Você está na página 1de 4

Artikel Kesehatan

ADAKAH HUBUNGAN STRES DENGAN SAKIT


KEPALA ???
Sakit kepala atau pusing merupakan salah satu keluhan yang paling sering
muncul di masyarakat. Ada banyak hal yang bisa memicu nyeri kepala, hingga
berbagai macam obat ditawarkan oleh banyak perusahaan obat untuk mengatasi sakit
kepala mulai dari obat warung sampai obat yang harus diresepkan khusus oleh
dokter pilihan anda.
Berbicara mengenai sakit kepala, ada tiga jenis sakit kepala yang dapat
dialami oleh kita, seperti sakit kepala tipe tegang (Tension Headache), sakit kepala
sebelah (Migrain), dan sakit kepala tipe cluster (Cluster Headache). Dari berbagai
jenis sakit kepala yang ada,
sesungguhnya pengobatan
yang harus dilakukanpun
berbeda-beda. Sakit kepala
yang paling sering dialami
oleh
individu
adalah
Tension Headache dan
Migrain. Kedua jenis sakit
kepala ini pada banyak
penelitian
menunjukkan
mempunyai
hubungan
yang erat dengan stress
hingga berbagai gangguan jiwa seperti cemas dan depresi.
Ada banyak hal yang bisa memicu timbunya sakit kepala, tetapi para ilmuwan
di Jerman telah membuktikan kecurigaan banyak orang bahwa stress bisa
menyebabkan sakit kepala. Studi tersebut menemukan bahwa orang yang melaporkan
sering menderita sakit kepala mengalami lebih banyak stress, dibandingkan dengan
mereka yang tak pernah sakit kepala. Meningkatnya stress akan menyebabkan lebih
sering sakit kepala dengan berbagai tipe, tetapi efeknya lebih terasa pada mereka yang
mengalami Tension Headache. Pada Tension Headache, biasanya rasa nyeri akan
menyebar dan terasa hebat pada kepala bagian atas atau pada tengkuk. Kepala terasa
seperti penuh, Anda juga mungkin akan merasa sulit tidur. Banyak juga yang merasa
otot leher dan bahu menjadi tegang.

Penelitian ini dilakukan dengan


mengumpulkan data lebih dari 5000 orang
berusia 21-71 tahun. Pada periode dua tahun
sebanyak empat kali para responden diminta
mengisi data seputar level stres dan sakit
kepala mereka. Orang yang mengalami
Tension Headache memiliki level stres 52
dari 100, sementara yang tipe migrain 62
dari 100, dan level stres orang yang
menderita sakit kepala tipe tegang dan
migrain mencapai 59. Meningkatnya stres
ternyata berhubungan dengan frekuensi sakit kepala dalam sebulan. Hal ini
menguatkan bukti bahwa stres kronik merupakan pemicu utama berbagai tipe sakit
kepala pada orang muda dan tua.
Sakit Kepala Tipe Tegang (Tension Headache)
Sakit kepala jenis ini adalah jenis
sakit kepala yang paling banyak dialami
oleh usia dewasa. Beberapa orang
mengatakan sakit kepala ini sebagai sakit
kepala stres. Tension Headache adalah
suatu keadaan yang melibatkan sensasi
nyeri atau tak nyaman di daerah kepala,
kulit kepala, atau leher yang biasanya
berhubungan dengan tegangnya otot di
daerah ini. Tipe nyeri kepala jenis ini
digambarkan sebagai nyeri yang berupa
ketegangan seperti kepala yang diikat,
ketat atau adanya rasa tertekan di sekitar pelipis atau belakang kepala sampai leher.
Kondisi ini bisa berlangsung sekitar 30 menit sampai beberapa hari. Tension
Headache biasanya berlangsung berangsur-angsur dan terjadi di tengah hari. Satu
yang perlu diingat bahwa tipe nyeri kepala ini tidak mengganggu penglihatan dan
keseimbangan penderitanya. Pada keadaan tertentu, beberapa penderita mengeluh rasa
tak nyaman pada daerah leher, rahang, dan dagu.
Tension Headache merupakan jenis sakit kepala yang tersering, sekitar 90%
dari semua jenis sakit kepala. Sakit kepala tipe tegang biasanya muncul secara
periodik maupun harian. Secara episodik keluhan muncul sekurangnya 15 kali dalam
sebulan dan dikatakan kronik jika muncul lebih dari 15 kali dalam sebulan.
Penyebabnya sendiri biasanya sangat multifaktorial dan tidak berhubungan dengan
faktor keturunan keluarga. Salah satu teori yang diyakini adalah nyeri kepala ini
timbul akibat ketegangan otot sekitar leher, kepala, dan punggung. Ada pula teori
yang meyakini bahwa nyeri kepala ini timbul akibat kesalahan persepsi dari otak
dalam menginterprestasikan stimulus.
Namun satu hal yang telah diyakini kebenarannya, ada faktor-faktor yang
dianggap mencetuskan Tension Headache, walaupun pemicunya sendiri sangat
berhubungan dengan stress lingkungan dan pribadi yang termasuk diantaranya adalah
hubungan dengan orang lain. Beberapa faktor tersebut antara lain :
Stress mental atau emosional; biasanya terjadi pada sore hari setelah jam kerja
atau setelah ujian

Posisi tubuh yang salah


Stres psikologis termasuk depresi
Kecemasan
Kelelahan
Tidak cukup istirahat
Rasa lapar
Tidur yang kurang nyenyak

Teknik Sederhana Atasi Sakit Kepala


Ada delapan teknik yang bisa dicoba untuk mengusir sakit kepala.
1. Istirahat di ruang gelap dan tenang
Stres adalah salah satu penyebab sakit kepala. Melemaskan otot yang tegang
bisa membantu meringankan sakit kepala karena tegang, jenis sakit kepala
paling umum. Mereka yang menderita sakit kepala jenis ini mungkin merasa
sangat sensitif terhadap suara dan cahaya. Istirahatlah di ruangan gelap.
Pejamkan mata dan rilekkan punggung, leher dan bahu.
2. Akupuntur
Tusuk jarum membantu melepaskan hormon
pereda alami (relaks) tubuh yang bernama
endorfin untuk melegakan nyeri di leher, bahu dan
kepala. Beberapa studi membuktikan sebagai
terapi pencegahan, akupuntur bisa mengurangi
serangan sakit kepala karena ketegangan.
3. Rileks
Latihan pernapasan dalam bisa mengurangi stres dan nyeri sakit kepala. Ambil
beberapa napas dalam. Buang napas perlahan dan rileks kan daerah yang
terasa kencang dan kram sambil
membayangkan pemandangan indah dan
damai. Turunkan dagu ke dada lalu
angkat perlahan dan lembut. Putar
kepala perlahan setengah lingkaran dari
kiri ke kanan lalu dari kanan ke kiri.
Ambil napas dalam lagi dan buang napas
perlahan.
4. Terapi Panas atau Dingin
Panas dan dingin bisa melegakan ketegangan dan nyeri otot yang menyertai
sakit kepala. Mandi air hangat atau kompres handuk basah hangat atau botol
air hangat bisa meredakan gejala ketegangan kepala. Bila lebih suka kompres
dingin, bungkuslah es batu di dalam handuk dan kompres di bagian tubuh
yang terasa sakit. Melalui terapi ini, secara alami akan didapatkan efek relaks
dari otot-otot, terutama disekitar leher dan disertai dengan peningkatan aliran
darah ke otak, agar otak mendapatkan suplai oksigen dengan baik.

5. Olahraga
Olahraga merupakan salah satu
aktifitas fisik yang memiliki banyak
fungsi dalam mencegah terjadinya
sakit kepala. Melalui olahraga, secara
umum
kita
dapat
memperoleh
peregangan pada otot-otot di seluruh
tubuh. Selain memperoleh peregangan
dari otot, melalui aktifitas ini, tubuh
akan memperoleh aliran darah yang
lebih lancar, sehingga proses pengangkutan oksigen oleh darah pada otot
maupun organ-organ lainnya akan lebih lancar, sehingga proses relaksasi akan
lebih mudah tercapai. Terakhir, dengan berolahraga, tubuh akan melepaskan
hormon endorphin sebagai pereda alami (relaks) tubuh untuk membantu
proses relaksasi pada otot-otot yang mengalami penegangan dan mencetuskan
terjadinya nyeri pada leher, bahu dan kepala.
6. Pijat
Pijat merupakan salah satu bentuk terapi yang cukup baik untuk membantu
meredakan ketegangan pada otot-otot yang terjadi di sekitar kepala, bahu, dan
leher. Pemijatan bisa dilakukan oleh seorang terapis yang ahli untuk
mendapatkan relaksasi yang maksimal pada otot-otot tubuh yang telah
mengalami ketegangan akibat aktifitas sehari-hari anda.
7. Minum obat
Obat pereda sakit kepala aspirin, acetaminophen, ibuprofen bisa dibeli di toko
obat tanpa resep dokter. Namun bila minum obat ini selama tiga hari sakit
kepala juga tidak sembuh, segeralah berobat ke dokter.
8. Berobat ke dokter
Segeralah berobat ke dokter jika
sakit kepala semakin sering dan
berlangsung lebih dari tiga hari.
Berobatlah ke dokter bila sakit
kepala terjadi tiba-tiba dan parah,
terjadi setelah benturan di kepala.
Penting bagi kita untuk segera
mencari pertolongan medis jika
sakit kepala disertai demam, leher
kaku, penglihatan ganda, sulit
bergerak, mual, muntah, dan napas
terengah-engah.

Você também pode gostar