Você está na página 1de 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar endokrin mencakup kelenjar hipofisis (pituitaria), tiroid,
paratiroid, adrenal, pulau langerhans, ovarium dan testis. Semua kelenjar ini
mensekresikan produknya langsung ke dalam darah, berbeda dengan kelenjar
eksokrin, mis. kelenjar keringat, yang menyekresikan produknya lewat saluran ke
permukaan epitelial. Hipothalamus berfungsi sebagai penghubung antara sistem
saraf dan sistem endokrin.
Zat-zat kimia yang disekresikan oleh kelenjar endokrin disebut Hormon.
Hormon membantu fungsi organ agar bekerja secara terkoordinasi dengan sistem
saraf. Sistem regulasi ganda ini, dimana kerja cepat sistem saraf diimbangi oleh
kerja hormon yang lebih lambat, memungkinkan pengendalian berbagai fungsi
tubuh secara tepat dan bereaksi terhadap berbagai perubahan di dalam dan di luar
tubuh.
Kelenjar endokrin tersusun dari sel-sel sekretorik yang terbagi dalam
kelompok-kelompok kecil atau asinus. Meskipun terdapat duktus, kelenjar
endokrin memiliki suplai darah yang kaya sehingga za-zat kimia yang
diproduksinya dapat langsung memasuki aliran darah dengan cepat. (KMB
Brunner & Suddarth, 2001).
B.

Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan CA
pangkreas
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui konsep dasar teoritis penyakit CA pangkreas
Definisi, etiologi, phatofisiologi, penanganan, manifestasi, asuhan keperawatan
2. Untuk mengetahui konsep dasar pada klien dengan CA pangkreas, yang
meliputi pengObservasian, diagnosa keperawatan, dan intervensi

3. Untuk mengetahui dan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien


dengan CA pangkreas, yang meliputi pengObservasian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementsi, dan evaluasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.

Konsep Dasar
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi

utama, yaitu: Menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting


seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat
dengan duodenum (Sylvia, 2006).
Kanker berawal dari kerusakan materi genetika atau DNA (Deoxyribo
Nuclead Acid). Satu sel saja yang mengalami kerusakan genetika sudah cukup
untuk menghasilkan suatu jaringan baru, sehingga kanker disebut juga penyakit
Seluler (Tjokronegoro, 2001).
Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan
pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya
penyakit tunggal (Doegoes, 2000).
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang
melapisi saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan
Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak
lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia
50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55
tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).
B. Etiologi Kanker Pankreas
1. Faktor Resiko Eksogen
Merupakan Adenoma yang jinak dan Adenokarsinoma yang ganas yang berasal
dari sel parenkim (asiner atau sel duktal) dan tumor kistik. Yang termasuk factor
resiko eksogen adalah makanan tinggi lemak dan kolesterol, pecandu alkohol,
perokok, orang yang suka mengkonsumsi kopi, dan beberapa zat karsinogen.
2. Faktor Resiko Endogen
Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau melalui
pembuluh darah kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati, peritoneum, dan

paru. Kanker di kaput pankreas lebih banyak menimbulkan sumbatan pada saluran
empedu disebut Tumor akan masuk dan menginfiltrasi duodenum sehingga terjadi
perdarahan di duodenum. Kanker yang letaknya di korpus dan kaudal akan lebih
sering mengalami metastasis ke hati, bisa juga ke limpa. (Setyono, 2001).
C. Klasifikasi Kanker Pankreas
Tumor pankreas di klasifikasikan menjadi 4 yaitu:
1. Insulinoma
Tumor pankreas yang berasal dari sel beta yang mengeluarkan insulin. Sel beta
mengeluarkan insulin sebagai respons terhadap peningkatan glukosa darah,
Peningkatan hasil tindakan insulin untuk menurunkan glukosa darah kembali
normal.
2. Glukagonoma
Merupakan tumor yang menghasilkan hormon glukagon, yang akan menaikkan
kadar gula dalam darah dan menyebabkan ruam kulit yang khas. Glucagonoma
adalah tumor langka dari sel-sel alfa pankreas yang menyebabkan 1000 kali lipat
produksi berlebih dari hormon glukagon.
3. Somastatinoma
Somastatinoma adalah tumor dari sel-sel delta pankreas endokrin yang
menghasilkan Somatostatin.
4. Gastrinoma
Gastrinoma adalah tumor pankreas yang menghasilkan hormon gastrin dalam
jumlah yang sangat besar, yang akan merangsang lambung untuk mengeluarkan
asam dan enzim-enzimnya, sehingga terjadi ulkus peptikum.
Pembagian stadium kanker pancreas

Stadium I: tumor hanya berada di dalam pankreas, tingkat


kelangsungan hidup dalam 5 tahun sekitar 30%.

Stadium II: tumor menginvasi pada jaringan terdekat, seperti


dinding usus 12 jari, dengan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun
sekitar 10%.

Stadium III: telah ada penyebaran pada kelenjar getah bening,


dengan rata-rata tingkat kelangsungan hidup 8-12 bulan.

Stadium IV : telah ada metastasis pada hati dan bagian lain, dengan
rata-rata tingkat kelangsungan hidup 3-6 bulan.

D. Patofisiologi Kanker Pankreas


Pada umumnya tumor meluas ke Retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi
dan melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di
jaringan lemak peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut,
kanker kaput pancreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum,
hati dan kandung empedu.
Kanker pancreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati,
peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput
pancreas sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi
kolestasis ekstra-hepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi
duodenum, sehingga dapat menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma
yang letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering mengalami metastasis ke hati dan
ke limpa
E. Tanda dan Gejala Kanker Pankreas
Sejumlah tanda dan gejala kanker pankreas tak muncul dalam tahap awal. Tapi
setelah tumbuh dan menyebar, nyeri sering berkembang pada perut bagian bawah
dan kadang-kadang menyebar ke punggung. Rasa sakit bisa menjadi lebih buruk
setelah orang makan atau berbaring. Dan gejala lain yang mungkin muncul antara
lain:
1. Berat badan menurun drastis akibat kehilangan nafsu makan
2. Anoreksia dan kembung
3. Diare dengan kandungan lemak dalam feses (steatorrhea)
4. Diabetes ( pada penderita ini disertai berat badan yang menurun drastis,
mual, serta kulit, mata, atau selaput lendir menguning.)
5. Warna urin lebih gelap, biasanya berwarna kehitaman menyerupai
warna tanah
6. Mengalami kelelahan berkepanjangan
7. Terjadi pembekuan darah

8. Gangguan sistem pencernaan yang mengarah pada menurunnya


metabolisme tubuh
9. Depresi berkepanjangan
10. Gangguan pada organ hati atau liver
F. Komplikasi Kanker Pankreas
Komplikasi yang dapat terjadi adalah :
1. Masalah Metabolisme Glukosa
Tumor dapat mempengaruhi kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin
sehingga dapat mendorong permasalahan di metabolisme glukosa, termasuk
diabetes.
2. Ikterus atau Jaundice
Terkadang diikuti dengan rasa gatal yang hebat. Menguningnya kulit dan bagian
putih mata dapat terjadi jika tumor pankreas menyumbat saluran empedu, yaitu
semacam pipa tipis yang membawa empedu dari liver ke usus dua belas jari.
Warna kuning berasal dari kelebihan bilirubin. Asam empedu dapat menyebabkan
rasa gatal jika kelebihan bilirubin tersebut mengendap di kulit.
3. Nyeri
Tumor pankreas yang besar akan menekan lingkungan sekitar saraf, menimbulkan
rasa sakit di punggung atau perut yang terkadang bisa menjadi hebat
4. Metastasis.
Metastasis adalah komplikasi paling serius dari kanker atau tumor ganas pankreas.
Pankreas dikelilingi oleh sejumlah organ vital, termasuk juga perut, limpa kecil,
liver, paru-paru dan usus. Karena kanker pankreas jarang terdeteksi pada stadium
awal, kanker ini seringkali menyebar ke organ-organ tersebut atau ke dekat ujung
limpa.
G. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Pankreas
1. USG : USG abdomen merupakan pilihan metode survei dan diagnosis kanker
pankreas. Yang ditandai dengan sederhana, non-invasif, non-radioaktif, dapat
multi-sumbu pengamatan permukaan, dan lebih jelas melihat struktur pancreas
dengan internal saluran empedu atau tanpa obstruksi dan lokasi obstruksi.

Keterbatasan USG adalah bidang pandang kecil yang rentan terhadap perut, gas
usus, dan somatotip. Selain itu, USG juga bergantungan dengan pengalaman
dokter yang memeriksa dan peralatan yang digunakan, subjektivitas tertentu, jika
perlu, mengingat kombinasi dari pencitraan maka dapat ditambahkan dengan
pemeriksaan resonansi CT dan magnetik (MRI) serta tes laboratorium.
2. CT : CT saat ini menjadi metode alat pemeriksa yang terbaik untuk pankreas
dengan pemeriksaan noninvasif, terutama digunakan untuk diagnosis kanker
pankreas dan pementasan. Dapat melihat ukuran dan lokasi lesi secara luas, tetapi
diagnosis kualitatif tidak akurat, tidak kondusif untuk menampilkan hubungan
antara tumor dan struktur sekitarnya. CT dapat dengan akurat menentukan apakah
sudah ada metastasis pada hati dan kelenjar getah bening.
CT menjadi banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir bidang diagnosis
tumor dan sebagai sarana untuk menentukan langkah pengobatan, anda dapat
lebih akurat menilai sifat dan tingkat lesi stadium tumor ganas dan pilihan
pengobatan dengan nilai yang lebih tinggi.
3. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan resonansi magnetik
Kolangiopankreatografi (MRCP) : Bukan sebagai metode pilihan untuk diagnosis
kanker pankreas, tetapi ketika pasien alergi dengan kontras ketingkatkan CT maka
dapat dilakukan pemeriksaan scan MRI,tetapi tidak untuk mendeteksi tingkatan
stadiumnya. Selain itu, beberapa lesi sulit untuk dikarakterisasi, berdasarkan
pemeriksaan CT dapat digantikan dengan melakukan MRI, untuk melengkapi
kekurangan dari gambar CT. MRCP dilakukan untuk menentukan perbandingan
tanpa obstruksi bilier dan tempat obstruksi, penyebab obstruktif memiliki
keuntungan jelas, dan Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP),
empedu transhepatik saluran pencitraan alat invasif, dan lebih aman.
H. Penatalaksanaan/Pengobatan Kanker Pankreas
Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika ingin mengangkat
tumor terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian, terapi bedah
yaitu Definitive (eksisi total lesi), Tidak dapat dilakukan karena pertumbuhan

yang sudah begitu luas. Tindakan bedah tersebut sering terbatas pada tindakan
paliatif.
Meskipun tumor pankreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi standar, pasien
dapat diterapi dengan radioterapi dan kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU) . jika
pasien menjalani pembedahan, terapi radiasi introperatif (IORT = Intraoperatif
Radiation Theraphy) dapat dilakukan untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada
jaringan tumor dengan cedera yang minimal pada jaringan lain serta dapat
mengurangi nyeri pada terapi radiasi tersebut.

I. Pathway
Faktor eksogen

Faktor endogen

Faktor genetik

Kanker pankreas

Kanker kaput
pankreas

Obstruksi duktus
koledokus

Obstruksi aliran
getah empedu

Feses berwarna pekat


dan urine berwarna
gelap

Nyeri akut

Kolestasis
ekstrahepati
Mendesak dan
menginfiltrasi
duodenum
Peradangan
duodenum

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

BAB III
Asuhan Keperawatan
1.

Pengkajian
1.

Riwayat penyakit

Nyeri pada abdomen yag hebat khususnya pada epigastrium dan ikterus
B. Riwayat kesehatan dahulu.
Perokok, peminum alkohol, DM.
2.

Pemeriksaan fisik.

1. B1
Sesak (bila sudah komplikasi ke efusi pleura).
2. B2
Hipotensi dan anemia (jika terjadi perdarahan).
3. B3
Tak ada Kelainan.
4. B4
Oliguri (pada dehidrasi), warna kuning jernih, BUN meningkat (GGA).
5. B5
Mual dan muntah, feses berbuih dan berbau busuk (steatore), penurunan
peristaltik, nyeri abdomen yang hebat, nyeri tekan pada abdomen disertai nyeri
pada punggung, nyeri khas pada midepigastrium (ulu hati), distensi abdomen.
6. B6
Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan umbilicus
7. Cairan/Makanan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan
pengawet). Anoreksia, mual/muntah, Intoleransi makanan Perubahan pada BB,
dan penurunan BB hebat.
Tanda : Perubahan pada kelembaban / turgor kulit, mis edema.
8. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi mis: ketidaknyamanan ringan
sampai nyeri berat.

10

9. Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau,dan hidup dengan seseorang yang merokok).
10. Keamanan
Gejala : Kontak langsung pada kimia toksik dan karsinogen.
d. Psikososial
1. Aktifitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan atau keletihan, Perubahan pada pola istirahat & jam kebiasaan
tidur pada malam hari. Hal-hal yang mempengaruhi tidur, mis nyeri, ansietas,
berkeringat malam, serta Keterbatasan partisipasi dalam melakukan kegiatan
Pekerjaan dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.
2. Integritas Ego
Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi
stress, mis: merokok, minum alkohol
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.
3. Diagnosa Keperawatan (NANDA, 2005)
1. Nyeri akut b.d distensi abdomen
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia, mual, muntah
3. Intoleransi aktifitas b.d syok hipoglikemi
4. Gangguan integritas kulit b.d pruritus
4.Intervensi Keperawatan
1.

Dx 1 : Nyeri akut b.d distensi abdomen

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan nyeri


berkurang /terkontrol dengan KH:
-nyeri berkurang
-TTV normal
TD : 120 / 80mmHg
N : 80 x/mnt
RR : 20 x / mnt
T : 36 C

11

Intervensi:
1. Observasi skala nyeri dengan PQRST
R/Untuk mengetahui tingkat nyeri yang di rasakan
2. Observasi TTV pasien
R/ TTV mempengaruhi skala nyeri
3. Anjari teknik relaksasi
R/Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian terhadap nyeri
4. Kolaborasi pemberian analgetik
R/ Pemberian analgetik dapat mengurangi rasa nyeri
2.

Dx 2 : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari


kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah. Setelah diberikan
tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan nutrisi pasien terpenuhi
dengan KH:

Mual muntah berkurang

Nafsu makan kembali normal

BB dapat di pertahankan

Intervensi
1. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
R/ Untuk meningkatkan selera makan pasien
2. Anjurkan oral hygiene 2 kali sehari
R/ Untuk mengurangi mual muntah
3. Obs. Berat badan & turgor kulit pasien
R/ Indikator fisiologi lanjut dari dehidrasi dan kurangnya nutrisi
3. Dx 3 : Intoleransi aktifitas b.d syok hipoglikemi
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 324 diharapkan pasien dapat
beraktivitas dengan normal dengan KH:
pasien tidak mengalami kelelahan
Intervensi
1. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas, catat peningkatan kelelahan
& perubahan TTV

12

R/ Menetapkan kemampuan pasien beraktivitas


2. Dorong penggunaan manajement stress
R/ Menurunkan stres & rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat
3. Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat
R/ Melancarkan sirkulasi darah
4. Dx 4 : Gangguan integritas kulit b.d pruritus
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 324 diharapkan Kulit kembali
normal dengan KH:

pasien tidak merasa gatal

Intervensi:
1. Observasi kulit setiap hari. Catat warna, torgor, sirkulasi dan sensasi
R/ Menetukan garis dasar dimana perubahan dapat dibandingkan dan melakukan
intervensi yang tepat.
2. Pertahankan hygiene
R/ Mempertahankan kebersihan kulit
3. Kolaborasi dalam pemberian obat obatan topikal, antihistamin
R/ Untuk mengurangi rasa gatal

13

BAB III
PENUTUP
1.

Kesimpulan
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi
saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma.
Tumor-tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering
menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan
rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55 tahun.
(Brunner & Suddarth, 2001).
Kanker Pankreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati,
peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput
pancreas sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi
kolestasis ekstra-hepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi
duodenum, sehingga dapat menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma
yang letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering mengalami metastasis ke hati
danke limpa.
Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika ingin mengangkat
tumor terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian, terapi bedah
yaitu Definitive (eksisi total lesi), Tidak dapat dilakukan karena pertumbuhan
yang sudah begitu luas. Tindakan bedah tersebut sering terbatas pada tindakan
paliatif.
Meskipun tumor pankreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi standar, pasien
dapat diterapi dengan radioterapi dan kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU) . jika
pasien menjalani pembedahan, terapi radiasi introperatif (IORT = Intraoperatif
Radiation Theraphy) dapat dilakukan untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada
jaringan tumor dengan cedera yang minimal pada jaringan lain serta dapat
mengurangi nyeri pada terapi radiasi tersebut.
2.

Saran
Selayaknya seorang mahasiswa keperawatan dan seorang perawat dalam

setiap pemberian asuhan keperawatan termasuk dalam asuhan keperawatan cedera

14

medulla spinalis menggunakan konsep yang sesuai dengan kebutuhan dasar


manusia yang bersifat holistic yang meliputi aspek biopsikospiritual dan semoga
makalah ini dapat digunakan sebagai titik acuh khalayak umum.

15

DAFTAR PUSTAKA
NANDA, Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005/2006, NANDA
International, Philadelphia, 2005.
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGCDoengoes. (2000). Rencana Asuhan
Keperawatan, Jakarta: EGC
Brunner & Suddarths. (2000) Textbook of Medical Nursing. 4th ed Philadelphia:
Lipponcot
http://dinkes.sumbarprov.go.id/berita-56-penyebab-dan-gejala-kankerpankreas-.html
http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-diagnosis/pancreatic-cancerdiagnosis.html

16

Você também pode gostar