Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. PENDAHULUAN
Istilah atelektasis berasal dari bahasa Yunani, ateles dan ektasis, yang berarti pengembangan
tidak sempurna. Atelektasis merupakan suatu keadaan dimana sebagian atau seluruh paru tidak dapat
berkembang secara sempurna, hal ini mengakibatkan udara dalam alveoli akan berkurang atau
menghilang sama sekali pada bagian yang tidak berkembang tersebut atau sering juga disebut kolaps
paru (lung collaps).1
Atelektasis dapat terjadi pada wanita atau pria dan dapat terjadi pada semua ras.
Atelektasis lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda dari pada anak yang lebih tua
dan remaja.1
Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah bronkus. Penyumbatan
juga bisa terjadi pada saluran pernafasan yang lebih kecil. Penyumbatan bisa
disebabkan oleh adanya gumpalan lendir, tumor atau benda asing yang terhisap ke
dalam bronkus.2
Gejala yang paling umum didapatkan pada atelektasis adalah sesak napas,
pengembangan dada yang tidak normal selama inspirasi, dan batuk. Gejala gejala
lainnya adalah demam, takikardi, adanya ronki, berkurangnya bunyi pernapasan,
pernapasan bronkial,dan sianosis.2
Secara
dasar,
gambaran
radiologi
atelektasis
menunjukan
gambaran
pengurangan volume pada bagian paru baik lobaris, segmental, atau seluruh paru,
dengan akibat kurangnya aerasi sehingga bayangan opasifikasi dengan penarikan
mediastinum ke arah atelektasis, sedangkan diafragma tertarik ke atas dan sela iga
menyempit.2
1
rongga toraks, adalah lembaran besar otot rangka berbentuk kubah yang memisahkan secara total
rongga toraks dari rongga abdomen. Diafragma hanya ditembus oleh esofagus dan pembuluh
darah yang melintas di antara rongga toraks dan abdomen. Rongga toraks ditutup di daerah leher
oleh otot-otot dan jaringan ikat. Satu-satunya komunikasi (antara toraks dan atmosfer adalah
melalui saluran pernapasan ke dalam alveolus. Seperti paru, dinding dada mengandung sejumlah
besar jaringan ikat elastik.3,4
Mekanisme pernapasan
Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru dimungkinkan
oleh peristiwa mekanik pernafasan yaitu inspirasi dan ekspirasi.
6
Inspirasi (inhalasi) adalah masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke dalam jalan
nafas. Dalam inspirasi pernapasan perut, otot diafragma akan berkontraksi dan
kubah diafragma turun (posisi diafragma datar) sel anj utn ya rua ng oto t
intercostalis externa menarik dinding dada agak keluar, sehingga
volume paru-paru membes ar,
tekana n
dalam
paru-p aru
akan
jalan napas, sampai alveoli semuanya sama dengan tekanan atmosfer yang dianggap sebagai
acuan 0 dalam jalan napas yaitu, tekanan 0 sentimeter air. Untuk menyebabkan udara mengalir
ke dalam alveoli selama inspirasi, maka tekanan dalam alveoli harus turun sampai nilainya
sedikit di bawah tekanan atmosfer (di bawah 0). Selama ekspirasi, terjadi tekanan yang
berlawanan; tekanan alveolus meningkat sampai sekitar +1 sentimeter air dan tekanan ini
mendorong 0,5 liter udara inspirasi keluar paru pada saat ekspirasi selama 2 sampai 3 detik.9
c. Tekanan Pleura
Tekanan di dalam kantung pleura. Tekanan ini juga dikenal sebagai tekanan intratoraks, yaitu
tekanan yang terjadi di luar paru di dalam rongga toraks. Tekanan pleura normal pada awal
inspirasi adalah sekitar -5 sentimeter air, yang merupakan nilai isap yang dibutuhkan untuk
mempertahankan paru agar tetap terbuka sampai nilai istirahatnya.9
Gambar 6. Pengembangan dan pengempisan rongga dada selama proses ekspirasi dan inspirasi.9
F. DEFINISI
Atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami hambatan berkembang
secara sempurna sehingga aerasi paru berkurang atau sama sekali tidak berisi udara.10
G. KLASIFIKASI
a. Atelektasis Absorpsi
Oklusi bronkus yang menghalangi aliran masuk udara ke dalam alveoli di sebelah distal
obstruksi dapat menyebabkan atelektasis absorpsi, yaitu udara yang ada di dalam alveoli
akan diserap secara berangsur ke dalam aliran darah dan akhirnya kolaps paru. Keadaan
ini dapat terjadi karena obstruksi intrinsik atau ekstrinsik bronkus. Penyebab intrinsik yang
paling sering ditemukan adalah retensi sekret atau eksudat yang membentuk sumbatan
mukus. Atelektasis ekstrinsik bronkus biasanya timbul karena oklusi yang disebabkan oleh
benda asing, dan karsinoma bronkogenik.11
b. Atelektasis Kompresi
8
Atelektasis kompresi terjadi karena kompresi eksternal yang mendorong udara keluar dari
dalam paru dan membuat paru menjadi kolaps. Keadaan ini dapat terjadi karena insisi
bedah pada abdomen bagian atas, fraktur iga, nyeri pleuritik dada, dan obesitas
(menaikkan diafragma serta mengurangi tidal volume). Situasi ini akan membuat paru
tidak dapat mengembang penuh atau membuat pasien merasa sakit ketika harus menarik
c.
H. PATOFISIOLOGI
Terdapat tiga mekanisme
yang
dapat
menyebabkan
atau
memberikan
kontribusi terjadinya atelektasis, diantaranya adalah: Obstruksi saluran pernapasan, kompresi jaringan
parenkim paru pada bagian ekstratoraks, intratoraks, maupun proses pada dinding dada, penyerapan
udara dalam alveoli, dan gangguan fungsi dan defisiensi surfaktan. Ketiga penyebab ini dapat
menjelaskan dasar fisiologis penyebab atelektasis.11
a. Atelektasis Absorpsi
Terjadi akibat adanya udara di dalam alveolus. Apabila aliran masuk udara ke dalam alveolus
dihambat, udara yang sedang berada di dalam alveolus akhirnya berdifusi keluar dan alveolus
akan kolaps. Penyumbatan aliran udara biasanya akibat penimbunan mukus dan obstruksi aliran
udara bronkus yang mengaliri suatu kelompok alveolus tertentu. Setiap keadaan yang
menyebabkan akumulasi mukus, seperti: fibrosis kistik, pneumonia, atau bronkitis kronik yang
meningkatkan resiko atelektasis absorpsi. Obstruksi saluran napas menghambat masuknya udara
kedalam alveolus yang terletak distal terhadap sumbatan. Udara yang sudah terdapat dalam
alveolus tersebut diabsorpsi sedikit demi sedikit ke dalam aliran darah dan alveolus menjadi
kolaps. Atelektasis absorpsi dapat disebabkan oleh obstruksi bronkus intrinsik atau ekstrinsik.
Obstruksi bronkus intrinsik paling sering disebabkan oleh sekret atau eksudat yang tertahan.
Tekanan ekstrinsik pada bronkus biasanya disebabkan oleh neoplasma, pembesaran kelenjar getah
bening, aneurisma atau jaringan parut.11
Pembedahan merupakan faktor resiko terjadinya atelektasis absorpsi karena efek anastesi yang
menyebabkan terbentuknya mukus serta keengganan membatukkan mukus yang terkumpul
setelah pembedahan. Hal ini terutama terjadi pada pembedahan di daerah abdomen atau toraks
karena batuk akan menimbulkan nyeri yang hebat. Tirah baring yang lama setelah pembedahan
meningkatkan resiko terbentuknya atelektasis absorpsi karena berbaring menyebabkan
pengumpulan sekret mukus di daerah dependen paru sehingga ventilasi di daerah tersebut
berkurang. Akumulasi mukus meningkatkan resiko pneumonia karena mukus dapat berfungsi
sebagai media perkembangbiakan mikroorganisme. Atelektasis absorpsi juga dapat disebabkan
oleh segala sesuatu yang menurunkan pembentukan atau konsentrasi surfaktan. Tanpa surfaktan
tegangan permukaan alveolus sangat tinggi, meningkatkan kemungkinan kolapsnya alveolus.
Bayi prematur dengan penurunan produksi surfaktan dan tingginya insiden atelektasis absorpsi.
Kerusakan sel alveolus tipe II yang menghasilkan surfaktan juga dapat menyebabkan atelektasis
absorpsi. Sel-sel ini dihancurkan oleh dinding alveolus yang rusak, hal ini terjadi selama proses
beberapa jenis penyakit pernapasan. Demikian juga dengan terapi tinggi oksigen dalam periode
lebih dari 24 jam. Akibat tidak adanya sel-sel ini produksi surfaktan mengalami penurunan.11
b. Atelektasis kompresi.
Terjadi bila rongga pleura sebagian atau seluruhnya terisi dengan eksudat, darah, tumor, atau
udara. Kondisi ini ditemukan pada pneumotoraks, efusi pleura, atau tumor dalam toraks. Keadaan
ini terjadi ketika sumber dari luar alveolus menimpakan gaya yang cukup besar pada alveolus
sehingga alveolus menjadi kolaps atelektasis kompresi terjadi jika dinding dada tertusuk atau
terbuka, karena tekanan atmosfir lebih besar daripada tekanan yang menahan paru mengembang
(tekanan pleura), dan dengan pajanan tekanan atmosfir paru akan kolaps. Atelektasis kompresi
juga dapat terjadi jika terdapat tekanan yang bekerja pada paru atau alveoli akibat pertumbuhan
10
tumor, distensi abdomen yang mendorong diafragma ke atas, atau edema dan penimbunan ruang
interstisial yang mengelilingi alveolus. Tekanan ini yang mendorong udara keluar dan
mengakibatkan kolaps.11
Bentuk atelektasis kompresi biasanya dijumpai pada penyakit payah jantung, penyakit
peritonitis atau abses diafragma yang dapat menyebabkan diafragma terangkat ke atas dan
mencetuskan terjadinya atelektasis. Pada atelektasis kompresi diafragma bergerak menjauhi
atelektasis.11
c. Atelektasis Kontraksi
Terjadi akibat perubahan perubahan fibrotik jaringan parenkim paru lokal atau menyeluruh,
atau pada pleura yang menghambat ekspansi paru secara sempura. Atelektasis kontraksi
bersifat irreversible.11
I. DIAGNOSIS
1. Gejala Klinik
Gejala yang paling umum didapatkan pada atelektasis adalah sesak napas,
pengembangan dada yang tidak normal selama inspirasi, dan batuk. Gejala-gejala lainnya
adalah demam, takikardi, adanya ronki, berkurangnya bunyi pernapasan, pernapasan
bronkial, dan sianosis.11,12
Jika kolaps paru terjadi secara tiba-tiba, maka gejala yang paling penting didapatkan pada
atelektasis adalah sianosis. Jika obstruksi melibatkan bronkus utama, mengi dapat didengar,
dapat terjadi sianosis dan asfiksia, dapat terjadi penurunan mendadak pada tekanan darah
yang mengakibatkan syok. Jika terdapat sekret yang meningkat pada alveolus dan disertai
infeksi, maka gejala atelektasis yang didapatkan berupa demam dan denyut nadi yang
meningkat (takikardi).11
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda atelektasis pada inspeksi didapatkan
berkurangnya gerakan pada sisi yang sakit, bunyi nafas yang berkurang, pada palpasi
ditemukan vokal fremitus berkurang, trakea bergeser ke arah sisi yang sakit, pada perkusi
didapatkan pekak dan auskustasi didapatkan penurunan suara pernapasan pada satu sisi.11
2. Pemeriksaan Radiologi
11
Diagnosis atelektasis ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda yang didapatkan, serta
pemeriksaan radiografi. Foto radiografi dada digunakan untuk konfirmasi diagnosis.
CT scan digunakan untuk memperlihatkan lokasi obstruksi. Foto radiografi dada dilakukan
dengan menggunakan proyeksi anterior-posterior dan lateral untuk mengetahui lokasi dan
distribusi atelektasis. Sebagai dasar gambaran radiologi pada atelektasis adalah pengurangan
volume paru baik lobaris, segmental, atau seluruh paru, yang akibat berkurangnya
aerasi sehingga memberi bayangan yang lebih suram (densitas tinggi) dan pergeseran
fissura interlobaris.13
Gambar 9. Foto X- ray thorax posisi PA dan Lateral dengan kolapsnya lobus kiri atas
(panah). Temuan karakteristik ini pada toraks dikenal sebagai Luftsichel Sign dan dapat
karena kolaps akibat obstruksi dari karsinoma bronkogenik..13
b. Left Lower Lobe (LLL) Kolaps pada lobus kiri bawah
13
Gambar 10. Gambaran radiologi pada atelektasis pada lobus bawah diikuti oleh resolusi parsial.13
Gambar 11. Foto x-ray thoraks posisi PApada LLL atelektasis (panah).
Perhatikan elevasi hemidiafragma kiri.13
14
Gambar 13. Atelektasis pada lobus paru bagian medial dextra. Pada foto thorax
lateral tampak gambaran opak berbentuk segitiga pada bagian hilus.13
Gambar 14. Atelektasis pada lobus paru bagian bawah dextra. Tampak siluet
pada bagian hemi-diafragma dextra dengan densitas triangular
posteromedial.13
b. Pemeriksaan CT-Scan
15
Tidak adanya ventilasi di segmen paru atau di lobus paru karena oklusi
bronkus memberikan gambaran berbatas tajam pada gambaran CT Scan.
Tergantung dari derajat volume udara yang berkurang dapat menyebabkan
pergeseran mediastinum dan elevasi diafragma. Daerah paru yang tidak ada
udara atau kolaps digambarkan seperti struktur jaringan lunak pada gambaran
CT Scan yang setelah pemberian kontras lebih jelas terlihat dengan adanya
pembuluh darah yang terkompresi. Tanda ini bisa tidak ditemukan jika saluran
bronkus berisi dengan sekresi cairan (eksudat). Dalam kasus seperti itu,
tergantung dari efektifitas aliran pembuluh darah paru yang kolaps tampak
seperti gambaran marmar (marble like appearance).14
Tampilan atelektasis boleh dibedakan pada gambaran CT Scan. Pada
atelektasis lobus kiri atas, batas paru yang menghadap ke septum utama
berpindah secara ventral membentuk irisan sepanjang kontur mediatinum
anterior, ujungnya kearah hilus, sedangkan arteri pulmonalis kiri terdistorsi ke
arah superior dan anterior. Distorsi mediastinum ke kiri yang jelas,
hiperdistensi pada lobus kiri bawah dan terjadi herniasi dari paru kanan diatas
kontur mediastinum anterior terdiri dari gambaran klinis total atelektasis dari
lobus atas.13,14
Atelektasis lobus kanan atas dapat dilihat dari gambaran crosssectional
sebagai struktur segitiga. Batas anterior memperlihatkan septum sekunder
terangkat, struktur konkaf atau konveks diperlihatkan sebagai septum utama.
Bronkus primer bergeser kearah caudal dan hilum kanan jelas terlihat
terangkat.13,14
16
Gambar 15.a Atelektasis pada lobus atas dengan central bronchial carcinoma.14
Gambar 15.b. Atelektasis pada lobus atas dengan central bronchial carcinoma.14
Atelektasis di lobus tengah juga sering memperlihatkan gambaran
triangular atau bentuk trapezoid pada gambar CT Scan bergeser kearah depan
bawah menuju dinding thoraks anterior.15
Gambar 19. Foto Efusi pleura dari cairan pleural yang bermanifestasi pada
hemitoraks sinistra dan membentuk meniscus sign berupa sinus kostoprenicus
yang tumpul pada foto thorax PA.16
b. Tumor Paru
Perbedaan mendasar antara atelektasis dan tumor pada gambaran radiologis
tumor paru menyebabkan penekanan dan shifting ke arah pembesaran tumor
dan dapat dilihat pada gambar radiologi dibawah ini: 10,16
Tampak perselubungan homogen yang berbatas tegas pada daerah
paru dextra
Cor : Bentuk dan ukuran dalam batas normal
Kedua sinus intake dan diagfragma baik
Tulang-tulang intake
20
Gambar 20. Tampak bayangan radiopak berbatas tegas pada bagian lobus tengah
dextra paru. Tumor paru yang berasal dari jaringan paru.16
K. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama dari pengobatan adalah untuk mengeluarkan dahak dan kembali
mengembangkan jaringan paru yang kolaps. Terapi bisa dimulai dengan fisioterapi
thoraks agresif, tetapi mungkin memerlukan bronkoskopi untuk melepaskan sumbatan
pada paru dan reekspansi segmen paru yang kolaps. Jika penyebab atelektasis adalah
obstruksi parsial, maka langkah pertama adalah menghilangkan obstruksinya. Sebuah
benda asing dapat dihilangkan dengan cara membuat pasien batuk, dengan suction, dan
bronkoskopi. Sumbatan lendir dapat dilakukan dengan cara 'drainase postural', yaitu
cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari paru dengan mempergunakan gaya berat dan
sekret itu sendiri. Drainase postural dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya
sekret dalam saluran nafas dan mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi
ateletaksis. Selain itu, pasien juga dianjurkan untuk berbaring pada sisi normal sehingga
paru-paru yang kolaps mendapat kesempatan untuk kembali berkembang. Pasien dapat
melakukan pernapasan yang dalam dengan tujuan agar paru dapat mengembang. Dalam
kasus atelektasis yang dikarenakan oleh pengumpulan cairan di rongga pleura dilakukan
21
22