Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH :
YETTY OKTAVIANITA (115060101111011)
INTAN S. WARNI (115060101111015)
FRIGI FIRSTYAN (115060100111019)
HAVIZH LUKMAN BAISA (115060107111025)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih atas rahmat dan karunia- Nya
kepada kita semua khususnya terhadap penulis sehingga makalah ini dapat disusun sebagai tugas
mata kuliah Aspek Lingkungan Dalam Pembangunan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengambil judul ANALISIS MENGENAI
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2.1.1. Penataan Ruang
2.1.2. Pengelolaan Lingkungan Hidup
2.1.3. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
2.1.4. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap
orang berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup.
Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan
mempertimbangan pula faktor lingkungan hidup. Modernisasi dan pembangunan telah
membawa banyak bencana bagi lingkungan hidup dan kemanusiaan akibat dari lingkungan
hidup ditafsirkan secara konvensional, lingkungan hidup dianggap sebagai obyek yang
berkonotasi komoditi dan dapat dieksploitasi untuk semata menunjang pembangunan. Skala
pragmatisme serta pendekatan dan tujuan yang didominasi oleh metodologi positivisme atas
esensi lingkungan hidup telah menjadi racun bagi skala kerusakan dan dampak bawaan
lingkungan hidup.
Esensi lingkungan hidup merupakan kehidupan yang melingkupi tata dan nilai-nilai
kehidupan yang ada di dalamnnya. Tata dan nilai yang menjaga keberlanjutan lingkungan
hidup dan sumberdaya alam dan keadilan sosial bagi kehidupan manusia atas HAL (hak asasi
lingkungan) saat ini dan generasi yang akan datang. Demikian pula yang perlu dipertegas
adalah lingkungan hidup harus dipandang dan diperlakukan sebagai subyek,dikelola untuk
kehidupan berkelanjutan bukan semata-mata untuk pertumbuhan pembangunan. lingkungan
hidup sebagai sebuah sistem tentu tunduk pada sebuah sistem hukum alam yang
ditakdirkannya. Sistem tersebut dapat berlangsung dengan seimbang jika kualitas komponen
di dalamnya tetap berjalan stabil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2.1.1. Penataan Ruang
Salah satu kebijakan nasional pengelolaan lingkungan hidup diatur dalam Undang-Undang
No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Penataan ruang mencakup proses perencanaan
tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang, yang bertujuan untuk:
1) Terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan yang berlandaskan pada
wawasan nusantara dan ketahanan nasional;
2) Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya;
3) Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas, antara lain untuk:
Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan, dengan memperhatikan sumber daya manusia;
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Deskripsi Lokasi Kawasan Perumahan
Letak rencana lokasi pembangunan kawasan perumahan berada di Desa Jamus
Kauman dan Desa Karang Talun, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang. Yang secara
rinci luasan lahan yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
No Lokasi Luasan lahan
A. Desa jamus kauman 110,5 Ha
1. dusun jamus krajan 12 Ha
2. dusun jamus pasar 23 Ha
3. dusun barongan 15 Ha
4. dusun jamus pasar 36 Ha
5. dusun danurojo 14 Ha
6. dusun diwak 10.5 Ha
B. Desa karangtalun 84 Ha
1. dusun dangkel kulon 13 Ha
2. dusun dangkel tengah 15 Ha
3. dusun dangkel wetan 14 Ha
4. dusun tembulan 17 Ha
5. dusun jampiroso 12 Ha
6. dusun jangkang A 13 Ha
Jumlah 117,108 Ha
Lahan kawasan pemukiman tersebut adalah berbentuk sawah jadi untuk pekerjaan
pelaksanaan fisik sudah siap jadi tidak perlu dilakukan pembebasan lahan.sehingga secaa
fisik lahan kawasan tersebut sudah siap digunakan.
3.2. Diskripsi kegiatan
Penyuluhan kepada pemilik lahan agar memanfaatkan kembali uang yang diterima
untuk kegiatan yang lebih menguntungkan.
Proses jual beli lahan tidak melalui perantara
Memberikan harga jual sesuai dengan harga pasar yang berlaku.
b. Penanggulangan debu dikelola dengan cara :
Menganjurkan menggunakan masker bagi pekerja pada saat bekerja
Menyiram secara berkala pada saat pelaksanaan konstruksi untuk megurangi debu yang
berterbangan
c. Peningkatan kebisingan dikelola dengan cara :
Kegiatan pengoperasian kendaraan untuk pematangan tanah tidak pada jam istirahat
terutama pada lokasi yang berdekatan dengan pemukiman penduduk.
Perawatan mesin secara intensif termasuk peredam suara dari kendaraan tersebut.
d. Peningkatan erosi tanah
Melakukan penyiapan lahan berdasarkan kondisi tanahnya, terutama lahan yang
berbatasan langsung dengan sungai.
Melakukan pembuatan teras/bronjong untuk mengurangi kecepatan aliran air.
Pembukaan lahan secara bertahap.
Seluruh lahan terbuka ditutupi rumput dan tanaman yang berfungsi dapat mencegah
erosi.
e. Aspek sosial dikelola dengan cara memberi kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal,
memberi kesempatan berusaha bagi masyarakat yang tinggal disekitar lokasi kegiatan,
melakukan penanganan terhadap kecemburuan sosial.
f. Kesehatan masyarakat terutama untuk tenaga pekerja, dikelola dengan cara
menyediakan peralatan P3K dan obat-obatan, melakukan kerjasama dengan Puskesmas
setempat, mengansuransikan keselamatan pekerja.
g. Perubahan iklim mikro dikelola dengan cara menanam penghijauan dengan jenis
tanaman terutama pohon pelindung pada lahan terbuka 54,8%.
h. Penurunan kuantitas air tanah dikelola dengan cara memanajemen penggunaan air
tanah yaitu :
Kebutuhan air bersih perumahan tahap I dapat dipenuhi dari PDAM
Kebutuhan air untuk penyiraman tanaman menggunakan air hasil daur ulang/hasil
proses IPAL akhir.
Kebutuhan air lainnya diambil alternatif dari sumur bor di dalam lokasi dengan debit
sungai yang diijinkan.
i. Penurunan kuantitas air permukaan Sungai Cikeas untuk memenuhi kebutuhan air bagi
penghuni dan penggunaan sarana prasarana, dikelola dengan cara pengaturan
penggunaan/pemakaian supaya tidak melebihi debit yang diijinkan.
j. Penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan MCK dari penghunian, penggunaan
sarana dan prasarana dikelola dengan cara:
Pembuatan tangki septik untuk buangan dari WC sesuai syarat-syarat yang dikeluarkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum No. SK.SNI. T-07-1989-F.
Pembuatan saluran air kotor terpisah dengan saluran drainase untuk areal yang belum
saluran drainase.
Pemanfaatan air hasil daur ulang (pengolahan) dan air akhir dari buangan drainase
IPAL, untuk penyiraman dan lainnya.
Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah domestik untuk buangan yang berasal dari
kamar mandi dan toilet, untuk menurunkan kadar suspended solid (TSS) dan BOD.
Penanganan/pengolahan limbah cair, limbah padat, debu, gas dan kebisingan, agar tidak
mengganggu kesehatan masyarakat.
Membantu penyediaan faslitas kesehatan seperti puskesmas ,posyandu dan rumah sakit.
Membantu dan koordinasi dengan posyandu/ibu-ibu PKK dalam bimbingan dan
penyuluhan
kepada
masyarakat
sekitar
lokasi
mengenai
kesehatan
j. Peningkatan arus lalu lintas akibat kegiatan mobilisasi transportasi penghuni dan
pengguna sarana serta prasarana, parameter yang dipantau kemacetan arus lalu lintas,
dipantau dengan pengamatan secara visual dan penghitungan.
k. Estetika lingkungan akibat penanganan limbah padat parameter yang dipantau bau
serta munculnya serangga.
l. Perubahan nilai dan norma budaya, parameter yang dipantau perubahan nilai dan
norma budaya, terjadinya perubahan sikap/tingkah laku masyarakat, dipantau dengan
cara pengamatan langsung.
m. Peningkatan migrasi penduduk, parameter yang dipantau migrasi penduduk baik yang
bersifat komuter harian maupun migrasi permanent, pemantauan dengan pengamatan
langsung
dan
menginformasikannya
kepada
kelurahan
setempat
mengenai
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap
orang berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup.
Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan
mempertimbangan pula faktor lingkungan hidup. Permukiman merupakan salah satu
pembangunan yang wajib AMDAL.
Ngluwar Regency berada di Desa Jamus Kauman dan Desa Karang Talun, Kecamatan
Ngluwar, Kabupaten Magelang. Pemukiman ini telah memenuhi persyaratan AMDAL serta
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup seperti
tersebut di atas.
4.2. Saran
Bagi para perencana yang merencanakan suatu pembangunan baik dalam bidang
perhubungan, prasarana wilayah, energi, maupun permukiman haruslah tetap memenuhi
persyaratan AMDAL, UKL, dan UPL dalam perencanaannya
DAFTAR PUSTAKA