Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANGKATAN 2000
XX XX 2004
1. Hal-hal dibawah ini benar tentang tuba
eustachii, kecuali:
a Arah dari cavum tympani ke nasofaring
inferoanteromedial
b Pars kartilagenous merupakan 2/3
panjang tuba
c Pars kartilagenous selalu terbuka
d Isthmus adalah daerah yang paling
sempit
e Pada bayi arahnya horizontal
2. Tes garputala untuk membandingkan
hantaran tulang antar telinga pasien
dengan pemeriksa dikenal dengan tes:
a Rinne
b Weber
c Schwabach
d Batas atas dan baas bawah
e BSSD
3. Rhinitis dibawah ini termasuk rhinitis
karena infeksi, kecuali:
a Rhinitis akut
b Rhinosinusitis bacterial akut
c Azaena
d Rhinitis difteri
e Middle granuloma
4. Nyeri kepala hebat pada Ca nasofaring
terjadi karena:
a Infiltrasi tumor ke sinus paranasal
b Metastase tumor ke otak
c Pendesakan tumor ke retrobulbar
d Infiltrasi tumor ke rongga tengkorak
e Diplopia
5. Laringomalacia terjadi akibat:
a Proses pengejuan pada TBC laryng
b Pembentukan tulang rawan laryng
belum sempurna
c Trauma laryng
d Gangguan inervasi
e Gangguan vaskularisasi
6. Pseudomembran pada tonsilitis difteri
mempunyai sifat sebagai berikut, kecuali:
a Terbatas pada tonsil
b Tebal
c Warna putih kotor
d Melekat erat
e Bila diangkat mudah berdarah
7. Ciri-ciri faringitis TBC, kecuali:
a Nyeri menelan hebat
b Badan mengurus
c Batuk kronis
d Demam subfebril
e Ulkus soliter dalam
a
b
c
d
e
Rhinore
Rhinolalia
Nyeri telan
Panas sedang
Aproseksia nasalis
d Poliposis nasi
e Rhinitis alergi
30. Terapi sinusitis bakterial akut:
1. Antibiotik
2. Mukolitik
3. Dekongestan
4. Analgesik antipiretik
31. Keluhan hidung buntu ozaena oleh karena:
1. Edema concha
2. Krusta banyak
3. Meatus medius sempit
32. Kuman penyebab OMA yang memproduksi
-lactamase:
1. S. pnemonia
2. H. influenzae
3. S. pyogenes
4. B. catarrhalis
33. Pernyataan dibawah ini yang sesuai
dengan furunkel MAE:
1. Infeksi pada folikel rambut
2. Pada bagian tulang rawan
3. Nyeri tekan tragus
4. Oleh infeksi kuman S. aureus
34. Gejala lanjut Ca nasofaring:
1. Sulit menelan
2. Parestesia pipi
3. Sakit kepala hebat
4. Diplopia
35. Komplikasi rhinosinusitis bakterial akut:
1. Abses orbita
2. Abses otak
3. Abses subdural
4. Abses retrofaring
36. Indikasi gromet:
1. OMA
2. OMA kronis + eksaserbasi akut
3. OMA + kompleks endokranial
4. OM serosa kronis (glue ear)
37. Gromet berfungsi sebagai:
1. Ventilasi
2. Tuba artificial
3. Drainase
4. Konduktor suara
38. Pada OMA stadium katarrhalis telihat:
1. Processus brevis lebih menonjol
2. Manubrium lebih pendek
3. Adanya cairan dalam cavum tympani
4. Plica anterior lebih menonjol
39. Sekret telinga yang berbau busuk pada
mastoiditis kronik disebabkan oleh:
1. Drainase tidak lancar
2. Kolesteatoma
3. Granulasi
4. Nekrosis tulang
40. Sekret campur darah yang keluar dari
hidung dijumpai pada:
1. Ca sinus maxilla
2. Trauma hidung
3. Ca nasofaring
4. Difteri hidung
41. Yang menjadi faktor penyebab timbulnya
sinusitis maxillaris kronik:
1. Pengobatan sinusitis maxillaris akut
yang tidak adekuat
2. Deviasi septum nasi
3. Caries premolar atas
4. Tumor rongga hidung
42. Suara parau pada anak disebabkan oleh:
1. Papiloma laring
2. Nodul lokal
3. Laringitis akut
4. TB laring
43. Pasien difteri tonsil dapat mati karena:
1. Asfiksia
2. Sepsis
3. Gagal jantung
4. Meningitis
44. Pemeriksaan tajam pendengaran dan
suara bising dapat menentukan secara
kasar:
1. Apakah pasien tuli
2. Jenis tuli
3. Berat ringan tuli
4. Etiologi tuli
45. Bayi lebih mudah terkena otitis media oleh
karena:
1. Tuba eustachius pendek dan
horizontal
2. Posisi selalu berbaring
3. Kekebalan tubuh rendah
4. Tuba eustachius sempit
46. Gejala benda asing potongan daging pada
orang tua:
1. Tidak dapat menelan
2. Masih dapat minum
3. Sering dehidrasi
4. Disertai sesak nafas
47. Gejala Ca laring stadium lanjut:
1. Sesak nafas berat
2. Suara parau
3. Pembesaran kelenjar leher
4. Trismus
48. Gambaran x-ray pada sinusitis dapat
berupa:
1.
2.
3.
4.
SEBAB
Tumor leher merupakan gejala dini Ca
nasofaring
80. Pengobatan polip hidung adalah
kortikosteroid dan tetes hidung
SEBAB
Salah satu faktor penyebab polip hidung
adalah alergi
81. Labirintis sebagai akibat otitis media dapat
mengakibatkan meningitis
SEBAB
Cairan perilymph berhubungan dengan
CSF (cerebro spinal fluid)
82. Otitis media akut tidak perlu diterapi
dengan miringotomi
SEBAB
Miringotomi menyebabkan luka yang sulit
sembuh
83. Pada abses retrofaring dapat terjadi stridor
inspiratoir
SEBAB
Abses retrofaring dapat menyebabkan
komplikasi mediastinitis
84. Perdarahan merupakan komplikasi utama
pada operasi tonsilektomi
SEBAB
Tonsilektomi dilaksanakan pada tonsilitis
kronik
85. OMK dengan kolesteatoma diklasifikasikan
sebagai OMK tipe malignant
SEBAB
Kolesteatoma potensial menyebabkan
komplikasi intrakranial
86. OMS sebaiknya diobati dengan antibiotik
SEBAB
OMS disebabkan oleh infeksi kronik pada
hidung
87. Epistaksis profus dapat disebabkan oleh
hipertensi
SEBAB
Pada hipertensi, epistaksis berasal dari
perdarahan posterior
88. Tumor ganas nasofaring dapat
menyebabkan ophtalmoplegi
SEBAB
Tumor ganas nasofaring menyebabkan
lumpuhnya N. II, IV, VI
89. Tonsilitis akut dapat menyebabkan
ptialismus
SEBAB
Pada tonsilitis akut dapat terjadi nyeri telan
yang hebat
JAWABAN
UAS THT ANGKATAN 2000
XX XX 2004
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
C
C
E
D
B
A
E
C
E
D
A
E
D
C
C
A
A
C
C
C
A
D
A
D
E
B
B
A
B
E
C
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
B
A
E
E
D
B
E
B
E
E
E
A
A
A
B
A
A
E
A
D
E
B
C
D
E
B
A
A
A
A
C
D
D
A
A
A
A
B
A
C
C
A
D
A
C
C
A
C
D
A
E
B
B
B
D
A
A
A
A
D
C
C