Você está na página 1de 35

OLEH :

NANDANA DWI PRABOWO


(2109 105 019)
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2011

Krisis bahan bakar minyak karena cadangan minyak


semakin menipis
Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan
industrialisasi, kebutuhan bahan bakar meningkat
Diperlukan sumber energi alternatif baru yang lebih
murah dan dapat diperbaharui (biomassa)
Biomassa ampas tebu di Indonesia sedemikian
melimpah, namun belum terolah sepenuhnya
Ampas tebu sangat potensial dijadikan sumber energi
alternatif dengan metode konversi energi yang tepat

Adalah bahan organik yang dihasilkan melalui


fotosintetis, baik berupa produk maupun buangan.
Keuntungan Biomassa :
1. Sumber ENERGI yang dapat diperbaharui
2. Jumlah yang melimpah di Indonesia
3. Mengurangi polusi dan efek rumah kaca
4. Hasil pembakaran biomassa relatif bersih
5. Meningkatkan perekonomian di daerah pedesaan

proses

Corn

Cotton woods

Switch grass

Wood chips

Corn stover

Bagasse

Ampas tebu sisa penggilingan pabrik gula


yang dijual untuk digunakan sebagai
bahan bakar pengganti minyak tanah
tanpa metode konversi energi lebih lanjut.

Ampas tebu sisa pengolahan es


tebu yang dibuang begitu saja dan
dan sering dimusnahkan dengan
cara dibakar .

Teknologi Proses thermo-kimia yang mengubah segala


jenis Biomassa padat

menjadi Flammable Gas CO, H2, dan CH4

Bagaimana mendapatkan variasi rasio udara-bahan bakar (Air Fuel Ratio)


terbaik terhadap gasifikasi biomassa ampas tebu dengan variabel ukuran
biomassa ampas tebu tertentu.
Variasi rasio udara-bahan bakar (Air Fuel Ratio) :
1. Rasio udara-bahan bakar (AFR) 0,79
2. Rasio udara-bahan bakar (AFR) 0,96
3. Rasio udara-bahan bakar (AFR) 1,11
4. Rasio udara-bahan bakar (AFR) 1,25
Variabel ukuran biomassa :
1. Ukuran ampas tebu (1-3) cm
2. Ukuran ampas tebu (1-7) mm

1.

Mendapatkan identifikasi zone-zone proses gasifikasi (ampas tebu).

2.

Mendapatkan variasi (AFR) yang tepat dengan variabel ukuran ampas tebu
terhadap :

kosentrasi yang terkandung di dalam produksi syn-gas (Vol.%)

nilai kandungan energi dilihat dari LHV (Lower Heating value) syn-gas

efisiensi gasifikasi

hasil visualisasi nyala api

1.

2.
3.

4.
5.

Penelitian dan pembahasan Tugas Akhir hanya dilakukan dengan


menggunakan model (prototipe) reaktor gasifikasi berkapasitas 5,5
kg, dengan jenis gasifikasi aliran searah (downdraft gasification).
Penelitian tidak membahas tentang proses desain model (prototipe) reaktor
gasifikasi.
Penelitian dilakukan di Research Center ITS, sehingga kondisi
temperatur, tekanan, kecepatan udara yang digunakan sesuai dengan
kondisi setempat dan dianggap konstan.
Biomassa yang digunakan adalah ampas tebu dari sisa pengolahan gula di
PG.Toelangan Sidoarjo dengan properti yang konstan.
Pada penelitian ini tidak dibahas mengenai perpindahan panas secara
radiasi dikarenakan media yang dilalui di sekitar reaktor gasifikasi dengan
fluida yang bergerak.

Tahapan Proses :
1. Drying Zone (100 C 200 C)
Endoterm Menghilangkan
Kandungan air
2. Pyrolisis (200 C 600 C)
Dekomposisi Penguraian Volatile
Endoterm Menyerap Panas
3. Partial Oxidation (600 C 1000 C)
Eksoterm Menghasilkan Panas
4. Reduction (400 C 600 C)
:
Mereduksi CO2 dengan
- Water Gas Reaction
- Boudouard Reaction
- Shift Conversion
- Methanation

Kesetimbangan Massa
Energi Masuk

Kesetimbangan Energi

Dimana :

Energi Keluar

Efisiensi Gasifikasi
Heat Loss
qconv = h A (Ts - T)
Re =

V .D

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2011

Catharina Erlich, dkk pada makalahnya yang berjudul Downdraft gasification of


pellets made of wood, palm oil residues respective bagasse di tahun 2011
Dampak dari variasi AF-RATIO, ukuran dan jenis butir terhadap cold-gas
efisiensi, ditunjukkan pada grafik di bawah ini :

Gambar Efisiensi gasifikasi sebagai fungsi dari rasio udara-bahan bakar.

Rasio udara-bahan bakar yang tinggi mengarah ke temperatur


gasifikasi yang lebih tinggi dan konversi bahan bakar yang lebih
baik, ditunjukkan pada grafik, dimana suhu rata-rata gasifikasi (T8
dalam grafik) ditampilkan sebagai fungsi rasio udara-bahan bakar
untuk kayu dan ampas tebu.

Gambar Temperatur gasifikasi sebagai fungsi rasio udara-bahan bakar.

Electric Generator

Water Pump

Diesel Engine
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2011

Ampas tebu

Ts

Crusher

Cacahan
ampas tebu

Pada pengujian ini biomassa yang digunakan sebagai bahan baku proses gasifikasi tipe
downdraft adalah ampas tebu. Berikut pengujian propertis biomassa ampas tebu :
1. Analisa Ultimate :
Dapat

diketahui

karakteristik

kandungan

komposisi

dari

karbon, hidrogen, nitrogen, belerang, dan oksigen yang dimiliki oleh bahan baku.
2. Analisa Proxymate :
Dianalisa mengenai kadar kandungan moisture bahan bakar, volatil matter, fixed
carbon, dan abu (ash) yang dimilikinya.
3. Analisa Nilai Kalor :
Dianalisa mengenai nilai kandungan kalor (Low Heating Value) yang di uji pada alat bomb
kalorimeter dimana nilai yang keluar dalam bentuk High Heating Value.

Karakteristik Briket Ampas Tebu


sugarcane leaf bagasse gasifiers for industrial heating applications
(Rajeev Jorapur & Anil K. Rajvanshi)

Kandungan karbon dan oksigen menunjukan jumlah yang cukup


dominan, unsur-unsur ini menjadi komponen utama dalam reaksi
pembentukan syngas

Mulai (START)

Pengambilan biomassa
ampas tebu

Proses pengujian Gasifikasi

Perhitungan analisa nilai kalor ash :


1.Low heating value

Pengolahan biomassa :
- Crusher
- Pengeringan

Pengujian analisa Proximity


biomassa ampas tebu
di laboratorium pusat studi
energi dan rekayasa ITS

Perhitungan analisa proximity :


1.Volatil matter
2.Moisture
3.Ash
4.Fixed Carbon

Pengujian analisa nilai


kalor biomassa ampas tebu
di laboratorium pusat studi
energi dan rekayasa ITS

Perhitungan analisa nilai kalor :


1.Low Heating Value

Data awal :
1.Temperature udara ambient
2.Massa biomassa ampas
tebu
3.Temperatur reaktor dan
sistem perpipaan

Studi Literatur :
1.Jurnal
2.Text Book

Catat data proses :


1.Distribusi temperatur pada 5 titik
2.Kecepatan udara masuk ke reaktor
3.Kecepatan syn-gas keluar pipa
burner
4.Kecepatan udara luar
5.Temperatur dinding reaktor dan
sistem perpipaannya

Perhitungan :
1.Laju alir massa udara yang masuk ke reaktor gasifikasi
2.Laju alir massa syn-gas yang keluar pipa burner

Pengambilan sampel syn-gas untuk


di uji komposisi kandungan syn-gas

Perhitungan analisa nilai kalor gas terbakar


(combustible gas) dari syn-gas :
1.Low heating value CO
2.Low heating value CH4
3.Low heating value H2

Perhitungan :
1.Kesetimbangan massa
2.Kesetimbangan energi
3.Efisiensi gasifikasi
4.Heat loss perpindahan panas

Pengolahan data berupa grafik dan gambar :


1.Distribusi Temperatur = f (dimmer)
2.Air Fuel Ratio = f (dimmer)
3.Kosentrasi kandungan syn-gas = f (dimmer)
4.Nilai kandungan energi (LHV) pada syn-gas = f (dimmer)
5.Effisiensi gasifikasi = f (dimmer)
6.Visualisasi api = f (dimmer)

Kesimpulan

Selesai (FINISH)
Data akhir :
1.Massa Ash

Pengaturan variasi air fuel ratio


(AFR) dengan dimmer yaitu :
AFR 1, II, III, IV

Pengujian analisa nilai kalor ash di laboratorium


pusat studi energi dan rekayasa ITS

INPUT

OUTPUT
Diukur
Data Proses

Variabel Tetap

Variabel
Bervariasi

Dimensi reaktor

Suplai udara
masuk

Uji proximate

Bahan baku

Ukuran
biomassa

Nilai Kalor

biomassa

Sekali

T udara luar
V udara luar

Dihitung

Visualisasi

T sepanjang
reaktor

Analisa
proximate

Nyala api

T dinding luar
reaktor
T sistem
perpipaan

LHV
biomassa
udara
Heat Loss

h Manometer

syngas

V gas

LHV
Ash&Char

Massa
Ash & Char
Komposisi
Syngas

LHV syngas
gasifikasi

Analisa Proximate
LHV
Kandungan
(%)

Moisture

Volatile

Ash

Fixed

Content

Matter

Content

Carbon

4,95

77,3

1,5

16,25

16416

(kJ/kg)

Analisa Ultimate
Kandungan

(%)

44,5

6,5

43,1

0,2

0,2

Kandungan karbon dan oksigen menunjukan jumlah yang cukup


dominan, unsur-unsur ini menjadi komponen utama dalam reaksi
pembentukan syngas

Analisis Distribusi Temperatur Reaktor pada Ukuran Ampas Tebu 1-3 cm


AFR 0,79

AFR 0,96

1100
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

Distribusi Temperatur = f (waktu)

T1
T2
T3
T4
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100110120

Temperatur (C)

Temperatur (C)

Distribusi Temperatur = f (waktu)


1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

T5

T1
T2
T3
T4
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100110120

Waktu (menit)

Waktu (menit)

AFR 1,11

AFR 1,25

900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

Distribusi Temperatur = f (waktu)

T1
T2
T3
T4
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Waktu (menit)

T5

Temperatur ( C )

Distribusi Temperatur = f (waktu)


Temperatur (C)

T5

1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

T1
T2
T3
T4
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100110120

Waktu (menit)

T5

Analisis Distribusi Temperatur Reaktor pada Ukuran Ampas Tebu 1-7 mm


AFR 0,79

AFR 0,96

900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

Distribusi Temperatur = f (waktu)

T1
T2
T3
T4
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Temperatur (C)

Temperatur (C)

Distribusi Temperatur = f (waktu)


1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

T5

T1
T2
T3
T4
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100110120

Waktu (menit)

Waktu (menit)

AFR 1,11

AFR 1,25

1100
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

Distribusi Temperatur = f (waktu)

T1
T2
T3
T4
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100110120

Waktu (menit)

T5

Temperatur (C)

Distribusi Temperatur = f (waktu)


Temperatur (C)

T5

1100
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

T1
T2
T3
T4
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100110120

Waktu (menit)

T5

Analisis Rasio Udara-Bahan Bakar (AFR)

Dengan kondisi laju alir biomassa ampas tebu yang konstan, Nilai Air Fuel Ratio
(AFR) semakin naik seiring naiknya kecepatan suplai udara yang masuk kedalam
throat.

Dimmer

L manometer

Air fuel ratio


(rasio udara bahan bakar) = f ( V udara )

Air fuel ratio

nomor
4
6
8
10

(mm)
2
3
4
5

bahan bakar)
0,79
0,96
1,11
1,25

AFR

(rasio udara

1,40
1,30
1,20
1,10
1,00
0,90
0,80
0,70
2,50

3,00

3,50

4,00

V udara (m/s)

4,50

5,00

Analisis Kandungan Syn-gas

(1-3) cm

0,79
0,96
1,11
1,25

(1-7) mm

Kosentrasi kandungan syn-gas


CO

H2

CH4

CO2

N2

O2

(%
Vol)
23,12
22,01
19,67
17,13

(%
Vol)
5,44
4,53
3,79
3,06

(%
Vol)
2,02
2,13
1,94
1,56

(%
Vol)
11,89
12,73
13,6
13,46

(%
Vol)
47,62
48,51
47,42
51,53

(%
Vol)
9,91
10,09
13,58
13,26

24,84
21,63
17,91
14,67

5,75
5,61
4,93
4,1

2,55
3,42
4,26
4,76

12,73
12,87
13,26
13,96

45,49
46,09
48,42
49,7

8,64
10,38
11,22
12,81

Nilai kosentrasi kandungan synthetic gas


(% vol)

Ukuran
ampas
tebu

Air fuel
ratio
(rasio
udara
bahan
bakar)
0,79
0,96
1,11
1,25

Grafik kosentrasi kandungan synthetic gas = f{Air Fuel


Ratio pada ampas tebu (1-3) cm}
60
50
40

CH4 (% Vol)
20

Nilai kosentrasi kandungan synthetic gas


(% vol)

CO (% Vol)
H2 (% Vol)
CH4 (% Vol)
CO2 (% Vol)
N2 (% Vol)

10

O2 (% Vol)

0
0,79

0,96

1,11

Air Fuel Ratio

1,25

N2 (% Vol)
O2 (% Vol)

50

20

CO2 (% Vol)

10

60

30

H2 (% Vol)

30

Grafik kosentrasi kandungan synthetic gas = f{Air Fuel


Ratio pada ukuran ampas tebu(1-7) mm}

40

CO (% Vol)

0,79

0,96

1,11

1,25

Air Fuel Ratio

Dengan kondisi laju alir biomassa


ampas tebu yang konstan pada
0,000764 kg/s, maka apabila udara
yang masuk ke dalam reaktor
gasifikasi berlebih akan terbentuk
lebih banyak gas O2, N2, CO2 dan
combustible gas (CO, H2, CH4)
berkurang.

Analisis Nilai Kalor Ditinjau dari LHV


Synthetic Gas (Low heating Value)
Dari prosentase komposisi Synthetic gas dapat
dilakukan perhitungan Low heating value (LHV)
pada synthetic gas dengan persamaan

Ukuran
ampas tebu

(1-3) cm

(1-7) mm

Air fuel ratio


(rasio udara
bahan bakar)
0,79
0,96
1,11
1,25

Energi
LHV Syn-gas
kJ/Nm3
5103,9392
4648,4778
4065,5238
3440,3052

0,79
0,96
1,11
1,25

5490,5654
5126,493
4500,7642
3845,566

Nilai kandungan energi synthetic gas


(kJ/Nm3)

Grafik kandungan energi synthetic gas


(Low Heating Value) = f (Air Fuel Ratio)
5700
5500
5300
5100
4900
4700
4500
4300
4100
3900
3700
3500
3300

LHV Syn-gas ukuran


ampas tebu (1-3 cm)
kJ/Nm3
LHV Syn-gas ukuran
ampas tebu (1-7 mm)
kJ/Nm3

0,79

0,96

1,11

Air Fuel Ratio

1,25

Nilai LHV synthetis gas


semakin turun seiring
dengan peningkatan nilai
rasio udara-bahan bakar
(Air Fuel Ratio)

Kesetimbangan massa (masuk dan keluar) berdasarkan Air Fuel Ratio dan
ukuran ampas tebu

Ukuran
ampas
tebu

(1-3) cm

(1-7) mm

Air fuel
ratio
(rasio
udara
bahan
bakar)

Dimmer
nomor

Kesetimbangan massa masuk


Laju alir massa Laju alir massa
ampas tebu
(kg/s)
udara (kg/s)

Kesetimbangan massa keluar


Laju alir massa

Laju alir
massa

Laju alir
massa

Syn-gas (kg/s)

ash (kg/s)

char (kg/s)

0,79

0,000763889

0,000601852

0,001325691

2,18694E-05 1,81806E-05

0,96

0,000763889

0,000737115

0,001462561

0,00002235 1,60931E-05

1,11

0,000763889

0,000851147

0,001581454

2,36278E-05 9,95417E-06

1,25

10

0,000763889

0,000951611

0,001670079

3,86444E-05 6,77639E-06

0,79

0,000763889

0,000601852

0,001342357

1,35361E-05 9,84722E-06

0,96

0,000763889

0,000737115

0,001479227

1,40167E-05 7,75972E-06

1,11

0,000763889

0,000851147

0,00159812

1,52944E-05 1,62083E-06

1,25

10

0,000763889

0,000951611

0,001683632

3,03111E-05 1,55694E-06

Energi Masuk

Kesetimbangan Energi
Energi yang masuk sistem adalah energi
yang berupa ampas tebu yang memiliki
Low Heating Value (LHV) tertentu dan
energi dari udara masukan.
Energi
outputnya
berupa
energi
berguna, yaitu energi syngas, char, ash, dan
heat loss.
Dari data tersebut nantinya bisa ditentukan
nilai efisiensi sistem.

char

Energi Keluar

Perhitungan Kesetimbangan Energi (masuk dan keluar) berdasarkan Air Fuel Ratio dan ukuran ampas tebu
Ukuran
Air fuel ratio Kesetimbangan energi masuk
Kesetimbangan energi keluar
ampas
(rasio udara E.biomassa
energi udara
energi syn-gas
energi ash
energi char
tebu

(1-3) cm

(1-7) mm

bahan bakar)
0,79
0,96
1,11
1,25

(kW)
12,54
12,54
12,54
12,54

(kW)
0,003030323
0,003711373
0,004285524
0,004791362

(kW)
7,590978561
7,122882804
6,775247184
6,076908886

(kW)
0
0
0
0

(kW)
0,282144042
0,249748129
0,154478713
0,105162779

Energi
losses syngas
dan konveksi
(kW)
0,97491906
0,834415215
0,750163555
0,8221797

0,79
0,96
1,11
1,25

12,54
12,54
12,54
12,54

0,003030323
0,003711373
0,004285524
0,004791362

7,520887431
7,772473955
7,709074141
6,979794475

0
0
0
0

0,152819042
0,120423129
0,025153713
0,024162221

0,77583457
0,790331313
0,857211944
0,861488804

Efisiensi Gasifikasi
Ukuran
ampas
tebu
Nilai effisiensi gasifikasi (%)

Grafik Effisiensi Gasifikasi (%) = f (Air Fuel Ratio)


65
63
61
59
57
55
53
51
49
47
45

Efisiensi gasifikasi
ukuran ampas tebu
(1-3 cm) %

(1-3) cm

Efisiensi gasifikasi
ukuran ampas tebu
(1-7 mm) %

(1-7) mm
0,79

0,96

1,11

Air Fuel Ratio

1,25

Air fuel
ratio
(rasio
udara
bahan
bakar)
0,79
0,96
1,11
1,25
0,79
0,96
1,11
1,25

Effisiensi
Gasifikasi
(%)
60,5341
56,8013
54,0291
48,4602
59,9752
61,9815
61,4759
55,6602

Nilai efisiensi gasifikasi yang terbaik diperoleh ketika prosentase kandungan


energi synthetic gas dan laju alir massa synthetic gas selama proses memiliki
komposisi yang tepat.

Sankey Diagram (AFR 0,96) Ukuran Ampas Tebu (1-7) mm


Heat loss
Dinding reaktor gasifikasi
(6,12 %)
Biomassa
Ampas Tebu

Proses

(99,97%)

Gasifikasi

Useful energy Syn-gas

Losses energy
Udara
(0,03 %)

char+ash (0,96
%)

(61,96 %)

Losses
Syngas
(1,2 %)

Losses energy
Uknown
(29,76 %)

Losses Unknown :

Penyederhanaan yang dilakukan dalam perhitungan, misalnya energi berupa panas


yang mengendap di dalam reaktor, kerugian panas secara konveksi pada instalasi
perpipaan dari reaktor gasifikasi sampai burner, termasuk pada cyclone, water
scrubbing, kebocoran yang tidak bisa dihindari (kebocoran sambungan-sambungan
perpipaan)

Visualisasi Nyala Api pada Ukuran Ampas Tebu 1-3 cm


AFR 0,79

AFR 0,96

AFR 1,11

AFR 1,25

Visualisasi Nyala Api pada Ukuran Ampas Tebu 1-7 mm


AFR 0,79

AFR 0,96

AFR 1,11

AFR 1,25

Kesimpulan
1. Kenaikan suplai udara selain mengakibatkan kenaikan terhadap laju alir massa gas
hasil gasifikasi juga mengakibatkan turunnya konsentrasi kandungan energi dalam
syn-gas.
2. Nilai (Air Fuel Ratio) terbaik dari variasi yang diteliti adalah pada AFR 0,96 dan ukuran
ampas tebu (1-7) mm karena memiliki kandungan energi syn-gas tertinggi yaitu
sebesar 7,7725 kJ/s.
3. Komposisi syn-gas terbaik pada AFR 0,96 dan ukuran ampas tebu (1-7) mm
didapatkan kadar CO, H2,CH4, N2,CO2, O2 berturut-turut adalah sebesar 21,63 % ;
5,61 % ; 3,42 % ; 46,09 % ; 12,87 %, 10,38 %.
4. Visualisasi nyala api pada AFR 0,96 dan ukuran ampas tebu (1-7) mm merupakan
yang terbaik karena memiliki nyala api yang stabil dan nyala api berwarna biru yang
dominan. Hal ini dikarenakan memiliki kandungan flammable gas tertinggi yang
direpresentasikan dengan nilai energi syn-gas yang juga tinggi.
5. Variasi AFR dapat mempengaruhi efisiensi gasifikasi secara signifikan mulai 54,0261,98% dengan efisiensi terbaik pada (61,98%) terjadi pada AFR 0,96
6. Pengecilan ukuran biomassa dari (1-3) cm menjadi (1-7) mm pd AFR terbaik dapat
meningkatkan effisiensi sebesar 9,12% dan peningkatan LHV syn-gas sebesar.
10,28%
7. Peningkatan AFR cenderung menghasilkan LHV syn-gas yang lebih rendah.

KRITIK DAN SARAN SANGAT SAYA HARAPKAN


DEMI KESEMPURNAAN TUGAS AKHIR

Você também pode gostar