Semasa SMA memang seringkali berangan-angan tentang bagaimana kehidupan
mahasiswa. Seringkali pelajar SMA merasa iri dengan longgarnya aktivitas perkuliahan dan kebebasan menentukan pakaian setiap harinya yaitu tanpa aturan memakai seragam. Ditambah rasa senang ketika berhasil masuk perguruan tinggi sesuai dengan jurusan yang diidamkan karena sedikit lagi mencapai profesi yang dicita-citakan. Setelah melepas seragam putih abu-abu, barulah adik-adik ini menyandang status menjadi mahasiswa. Namun sebelum mencicipi dunia kampus, adik-adik Mahasiswa Baru (MaBa) harus melewati Masa Orientasi Mahasiswa. Tujuannya membantu Mahasiswa Baru mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan Universitas. Dahulu ketika saya menjadi Mahasiswa Baru, pada minggu pertama perkuliahan pihak Universitas saya belajar mengadakan seminar, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Expo dan kampus tour. Saya diajak berkeliling kampus oleh kakak mahasiswa dan dipersilahkan menanyakan apa saja mengenai kampus kami. Di bangku perkuliahan mahasiswa akan menemukan Keanekaragaman Budaya/Culture Diversity baik kuliner, watak/sifat, perilaku dan kepribadian. Terutama anak rantauan pasti memiliki rasa cemas dan khawatir yang berlebihan salah satunya akankah betah dengan tempat barunya dan bagaimana orang sekitarnya. Saya pun merasakan hal yang serupa, menurut saya kecuali teman yang saya anggap sebagai saudara siapa lagi yang bisa menolong saya ketika saya dalam keadaan susah. Itulah tantangan pertama bagi saya. Cara untuk mengusir rasa cemas yaitu saya memulai dari diri saya untuk menerima kekurangan pribadi saya. Belajar menerima kekurangan saya akan memunculkan rasa menerima dan memahami sikap, perilaku dan diri orang lain. Kemampuan berbahasa, pengetahuan tentang gambaran dari budaya lain dapat membantu mahasiswa dengan latarbelakang rantauan. Ketika hal tersebut dilakukan oleh semua mahasiswa dapat dipastikan mahasiswa akan nyaman belajar bersama meskipun mempunyai latar belakang yang berbeda