Urugan Pasir di bawah pondasidilakukan dengan baik serta dengan ketebalan dan
elevasi sesuai gambar kerja dan bestek, serta dilakukan terlebih dahulu sebelum
pekerjaan pasangan pondasi dilakukan.
c. Urugan kembali bekas galian dilakukan segera mungkin setelah pekerjaan
pondasi telah selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan dengan baik.
d. Urugan Pasir dibawah lantai dilakukan dengan baik serta disesuaikan dengan
ketebalan dan elevasi sesuai gambar kerja dan bestek.
e. Urugan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan dengan optimal
baik dengan alat maupun dengan tenaga sumber daya manusia.
f.

Tanah humus tidak diperkenankan untuk mengurug, dan tanah yang berasal dari
tanah

galian

yang

tidak

dapat

digunakan

untuk

maksud-maksud

penambahan/penimbunan harus dibuang atau ditimbun serta diratakan pada suatu


tempat yang akan ditentukan oleh direksi / pemberi tugas.
4.3 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
a.Bahan serta material yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari direksi pemberi tugas. Apabila direksi pemberi
tugas tidak menyetujui bahan yang akan digunakan, maka pelaksana wajib dan
harus menukar atau mengganti bahan / material tersebut dengan material yang
sesuai dengan bestek serta petunjuk dan arahan direksi pemberi tugas.
b.Pekerjaan pondasi batu kosong dilaksanakan setelah urugan pasir alas pondasi
telah selesai dan telah siap untuk dilanjutkan, serta ketebalan dari pondasi batu
kosong tersebut disesuaikan dengan gambar kerja dan bestek serta dengan

arahan dan persetujuan direksi pemberi tugas.


c. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali menggunakan bahan perekat berupa
semen dan pasir yang baik dan sesuai standar spesifikasi yang telah ditentukan
dan menggunakan komposisi campuran 1 semen : 5 pasir.
d.Pasangan pondasi batu kali baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan galian
tanah selesai dikerjakan dan penampang lubang telah dibersihkan dari segala
macam kotoran yang dapat mengganggu baik struktur dan nonstruktur.
e.Batu Belah yang digunakan berpenampang bersudut, berpermukaan bersih dari
kotoran baik humus, lumpur, akar pohon, dan kotoran lain yang dapat merusak
strukur nantinya. Selain itu batu belah yang digunakan juga keras dan mempunyai
tingkat daktilitas sesuai standar yang ditetapkan.
f. Dimensi penampang pasangan batu kali disesuaikan dengan gambar kerja dan
bestek yang telah ditetapkan dengan spesifikasi campuran sesuai yang telah
ditetapkan. Apabila terjadi ketidak sesuaian antara dokumen bestek dengan
kenyataan dilapangan, maka semuanya akan menjadi tanggung jawab pelaksana
untuk menggantinya dan memperbaikinya agar sesuai dengan ketetapan yang
telah ditetapkan dalam gambar kerja dan bestek.
g.Pekerjaan Plesteran untuk ketinggian + 30 cm dari permukaan lantai, digunakan
campuran spesi pengikat 1 semen : 3 pasir untuk campuran kedap air.
h.Pekerjaan Plesteran untuk ketinggian di atas 30 cm dari permukaan lantai,
digunakan campuran spesi pengikat 1 semen : 5 pasir.
i. Permukaan yang telah diplester didiamkan beberapa saat sebelum akhirnya
dilakukan pekerjaan Acian agar nantinya acian tidak terlalu cepat kering hingga
mengakibatkan terjadinya keretakan halus dan kasar pada permukaan dinding
atau plesteran.
j. Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan sebelum dilakukan harus didahului dengan
penentuan peil baik horisontal dan vertikal agar hasil pekerjaan senantiasa lurus,
siku, rapi dan baik serta terkontrol.
k. Apabila ada hal-hal yang dirasa janggal maka pelaksana harus senantiasa
mengkoordinasikannya dengan direksi pemberi tugas untuk mendapatkan arahan
serta petunjuk yang jelas agar pekerjaan dapat berjalan lancar dan terkontrol.
l. Apabila ada ketidak sesuaian pekerjaan antara bestek dan kenyataan maka

kesemuanya akan menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana serta


berkewajiban untuk mengganti/memperbaikinya tanpa ada biaya tambahan dari
direksi pemberi pekerjaan.
4.4 Pekerjaan Beton
a. Pekerjaan beton dilakukan dengan baik dan sesuai standar nasional yang berlaku
dan umum digunakan seperti :
-

Peraturan Beton Indonesia 1971

SNI-03-2847-2002 tentan tata cara perhitungan struktur beton untuk


bangunan gedung.

Dan lain-lain yang berlaku dan baku digunakan dalam konstruksi

b. Material yang digunakan baik pasir, kerikil, semen harus yang memenuhi
spesifikasi yang telah ditentukan.
c. Pekerjaan beton dilakukan untuk pekerjaan :
-

Pengecoran Lantai Rabat Beton (lihat gambar kerja)

d. Material harus bersih dari kotoran yang mengganggu, apabila ada kotoran maka
harus dibersihkan terlebih dahulu dan apabila diperlukan maka harus dilakukan
proses pencucian agar kadar lumpur yang terkandung dapat diturunkan hingga
standar yang telah ditentukan.
e. Bekisting dibuat dengan menggunakan bahan kayu yang baik, berpermukaan
halus, bersih dari kotoran, serta mempunyai kadar air yang sesuai.
f.

Bekisting dibuat dengan baik dan rapi agar hasil cetakan beton yang dibuat
berkwalitas baik dan rapi.

g. Pekerjaan pembesian dilakukan dengan baik, disesuaikan dengan pekerjaan yang


akan dilaksanakan dan dikerjakan oleh tenaga tukang yang terlatih agar pekerjaan
dapat berjalan baik serta tepat sasaran.
h. Komposisi campuran disesuaikan dengan bestek untuk mencapai tingkat kekuatan
rencana yang diharapkan.
i.

Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti


concreate mixer agar campuran dapat tercampur dengan baik serta target
pencapaian kekuatan campuran yang diharapkan dapat tercapai.

j.

Dalam proses penuangan campuran beton segar ke dalam bekisting, dilakukan

penggetaran baik dengan alat maupun dengan cara pengetukan agar beton yang
dituangkan kedalam cetakan dapat dengan baik memadat dan membuang
sebanyak mungkin pori-pori udara yang ada dalam campuran agar beton yang
dihasilkan berkwalitas baik.
k. Seluruh pekerjaan yang akan dilaksanakan sebelumnya harus dilakukan kontrol
baik horisontal maupun vertikal agar hasil pekerjaan senatiasa lurus baik
horisontal dan vertikal sehingga hasil kerja rapi dan baik.
l.

Apabila terjadi ketidak sesuaian antara bestek dan gambar kerja, maka pelaksana
harus melaporkannya terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan tersebut
kepada direksi agar mendapat persetujuan atau langkah-langkah serta arahan
yang baik sehubungan dengan pekerjaan tersebut.

m. Apabila pelaksana dengan sengaja mengganti atau melakukan pekerjaan yang


tidak sesuai dengan bestek maka pelaksana berkewajiban untuk melakuka
penggantian/perbaikan terhadap pekerjaan tersebut tanpa mendapat ganti rugi
atau penambahan biaya dari direksi pemberi tugas.
4.5 Pekerjaan Lantai dan Keramik
a. Pekerjaan lantai baru boleh dilakukan apabila pekerjaan struktur bagian atas
secara keseluruhan telah benar-benar selesai agar tidak ada resiko kejatuhan
bahan/alat/material yang dapat mengakibatkan pecah dan rusaknya pemasangan
keramik/lantai yang telah selesai.
b. Sebelum dilakukan pemasangan keramik, terlebih dahulu dilakukan pemadatan
permukaan tanah timbunan baik dengan alat stamper atau tenaga manual.
c. Pemadatan dilakukan dengan baik dan diberikan sedikit air pada permukaan
tanah agar tanah dapat padat dengan lebih baik.
d. Elevasi permukaan senantiasa dikontrol agar sesuai dengan elevasi rencana
sesuai gambar kerja dan bestek.
e. Pengecoran rabat beton dilakukan dengan campuran spesi 1 pc : 3 ps : 5 kr,
dengan ketebalan sesuai gambar kerja dan bestek.
f.

Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakna beton mixer agar hasil


campuran baik serta tercampur merata.

g. Saat pengecoran, dilakukan penusukan pada permukaan beton segar yang telah

dituangkan ke areal agar pori udara dapat keluar dan hasil pengecoran dapat
padat dengan baik.
h. Pemasangan keramik dilakukan setelah pekerjaan rabat beton selesai dan telah
mencapai umur kering dan kekuatan yang cukup.
i.

Elevasi dan kelurusan sudut baik horisontal dan vertikal dikontrol dan ditandai
dengan menggunakan nilon atau benang agar pada proses pemasangan dapat
terkontrol dan hasil pemasangan lurus baik horisontal dan vertikal.

j.

Keramik lantai menggunakan keramik dengan dimensi 30 x 30 cm dengan


campuran spesi pengikat sesuai bestek dan gambar kerja.

k. Sebelum dipasang, keramik dicelupkan sejenak ke dalam air agar pori udara
keluar untuk mengurangi resiko pecahnya keramik saat pemasangan juga agar
keramik dapat berikatan dengan baik antara spesi dan keramik.
l.

Setelah keramik terpasang, sela antar keramik di isi nad dengan bahan yang telah
disetujui direksi agar sela keramik tesebut dapat kedap dari rembesan air dan
udara.

m. Apabila terjadi ketidak sesuaian antara bestek dan gambar kerja, maka pelaksana
harus melaporkannya terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan tersebut
kepada direksi agar mendapat persetujuan atau langkah-langkah serta arahan
yang baik sehubungan dengan pekerjaan tersebut.
n. Apabila pelaksana dengan sengaja mengganti atau melakukan pekerjaan yang
tidak sesuai dengan bestek maka pelaksana berkewajiban untuk melakuka
penggantian/perbaikan terhadap pekerjaan tersebut tanpa mendapat ganti rugi
atau penambahan biaya dari direksi pemberi tugas.
4.6 Pekerjaan Atap
a. Bahan material kayu yang digunakan dalam pekerjaan ini berbahan baik, berserat
baik, memiliki kadar air dibawah standar minimum dari yang telah ditetapkan, serta
kuat dan bersih dari kotoran yang mengganggu.
b. Ukuran-ukuran penampang baik panjang, lebar, tinggi, ketebalan, mutu bahan,
harus disesuaikan dengan gambar kerja dan bestek yang telah ditentukan.
c. Pada proses pemasangan, ranngka harus dikontrol kelurusannya baik horisontal
dan vertikal dengan baik agar hasil pemasangan lurus dan rapi. Serta elevasi atap

juga harus dikontrol agar sama dan sesuai dengan gambar kerja dan bestek.
d. Kemiringan atap disesuaikan dengan gambar kerja dan bestek.
e. Pada titik sambungan yang sekiranya diperlukan perkuatan baik ikatan simpul,
baut, mour, atau paku, hendaknya diperkuat dengan bahan dan material atas
persetujuan direksi pemberi tugas agar konstruksi yang dihasilkan lebih baik dan
kuat dalam memikul beban rencana yang akan diterima struktur atap.
f.

Bahan penutup atap digunakan yang sesuai dengan gambar kerja dan bestek.

g. Pemasangan penutup ataup dilakukan dengan baik dan hati-hati, sambungan


antar atap dipasang dengan baik agar tidak terjadi kebocoran pada pemasangan
atap.
h. Bahan penutup nok bubungan digunakan dari bahan yang tahan karat agar
berdaya tahan lama serta tidak bocor dalam pemasangannya maka harus
dipasang dengan baik dan hati-hati.
i.

Setelah pemasangan atap selesai, dipasang listplank/papan pinggir pada bagian


tepian dari atap bangunan secara keseluruhan sesuai dengan gambar kerja dan
bestek.

j.

Apabila terjadi ketidak sesuaian antara bestek dan gambar kerja, maka pelaksana
harus melaporkannya terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan tersebut
kepada direksi agar mendapat persetujuan atau langkah-langkah serta arahan
yang baik sehubungan dengan pekerjaan tersebut.

k. Apabila pelaksana dengan sengaja mengganti atau melakukan pekerjaan yang


tidak sesuai dengan bestek maka pelaksana berkewajiban untuk melakuka
penggantian/perbaikan terhadap pekerjaan tersebut tanpa mendapat ganti rugi
atau penambahan biaya dari direksi pemberi tugas.
4.7 Pekerjaan Pengecatan
a. Pengecatan dilakukan apabila permukaan bidang yang akan dicat telah benarbenar kering dan cukup umur untuk dilakukan pengecatan.
b. Sebelum dilakukan pengecatan, permukaan yang akan dicat terlebih dahulu
dibersihkan dengan cara digosok dengan amplas atau pisau dumpul agar bersih,
halus serta rapi.
c. Bahan cat yang digunakan dipakai dari bahan serta mutu yang sesuai dengan

spesifikasi bestek yang telah ditentukan.


d. Pengecatan dilakukan sebanyak 2 sampai 3 kali lapisan untuk mendapatkan hasil
yang baik.
e. Cat dasar menggunakan campuran cat yang encer dengan perbandingan lebih
banyak air atau katalis pencampur.
f.

Setelah permukaan dicat menggunakan cat dasar kemudian menggunakan cat


permukaan dengan perbandingan campuran yang lebih sedikit (kental) untuk
finishing akhir permukaan tersebut.

g. Pengecatan dilakukan dengan arah kuas searah dan tidak simpang siur agar hasil
pengecatan rapi dan baik.
h. Khusus untuk bahan dan warna cat yang akan digunakan harus sesuai dengan
gambar kerja dan bestek serta terlebih dahulu mendapat persetujuan dari direksi
pemberi tugas.
i.

Apabila terjadi ketidak sesuaian antara bestek dan gambar kerja, maka pelaksana
harus melaporkannya terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan tersebut
kepada direksi agar mendapat persetujuan atau langkah-langkah serta arahan
yang baik sehubungan dengan pekerjaan tersebut.

j.

Apabila pelaksana dengan sengaja mengganti atau melakukan pekerjaan yang


tidak sesuai dengan bestek maka pelaksana berkewajiban untuk melakuka
penggantian/perbaikan terhadap pekerjaan tersebut tanpa mendapat ganti rugi
atau penambahan biaya dari direksi pemberi tugas.

4.8 Pekerjaan Lain-Lain


a. Pekerjaan lainnya setelah seluruh rangkaian pekerjaan konstruksi selesai
dilakukan adalah diantaranya pembersihan lokasi dari sisa-sisa material yang
berserakan, membersihkan areal sekeliling bangunan, merapikan dan
membuang sisa kotoran yang berserakan.
b. Selain itu administrasi pelaporan yang baik juga harus dilaksanakan sesuai
standar yang berlaku seperti :
-

Penyampaian laporan hasil pekerjaan.

Penyampaian lampiran foto pekerjaan mulai dari 0% hingga 100%.

Laporan progres pekerjaan mulai dari laporan harian, mingguan, dan

bulanan.

4.12

Laporan akhir pekerjaan.

Laporan administrasi lain yang diperlukan.

Hal-Hal Tambahan
a. Pelaksana wajib memasukkan laporan mingguan/progress pekerjaan disertai
dengan foto dokumentasi setiap pekerjaan dengan prosentasi bobot pekerjaan
yang telah dicapai setiap minggunya.
b. Selain laporan mingguan, kontraktor pelaksana juga harus mempunyai
laporan harian yang berisi setidaknya informasi tentang cuaca, jumlah pekerja,
material yang di droping ke lokasi, serta lama jam kerja selama 1 hari.
c. Setelah pekerjaan diserahterimakan ke direksi/pemberi tugas, kontraktor
bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan
dengan lama waktu pemeliharaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
d. Kontraktor pelaksana akan melakukan pengecekan secara rutin selama masa
pemeliharaan

berlangsung

untuk

mengecek

instalasi-instalasi

yang

memerlukan perawatan atau perbaikan setelah proses serah terima dilakukan


dengan direksi/pemberi tugas.
e. Ketentuan lain yang tidak disebutkan dalam metode pelaksanaan ini
kesemuanya akan mengikuti standar ketentuan yang telah ditetapkan oleh
gambar kerja dan besetek serta direksi/pemberi tugas.

Semua uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan gambar
bestek dan ketentntuan yang telah diatur. Apabila ada ketidak sesuaian antara bestek dan
kenyataan di lapangan, pelaksana harus senantiasa melaporkan terlebih dahulu kepada
direksi pekerjaan agar memperoleh arahan dan persetujuan terlebih dahulu sebelum
mengambil tindakan.

Personil minimal yang akan ditempatkan standby di lokasi pekerjaan mulai dari
start awal pekerjaan hingga berakhirnya pekerjaan antara lain adalah :
1. Pelaksana Lapangan

: 1 Orang dengan Kualifikasi STM Bangunan Ber-SKTK

2. Pelaksana Logistik

: 1 Orang dengan Kualifikasi STM Bangunan

3. Administrasi Proyek

: 1 Orang dengan Kualifikasi SMA Sederajat

Segala

tindakan

yang

dilakukan

pelaksana

pekerjaan

harus dengan

sepengetahuan dan izin direksi pekerjaan agar tidak terjadi kesalahan dan pekerjaan
dapat berlangsung dengan baik, terkoordinasi dengan baik, dan diserahterimakan dengan
kondisi yang baik pada direksi pada saat pekerjaan selesai dilaksanakan.
Gorontalo,

Agustus 2015

CV. ABAD DUA SATU

YOHANES T. DUMALANG
Direktur

Você também pode gostar