Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
Asep Hidayat 1102007047
Pembimbing :
dr. M. Tri Wahyu Pamungkas, M.Kes, Sp.S
KEPANITRAAN ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD ARJAWINANGUN
2014
Abstrak
Dalam praktek saat ini, pemantauan AED plasma
dilakukan
dengan
menggunakan
uji
immunoturbidimetric untuk masing-masing obat. Dalam
pengujian ini, obat kompleks kepentingan dengan
antibodi spesifik dan menjadi tidak larut. Kekeruhan
yang dihasilkan dari kompleks imun sesuai dengan
konsentrasi obat dalam sampel dan kemudian diukur
spectrophotomet- rically. Namun, untuk pengujian ini,
selalu ada risiko bahwa antibodi bisa terjadi reaksi silang
dengan metabolit obat. Hal ini dapat mengakibatkan
terlalu tinggi dari konsentrasi plasma. Selama terapi
AED, sekitar 40% sampai 50% dari penderita epilepsi
(PWE) akan membutuhkan dua atau lebih obat
antiepilepsi (AED) pada satu titik terapi mereka [2-4].
Tujuan penelitian
Tujuan
kami
adalah
Untuk
memudahkan
pemantauan terapi obat antiepilepsi (AED) oleh para
profesional kesehatan untuk pasien dengan epilepsi
(PWE), kami menerapkan uji GC-MS untuk
mengukur tiga AED: carbamazepine (CBZ),
phenytoin (PHT) dan asam valproat (VPA) tingkat
secara bersamaan dalam satu tempat kering darah
(DBS), dan divalidasi tingkat DBS-diukur untuk
kadar plasma mereka. .
Metode penelitian
single-blind
Hanya PWE yang memiliki CBZ plasma
kriteria
inclusi
kriteria
eksklusi
Sample
903 Darahneonatus Koleksi Kartu ,dimana 169 PWE
Pengolahan Sampel
sampel darah
EDTA
dikumpulkan
30 mL darah
dalam tabung
Intervensi penelitian
penelitian apoteker lembaga kami menegaskan dosis
Pengukuran outcome
Primer : konsentrasi plasma , Validasi klinis dan
Hasil
Sebanyak 181 PWE direkrut tetapi hanya 165 PWE yang
Diskusi
Sejak partisi CBZ antara RBC dan plasma serupa
kesimpulan
Mengingat perjanjian yang baik antara teori Cplasma
Terimakasih