Você está na página 1de 4

ARTIKEL BIBIT KELAPA SAWIT

Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, di- karenakan
nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati
terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan
bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha, sedangkan
tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko,
2007).Kelapa sawit dikenal sebagai penghasil minyak sayur,minyak industry,maupun bahan
bakar nabati (biodiesel) yang berasal dari Amerika. Brazil dipercaya sebagai tempat di mana
pertama kali kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar ke Afrika,
Amerika Equatorial, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan. Benih kelapa sawit pertama kali yang
ditanam di Indonesia pada tahun 1984 berasal dari Mauritius, Afrika. Perkebunan kelapa sawit
pertama dibangun di Tanahitam, Hulu Sumatera Utara oleh Schadt (Jerman) pada tahun 1911.
Untuk memperoleh tanaman kelapa sawit yang berkualitas, salah satunya adalah dengan
penggunaan benih yang berkualitas serta melakukan pembibitan yang benar. Karena pemilihan
benih dan proses pembibitan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan repoduksi dari
tanaman kelapa sawit dikemudian harinya. Benih sebagai biji yang dimanfaatkan sebagai bahan
perbanyakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam kegiatan budidaya tanaman. Sejak
mulai mengenal kegiatan budidaya tanaman, petani telah menyadari bahwa benih yang bermutu
secara kualitas dan kuantitas akan sangat mendukung dalam peningkatan hasil. Kesadaran ini
menyebabkan petani sangat berhati-hati dalam memilih benih yang akan digunakan.
Seiring dengan perkembangan produk pertanian yang menuntut adanya peningkatan produksi
yang seimbang dengan kebutuhan di tingkat masyarakat, maka secara kualitas benih yang
digunakan dalam budidaya tanaman harus lebih baik. Sutopo (2004) menyatakan bahwa benih
dituntut untuk bermutu tinggi, sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang
berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju.
Penggunaan benih yang bermutu rendah akan mengakibatakn kerugian terhadap biaya dan
waktu yang telah dikeluarkan oleh petani. Walaupun kondisi lingkungan dan teknologi budidaya
Artikel bibit kelapa sawit= http://disbun.kaltimprov.go.id/berita-810-petani-waspadaiperedaran-bibit-sawit-palsu.html

merupakan factor yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, akan
tetapi pemilihan benih bermutu tidak kalah pentingnya.
Persyaratan Benih yang baik untuk bibit kelapa sawit harus berasal dari indukan yang jelas
dan berkualitas baik. Saat ini di Indonesia terdapat 10 (sepuluh) produsen benih resmi dalam
negeri yang menyediakan benih untuk bibit kelapa sawit yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(PPKS) Medan, PT London Sumatera (Lonsum), PT Socfin, PT Tunggal Yunus Estate, PT Dami
Mas Sejahtera, PT Bina Sawit Makmur, PT.Tania Selatan, PT.Bakti Tani Nusantara; PT.Sasaran
Ehsan Mekarsari dan PT.Sarana Inti Prasarana (SAIN).Benih-benih yang dihasilkan oleh
produsen resmi ini telah mengalami proses introduksi yang sedemikian rupa dan berulang-ulang
sehingga menghasilkan kualitas sangat baik, berasal dari indukan yang jelas asal usulnya
(Anonim,2013).
Menurut Sutopo (2004), terdapat 3 pengertian mutu benih yaitu :
Mutu genetik, yaitu penampilan benih murni dan spesies atau varietas tertentu yang
menunjukkan identitas genetik dari tanaman induknya, mulai dari benih penjenis, benih dasar,
benih pokok sampai benih sebar.
Mutu fisiologis, menampilkan kemampuan daya hidup atau viabilitas benih yang mencakup daya
kecambah dan kekuatan tumbuh benih. Bermula dari kemampuan daya hidup awal yang
maksimum saat masak fisiologis dan tercermin pula pada daya simpannya selama periode
tertentu, serta bebas dari kontaminasi hama dan penyakit. Mutu fisik, yaitu penampilan benih
secara prima bisa dilihat secara fisik, antara lain dari ukuran yang homogen, bersih dan kemasan
menarik Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2009), ada dua jenis bahan tanamkelapa sawit
yang diproduksi yaitu kecambah dan bibit. Standart kecambah kelapa sawit yang baik adalah:
- Berat benih minimal 0,8 gr;
- Panjang radikula dan plumula 2 cm;
- Warna radikula dan plumula putih kekuningan;
- Arah tumbuh radikula dan plumula berlawanan arah;
- Bebas dari OPT.
Artikel bibit kelapa sawit= http://disbun.kaltimprov.go.id/berita-810-petani-waspadaiperedaran-bibit-sawit-palsu.html

Boleh dikatakan nyaris semua agen penjual bibit kelapa sawit yang mengaku
memasarkan

bibit

sawit

produk

Marihat,

PPKS,

Lonsum

dll

itu

adalah

penipu.

Mengapa ? Karena untuk bisa membeli bibit sawit ke sana bukanlah perkara mudah. Anda akan
diminta menunjukkan sertifikat tanah, surat keterangan dari Disbun, surat keterangan Kepala
Desa dll. Untuk satu hektar tanah yang anda miliki, hanya akan diperbolehkan membeli 200 butir
/ pokok bibit saja.
Pembelian bibit kelapa sawit antrian pembeli bisa mencapai enam bulan bahkan ada yang
sudah dua tahun membayar, belum juga mendapatkan barangnya, karena banyaknya peminat dan
terbatasnya produksi. Nah kalo sudah begini, mana mungkin Marihat, PPKS dan Lonsum
pasang-pasang agen lagi. Buat apa ? Melayani peminat langsung saja mereka sudah kewalahan.
Harga resmi saat ini untuk kecambah sawit berkisar 6.600 - 15.000 rupiah perbutir.
Jika ada yang menawarkan harga dibawah itu, hampir dipastikan palsu dia punya barang, walau
pun dilengkapi sertifikat hantu belau. Karena sertifikat dan kemasan sangatlah mudah
dipalsukan. Terutama yang bersertifikat Costarika Sembawa ? Halah, hampir sama sajalah itu.
Karena itu, pesan aku, daripada ditipu agen bibit sawit abal-abal, lebih baik membeli langsung ke
PPKS, Marihat atau Lonsum. Atau beli saja bibit sawit lokal yang jelas dan murah. Saat ini harga
bibit sawit lokal hasil produksi UKM sekitar Rp.500 perbutir kecambah. Harga kecambah bibit
karet pun segitu juga.
Sebetulnya, menurut pengalaman aku, bibit sawit ini, asalkan berasal dari pohon cukup
umur, 10 tahun ke atas, dan diambil dari bagian tengah tandannya, bagusnya itu nanti jadinya.
Asalkan perawatan dan pemupukannya bagus. Juga jarak tanamnya jangan rapat kali kau bikin.
Sawit ini, kalau tak bisa terbuka pelepahnya, tak mau dia berbuah. Kalau pun buah, kecil dia,
karena terjepit sama pelepahnya itu. Minimal jarak 89 meterlah kau bikin. Tak banyaknya beda
hasilnya itu nanti sama sawit pelepah pendek. Karena kutengok, pohon sawit yang pelepah
pendek itu tandan buahnya tak sebesar sawit yang pelepah panjang. Jadi, sama sajalah itu.
SAMARINDA. Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, Hj. Etnawati mengatakan peredaran
bibit kelapa sawit palsu di Kaltim masih mengkhawatirkan. Pasalnya, sepanjang tahun 2014 telah
terjadi delapan kasus peredaran bibit palsu, dimana ditemukan sebanyak 173.000 bibit kelapa
sawit palsu di 3 lokasi di Kaltim. "Kendati pihak kami telah berulangkali menghimbau kepada
masyarakat pekebun agar mewaspadai peredaran bibit sawit palsu, namun kenyataan di lapangan
Artikel bibit kelapa sawit= http://disbun.kaltimprov.go.id/berita-810-petani-waspadaiperedaran-bibit-sawit-palsu.html

masih banyak ditemukan bibit palsu di wilayah ini," ungkap Etnawati, Senin (11/05). Etnawati
menguraikan, delapan kasus peredaran bibit palsu sebanyak 173.000 bibit sawit palsu di Kaltim
tersebut, yakni 98 ribu bibit di Kota Samarinda, 63 ribu di Kabupaten Kutai Kartanegara dan 12
ribu di Kabupaten Paser. Delapan kasus tersebut terungkap, kata Etnawati, dilakukan Disbun
melalui Petugas Pengawas Benih Tanaman Perkebunan (BPTP) di Unit Pelaksanaan Teknis
Dinas Pengawasan Benih Perkebunan (UPTD PBP) yang secara intensif melakukan antisipasi
terhadap peredaraan bibit palsu tersebut. "Maraknya peredaran bibit palsu, khususnya kelapa
sawit merupakan akibat dari semakin meningkatnya permintaan bibit sawit, namun ketersediaan
bibit kelapa sawit unggul dan bersertifikat masih terbatas," ujar Etnawati.
Selain itu, lanjutnya, tidak sedikit petani yang tergiur harga bibit sawit yang murah yang
ditawarkan oleh pihak tidak bertanggungjawab. "Diprediksi bibit sawit yang beredar di kalangan
petani cukup banyak, sebab masyarakat mengalami kesulitan dalam membedakan bibit sawit
yang asli dengan yang palsu. Itupun hanya dapat diketahui setelah tanaman mencapai usia tanam
empat hingga lima tahun. Bibit sawit yang asli akan berbuah dan yang palsu tidak berbuah.
Sudah lama merawat namun tidak menghasilkan, tentunya sangat merugikan petani," beber
Etnawati. Sementara itu, Kepala UPTD PBP, Irsal Syamsa menambahkan, bagi siapa saja yang
tertangkap mengedarkan atau menjual bibit sawit palsu, akan dikenai ancaman pidana kurungan
maksimal lima tahun dan denda Rp250 juta. "Ini merupakan ancaman berat sehingga kami
menghimbau kepada siapa saja agar tidak menjual bibit dan benih sawit palsu di Kaltim karena
tim kami akan terus melakukan pengawasan," ujarnya. Ia mengatakan, denda dan kurungan
tersebut diberlakukan guna memberikan efek jera kepada para pengedar benih sawit palsu, yakni
benih tanpa dilengkapi dengan sertifikasi oleh perusahaan yang ditunjuk Menteri Pertanian untuk
melakukan sertifikasi. Ancaman tersebut sesuai dengan Undang - Undang (UU) Nomor 12 tahun
1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman Pasal 60 huruf c, yang berisi bagi pengedar benih yang
tidak

sesuai

dengan

label

akan

dikenai

sanksi

seperti

di

atas.

(rey/disbun)

SUMBER : UPTD PENGAWASAN BENIH PERKEBUNAN KALIMANTAN TIMUR

Artikel bibit kelapa sawit= http://disbun.kaltimprov.go.id/berita-810-petani-waspadaiperedaran-bibit-sawit-palsu.html

Você também pode gostar