Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1) dalam Ilmu Syariah
Jurusan Ahwal al-Syakhsiyah
Oleh:
MUHAMMAD CHANIF
082111085
DEKLARASI
Dengan penuh tanggung jawab dan kejujuran, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini benar-benar berisi hasil penelitian yang penulis lakukan. Skripsi ini tidak berisi
materi-materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga
skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang
terdapat dalam refrensi yang dijadikan bahan rujukan
Semarang, 25 Juni 2012
Deklarator
Muhammad Chanif
NIM. 082111085
ABSTRAK
Penentuan awal bulan Qamariah yang terjadi dan berkembang di
Indonesia memang menjadi sebuah permasalahan tersendiri. Hal ini tak lepas
dari belum adanya kesepakatan tentang metode yang dipakai selain melihat
hilal secara langsung (ruyat al-hilal). Bagi golongan yang tidak
memberlakukan hisab secara mutlak jika hilal tidak dapat dilihat akan terjadi
perbedaan tentang metode apa yang akan digunakan. Apakah dengan
menetapkan awal bulan Qamariah sebagaimana hasil hisab ataukah
menggunakan cara istikmal?.
Hisab meliputi beberapa kategori, yaitu urfi, istilahi, haqiqi bi altaqrib, haqiqi bi al-tahqiq dan haqiqi kontemporer. Semua metode tersebut
memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Anatara hisab haqiqi bi altaqrib pun terdapat perbedaan. Salah satunya seperti yang ditunjukkan dalam
kitab Kasyf al-Jilbab.
Dari latar belakang tersebut muncul beberapa permasalahan pokok
yaitu bagaimana perbedaan model perhitungan dalam kitab Kasyf al-Jilbab
dengan kitab Sullam al-Nayyirain, Syamsul Hilal dan Fath al-Rouf alMannan? Serta bagaimana tingkat akurasi hasil perhitungan dalam kitab Kasyf
al-Jilbab dengan kitab-kitab tersebut yang notabene sama-sama taqribi?
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Selain itu penelitian ini
bersifat kepustakaan (Library Research) dimana data primernya adalah datadata yang ada dalam kitab Kasyf al-Jilbab dan data sekundernya adalah
dokumen berupa buku, tulisan, makalah-makalah yang berkaitan dengan
obyek penelitian serta hasil wawancara terhadap ahli waris dan murid
pengarang kitab Kasyf al-Jilbab. Data-data tersebut kemudian dianalisis
dengan menggunakan metode analisis komparatif, yakni mengkomparasikan
antara hasil perhitungan dalam kitab Kasyf al-Jilbab dan kitab-kitab taqribi
lain yang telah penulis sebutkan di atas dengan hasil perhitungan hisab
kontemporer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antara perhitungan
dalam kitab Kasyf al-Jilbab dengan kitab yang lain terletak pada langkah
koreksi (tadil) yang dilakukan. Dalam kitab Kasyf al-Jilbab ada dua tadil
yang dihilangkan, yakni tadil al-syams dan tadil al-ayyam. Dalam kitab
Kasyf al-Jilbab untuk mencari tadil al-allamah cukup dengan mengalikan
antara budu al-muthlaq dengan hissoh al-saah. Hal ini tentu berbeda dengan
kitab-kitab pembanding yang dalam menentukan tadil al-allamah melalui
proses koreksi terhadap budu al-muthlaq untuk dijadikan budu al-muaddal
kemudian dikalikan hissoh al-saah.
Selain itu, hasil perhitungan dalam kitab ini menunjukkan hasil yang
jika dilihat dari aspek ijtima, hasil dalam kitab Kasyf al-Jilbab tergolong
paling lambat dari pada kitab-kitab lainnya. Hal ini dikarenakan perbedaan
proses penentuan ijtima. Dalam kitab Kasyf al-Jilbab penentuan ijtima
menggunakan data budu al-muthlaq sedangkan dalam kitab-kitab lainnya
menggunakan budu al-muaddal. Namun dari aspek irtifa al-hilal, hasil yang
ditunjukkan tergolong paling mendekati hasil hisab kontemporer.
Kata kunci: Hisab, Awal Bulan, Kitab Kasyf al-Jilbab.
MOTTO
)8: (
Artinya: Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah
(QS. Al Insyiqaq: 8)1
Depag RI, al-Quran dan Terjemahannya, Bandung: CV Penerbit J-Art, tt, hlm. 590
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan untuk:
Ayah Ibundaku tercinta (Bapak Masud dan Ibu Nuriyati), yang telah
memberikanku akan arti kehidupan, yang telah membimbingku dengan
penuh kasih sayang yang tiada henti, semoga amal Bapak Ibu mendapatkan
balasan yang terbaik dari Allah swt.
Kakak dan Mbak Serta keponakanku tersayang yang telah memberikanku
arti kebersamaan, semoga kalian senantiasa mendapatkan kebahagiaan dari
Allah di dunia maupun kelak di akhirat.
Romo KH. Ahmad Maulani (Pengasuh Ponpes An Nihayah Senori Tuban)
beserta keluarga yang senantiasa membimbingku walaupun kini Beliau
berada jauh dariku
Romo KH. Sirodj Khudlori dan Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag. (Pengasuh Ponpes
Daarun Najaah Tugu Semarang) dan keluarga yang senantiasa
membimbingku
Bapak H. Zainal Hakim (Mantan Ketua Pengadilan Agama Kab. Rembang)
yang senantiasa memberikan support kepadaku
Bapak H. Nuril Anwar, S.H (Ketua Badan Hisab Rukyah Kab. Rembang) yang
selalu memotivasiku
Romo KH. Zainal Abidin (Wakil Ketua Badan Hisab Rukyah Kab. Rembang)
yang senantiasa memberikan saran-saran serta motifasinya kepadaku
Bapak Drs. H. Eman Sulaeman, MH beserta keluarga yang selalu menerima
kedatanganku bak seorang anak sendiri, yang selalu memberikan saran-saran
selama aku di sini serta yang telah membantuku mengatasi masa-masa
sulitku.
Bapak Drs. KH. Slamet Hambali, M.SI, dan Bapak Dr. Ali Murtadlo, M.Ag yang
dengan sabar, tulus dan ikhlas selalu membimbingku
Buat teman-teman TOGETHER dan kawan-kawan Daarun Najaah,
khususnya kepada Mas Amar X yang telah membuatku iri, sehingga
semangatku bisa muncul kembali
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi alladzi bi nimatihi tatimmu al-shalihaat. Puji syukur
senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, atas segala limpahan Nikmat,
Taufiq serta Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul Analisis Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Kitab Kasyf alJilbab, dengan baik meskipun di tengah-tengah proses penulisan banyak sekali
kendala yang menghadang. Namun berkat pertolongan Nya semua dapat penulis
lalui.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan keharibaan baginda
Sayyid al-Anbiya wa Imam al-Mursalin Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan pengikutnya, yang telah membawa dan menyebarkan agama islam
yang membawa rahmat bagi seluruh alam serta mengembangkannya hingga
sekarang sampai hari kiamat kelak.
Atas terselesaikannya penulisan skripsi yang tidak hanya karena jerih
payah penulis melainkan atas bantuan dan support dari berbagai pihak ini, maka
perkenankan penulis menyampaikan ungkapan terima kasih sebagai bentuk
apresiasi penulis kepada;
1. Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag., Dekan Fakultas Syariah IAIN
Walisongo Semarang beserta para Pembantu Dekan
2. Bapak Drs. H. Slamet Hambali, M.S.I, dan Bapak Dr. Ali Murtadho,
M.Ag yang dengan sabar, tulus dan ikhlas meluangkan waktu untuk
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini
3. Ayah Ibunda penulis tercinta (Bapak Masud dan Ibu Nuriyati), yang telah
memberikan penulis akan arti kehidupan, yang telah membimbing penulis
dengan penuh kasih sayang yang tiada henti, semoga amal Bapak Ibu
mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah swt.
4. Kakak dan Mbak serta keponakan penulis tersayang yang telah
memberikan penulis arti kebersamaan, semoga senantiasa mendapatkan
kebahagiaan dari Allah di dunia maupun kelak di akhirat.
5. Romo KH. Ahmad Maulani (Pengasuh Ponpes An Nihayah Senori Tuban)
beserta keluarga yang senantiasa membimbing penulis walaupun kini
berada jauh dari penulis.
6. Romo KH. Sirodj Khudlori dan Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag. (Pengasuh
Ponpes Daarun Najaah Tugu Semarang) dan keluarga yang senantiasa
membimbing penulis.
7. Bapak H. Zainal Hakim (Mantan Ketua Pengadilan Agama Kab.
Rembang), Bapak H. Nuril Anwar, S.H (Ketua Badan Hisab Rukyah Kab.
Rembang) dan Romo KH. Zainal Abidin (Wakil Ketua Badan Hisab
Rukyah Kab. Rembang) yang senantiasa memberikan support kepada
penulis.
8. Bapak Drs. H. Eman Sulaeman, M.H. beserta keluarga yang selalu
menerima kedatangan penulis bagaikan seorang anak sendiri, yang selalu
memberikan saran-saran selama penulis di sini serta yang telah membantu
penulis dalam mengatasi masa-masa sulit penulis.
Penulis,
MUHAMMAD CHANIF
NIM : 082111085
Pedoman Translitrasi
:A
:B
: TS
:T
:J
: KH
:H
:D
: DZ
:Z
:R
:S
: SY
: DL
: SH
: TH
: DH
: GH
:F
:K
:Q
:L
:M
:U
:N
:H
:Y
Daftar Glosarium
Allamah al-Muaddalah
Auj
Al-Budu al-Muthlaq
Allamah
Deklinasi
Geosentris
Haqiqi bi al-Tahqiq
Haqiqi bi al-Taqrib
Heliosentris
Hisab
Hissoh
Ijtima
Imkan al-ruyat
:
sebuah
konsep
yang
mempertimbangkan kemungkinan
hilal dapat dilihat
Irtifa
Istikmal
Markaz
Mukts al-hilal
Nur al-hilal
Refraksi
Ruyat
Semi diameter
Sudut Waktu
dengan
Tadil al-Allamah
Urfi
Wujud al-hilal
DAFTAR ISI
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
xi
xii
xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................
B. Permasalahan .................................................................................................
14
15
15
17
19
21
23
30
40
46
KASYF
51
56
62
64
85
BAB V : KESIMPULAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................
87
B. Saran-saran ...................................................................................................
88
C. Penutup..................
90
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
Riwayat Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan dengan tujuan untuk selalu menyembah (beribadah)
kepada Allah, hal ini sebagaimana ditegaskan dalam surat al-Dzariyat ayat 56.2
Salah satu bentuk ibadah itu ialah puasa pada bulan Ramadlan. Puasa berarti
menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkannya dengan tata cara
tertentu.3
Di antara syarat yang diwajibkan dalam menjalankan ibadah puasa yaitu
seseorang dapat menyaksikan masuknya bulan baru. Hal ini sebagaimana yang
ditegaskan oleh Allah dalam al-Quran (Surat al-Baqarah: 185) yang berbunyi;
185
Artinya;Bulan Ramadlan ialah, (bulan) yang di dalamnya diturunkan alQuran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang benar dan yang
batil). Karena itu, siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka
berpuasalah. Dan siapa yang sakit atau dalam perjalanan (ia tidak
berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah
kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur.4 (Q.S al-Baqarah: 185)
Dalam ayat ini Allah berfirman yang artinya, dan Kami tidak menciptakan manusia
dan jin kecuali untuk beribadah kepada Ku. (QS. 51 : 56)
3
Syihabuddin, al-Minhaj al-Qawim, Semarang: Pustaka al-Alawiyyah, t.t. hlm. 117.
4
Depag RI, Quran Tajwid dan Terjemahannya, Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2007,
hlm 28.
)(
Artinya:Satu bulan itu ada 29 hari, maka janganlah kalian berpuasa
hingga kalian melihatnya (hilal) dan jangan pula kalian
berhari raya sehingga kalian melihatnya. Jika kalian terhalang
oleh awan (sehingga kalian tidak dapat melihatnya) maka
perkirakanlah. 6 (HR. Muslim dan Ahmad)
Dengan menggunakan hadits tersebut sebagai alat penafsir terhadap
ayat di atas maka akan didapatkan beberapa kesimpulan antara lain;
a. Syarat diwajibkannya memulai dan mengakhiri ibadah puasa adalah ketika
seseorang melihat hilal (bulan),7
Perintah berbuka (berhari raya) ini ditunjukkan oleh kalimat pada akhir ayat dan
hendaklah ia menyempurnakan bilangan dan kemudian hendaklah ia bertakbir kepada Allah.
6
Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, juz 2, Beirut: Dar al-Kutub alIlmiyyah, t.t, hlm. 759.
7
Hal ini penulis ungkapkan dengan berdasarkan pada kaidah lughawiyah bahwa
lafadh berarti batas. Hal ini sebagaimana dicontohkan, saya makan ikan sampai
kepalanya, jadi kepala di sini merupakan batas akhir dari bagian ikan yang dimakan
sehingga kepalanya tidak ikut dimakan. Senada dengan contoh tersebut, seseorang tidak
diwajibkan puasa hingga melihat hilal, maka melihat hilal adalah batas akhir manusia
tidak wajib puasa dan sebaliknya melihat hilal ini merupakan batas awal diwajibkannya
manusia untuk menjalankan ibadah puasa.
b. Jumlah bilangan bulan dalam satu bulan yang wajib kita sempurnakan
dalam menjalankan ibadah puasa ini adalah selama 29 hari, namun
terkadang juga 30 hari,8
c. Jika pada akhir hari ke 29 hilal tidak dapat dilihat maka perintah
berikutnya sebagai jalan alternatif ialah mengira-ngirakan (yang menurut
hadits lain menyempurnakan jumlah hari dalam satu bulan menjadi 30 hari
(istikmal)).9
Hal di atas juga erat kaitannya dengan hadits berikut;
.
:
Artinya;Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah
(berharirayalah) kalian karena melihatnya. Jika kalian tertutup
oleh mendung (sehingga kalian tidak bisa melihatnya) maka
perkirakanlah.10
Berangkat dari dalil-dalil di atas maka muncullah perbedaan penafsiran
terhadap hadits tersebut. Banyak pihak yang mengartikan hadits tersebut secara
berbeda, yang jika disimpulakan sebagai berikut;
Hal ini dikarenakan secara astronomis bulan akan bergerak mengelilingi bumi
dengan sempurna dalam kurun waktu 29 hari 12 jam 44 menit 03 detik, lihat Saadoeddin
Djambek, Hisab Awal Bulan Cet I, Jakarta: Tintamas Indonesia, 1976. yang jika dibuat
rata-rata bulan akan mengelilingi bumi dua kali dalam kurun waktu 59 hari 1 jam 28
menit 06 detik. Oleh sebab itu rata-rata umur bulan dalam satu bulan Qamariah berbeda
dengan bulan berikutnya.
9
Hal ini sebagaimana keterangan dalam point 6 di atas bahwa bulan bergerak
mengelilingi matahari membutuhkan waktu lebih dari 29 hari dan kurang dari 30 hari,
sehingga ada kemungkinan bulan pada akhir hari ke 29 tersebut masih belum menempuh
jarak dalam waktu tersebut. Dengan demikian jika jumlah hari tersebut disempurnakan
selama 30 hari maka akan dapat dipastikan bulan sudah sempurna mengelilngi bumi.
10
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Matn al- Bukhari, Jilid 1, Beirut: Dar
al-Fikr, t.t. hlm. 398.
.
Artinya;Berpuasalah kalian karena melihat hilal (Ramadlan) dan
berbukalah kalian karena melihatnya (hilal bulan Syawwal).
Apabila kalian terhalang oleh sesuatu maka lengkapkanlah
bilangan bulan Syaban menjadi tiga puluh hari.12
Dari hadits tersebut tampak jelas bahwa nabi Muhammad saw
dalam anjuran pelaksanaan puasa dan hari raya menawarkan dua metode,
yakni ruyat al-hilal, jika hilal ternyata tidak dapat dilihat karena suatu hal
maka metode alternatif yang ditawarkan nabi ialah dengan cara istikmal.13
Dengan berdasarkan pada hadits-hadits nabi di atas, maka
secara eksplisit kita tidak dapat menemukan dasar untuk diberlakukannya
hisab dalam penentuan awal bulan Qamariah.
11
b. Golongan
yang
mengartikan
hadits
tersebut
sebagai
dasar
14
Ibn Hajar al-Asqalany, Fath al-Bari, Juz 4, Beirut: Dar al-Fikr, t.t. hlm. 122
sebagai alat pemberi informasi terhadap posisi atas keberadaan objek yang
saat itu sedang dicari (hilal).
Namun permasalahannya, bagaimana pada zaman dahulu yang
pada dasarnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi masih belum pesat
seperti zaman sekarang orang-orang dapat menghitung posisi dan
mengetahui keadaan hilal? Bagaimana metode yang digunakan manusia
pada zaman dahulu untuk menentukan keberadaan hilal tersebut? Dalam
tulisan ini penulis akan menyampaikan salah satu karya yang cukup
memberikan gambaran tentang munculnya beragam khazanah keilmuan
dalam bidang ini. Namun, sebelum penulis berbicara lebih lanjut penulis
bermaksud untuk menguraikan sekilas tentang macam-macam hisab yang
muncul dan berkembang di kalangan masyarakat Indonesia.
a. Hisab Urfi
Hisab urfi berarti sistem perhitungan kalender yang
didasarkan pada peredaran rata-rata bulan mengelilingi bumi dan
ditetapkan secara konvensional. Sistem ini mulai muncul dan
berkembang pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab
ra.15
Model hisab ini pula yang dianut oleh Sultan Agung
Anyokro Kusumo pada tahun 1663 M atau 1555 C (Caka) dalam
15
Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Cet II, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008, hlm. 79.
16
Lihat Badan Hisab dan Rukyat, Almanak Hisab Rukyat, Jakarta: Proyek
Pembinaan Badan Peradilan agama Islam, 1981, hlm. 45.
17
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak (Dalam Teori dan Praktik), Yogyakarta :
Buana Pustaka, cet. I, 2004, hlm. 117.
18
Sayful Mujab, Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, 2007,
hlm. 6.
Jumadilakhir,
Rejeb,
Ruwah,
Poso,
Sawal,
19
22
23
24
25
dilaksanakan,
deklinasi26,
sudut
waktu27,
bahkan
refraksi28,
demikian,
penulis
tetap
tertarik
untuk
B. Permasalahan
Dengan berdasarkan pada uraian dalam pendahuluan di atas, maka
penulis dapat mengemukakan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas
dalam tulisan ini. Adapun permasalahannya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perbedaan model perhitungan awal bulan Qamariah
dalam kitab Kasyf al-Jilbab dengan kitab Sullam al-Nayyirain,
Syamsul Hilal, dan Fathu al-Rouf al-Mannan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan model perhitungan dalam kitab
Kasyf al-Jilbab dari kitab Sullam al-Nayyirain, Syamsul Hilal, dan
Fathu al-Rouf al-Mannan.
D. Telaah Pustaka
Skripsi Ahmad Izzuddin yang berjudul Analisis Kritis Tentang Hisab
Awal Bulan Qomariyyah dalam Kitab Sullam al-Nayyirain,31 yang kajian
untuk memperdalam penghitungan dalam kitab Sullam al-Nayyirain untuk
31
Ahmad Izzuddin, Analisis Kritis Tentang Hisab Awal Bulan Qomariyyah dalam
Kitab Sullam al-Nayyirain, Skripsi Fakulats Syariah IAIN Walisongo Semarang, 1997.
Sayful Mujab, Studi Ananlisis Pemikiran KH. Moh. Zubair Abdul Karim dalam
Kitab Ittfaq Dzatil Bain, Skripsi Fakulats Syariah IAIN Walisongo Semarang, 2007.
33
M. Rifa Jamaluddin Nashir, Pemikiran Hisab KH. Mashum bin Ali alMaskumambangi (Analisis Terhadap Kitab Badiah al-Mitsal fi Hisab al-Sinin wa al-Hilal)
Skripsi Fakulats Syariah IAIN Walisongo Semarang, 2010.
34
Kitri Sulastri, Analisis Hisab Awal Bulan Kamariyah Dalam Kitab Irsyad al-Murid,
Skripsi Fakulats Syariah IAIN Walisongo Semarang, 2011.
(Sullam al-Nayyirain, Syamsul Hilal dan Fath al-Rouf al-Mannan), selain itu
juga membandingkan hasil perhitungan antara kitab ini dan kitab-kitab
tersebut dengan hasil hisab kontemporer untuk mengetahui tingkat akurasinya.
Sejauh penelusuran penulis belum pernah ada satupun tulisan yang membahas
tentang hal ini. Dengan demikian penulis menyatakan bahwa penelitian yang
penulis lakukan benar-benar orisinil, murni dari penulis sendiri tanpa ada
unsur plagiarisme.
E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penyelesaian skripsi
ini ialah metode penelitian kualitatif, hal ini dikarenakan data yang
dianalisis merupakan data yang didapat dengan cara pendekatan kualitatif.
2. Jenis Data
Dalam penelitian yang akan penulis lakukan ini terdapat dua jenis
data, yakni data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang
penulis peroleh dari kitab Kasyf al-Jilbab, sedangkan data skunder adalah
data-data yang penulis peroleh dari dokumen-dokumen, buku-buku, hasil
penelitian lain, dan juga hasil wawancara yang berkaitan dengan obyek
penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data data yang diperlukan dalam tulisan ini
penulis menggunakan metode Library Research (penelitian kepustakaan)
berupa pengumpulan dokumen dalam hal ini kitab Kasyf al-Jilbab, yakni
penulis melakukan analisis terhadap sumber data yaitu kitab Kasyf al-Jilbab
sebagai data primer, dan buku-buku/ tulisan-tulisan yang menjelaskan
seputar permasalahan yang sedang dikaji. Selain itu penulis juga melakukan
wawancara kepada orang-orang terdekat pengarang kitab ini (baik ahli waris
maupun murid-muridnya) sebagai data pendukung dalam penelitian ini.
Selain itu, penulis juga melakukan komparasi data hasil
perhitungan dalam kitab ini dengan hasil perhitungan kitab-kitab lain yang
sejenis untuk kemudian dikomparasikan dengan hasil perhitungan dengan
metode terkini yang tingkat akurasinya lebih tinggi dari pada kitab-kitab
tersebut. Hal ini sebagai bahan untuk menarik sebuah kesimpulan sementara
tentang tingkat akurasi metode hisab dalam kitab ini dengan metode hisab
lain yang sejenis.
4. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka kemudian dilakukan pengolahan dan
analisis terhadap data tersebut. Dalam menganalisis data penulis
menggunakan
tehnik
analisis
komparatif,35
yakni
dengan
35
kualitatif, hal ini dikarenakan data yang dianalisis merupakan data yang
didapat dengan cara pendekatan kualitatif.36
Analisis yang digunakan adalah analisis isi, yang dalam hal ini
metode hisab awal bulan Qamariah dalam kitab Kasyf al-Jilbab. Analisis ini
diperlukan untuk menguji apakah metode hisab yang tertuang dalam kitab
Kasyf al-Jilbab sesuai dengan kebenaran ilmiah dalam astronomi modern,
sehingga metode kitab ini dapat dijadikan salah satu pedoman dalam
penentuan awal bulan Qamariah.
Karena data-data yang didapat juga berasal dari dokumendokumen maka analisis data juga dilakukan dengan menggunakan dua
metode kritik yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal
menanyakan apakah data/ dokumen tersebut otentik atau tidak?,
sedangkan kritik internal menanyakan apabila data/ dokumen itu otentik,
apakah data tersebut akurat atau relevan?37. Dua metode ini berfungsi
sebagai metode kritik atas data/dokumen yang ada.
F. Sistematika Penulisan
Secara garis besar penulisan penelitian ini terdiri atas 5 bab, yang
mana dalam setiap bab terdapat sub-sub pembahasan sebagaimana berikut :
Bab pertama adalah Pandahuluan; Bab ini menguraikan tentang
Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Telaah
Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
36
BAB II
Konsep Umum Tentang Hisab Awal Bulan Qamariah
A. Pengertian Hisab Awal Bulan Qamariah
Menurut bahasa hisab berasal dari kata
,
. Kata
tersebut juga mempunyai arti yang sama dengan kata , yang berarti
hitung, menghitung.38 Dalam kamus al-Munjid juga disebutkan bahwa hisab
secara bahasa yaitu ( hitungan).39
Kata hisab banyak digunakan dalam ayat-ayat al-Quran. Menurut
Tono Saksono dalam buku Mengkompromikan Rukyat dan Hisab, kata hisab
muncul sebanyak 37 kali dalam al-Quran yang semuanya mempunyai arti
perhitungan dan tidak memiliki ambiguitas arti/ makna.40
Secara etimologi, kata hisab secara umum dalam al-Quran
mempunyai beberapa arti, antara lain:
a. Perhitungan
)86 : (
Artinya: Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka
balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau
38
Allah
b. Memeriksa
)8: (
Artinya:Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.
(Q.S. al-Insyiqaq: 8)42
c. Batas
27
Artinya:Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau
masukkan siang ke dalam malam, engkau keluarkan yang
hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari
yang hidup. Dan Engaku memberi rizqi siapa yang Engkau
hendaki tanpa hisab (batas). (Q.S. Ali Imran: 27)43
d. Pertanggungjawaban
(69 : (
Artinya: Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas
orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka, akan
tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar
mereka bertakwa. (Q.S. al-Anam: 69)44
Secara terminologi, Muhyiddin Khazin mendefinisikan bahwa, hisab
adalah perhitungan atau Arithmatic45 Sedangkan menurut Moedji Raharto
ilmu hisab dalam arti khusus adalah cara penentuan awal bulan Islam atau
41
Depag RI, al-Quran dan Terjemahannya, Bandung: CV Penerbit J-Art, tt, hlm. 92.
Ibid, hlm. 590
43
Ibid, hlm. 54
44
Ibid, hlm.137
45
Muhyiddin Khazin, Kamus Ilmu Falak, Jogjakarta: Buana Pustaka, 2005, hlm.
42
30.
(5: (
dengan matahari.
Hal ini
yang
12
Artinya: Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda,
lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda
siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari
Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahuntahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami
terangkan dengan jelas. (Q.S. al-Isra: 12)49
96
Artinya: Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk
beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk
48
51
52
53
Ibid.
) (
54
)(
Artinya :
Dari
hadits
tersebut
lafadhz
yang
menjadi
kesepakatan atau
55
56
57
bayangan
benda
sama
panjang
bendanya,
Maghrib;
58
Farid Ruskanda, 100 Masalah Hisab dan Rukyat, Jakarta: Gema Inani Press, 1996, hlm.87
1.
: , ,
, , , ,
:
:
59
62
)(
62
Muhammad Abdul Qadir Athab, Sunan al-Kubra (Li al-Imam Abi Bakar
Ahmad bin al-Husain bin Ali al-Baihaqi), Libanon : Daar al-Kutub al-Ilmiah, juz 4, hlm.
345.
63
Depag RI, Ephemeris Hisab Rukyat 2004,Jakarta, Ditpenpera,2004, hlm. 37.
berkembangnya
ilmu
astronomi,
ruyat
yang
di
kalangan
ulama
fiqh
terkait
masalah
64
ufuq mari. Tetapi ketetapan ini sangat sulit diterima para astronom
internasional. Kriteria yang disepakati MABIMS merupakan tinggi hilal
minimum tiga derajat dan umur bulan saat Matahari terbenam minimal
delapan jam.67
2.
:
:
(:-
:
68
.)
Cara ini hanya fokus pada tiga bulan yaitu bulan Ramadlan untuk
penentuan awal puasa, Syawwal untuk menetapkan hari raya idul fitri dan
Dzul Hijjah untuk menetapkan idul Adha.
67
3.
ahli
ruyat,
dalam
sistem
penanggalan
hijriah
(penentuan awal bulan) adalah posisi hilal berada di atas ufuk pada saat
matahari terbenam dan dapat diruyat sedangkan menurut ahli hisab, awal
bulan cukup ditandai dengan keberadaan hilal di atas ufuk pada saat
matahari terbenam. Adapun ahli astronomi menyatakan awal bulan
69
Ijtima adalah berkumpulnya matahari dan bulan dalam satu bujur astronomi
yang sama. Ijtima di sebut juga dengan konjungsi ,pangkreman, iqtiraan. Sedangkan
yang di maksud ufuk adalah lingkaran besar yang membagi bola langit menjadi dua
bagian yang besarnya sama. Ufuk di sebut juga horizon, kaki langit, cakrawala, batas
pandang
dari
golongan-golongan tersebut
yang masih
dipegang oleh ulama adalah ijtima qobla al-ghurub dan ijtima qobla
al-fajri. Sedangkan golongan yang lain tidak banyak di kenal secara
luas oleh masyarakat.70
b) Konsep posisi al-hilal
Adapun kriteria posisi hilal yang dijadikan sebagai penentu
masuknya awal bulan Qamariah adalah apabila perhitungan hilal sudah
70
memenuhi
kriteria
sebagai
penentu
awal
bulan
(tidak
77
wujud al-hilal dengan berdasarkan bahwa hilal berada di atas ufuk, dan
tidak memandang berapa ketinggian hilalnya.
D. Macam-Macam Hisab Awal Bulan Qamariah
Macam-macam hisab yang muncul dan berkembang di kalangan
masyarakat Indonesia.
e. Hisab Urfi
Hisab urfi berarti sistem perhitungan kalender yang
didasarkan pada peredaran rata-rata bulan mengelilingi Bumi dan
ditetapkan secara konvensional. Sistem ini mulai muncul dan
berkembang pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab
ra.82
Model hisab ini pula yang dianut oleh Sultan Agung
Anyokro Kusumo pada tahun 1663 M atau 1555 C (Caka) dalam
merumuskan penanggalan Jawa Islam, yakni perpaduan antara tahun
Hindu Jawa dengan kalender Hijriyah.83
Metode hisab ini menetapkan dalam satu daur (siklus)
terdiri dari 8 tahun yang sering disebut dengan Windu. Dari delapan
tahun tersebut ditetapkan ada tiga tahun yang berumur lebih panjang
(kabisat) atau dengan istilah lain disebut Wuntu yakni berumur 355
hari, yaitu tahun yang jatuh pada urutan tahun ke 2, 5, dan 8.
Sedangkan lima tahun sisanya disebut tahun basithah (Wustu) yang
82
berumur lebih pendek yakni 354 hari. Kelima tahun tersebut ialah
tahun yang jatuh pada urutan tahun ke 1, 3, 4, 6, dan 7.84
Dalam metode ini juga ditetapkan bahwa umur bulan
untuk bulan ganjil selama 30 hari sedangkan umur bulan untuk bulan
genap selama 29 hari kecuali bulan Dzul Hijjah pada tahun kabisat.
Di samping itu, dalam metode ini juga menetapkan bahwa dalam
120 tahun akan terjadi perubahan kaidah penentuan hari dan pasaran
awal tahun.85
Perubahan penentuan hari dan pasaran awal tahun itu
terjadi karena setiap 120 tahun jumlah hari dalam hisab ini lebih satu
hari dan harus dikurangi satu hari untuk mendapatkan hari yang
sama dengan sistem hisab lain. Kelebihan jumlah hari itu salah
satunya menurut analisa penulis disebabkan karena pembulatan
dalam penetapan hari pada tahun-tahun sebelumnya.
Nama-nama tahun dalam hisab ini yaitu; Alif, Ehe, Jim
Awal, Ze, Dal, Be, Wawu, dan Jim Akhir. Sedangkan nama-nama
bulannya ialah sebagai berikut; Suro, Sapar, Mulud, Bakdomulud,
Jumadilawal,
Jumadilakhir,
Rejeb,
Ruwah,
Poso,
Sawal,
84
f. Hisab Istilahi
Hisab Istilahi adalah metode perhitungan kalender yang
didasarkan pada peredaran rata-rata bulan mengelilingi Bumi. Dalam
metode hisab ini ditetapkan bahwa satu siklus ialah tiga puluh tahun
yang dalam masa 30 tahun itu terdapat 11 tahun kabisat dan 19 tahun
basithah.87
Tahun-tahun kabisat tersebut yakni tahun-tahun yang
jumlah harinya lebih banyak (355 hari) dan jatuh pada urutan tahun
ke 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26, dan 29. 88 Pada tahun-tahun
tersebut umur bulan Dzul Hijjah lebih panjang satu hari dari pada
pada tahun-tahun yang lainnya. Sedangkan tahun-tahun yang jatuh
selain pada urutan tersebut disebut tahun basithah (354 hari).
g. Hisab Haqiqi bi al-taqrib
Hisab Haqiqi berarti hisab yang didasarkan pada
peredaran bulan dan Bumi yang sebenarnya. Menurut hisab ini umur
tiap bulan tidaklah konstan dan juga tidak beraturan, melainkan
tergantung posisi hilal pada setiap awal bulan. Artinya boleh jadi dua
bulan berturut-turut umurnya 29 atau 30 hari, bahkan boleh jadi
bergantian seperti dalam hisab urfi.89
Bi al-taqrib artinya mendekati, hal ini dikarenakan datadata yang diperoleh dalam sistem hisab ini masih bersifat perkiraan,
bukan data yang sebenarnya. Salah satu sumber data yang digunakan
87
dalam sistem hisab ini ialah data-data yang disusun oleh Ulugh Beik
As-Samarqand (w.1420 M).
Dalam sistem hisab ini data hasil perhitungan yang
diperoleh belum lengkap. Hasil yang biasanya muncul dari sistem
hisab ini hanyalah berkisar pada konjungsi (ijtima), ketinggian hilal
(irtifa al-hilal), lama hilal di atas ufuk (mukts al-hilal), dan cahaya
hilal (nur al-hilal). Hal ini belum bisa memberikan penjelasan yang
signifikan jika dipakai dalam pemandu ruyat. Ini disebabkan karena
jika hasil hisab ini digunakan sebagai pemandu ruyat maka
seseorang akan kesulitan menentukan posisi hilal saat matahari
terbenam karena dalam hasil perhitungan sistem ini belum
menyebutkan
azimut
hilal
dan
matahari,
sehingga
sangat
93
hisab ini ialah data perkiraan yang menetapkan jumlah hari dalam
satu bulan antara 29 dan 30 hari secara bergantian.
Sedangkan metode/ sistem hisab haqiqi bi al-taqrib dan
haqiqi bi al-tahqiq bisa dijadikan pedoman terhadap penentuan awal
bulan Qamariah dikarenakan kedua sistem hisab tersebut sudah
mendasarkan hasil perhitungnnya dengan data peredaran bulan
sebenarnya. Namun dalam sistem hisab haqiqi bi al-taqrib tingkat
akurasinya masih rendah karena tingkat akurasi data juga masih
tergolong rendah. Sedangkan dalam sistem hisab haqiqi bi al-tahqiq
data-data yang diperoleh sudah menunjukkan akurasi tinggi sehingga
sangat memungkinkan untuk dijadikan pedoman dan bahan
informasi pelaksanaan ruyat al-hilal dalam rangka penentuan awal
bulan Qamariah khususnya dalam bulan-bulan yang mengandung
unsur ibadah seperti Ramadlan, Syawwal dan Dzul Hijjah.
E. Pandangan Ulama Terhadap Penentuan Awal Bulan Qamariah
Di Indonesia metode hisab dijadikan acuan dalam penentuan awal
bulan Qamariah yang kemudian dilakukan pembuktian melalui ruyat alhilal, namun ada sebuah golongan yang berpegang teguh dengan metode
hisab saja. Sehingga menjadi salah satu faktor penyebab perbedaan awal
bulan Qamariah di Indonesia.
Seperti halnya hukum yang dikodifikasi ulama fiqh yang sering
kali terjadi perbedaan pendapat dalam penetapan hukum dengan masingmasing argumen yang mereka bangun. Begitu juga dengan penetapan
hukum tentang metode hisab yang digunakan dalam penentuan awal bulan
Qamariah.
Ada ulama fiqih yang tidak memperbolehkan penetapan awal
bulan Qamariah dengan ilmu hisab sebagaimana pendapat Imam Hanafi,
Imam Syafii, mayoritas ulama salaf dan khalaf.98 Sedangkan ulama
yang memperbolehkan hisab diantaranya adalah Muthorif bin Abdullah
(tokoh terkemuka tabiin), Ibnu Suraij, Ibnu Qutaibah dan sebagian ulama
mutaakhirin (zaman sekarang).
Perbedaan ini disebabkan cara pandang terhadap kutipan hadits
Ibnu Umar. Argumentasi fuqoha yang tidak memperbolehkan penetapan
awal bulan Qamariah yang terkait dengan waktu ibadah dengan hisab
karena menganggap bahwa hadits tersebut sifatnya masih global, dan
ditakhsis dengan hadits yang diriwayatkan Bukhori :
98
ditujukan untuk orang awam (bagi mereka yang tidak bisa ilmu hisab).99
Seiring dengan perkembangan zaman, kasus perbedaan penetapan
awal bulan Qamariah sebenarnya berdasarkan khithab pada waktu itu yaitu
disesuaikan dengan perbedaan situasi dan kondisi. Sehingga fatwa
(hukum) akan berubah seiring perubahan zaman dan keadaan.
Menurut Ibnu Suraij mengutip pendapat imam Syafii bahwa
orang-orang yang mengikuti madzhabnya itu mengambil pedoman dengan
bintang-bintang dan kedudukan bulan, kemudian jelas baginya bahwa hilal
terlihat, tetapi tertutup awan maka orang tersebut boleh menjalankan puasa
dan hal itu sudah dianggap cukup.100
Ada juga kelompok Rowafidh yang menyatakan jika hilal tidak
dapat dilihat dengan mata maka hal ini hendaknya dikembalikan kepada
ahlinya (ahli perbintangan). Begitu juga dengan pendapat Ibnu Syakir hasil
hisab yang cermat dan dapat dipercaya, hendaknya diterima dan diamalkan
oleh semua anggota masyarakat secara umum. Hal ini didukung karena
pada zaman syeikh Syakir, ilmu falak mengalami kemajuan yang pesat
99
Ibid, hlm.22
Lihat Bidayatul Mujtahid, juz I, hlm,.243
100
seperti yang terjadi zaman sekarang (pendapat ini lebih dari setengah abad
1939 M).101
Pendapat Imam al-Ramli dan al-Khatib asy-Syarbani menyatakan
bahwa jika hisab bertentangan dengan ruyat maka hisab tersebut tidak
bisa diterima, sedangkan Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitab Tuhfatul
Muhtaj menjelaskan hasil ruyat dapat ditolak apabila didasarkan adanya
kesamaan hasil perhitungan seluruh ahli hisab.102
Yusuf Qordhawi menganjurkan untuk menggunakan hisab yang
mendatangkan kepastian, minimal dalam hal penafian bukan dalam hal
pengukuhan.103 Yakni dalam penentuannya tetap menggunakan ruyat,
akan tetapi jika hasil perhitungan menunjukkan bahwa hilal sama sekali
belum wujud maka kesaksian terhadap ruyat harus ditolak. Pendapat ini
serupa dengan pendapat Imam Taqiyyuddin al-Subkiy.
Dari pendapat-pendapat di atas, sangat jelas bahwa pada dasarnya
ruyat dan hisab sama-sama penting. Sehingga hisab dan ruyat harusnya
saling melengkapi, sebagian besar masyarakat di Indonesia memadukan
diantara keduanya. Sebagaimana pendapat yang ditawarkan fuqoha yang
mewajibkan menggunakan hisab dan ruyat, dengan cara ruyat dikontrol
dengan hisab atau dalam Jawa hisab dijadikan ancer-ancer.
101
BAB III
Hisab Awal Bulan Qamariah Dalam Kitab Kasyf al-Jilbab
A. Gambaran Umum tentang Kitab Kasyf al-Jilbab
1. Biografi Sosial KH. Ghazali.
a. Riwayat Hidup
KH. Ghazali mempunyai nama lengkap yaitu KH.
Ghazali bin Masud bin Irsyad bin Syarif. Ia dilahirkan dari pasangan
KH. Masud dan Nyai Hj. Muthmainnah pada tahun 1921 M di desa
Gandrirojo Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
Semasa mudanya beliau sempat nyantri di berbagai
pondok pesantren, yaitu;
1. Pondok Pesantren Kasingan Rembang Jawa Tengah yang saat itu
diasuh oleh KH. Musthofa. Beliau adalah kakek KH. Musthofa
Bisyri (Gus Mus).
2. Pondok Pesantren Mahad Ilmi al-Syari (MIS) yang dulu
bernama Pondok Pesantren al-Muttahidah di Sarang Rembang
Jawa Tengah di bawah bimbingan KH. Imam.
3. Pondok Pesantren Darul Quran Kediri Jawa Timur di bawah
bimbingan seorang ulama ahli falak yaitu KH. Yunus. Di sinilah
KH. Ghazali memperdalam pengetahuan tentang ilmu falak.
KH.
Ghazali
dari
Gandrirojo
ke
107
110
5
3
2
1370
1400
1430
Allamah
13 43
13 58
14 13
6
2
10
Hissoh
24
26
27
39
3
27
4
2
-
Khossoh
24
7
18 49
12 46
Markaz
3 10 4
4 18 4
5 26 4
4
1
6
3
7
5
2
6
4
1
Allamah
8
49
17 37
2
26
11 14
20
3
4
51
13 40
22 28
7
17
16
5
1
1
1
1
2
2
2
Hissoh
8
3
16
6
24
8
2
11
10 14
18 17
26 20
4
22
12 25
20 28
Khossoh
10
9
48
8
19 36
6
29 24
5
9
12
3
19
1
28 47
0
8
35
10 18 23
8
28 11
7
7
59
11
11
10
10
10
9
9
9
8
8
Markaz
19
8
27
17
6
25
14
4
23
12
16
32
48
4
20
36
52
8
24
40
Data Bulan
Bulan
Muharrom
Shofar
R. Awal
R. Akhir
J. Awal
J. Akhir
Rajab
Syaban
Ramadhan
Syawwal
Dzul Qadah
Dzul Hijjah
1
3
4
6
2
3
5
6
1
2
4
Allamah
12 44
1
28
14 12
2
56
15 40
4
24
17
8
5
52
18 36
7
20
20
4
8
49
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0
Hissoh
1
2
2
3
4
4
5
6
6
7
8
40
20
1
41
21
1
42
22
2
42
23
3
Khossoh
25 39
1
21 38
2
17 27
3
13 16
4
9
5
5
4
54
6
43
6
26 32
7
22 21
8
18 10
9
13 59
10
9
48
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Markaz
29
28
27
26
25
24
23
22
21
21
20
19
6
13
19
25
32
38
44
51
57
3
10
16
1430
02
14
13
10
27
27
00 12 46 05 26 04
01
17
37
00
16
06
08 19 36 11 08 32
1432
04
08
50
11
13
33
09 02 22 05 04 36
06
18
36
09
06
02
07 22 21 08 21 57
03
26
08
19
35
04 24 43 01 26 33
01 26 33
187
: /
+ 343
: /
530
3. Mengambil
180
x
530
0000
540
+
900
95400
x
60
00000
32400
324000
03 26
09 32
17 54
Keterangan;
a. Kitab ini disusun dengan menggunakan koordinat 71 derajat 19
menit yang merupakan koordinat kota Rembang dari kota
Makkah. Dengan demikian jika hendak menghitung untuk
kota-kota yang berada di luar Rembang maka kita dapat
melakukannya dengan cara jam allamah al-muaddalah
tersebut ditambah fadlutthulain (selisih bujur) antara Rembang
Contoh;
:
24
17 54
06 06
6. Kemudian hasil dari
dikalikan 30 menit
06
3
06
3
00
) (
X
30
03
03
-
12
12
12
X
4
12
12
. Nilai dari
:
:
:
00 12 46 05 26 04
27
27
10
13
14
02
1430
08 19 36 11 08 32
06
16
00
37
17
01
09 02 22 05 04 36
33
13
11
50
08
04
1432
07 22 21 08 21 57
02
06
09
36
18
06
04 24 43 01 26 33
35
19
08
26
03
04 24 43
01 26 33
/ :
187
/ :
+ 343
530
180
:
530
0000
540
+
900
95400
60
00000
32400
324000
03 26
09 32
17 54
:
24
17 54
06 06
06
X
30
00
) (
03
03
03
-
12
12
X
4
12
12
:
:
:
BAB IV
Analisis Terhadap Konsep Hisab Awal Bulan Qamariah Dalam Kitab Kasyf
al-Jilbab
A. Perbedaan Kitab Kasyf al-Jilbab dengan Kitab Sullam al-Nayyirain, Fath
al-Rouf al Mannan dan Syamsul Hilal.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai
dengan peningkatan sumber daya manusia ternyata berdampak luas bagi
perkembangan ilmu hisab terutama di Indonesia. Dengan semakin
berkembangnya zaman manusiapun mulai berpikir cerdas dalam menanggapi
segala sesuatu, tidak terkecuali dalam bidang ilmu hisab. Sebagaimana yang
telah diketahui bahwa pada awal mulanya ilmu hisab ini hanyalah
berdasarkan kebiasaan atau yang sering disebut dengan hisab urfi.
Banyak ulama yang mulai mencurahkan perhatiannya terhadap
perkembangan ilmu ini. Para ulama banyak yang mengarang berbagai macam
kitab falak dengan tujuan untuk mengembangkan ilmu ini. Kitab-kitab
tersebut juga disajikan dalam berbagai macam sistem perhitungan, berbeda
markaz, maupun berbeda dalam hal-golongan hisab.
Kitab-kitab tersebut antara lain Sullam al-Nayyirain karya
Muhammad Manshur bin Abdul Hamid Muhammad Damiri al-Batawi,
Syamsul Hilal, Nurul Anwar karya KH. Noor Ahmad SS Jepara, Fath alRouf al-Mannan karya Abu Hamdan Abdul Jalil bin abdul Hamid Kudus, alKhulashah al-Wafiyah karya KH. Zubair Umar Jailani Salatiga dan lain
sebagainya.
pemikirannya didasarkan kepada teori Ptolomeus112 yang sering dikenaldengan teori geosentris.
Menurut teori geosentris, Bumi tidaklah bergerak mengelilingi
matahari, melainkan tetap berdiam diri pada tempatnya. Bumi menjadi
pusat tata surya. Oleh sebab itu seluruh benda langit yaitu meliputi
matahari, bulan, dan benda-benda angkasa lainnya bergerak mengelilingi
Bumi. Berpangkal dari sini maka koreksi yang dilakukan dalam sistem ini
yakni koreksi terhadap posisi bulan dan matahari bisa dibilang sangat
sederhana.113
2. Sumber Data yang Digunakan
Masih sebagaimana pengakuan pengarang kitab Kasyf al-Jilbab
ini, bahwa data-data yang digunakan dalam perhitungan awal bulan
Qamariah dalam kitab ini ialah data-data yang diambil dari tabel sang
Guru, Syekh Yunus Kediri. Namun, dalam hal-ini KH. Ghozali mengubah
bujur markaz perhitungan dengan menjadikan kota Rembang sebagai
pusatnya, yakni 71 19 terhitung dari kota Makkah al-Mukarramah.
3. Penentuan Ijtima
Dalam
penentuan
ijtima
kitab
Kasyf
al-Jilbab
tidak
menunjukkan secara langsung pada jam menit serta detik berapa ijtima
terjadi. Akan tetapi, seperti halnya kita-kitab lainnya dalam penentuan
112
ijtimanya kitab ini menggunakan istilah jarak jam antara ijtima sampai
ghurub, sehingga untuk mengetaui jam berapa ijtima itu terjadi ialah
dengan cara mengurangi jam terbenam matahari dengan lama antara
ijtima dengan ghurub, maka dengan langkah tersebut dapat ditentukan
jam berapa (WIB) ijtima terjadi.
Contoh, jika jam antara ijtima dengan ghurub sebesar 13 jam,
itu berarti kita harus menghitung mundur 13 jam dari jam ghurub. Jika jam
ghurub adalah jam 18.00 WIB, maka 13 jam sebelumnya ialah jam 05.00
WIB, itu berarti ijtima terjadi pada pukul 05.00 WIB.
4. Penentuan Ketinggian Hilal
Ketinggian hilal merupakan hal yang sangat penting dalam
proses ini (hisab). Hal tersebut dikarenakan dari sinilah dapat diketahui
apakah secara teori hilal sudah ada di atas ufuk atau belum. Selain itu juga
untuk mengetahui apakah hilal memungkinkan untuk dilihat atau tidak.
Hal ini pula yang akan dibuktikan dalam ruyat al-hilal.
Dalam penentuan ketinggian hilal, kitab Kasyf al-Jilbab
menggunakan metode yang cukup simpel, yaitu jarak jam antara ijtima
dengan ghurub dikalikan 30 menit.
Dengan hasil tersebut menurut pengakuan pengarang kitab
Kasyf al-Jilbab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, akan tetapi
mengingat sistem yang dipakai masih menggunakan sistem hisab haqiqi bi
al-taqrib
maka
penulis
akan
mencoba
membuktikan
dengan
Ijtima
Jam
Irtifa
Mukuts
Kasyf al-Jilbab
Selasa
13.37
2 12
09 Menit
Sullam al-Nayyirain
Selasa
12.50
2 35
10 Menit
Selasa
13.01
2 20
09 Menit
Syamsul Hilal
Selasa
13.03
2 19
09 Menit
Kontemporer
Selasa
14.12
- 1 54
00 Menit
Kitab
Ijtima
Jam
Irtifa
Mukuts
Kasyf al-Jilbab
Sabtu
13.44
2 08
9 Menit
Sullam al-Nayyirain
Sabtu
13.13
2 32
10 Menit
Sabtu
13.29
2 07
09 Menit
Syamsul Hilal
Sabtu
13.24
2 10
09 Menit
Kontemporer
Sabtu
14.06
- 1 38
00 Menit
Kitab
Ijtima
Jam
Irtifa
Mukuts
Kasyf al-Jilbab
Ahad
02.47
7 36
30 Menit
Sullam al-Nayyirain
Ahad
01.03
8 28
34 Menit
Ahad
01.19
8 10
33 Menit
Syamsul Hilal
Ahad
01.25
8 08
33 Menit
Kontemporer
Ahad
01.41
7 12
27 Menit
Kitab
Ijtima
Jam
Irtifa
Mukuts
Kasyf al-Jilbab
Senin
11.54
3 03
12 Menit
Sullam al-Nayyirain
Senin
10.12
3 54
16 Menit
Senin
10.25
3 35
14 Menit
Syamsul Hilal
Senin
10.35
3 30
14 Menit
Kontemporer
Senin
10.05
2 00
07 Menit
Kitab
Ijtima
Jam
Irtifa
Mukuts
Kasyf al-Jilbab
Kamis
10.39
3 41
15 Menit
Sullam al-Nayyirain
Kamis
09.49
4 06
16 Menit
Kamis
10.00
3 50
15 Menit
Syamsul Hilal
Kamis
10.04
3 48
15 Menit
Kontemporer
Kamis
11.25
1 47
06 Menit
Kitab
Ijtima
Jam
Irtifa
Mukuts
Kasyf al-Jilbab
Jumat
22.54
9 33
38 Menit
Sullam al-Nayyirain
Jumat
22.14
9 53
40 Menit
Jumat
22.24
9 36
38 Menit
Syamsul Hilal
Jumat
22.31
9 33
38 Menit
Kontemporer
Jumat
22.56
7 27
28 Menit
Kitab
1. Kasyf al-Jilbab
a. Data Tahun Majmuah
Tahun
1370
1400
1430
5
3
2
Allamah
13 43
13 58
14 13
6
2
10
Hissoh
24
26
27
39
3
27
4
2
-
Khossoh
24
7
18 49
12 46
3
4
5
Markaz
10 4
18 4
26 4
k
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Markaz
29
28
27
26
25
24
23
22
21
21
20
19
b. Data Bulan
Allamah
Bulan
Muharram
1 12 44
Shofar
3
1
28
R. Awal
4 14 12
R. Akhir
6
2
56
J. Awal
- 15 40
J. Akhir
2
4
24
Rajab
3 17
8
Syaban
5
5
52
Ramadlan
6 18 36
Syawwal
1
7
20
Dzul Qadah
2 20
4
Dzul Hijjah
4
8
49
Hissoh
1
2
2
3
4
4
5
6
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0
40
20
1
41
21
1
42
22
2
42
23
3
Khossoh
25 39
1
21 38
2
17 27
3
13 16
4
9
5
5
4
54
6
43
6
26 32
7
22 21
8
18 10
9
13 59
10
9
48
6
13
19
25
32
38
44
51
57
3
10
16
2. Sullam al-Nayyirain
a. Data Tahun Majmuah
Tahun
1370
1400
1430
7
5
3
Allamah
1
34
1
49
2
4
7
3
11
Hissoh
25
27
28
33
3
33
5
3
1
Khossoh
20 13
14 13
8
13
4
5
6
Markaz
9
17
25
10
10
10
3
3
3
Auj
11 38
12
2
12 26
b. Data Bulan
Bulan
Muharram
Shofar
R. Awal
R. Akhir
J. Awal
J. Akhir
Rajab
Syaban
Ramadlan
Syawwal
Dzul Qadah
Dzul Hijjah
0
1
3
4
6
0
2
3
5
6
1
2
Allamah
0
0
12 44
1
28
14 12
2
56
15 40
4
24
17
8
5
52
18 36
7
20
20
5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Hissoh
0
0
1
2
2
3
4
4
5
6
6
7
0
40
20
1
41
21
1
42
22
2
42
23
0
0
1
2
3
4
5
6
6
7
8
9
Khossoh
0
0
25 49
21 38
12 27
13 16
9
5
4
54
0
43
26 32
22 20
18 10
13 59
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Markaz
0
29
28
27
26
25
24
23
22
21
21
20
6
7
8
Wasath
10 57
19 21
27 45
Khossoh
3
3
55
27 53
10 21 49
0
6
13
19
25
32
38
44
51
57
3
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Auj
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
4
5
Markaz
29
7
15
19
19
19
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Markaz
29
28
27
26
25
24
23
22
21
21
20
19
6
13
31
25
32
38
44
51
57
3
10
16
2
7
5
Allamah
22 28
22 43
22 57
7
3
11
Hissoh
2
4
5
42
6
30
Bulan
Muharram
Shofar
R. Awal
R. Akhir
J. Awal
J. Akhir
Rajab
Syaban
Ramadlan
Syawwal
Dzul Qadah
Dzul Hijjah
b. Data Bulan
Allamah
1 12 44
3
1
28
4 14 12
6
2
56
7 15 40
2
4
24
3 17
8
5
5
53
6 18 36
1
7
20
2 20
4
4
8
48
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0
Hissoh
0
1
2
2
3
4
4
5
6
6
7
8
40
20
1
41
21
1
42
22
3
42
23
3
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Wasath
29
6
28 13
27 19
26 25
25 32
24 28
23 45
22 51
21 58
21
4
20 10
19 17
Khossoh
0
25 49
1
21 32
2
17 37
3
13 16
4
9
5
5
4
54
6
0
43
6
26 32
7
22 21
8
18 10
9
13 59
10
9
48
4. Syamsul Hilal
a. Data Tahun Majmuah
Tahun
2
5
1370
1400
1430
Allamah
22 28
22 43
22 58
7
3
11
Hissoh
05
8
11
24
12
-
6
7
8
Wasath
21 54
38 42
5 30
3
10
Khossoh
7
50
55 44
43 38
2
4
5
Markaz
58
14
30
38
38
38
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Markaz
58
56
54
52
51
49
47
45
43
42
40
38
13
26
38
51
4
16
29
41
54
7
20
32
b. Data Bulan
Tahun
Muharram
Shofar
R. Awal
R. Akhir
J. Awal
J. Akhir
Rajab
Syaban
Ramadlan
Syawwal
Dzul Qadah
Dzul Hijjah
1
3
4
6
7
2
3
5
6
1
2
4
Allamah
12 44
1
28
14 12
2
56
15 40
4
24
17
8
5
52
18 36
7
20
20
4
8
48
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0
Hissoh
1
2
4
5
6
8
9
10
12
13
14
16
21
41
2
22
43
3
23
44
4
25
45
6
Wasath
- 58 13
1 56 26
2 54 38
3 52 51
4 51 4
5 49 16
6 47 30
7 45 43
8 43 55
9 42 8
10 40 21
11 38 33
Khossoh
51 38
1
43 16
2
34 54
3
26 32
4
18 10
5
9
48
6
1
26
6
53
4
7
44 42
8
36 19
9
27 58
10 19 36
dalam
kitab
Kasyf
al-Jilbab
sebagaimana
pengakuan
114
l. Selisih Jam di antara dua Bujur; selisih antara bujur tempat dengan
bujur Jakarta dikalikan 4 menit
m. Allamah sesuai dengan tempat; al-Allamah al-Muaddalah bi
Jakarta ditambah selisih jam antara kedua bujur.
n. Irtifa al-Hilal; Selisih jam dengan jam Ijtima dikalikan 4 menit
o. Mukts al-Hilal; Irtifa al-Hilal-dikalikan 4 menit
p. Nuru al-Hilal; Ardlu al-Qamar (menghitung sesuai dengan data
Hissoh) dikalikan 4 menit
q. Manzilah al-Qamar; menghitung sesuai data Muqawwim al-Syams
3. Fath al-Rouf al-Mannan
Proses perhitungan dalam kitab ini yang menjadi data utama
untuk mencari gerak muthlaq ialah, Allamah, Hissoh al-Ardl, Wasath alSyams, Khossoh, dan Markaz.
Dalam perhitungannya, data tahun yang digunakan dalam
perhitungan adalah tahun sebelumnya, begitu juga untuk bulan mengambil
data bulan sebelumnya. Adapun langkah perhitungannya ialah;
a. Tadil Khossoh; tabel
b. Tadil Markaz; tabel
c. Budu al-Muthlaq; penjumlahan antara Tadil Khossoh dan Tadil
Markaz
d. Tadil al-Syamsi; Budu al-Muthlaq dikalikan 5 menit, kemudian
ditambah Tadil Markaz
e. Muqawwim
al-Syamsi
(darajat/
thul
al-syams);
al-Wasath
119
Cara menentukan suatu tahun itu termasuk tahun kabisat atau basitah adalah
dengan membagi tahun tersebut dengan angka 30. Jika sisanya termasuk deretan angkaangka pada ketentuan dalam urutan tahun kabisat maka tahun tersebut termasuk tahun
kabisat, jika tidak maka termasuk tahun basitah. Sebagai contoh tahun 1430 H, 1430: 30=
47 daur sisa 20. Bilangan 20 tidak termasuk tahun kabisat, maka tahun 1430 H adalah
tahun basitah. Contoh yang lain adalah tahun 1431 daur sisa 21. Bilangan 21 termasuk
tahun kabisat. Saaduddin Djambek agak berbeda dalam penentuan tahun kabisat ini, ia
memasukkan tahun ke 16 sebagai tahun kabisat dan tidak tahun yang ke 15.
Syams al-Hilal karya Noor Ahmad SS Jepara, dan Fath al-Rauf alMannan karya Abu Hamdan Abdul Jalil adalah tergolong hisab Haqiqi bi
al-Taqrib yang tingkat akurasinya rendah.
a. Karena kitab ini basis data yang dijadikan acuannya adalah Zeij
(tabel astronomi) Ulugh Beik (w. 1449 M)
b. Dalam
pelaksanaan
pengamatannya
berdasarkan
teori
120
Moh Murtadho, 2008, Ilmu Falak Praktis, Malang: UIN Malang Press,
cet.ke1, h 225-226
121
Ibid
telah
menggunakan
rumus-rumus
spherical
122
Ibid, 226-227
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan dan analisis yang telah penulis
lakukan pada bab-bab terdahulu, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa;
1. Dalam perhitungan awal bulan Qamariah, kitab Kasyf al-Jilbab
mempunyai perbedaan dengan kitab Sullam al-Nayyirain, Syamsul
Hilal dan Fath al-Rouf al-Mannan. Perbedaan itu terletak pada;
a. Data yang disajikan dalam setiap tahunnya. Hal ini tentunya akan
sangat berpengaruh terhadap harakat al-ijtima yang dicari untuk
kemudian diproses sehingga mendapatkan hasil perhitungan yang
dicari.
b. Langkah tadil yang dilakukan yang relatif lebih singkat dari pada
kitab-kitab taqribi lainnya. Jika dalam perhitungan awal bulan
Qamariah dalam kitab Fath al-Rouf al-Mannan dan Syamsul Hilal
serta Sullam al-Nayyirain untuk mendapatkan tadil al-allamah
harus melewati koreksi terhadap budu al-muthlaq, maka dalam
kitab Kasyf al-Jilbab cukup dengan mengalikan budu al-muthlaq
dengan hissoh al-saah.
c. Selain itu, perbedaan yang terdapat dalam proses perhitungan pada
kitab ini dan kitab-kitab lainnya ialah terletak pada data-data yang
dihitung. Jika dalam kitab Sullam al-Nayyirain, Fathu al Rouf al-
ini. Oleh karena kitab ini masih bersifat haqiqi bi al-taqrib, maka
seyogyanya dari pihak waratsah dan atau murid-murid serta pengamal
kitab ini untuk melakukan revisi terhadap kitab ini, di antaranya
dengan menambahkan sistem hisab tahkiki dalam kitab ini, sehingga
hasil yang ditunjukkan dari perhitungan kitab ini benar-benar
menunjukkan akurasi yang lebih tinggi.
2. Masih banyaknya perbedaan dalam masalah penentuan awal bulan
Qamariah di zaman sekarang ini seharusnya menjadikan pemerintah
sebagai pihak yang berwenang untuk menjaga stabilitas serta
kondusifitas masyarakat untuk bergerak bersama para ulama dan ahli
falak untuk duduk bersama membahas mengenai penentuan awal bulan
Qamariah, hal ini supaya terjadi kesepahaman dari berbagai golongan
sehingga perbedaan penentuan awa bulan Qamariah terutama pada
bulan-bulan Ramadlan, Syawwal, dan Dzul Hijjah dapat dihindari. Hal
ini mengingat ketiga bulan tersebut merupakan bulan-bulan di mana
diwajibkannya melakukan ibadah fardlu.
3. Mengingat ilmu falak merupakan ilmu yang sangat penting khususnya
terhadap penentuan waktu-waktu ibadah, maka sudah seharusnya ilmu
ini dikembangkan lebih luas kepada khalayak umum. Hal ini bisa
ditempuh dengan menjadikan ilmu ini sebagai salah satu materi dalam
kurikulum pendidikan baik untuk pendidikan formal seperti sekolahsekolah dan Perguruan Tinggi maupun pendidikan informal seperti
Pondok Pesantren. Hal ini mengingat banyak kalangan yang menilai
ilmu falak adalah ilmu tua dan rumit sehingga mereka enggan untuk
mempelajarinya. Sebab jika hal ini tidak dilakukan maka nasib
keberadaan ilmu falak akan semakin mengkhawatirkan.
C. Penutup
Demikian yang dapat penulis susun dan paparkan, puji syukur
alhamdulillah penulis haturkan ke hadirat Allah swt. Tuhan semesta alam
yang telah memberikan kekuatan, petunjuk serta kasih sayang kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Meskipun penulis telah berupaya secara optimal dalam menyajikan
skripsi ini, akan tetapi penulis sendiri menyadarai bahwa masih banyak
kekurangan dari berbagai aspek serta jauh dari kesempurnaan, karena
hanya Allahlah yang bersifat Maha Sempurna. Teringat sebuah kutipan
maqalah jika sesuatu itu telah sempurna maka akan tampak
kekurangannya serta sebuah pepatah tiada gading yang tak retak,
maka penulis mengharapkan kitik serta saran yang konstruktif untuk
kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Atas segala kritik dan saran
penulis ucapkan banyak terima kasih
Akhirnya, penulis berdoa semoga dengan adanya skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Amiiin.
26 48 1 0 44
29 24 10 27 48
26 12 11 28 32
9
6
4
16 31
24 8
10 39
5
0
6
3
26
29
6
2
8
5
6
4
1410
3
1413
21 57
22 21
36
18
Ramadhan
20 29
18 33
16 41
33
18
29
20
340
340
220
340
4800
60
8000
7
x
28
28
37
19
24
37
19
23
23
30
12
48
12
4
8
40
8
40
11
44
4
44
26 48 1 0
9 12 10 17
6 0 11 17
9
5
3
31
11
42
16
2
18
5
1
6
3
14
17
6
11
17
5
3
1
1410
4
1414
57
21
22 21
36
18
Ramadhan
41
28 21
10
44
24
53
11
21
28
10
41
745
745
217
745
16 1665
x 60
9 9900
53
11
16
44
19
24
44
19
16
16
30
8
32
8
4
8
52
:
:
8
52
10
2
2
4
32
36
26
8
4
5
11
5
46
36
22
12
19
2
0
8
9
27
6
33
27
16
13
10
0
11
13
37
50
14
17
8
2
1
4
1430
2
1432
51
22
32
26
22
52
Sya'ban
27
27
54
28
55
18
42
14
54
28
27
27
40
272
312
190
312
9280
60
6800
x
55
42
14
55
47
24
47
13
15
13
30
36
15
7
2
2
28
57
:
:
36
4
30
30
57
30
4
32
36
26
8
4
5
11
5
46
36
22
12
19
2
0
8
9
27 27
16 6
13 33
10
0
11
13
37
50
14
17
8
2
1
4
1430
2
1432
57
21
21
22
36
18
Ramadhan
33
26
43
24
19 35
26
43
24
33
26
187
343
530
190
530
x
9
x 60
32 4000
26
32
54
17
5400
24
54
17
6
30
3
6
3
12
52
:
:
3
4
12
12
52
12
4
48
52
26
27
23
5
10
4
46
24
10
12
29
12
0
6
7
27
8
35
27
24
21
10
0
11
13
26
39
14
2
16
2
6
1
1430
3
1433
51
22
32
26
22
52
Sya'ban
43
16
42
57
26
31
22
42
43
16
38
242
280
210
280
x
5
8800
x 60
52 8000
31
22
52
39
16
24
39
16
21
21
30
30
40
30
44
40
4
14
16
14
16
14
4
48
52
12 46 5 26
29 24 10 27
12 10 4 23
0
6
7
27
8
35
10 27
0 24
11 21
13
26
39
14
2
16
2
6
1
1430
3
1433
57
21
22 21
36
18
Ramadhan
49
15
37
27
15
11
31
49
15
318
318
200
318
31
6 3600
x 60
21 6000
15
11
21
54
24
54
19
6
30
19
33
12
33
4
38
11
38
11
38
10
12
50
29
13
22
10
33
17
48
27
10
24
29
24
51
22
32
26
29
20
18
12
12
54
17
1410
26
22
52
Ramadhan
17
12
18
Tahun
20
29
29
33
28
29
45
33
45
15 32
1
0
1
15 32
15 33
17
33
15
15 46
12 12
29 20
18
41
41
13 22
45
13 22
13 22
33
15
27 28
28
33 46
45
45
27
28
33 46
12
12 22
40
39 35
28
27
28
27
18
12
40
39 35
18
31
21 24
22
45 13
28
18
15 46
15 46
13
............
146
12
142
.....
18
37
37
48
22 12
12
24
18
31
21 24
18
40
50
21
34
58
50 18
21
55
39
10
52 19
30
58 34
17
22
45 13
22
11
12
46
45
18
40
..................
40
48
13
40
22
45 13
45 13
1
33
45 13
4
4
4
4
46
45
56
19 10
52
45
56
14
48
11
11
33
45 13
33
45 13
12 10
29 50
12 13
17 33 10 22 13
54
17
1410
11
14
11
22 51
26 32
22
52
Ramadhan
10 27 57
25
11
45
12 10 17
Tahun
57 27 10
45
57
45
31
27
57
45
48
31
3
48
12 27
12 27
7
45
6
15
45
15
27 33
33
27
37
15 47
13 12
45
58 21 11
15
44
11
21
58
57 13 21 11
45
57 13
0
1
45
45
13
45 57
33
27
30
27
30
27
24 35
16
22 23
11
16
22 23
18
54
38 36
57 27 10
15
57 13
44
11
21
15
57
............
146
142
57
.....
18
35
37
24
35
25
18
54
38 36
18
40
13
38 16
19
24
16 13 19
43 46
22
26 33
21 32
25
30
11
21
13
45 57
13
13
14
32
30
32
30 21
38
30
40
..................
40
24
40
13
45 57
45 57
1
13
45 57
12
12
31
48
33
26
31
48
14
14
32
13
13
13
45 57
13
45 57
12 26
12 28
Tahun
10
25
13
33
11 28
1430
48
27
10
24
29
24
26
44
23
43
42
17
Sya'ban
26
27
21
19
49
12
28
32
32 28
27
26
32
26
25
48
27
50
32
26
25
26
52
48
52
48
52
26
52 48
14
56
56 14
28 12
16
40 14
48
52
26 27
54
54
48
20 53
53 48
20
53 48
1
1
14
56
47 21
13 34
20
20
21
53 48
40
47
13 34
55
36 17
11 16
21
47
21
47
40
32 28
12
49
11 16
44
49 43
32
56
............
55
32
.....
18
42
146
40
142
4
42
48
17 55
36
24
44
49 43
18
40
49 23
28
18
23
49
36 56 16
11
33
53
30
18 28
40
..................
40
24
56
21 19
48
20 53
21
47
50
48
48
20 53
20 53
21
47
1
48
48
41 37
48
20 53
53 33
3
48
20 53
48
20 53
12 26
10
25
13
33
28
11
48
27
10
24
29
24
12 28
Tahun
1430
26
51
22
32
26
22
52
Ramadhan
33
26
21
24
20
33
21 24
26
33
21
33
51
31
56
32
21
33
45
51
1
33
45
45 52
31
33
31
45 52
33 31
18 24
27
33
24
18
30
28 12
33 26
31
33
58
30 34
58
30 34
30 25
25
30
25
24
18
30
25
30
29
29
16
31 17
16
31 17
50
39
52
29
29
21 24
33
39
52
15
53
53
21
50
............
146
50
142
21
.....
18
50
15
53
53
18
40
11
53 47
24
54
47 11 16
53
12 48
15
36
30
54
20
30 25
10
11
55
56
16
40
..................
0
40
50
40
30 25
30 25
1
2
30 25
1
4
1
4
55
36 15
4
55
55
31 20
10
10
30 25
30 25
12 26
13
12 28
Tahun
10
25
11 28 33
1430
48
29 24 10 27
24
26
42
17
Sya'ban
27 24
38
21
44
23
42
16
43
20
20
16
42
20
42
32
27
29
29
20
42
32
31
2
2
24
27
1
24
28
24
59
24
31
24 28
24 59
14
57
28 12
28
24
43
21
42 16
10 29
29
10
43
21
26
26
39
39 26 26
59
24
53
24
39 26
53
24
20
59
0
0
20
21
38
59
15
30
39 26
6
20
............
146
142
20
.....
18
40
40
40
..................
40
20
15
30
18
40
48
41
15
39
24
41 48 15
16
19 11
23
30
39
24 27
26
10
12
15
24
26
26
39
24
40
26
39
39
1
26
39
12
12
13
12
23 16
4
12
13
12
36 20
12
9
9
26
39
26
39
12 26
10
25
13
33
28
11
48
29 24 10 27
24
12 28
Tahun
1430
26
51
22
26 32
22
52
Ramadhan
39
15
28
22
10
15
49
49
16
17
49
16
49
16
49
49
16
49
49 16
49 16
16
24
28 12
39 15
17 28
16
49
33
13
28
17
33
13
24
43
55 46
46 43 24
55
46 43
1
4
55
55
56
16
49
45 56
15 52
45
15 52
12 10
26
49 36
56
45
56
45
10
22
26
49 36
55
11 23
46 43
............
146
142
.....
18
49
49
48
10
12
55
11 23
18
40
14
24
11
14
52
24 58
11
56 45 19
49
39
32 31
30
58 52
28
24
40
..................
40
48
40
24
43
55 46
43
12
13
43
55 46
55 46
1
43
55 46
31 39
32 44
12
32
32
12
43
55 46
43
55 46
19
07
04
52
27
00
21
19
07
06
04
03
43
22
00
1400
12
21
07
34
27
03
21
21
07
33
06
03
42
09
03
12
57
21
08
20
22
07
58
21
08
02
06
09
36
18
06
Ramadhan
28
20
08
46
17
00
40
02
00
41
16
03
01
03
04
01
03
04
10
34
03
02
06
45
07
16
17
58
53
15
19
03
18
58
53
15
19
03
19
58
53
15
19
03
20
20
04
21
58
13
20
22
24
23
58
13
20
19
24
10
02
46
39
04
25
13
53
19
02
26
04
27
13
32
19
09
28
47
41
38
46
04
29
48
26
12
10
06
14
30
02
06
45
19
03
05
17
01
18
40
02
04
21
02
28
04
10
10
35
11
28
04
12
30
03
13
02
14
07
15
01
10
50
50
55
55
35
03
03
;Keterangan
: Selasa
: 13 : 01 WIB
: 02 20
Tinggi Hilal
: 09 menit 20 detik
Cahaya Hilal
19
07
04
52
27
00
21
19
07
06
04
03
43
22
00
1400
28
10
07
22
07
02
38
10
07
36
14
03
30
18
00
13
57
21
08
20
22
07
58
21
08
02
06
09
36
18
06
Ramadhan
44
09
08
34
27
10
57
21
11
44
24
03
49
11
01
49
11
01
16
44
28
07
02
08
08
16
17
16
06
58
51
40
19
18
35
58
51
40
19
19
58
51
40
19
20
04
58
11
45
05
20
55
37
21
16
06
19
22
11
44
24
23
57
21
11
58
11
45
19
24
12
21
11
02
48
14
04
25
03
10
01
24
07
02
26
35
11
04
27
03
12
36
29
08
28
32
07
13
32
32
04
29
48
30
08
02
14
08
02
13
30
02
08
08
16
15
49
07
07
;Keterangan
: Sabtu
: 13 : 29 WIB
: 02 07
Tinggi Hilal
: 08 menit 30 detik
Cahaya Hilal
19
15
49
21
10
45
27
30
05
11
58
22
05
1430
16
19
11
47
09
10
16
19
11
02
08
00
48
08
04
01
51
22
07
32
26
06
51
22
07
22
05
08
52
05
05
Syaban
26
27
00
08
28
03
52
09
04
54
18
07
38
13
01
38
13
01
16
16
25
50
59
02
06
17
52
48
02
10
00
35
07
01
18
08
14
03
10
00
35
07
01
19
05
10
00
35
07
01
20
10
16
20
04
21
52
48
02
10
20
39
22
02
05
03
24
23
52
09
04
10
20
39
07
24
20
57
46
06
04
50
39
20
16
25
23
21
05
10
55
19
10
08
26
08
14
11
04
27
23
21
05
12
20
41
32
28
37
36
08
03
13
36
46
03
29
24
22
55
01
14
56
27
36
30
50
59
02
06
15
07
01
40
40
03
;Keterangan
: Ahad
: 01 : 19 WIB
: 08 10
Tinggi Hilal
: 32 menit 41 detik
Cahaya Hilal
19
15
05
49
21
10
45
27
08
30
05
11
58
22
05
1430
16
19
11
47
09
10
16
19
11
02
08
00
48
08
04
57
21
08
20
22
07
58
21
08
02
06
09
36
18
06
Ramadhan
32
26
01
56
23
04
59
08
05
34
19
08
22
02
03
22
02
03
07
09
36
09
16
44
50
01
17
32
31
03
53
50
45
16
02
18
16
22
05
53
50
45
16
02
19
05
53
50
45
16
02
20
51
26
20
04
21
32
31
03
53
10
50
22
23
58
03
24
23
59
08
05
53
10
50
16
24
40
36
00
05
05
07
49
09
07
25
07
00
08
10
33
54
34
03
26
16
22
11
04
27
07
00
08
12
38
19
14
28
53
15
14
05
13
55
04
29
50
01
14
14
19
30
36
09
15
38
16
02
20
20
07
09
05
;Keterangan
: Senin
: 10 : 25 WIB
: 03 35
Tinggi Hilal
: 14 menit 20 detik
Cahaya Hilal
19
15
05
49
21
10
45
27
08
30
05
11
58
22
05
1430
32
08
11
35
19
08
33
08
11
05
16
00
37
17
01
51
22
07
32
26
06
51
22
07
22
05
08
52
05
05
Syaban
42
16
00
56
07
02
09
29
03
57
26
07
27
22
05
27
22
05
16
08
32
52
37
10
06
17
24
28
02
08
22
16
16
05
18
32
00
03
08
22
16
16
05
19
05
08
22
16
16
05
20
02
15
20
04
21
24
28
02
08
42
20
22
26
43
02
24
23
09
29
03
08
42
20
16
24
25
26
03
52
17
39
07
25
10
56
38
49
03
26
11
04
27
12
36
18
15
28
32
54
02
13
15
11
04
29
48
24
07
02
14
27
30
19
30
52
37
10
06
15
16
05
40
40
20
33
06
32
00
03
06
;Keterangan
: Kamis
: 10 : 00 WIB
: 03 50
Tinggi Hilal
: 15 menit 19 detik
Cahaya Hilal
19
15
49
21
10
45
27
30
11
58
22
1430
32
08
11
35
19
08
33
08
11
05
16
00
37
17
01
57
21
08
20
22
07
58
21
08
02
06
09
36
18
06
Ramadhan
48
15
01
44
03
03
16
28
04
37
27
08
11
11
00
11
11
16
16
19
23
27
06
00
17
48
16
41
36
43
04
00
18
04
17
41
36
43
04
00
19
41
36
43
04
00
20
20
04
21
41
56
47
22
24
23
41
56
47
04
24
40
19
03
12
19
25
33
40
01
36
09
26
04
27
33
07
24
38
28
27
07
05
29
12
15
02
07
24
43
30
19
23
27
04
00
20
20
03
03
05
25
16
48
16
03
13
33
03
16
28
04
46
42
24
04
56
06
10
04
17
11
56
06
12
10
03
13
02
14
06
15
03
;Keterangan
: Jumat
: 22 : 24 WIB
: 09 36
Tinggi Hilal
: 38 menit 24 detik
Cahaya Hilal
Derajat
Derajat
Derajat
Derajat
358.517
145.447
100.710
190.660
8.417
1412
261.950
232.349
261.960
276.035
18.606
Ramadhan
260.467
17.796
2.670
106.695
3.023
0.313
7.718
19.305
2.357
Dr/ Jam
Dr/ Jam
19.305
0.054
AM
13
3.550
SFT
14
0.017
19.359
AM
15
3.567
24
19.359
16
0.083
SAM
17
0.296
4.641
0.500
2.321
0.067
0.156
0.080
0.236
TM
BM
HP
SG
18
0.017
19
0.313
Ir
20
0.067
TY
21
3.567
BM
22
3.500
BD
10
AQ
23
2.205
HS
11
NH
24
7.718
TA
12
: Selasa
: 13 : 03 WIB
: 2 19
TK
TM
TS
7
8
;Keterangan
Ijtima Pada Hari
Ijtima Pada Jam
Tinggi Hilal
: 9 menit 22 detik
:
Derajat
Derajat
Derajat
Derajat
347.784
95.245
89.990
198.707
17.225
1413
261.950
232.349
261.960
276.035
18.606
Ramadhan
249.734
327.594
351.950
114.742
11.831
0.727
16.215
19.616
351.223
Dr/ Jam
Dr/ Jam
19.616
0.054
AM
13
7.450
SFT
14
0.100
19.670
AM
15
7.550
24
19.670
16
0.083
SAM
17
0.627
TK
TM
BM
HP
4.330
0.500
2.165
0.067
0.145
0.081
0.226
SG
18
0.100
19
0.727
Ir
20
0.050
TY
21
7.550
BM
22
7.500
BD
10
AQ
23
2.162
HS
11
NH
24
16.215
TA
12
TM
TS
7
8
;Keterangan
Ijtima Pada Hari
Ijtima Pada Jam
Tinggi Hilal
Lamanya di atas Ufuk
Cahaya Hilal
: Sabtu
: 13 : 24 WIB
: 2 10
: 8 menit 42 detik
:
Derajat
Derajat
Derajat
Derajat
154.584
271.615
257.030
343.547
7.775
1431
232.844
206.532
232.853
245.364
5.872
Syaban
27.428
118.147
129.883
228.911
13.647
3.067
5.955
7.692
126.816
Dr/ Jam
Dr/ Jam
7.692
0.054
AM
13
0.417
TK
7.746
SFT
14
2.800
AM
15
3.217
TM
BM
24
7.746
16
0.083
SAM
17
0.267
16.254
0.500
8.127
0.067
0.544
HP
TM
SG
18
2.800
TS
19
3.067
Ir
20
0.083
TY
21
3.217
BM
22
3.134
BD
10
0.063
0.607
AQ
23
1.900
NH
24
5.955
HS
11
TA
12
;Keterangan
Ijtima Pada Hari
Ijtima Pada Jam
Tinggi Hilal
Lamanya di atas Ufuk
Cahaya Hilal
: Ahad
: 01 : 25 WIB
: 8 8
: 32 menit 38 detik
:
Derajat
Derajat
Derajat
Derajat
154.584
271.615
257.030
343.547
7.775
1431
261.950
232.349
261.960
276.035
18.606
Ramadhan
56.534
143.964
158.990
259.582
2.381
3.980
9.440
16.941
155.010
Dr/ Jam
Dr/ Jam
16.941
0.054
AM
13
1.850
SFT
14
3.533
16.995
AM
15
5.383
24
16.995
16
0.083
SAM
17
0.447
7.005
SG
18
3.533
TK
TM
BM
HP
TM
0.500
3.503
0.067
0.235
0.083
0.318
19
3.980
TS
Ir
20
0.133
TY
21
5.383
BM
22
5.250
BD
10
AQ
23
1.798
HS
11
NH
24
9.440
TA
12
;Keterangan
Ijtima Pada Hari
Ijtima Pada Jam
Tinggi Hilal
Lamanya di atas Ufuk
Cahaya Hilal
: Senin
: 10 : 35 WIB
: 3 30
: 14 menit 06 detik
:
Derajat
Derajat
Derajat
Derajat
143.851
221.413
246.310
351.594
16.583
1432
232.844
206.532
232.853
245.364
5.872
Syaban
16.695
67.945
119.163
236.958
22.455
2.733
6.112
16.343
116.430
Dr/ Jam
Dr/ Jam
16.343
0.054
16.397
AM
13
0.533
SFT
14
2.483
AM
15
3.016
TK
TM
BM
24
16.397
16
0.083
SAM
17
0.250
7.603
x
0.500
3.802
0.067
0.255
0.070
0.325
HP
SG
18
2.483
19
2.733
Ir
20
0.100
TY
21
3.016
BM
22
2.916
BD
10
AQ
23
2.096
HS
11
NH
24
6.112
TA
12
TM
TS
7
8
;Keterangan
: Kamis
: 10 : 04 WIB
: 3 48
: 15 menit 18 detik
:
Tinggi Hilal
Lamanya di atas Ufuk
Cahaya Hilal
Derajat
Derajat
Derajat
Derajat
143.851
221.413
246.310
351.594
16.583
1432
261.950
232.349
261.960
276.035
18.606
Ramadhan
45.801
93.762
148.270
267.629
11.189
3.555
6.341
4.848
144.715
Dr/ Jam
4.848
Dr/ Jam
AM
13
0.000
TK
TM
BM
HP
TM
TS
3.283
14
SFT
0.054
3.283
15
AM
4.902
24
0.083
16
0.272
17
SAM
4.902
3.283
18
SG
3.555
19
TY
0.117
20
Ir
BM
3.283
21
10
BD
3.166
22
11
HS
2.003
23
AQ
12
TA
6.341
24
NH
Keterangan;
Ijtima Pada Hari
Ijtima Pada Jam
Tinggi Hilal
Lamanya di atas Ufuk
Cahaya Hilal
: Jumat
: 22 : 31 WIB
: 9 33
: 38 menit 24 detik
:
: 7 (0.00175)
EL 1
: 2 39 40
AL 1 : 2 32 28
EL 2
: 2 42 09
AL 2 : 3 02 14
2. Jam Ijtima
: 14 : 12 : 1.77
3. Terbenam matahari
a. Tinggi Matahari
: - 0 53 56.13
b. Deklinasi Taqribi
: 1 7 25
: - 6 34
: 90 46 26.97
19.098
x
0.500
9.549
0.067
0.640
0.084
0.724
e. Terbenam Matahari
: 17 : 43 : 44
4. Deklinasi
: 1 7 9
5. Equation of Time
: - 6 34.27
: 90 46 28.83
7. Terbenam Matahari
: 17 : 43 : 44.19
8. Azimuth Matahari
: 268 58 40.6
9. ARA Matahari
: 2 34 56.86
: 2 8 45.14
: 91 12 40.55
: 6 4 58.25
: - 1 53 58.9
14. Koreksi
a. Horizontal Parallaks
b. Parallaks
c. Refraksi
d. Kerendahan Ufuk
: 7 (0.00159)
EL 1
: 351 28 28
AL 1 : 351 25 37
EL 2
: 351 30 58
AL 2 : 351 55 60
: 14 : 06 : 7.96
: - 0 53 56.13
g. Deklinasi Taqribi
: - 3 18 56
: - 9 49
: 91 17 36..93
j. Terbenam Matahari
: 17 : 49 : 3.46
22. Deklinasi
: - 3 19 6.76
: - 9 49.18
: 91 17 38.2
: 17 : 49 : 3.73
: 260 14 9.87
: 352 18 48.8
: 352 7 52.64
: 91 28 34.36
: 1 28 44.51
: - 1 38 13.6
32. Koreksi
e. Horizontal Parallaks
f. Parallaks
g. Refraksi
h. Kerendahan Ufuk
: 18 (0.00099)
EL 1
: 127 14 19
AL 1 : 126 51 48
EL 2
: 127 16 43
AL 2 : 127 27 09
: 01 : 41 : 0.091
: - 0 53 56.13
l. Deklinasi Taqribi
: 18 31 52
: - 6 27
: 88 43 26.64
o. Terbenam Matahari
: 17 : 35 : 24.78
40. Deklinasi
: 18 17 30.16
: - 6 25
: 88 44 57.86
: 17 : 35 : 28.86
: 288 18 41.24
: 130 18 48.10
: 137 52 45.60
: 91 12 40.55
: 81 10 58.20
: 7 11 32.20
50. Koreksi
i. Horizontal Parallaks
: 0 59 22.59
j. Parallaks
: 0 58 54.56
k. Refraksi
: 0 07 51.92
l. Kerendahan Ufuk
: 0 03 56.13
: 6 40 36.52
: 0 : 26 : 42.43
: 282 54 04.74
: 3 (0.00180)
EL 1
: 155 27 16
AL 1 : 155 24 13
EL 2
: 155 29 41
AL 2 : 156 01 21
: 10 : 05 : 16.27
: - 0 53 56.13
q. Deklinasi Taqribi
: 9 23 33
: - 1 3
: 89 49 14.89
t. Terbenam Matahari
: 17 : 34 : 23.99
58. Deklinasi
: 9 23 55.61
: - 1 3.43
: 89 49 14.89
: 17 : 34 : 23.57
: 279 21 26.33
: 157 33 10.5
: 159 45 42.5
: 87 36 30.16
: 3 12 16.02
: 2 00 2.30
68. Koreksi
m. Horizontal Parallaks
: 1 00 32
n. Parallaks
: 1 00 29.77
o. Refraksi
: 0 20 13.57
p. Kerendahan Ufuk
: 0 03 56.13
: 1 40 11.95
: 0 : 6 : 40.80
: 273 27 42.82
: 4 (0.00127)
EL 1
: 116 53 46
AL 1 : 116 41 19
EL 2
: 116 56 09
AL 2 : 117 13 06
: 11 : 25 : 24.49
: - 0 53 56.13
v. Deklinasi Taqribi
: 20 43 18
: - 6 20
: 88 26 57.44
y. Terbenam Matahari
: 17 : 34 : 11.83
76. Deklinasi
: 20 43 30.04
: - 6 20
: 88 26 39.02
: 17 : 34 : 10.60
: 290 45 43.23
: 119 27 8.5
: 121 25 26.9
: 86 13 44.53
: 15 57 26.46
: 1 46 29.35
86. Koreksi
q. Horizontal Parallaks
: 0 56 1.57
r. Parallaks
: 0 55 59.96
s. Refraksi
: 0 21 9.67
t. Kerendahan Ufuk
: 0 03 56.13
: 1 30 51.14
: 0 : 6 : 3.41
: 286 17 44.53
: 16 (0.00190)
EL 1
: 145 08 26
AL 1 : 145 10 36
EL 2
: 145 10 50
AL 2 : 145 44 15
: 22 : 55 : 50.4
: - 0 53 56.13
: 13 12 26
: - 3 59
: 89 22 13.78
: 17 : 35 : 31.92
94. Deklinasi
: 12 53 20.98
: - 3 46
: 89 24 17.82
: 17 : 35 : 27.19
: 282 52 17.36
: 148 8 12.72
100.
ARA Bulan
: 155 38 17.3
101.
: 81 54 13.18
102.
Deklinasi Bulan
: 4 46 48.83
103.
: 7 27 19.24
104.
Koreksi
u. Horizontal Parallaks
: 0 57 52.59
v. Parallaks
: 0 57 23.23
w. Refraksi
: 0 07 35.61
x. Kerendahan Ufuk
: 0 03 56.13
105.
: 6 57 14.00
106.
: 0 : 27 : 48.93
107.
Azimuth Hilal
: 275 43 54.17
108.
Posisi Hilal
: 7 8 23.19