Você está na página 1de 22

ATELEKTASIS

A. PENDAHULUAN
Istilah atelektasis berasal dari bahasa Yunani, ateles dan ektasis, yang berarti pengembangan
tidak sempurna. Atelektasis merupakan suatu keadaan dimana sebagian atau seluruh paru tidak dapat
berkembang secara sempurna, hal ini mengakibatkan udara dalam alveoli akan berkurang atau
menghilang sama sekali pada bagian yang tidak berkembang tersebut atau sering juga disebut kolaps
paru (lung collaps).1
Atelektasis dapat terjadi pada wanita atau pria dan dapat terjadi pada semua ras.
Atelektasis lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda dari pada anak yang lebih tua
dan remaja.1
Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah bronkus. Penyumbatan
juga bisa terjadi pada saluran pernafasan yang lebih kecil. Penyumbatan bisa
disebabkan oleh adanya gumpalan lendir, tumor atau benda asing yang terhisap ke
dalam bronkus.2
Gejala yang paling umum didapatkan pada atelektasis adalah sesak napas,
pengembangan dada yang tidak normal selama inspirasi, dan batuk. Gejala gejala
lainnya adalah demam, takikardi, adanya ronki, berkurangnya bunyi pernapasan,
pernapasan bronkial,dan sianosis.2
Secara

dasar,

gambaran

radiologi

atelektasis

menunjukan

gambaran

pengurangan volume pada bagian paru baik lobaris, segmental, atau seluruh paru,
dengan akibat kurangnya aerasi sehingga bayangan opasifikasi dengan penarikan
mediastinum ke arah atelektasis, sedangkan diafragma tertarik ke atas dan sela iga
menyempit.2
1

B. INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI


Atelektasis dapat terjadi pada wanita atau pria dan dapat terjadi pada semua ras.
Atelektasis lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda dari pada anak yang lebih tua
dan remaja.1
Insiden dari atelektasis pascaoperasi adalah 80%, tetapi hanya 20% yang secara
klinis signifikan. Dari hasil 200 pasien chest radiographs yang diperiksa secara
berturut-turut pada ICU, ditemukan 18 kasus dari kolaps lobaris (8,5%). Sebagian besar
kasus melibatkan lobus kiri bawah (66%), kolaps lobus kanan bawah (22%) dan lobus
kanan atas (11%) juga tercatat.1,2
Atelektasis pasca-operasi dan atelektasis lobar adalah atelektasis umum yang sering
terjadi. Insiden dan prevalensi gangguan ini tidak terdokumentasi dengan baik.
Mortalitas dan morbiditas pasien tergantung pada penyebab yang mendasari atelektasis.
Dalam atelektasis pasca operasi, kondisi umumnya membaik. Prognosis atelektasis
lobar sekunder untuk obstruksi endobronkial tergantung pada pengobatan keganasan.2,3
C. ETIOLOGI
Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah bronkus. Penyumbatan
juga bisa terjadi pada saluran pernafasan yang lebih kecil. Penyumbatan bisa
disebabkan oleh adanya gumpalan lendir, tumor atau benda asing yang terhisap ke
dalam bronkus. Atau bronkus bisa tersumbat oleh sesuatu yang menekan dari luar,
seperti tumor atau pembesaran kelenjar getah bening. Jika saluran pernafasan tersumbat,
udara di dalam alveoli akan terserap ke dalam aliran darah sehingga alveoli akan
menciut dan memadat.3
Pada atelektasis absorbsi, obstruksi saluran nafas menghambat masuknya udara ke
dalam alveolus yang terletak di distal terhadap sumbatan. Atelektasis absorbsi dapat
disebabkan oleh obstruksi bronkus intrinsik atau ekstrinsik. Obstruksi intrinsik paling
sering disebabkan oleh sekret atau eksudat yang tertahan. Tekanan ekstrinsik pada

bronkus biasanya disebabkan oleh neoplasma, pembesaran kelenjar getah bening


aneurisma atau jaringan parut.3
Pada atelektasis kompresi diakibatkan oleh tekanan ekstrinsik pada semua bagian
paru atau bagian dari paru, sehingga mendorong udara keluar dan mengakibatkan
kolpas. Sebab-sebab yang paling sering adalah efusi pleura, pneumotoraks, atau
peregangan abdominal yang mendorong diafragma ke atas. Atelektasis kompresi lebih
jarang terjadi dibandingkan dengan atelektasis absorbsi.3
D. ANATOMI
Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut, dan terletak dalam rongga dada atau toraks.
Jaringan paru terdiri dari serangkaian saluran napas yang bercabang-cabang, yaitu alveolus, pembuluh
darah paru, dan sejumlah besar jaringan ikat elastik. Satu-satunya otot di dalam paru adalah
otot polos di dinding arteriol dan bronkiolus. Tidak terdapat otot di dalam dinding alveolus yang
dapat menyebabkan alveolus mengembang atau menciut selama proses bernapas. Perubahan volume
paru ditimbulkan oleh perubahan dimensi-dimensi toraks.4

Gambar 1. Struktur rongga dada 4


Dinding toraks dibentuk oleh dua belas pasang iga yang melengkung dan menyatu di sternum
di sebelah anterior dan vertebra torakalis di posterior. Diafragma, yang membentuk dasar (lantai)
3

rongga toraks, adalah lembaran besar otot rangka berbentuk kubah yang memisahkan secara total
rongga toraks dari rongga abdomen. Diafragma hanya ditembus oleh esofagus dan pembuluh
darah yang melintas di antara rongga toraks dan abdomen. Rongga toraks ditutup di daerah leher
oleh otot-otot dan jaringan ikat. Satu-satunya komunikasi (antara toraks dan atmosfer adalah
melalui saluran pernapasan ke dalam alveolus. Seperti paru, dinding dada mengandung sejumlah
besar jaringan ikat elastik.3,4

Gambar 2. Anatomi paru-paru4


Alveolus adalah kantung udara berdinding tipis, dapat mengembang, dan berbentuk seperti
anggur yang terdapat di ujung percabangan saluran pernapasan. Ruang interstisium antara alveolus
dan jaringan kapiler disekitarnya membentuk suatu sawar yang sangat tipis, dengan ketebalan
hanya 0,2m yang memisahkan udara di dalam alveolus dan darah di dalam kapiler paru.5,6
4

Gambar 3. Alveolus, merupakan tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.6


Pleura adalah suatu membran serosa yang membungkus pulmo, mempunyai asal yang sama
dengan peritonium. Terdiri atas pleura parietalis dan pleura visceralis. Diantara kedua lapisan
pleura tersebut terbentuk suatu rongga (celah tertutup), disebut cavum pleurae, yang
memungkinkan pulmo bebas bergerak pada waktu respirasi. Di dalam celah tersebut terdapat
sedikit cairan serous yang membuat permukaan pleura parietalis dan pleura visceralis menjadi licin
sehingga mencegah terjadinya gesekan.7

Gambar 4. Pembagian lobus paru-paru.7

Gambar 5. Struktur percabangan bronkus6


E. FISIOLOGI
Proses pernapasan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu respirasi eksternal dimana proses pertukaran O 2
dan CO 2 ke dan dari paru ke dalam O 2 masuk ke dalam darah dan CO 2 + H 2 O
masuk ke paru-paru. Kemudian dikeluarkan dari tubuh dan respirasi
internal/respirasi sel dimana proses pertukaran O 2 dan peristiwa CO 2
ditingkat sel biokimiawi untuk proses kehidupan.8
Proses pernafasan terdiri dari 2 bagian, yaitu sebagai berikut:8

Ven tilas i pul mon al yaitu ma suk da n keluarn ya aliran udara


antar a atmos fir d a n a l v e o l i p a r u y a n g t e r j a d i m e l a l u i p r o s e s
b e r n a f a s ( i n s p i r a s i d a n ekspirasi) sehingga terjadi disfusi gas
(oksigen dan karbondioksida) antara alveoli dan kapiler pulmonal serta
transpor O 2 dan CO 2 melalui darah ke dan dari sel jaringan.8

Mekanisme pernapasan
Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru dimungkinkan
oleh peristiwa mekanik pernafasan yaitu inspirasi dan ekspirasi.
6

Inspirasi (inhalasi) adalah masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke dalam jalan
nafas. Dalam inspirasi pernapasan perut, otot diafragma akan berkontraksi dan
kubah diafragma turun (posisi diafragma datar) sel anj utn ya rua ng oto t
intercostalis externa menarik dinding dada agak keluar, sehingga
volume paru-paru membes ar,

tekana n

dalam

paru-p aru

akan

menurun dan lebih rendah dari lingkungan luar s ehingga udara


dari luar akan mas uk ke dala m paru-paru. Ekspirasi (exhalasi)
adalah keluarnya CO2 dari paru ke atmosfir melalui jalan nafas. Apabila
terjadi pernapasan perut, otot diafragma naik kembali ke posisi
semula (melengkung) dan muskulus intercostalis interna relaksasi.
Akibatnya tekanan dan ruang didalam dada mengecil sehingga
dinding dada masuk dan udara keluar dari paru-paru karena
tekanan paru-paru meningkat.8
Udara cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, yaitu,
menuruni gradien tekanan. Udara mengalir masuk dan keluar paru selama proses bernapas dengan
mengikuti penurunan gradien tekanan yang berubah berselang-seling antara alveolus dan atmosfer
akibat aktivitas siklik otot-otot pernapasan. Terdapat tiga tekanan berbeda yang penting pada ventilasi:9
a. Tekanan Atmosfer (barometrik)
Tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara di atmosfer terhadap benda-benda di permukaan
bumi. Di ketinggian permukaan laut, tekanan ini sama dengan 760 mmHg. Tekanan atmosfer
berkurang seiring dengan penambahan ketinggian di atas permukaan laut karena kolom udara
diatas permukaan bumi menurun. Dapat terjadi fluktuasi minor tekanan atmosfer akibat
perubahan kondisi-kondisi cuaca (yaitu, pada saat tekanan barometrik meningkat atau
menurun).9
b. Tekanan Alveolus
Tekanan alveolus adalah tekanan udara di bagian dalam alveoli paru. Ketika glotis terbuka dan
tidak ada udara yang mengalir ke dalam dan ke luar paru, maka tekanan pada semua bagian
7

jalan napas, sampai alveoli semuanya sama dengan tekanan atmosfer yang dianggap sebagai
acuan 0 dalam jalan napas yaitu, tekanan 0 sentimeter air. Untuk menyebabkan udara mengalir
ke dalam alveoli selama inspirasi, maka tekanan dalam alveoli harus turun sampai nilainya
sedikit di bawah tekanan atmosfer (di bawah 0). Selama ekspirasi, terjadi tekanan yang
berlawanan; tekanan alveolus meningkat sampai sekitar +1 sentimeter air dan tekanan ini
mendorong 0,5 liter udara inspirasi keluar paru pada saat ekspirasi selama 2 sampai 3 detik.9
c. Tekanan Pleura
Tekanan di dalam kantung pleura. Tekanan ini juga dikenal sebagai tekanan intratoraks, yaitu
tekanan yang terjadi di luar paru di dalam rongga toraks. Tekanan pleura normal pada awal
inspirasi adalah sekitar -5 sentimeter air, yang merupakan nilai isap yang dibutuhkan untuk
mempertahankan paru agar tetap terbuka sampai nilai istirahatnya.9

Gambar 6. Pengembangan dan pengempisan rongga dada selama proses ekspirasi dan inspirasi.9
F. DEFINISI
Atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami hambatan berkembang
secara sempurna sehingga aerasi paru berkurang atau sama sekali tidak berisi udara.10
G. KLASIFIKASI
a. Atelektasis Absorpsi
Oklusi bronkus yang menghalangi aliran masuk udara ke dalam alveoli di sebelah distal
obstruksi dapat menyebabkan atelektasis absorpsi, yaitu udara yang ada di dalam alveoli
akan diserap secara berangsur ke dalam aliran darah dan akhirnya kolaps paru. Keadaan
ini dapat terjadi karena obstruksi intrinsik atau ekstrinsik bronkus. Penyebab intrinsik yang
paling sering ditemukan adalah retensi sekret atau eksudat yang membentuk sumbatan
mukus. Atelektasis ekstrinsik bronkus biasanya timbul karena oklusi yang disebabkan oleh
benda asing, dan karsinoma bronkogenik.11
b. Atelektasis Kompresi
8

Atelektasis kompresi terjadi karena kompresi eksternal yang mendorong udara keluar dari
dalam paru dan membuat paru menjadi kolaps. Keadaan ini dapat terjadi karena insisi
bedah pada abdomen bagian atas, fraktur iga, nyeri pleuritik dada, dan obesitas
(menaikkan diafragma serta mengurangi tidal volume). Situasi ini akan membuat paru
tidak dapat mengembang penuh atau membuat pasien merasa sakit ketika harus menarik
c.

napas yang dalam sehingga terjadi atelektasis kompresi sebagai akibatnya.11


Atelektasis Kontraksi
Terjadi akibat perubahan perubahan fibrotik jaringan parenkim paru lokal atau
menyeluruh, atau pada pleura yang menghambat ekspansi paru secaras empura.
Atelektasis kontraksi bersifat irreversible.11

H. PATOFISIOLOGI
Terdapat tiga mekanisme

yang

dapat

menyebabkan

atau

memberikan

kontribusi terjadinya atelektasis, diantaranya adalah: Obstruksi saluran pernapasan, kompresi jaringan
parenkim paru pada bagian ekstratoraks, intratoraks, maupun proses pada dinding dada, penyerapan
udara dalam alveoli, dan gangguan fungsi dan defisiensi surfaktan. Ketiga penyebab ini dapat
menjelaskan dasar fisiologis penyebab atelektasis.11
a. Atelektasis Absorpsi
Terjadi akibat adanya udara di dalam alveolus. Apabila aliran masuk udara ke dalam alveolus
dihambat, udara yang sedang berada di dalam alveolus akhirnya berdifusi keluar dan alveolus
akan kolaps. Penyumbatan aliran udara biasanya akibat penimbunan mukus dan obstruksi aliran
udara bronkus yang mengaliri suatu kelompok alveolus tertentu. Setiap keadaan yang
menyebabkan akumulasi mukus, seperti: fibrosis kistik, pneumonia, atau bronkitis kronik yang
meningkatkan resiko atelektasis absorpsi. Obstruksi saluran napas menghambat masuknya udara
kedalam alveolus yang terletak distal terhadap sumbatan. Udara yang sudah terdapat dalam
alveolus tersebut diabsorpsi sedikit demi sedikit ke dalam aliran darah dan alveolus menjadi
kolaps. Atelektasis absorpsi dapat disebabkan oleh obstruksi bronkus intrinsik atau ekstrinsik.

Obstruksi bronkus intrinsik paling sering disebabkan oleh sekret atau eksudat yang tertahan.
Tekanan ekstrinsik pada bronkus biasanya disebabkan oleh neoplasma, pembesaran kelenjar getah
bening, aneurisma atau jaringan parut.11
Pembedahan merupakan faktor resiko terjadinya atelektasis absorpsi karena efek anastesi yang
menyebabkan terbentuknya mukus serta keengganan membatukkan mukus yang terkumpul
setelah pembedahan. Hal ini terutama terjadi pada pembedahan di daerah abdomen atau toraks
karena batuk akan menimbulkan nyeri yang hebat. Tirah baring yang lama setelah pembedahan
meningkatkan resiko terbentuknya atelektasis absorpsi karena berbaring menyebabkan
pengumpulan sekret mukus di daerah dependen paru sehingga ventilasi di daerah tersebut
berkurang. Akumulasi mukus meningkatkan resiko pneumonia karena mukus dapat berfungsi
sebagai media perkembangbiakan mikroorganisme. Atelektasis absorpsi juga dapat disebabkan
oleh segala sesuatu yang menurunkan pembentukan atau konsentrasi surfaktan. Tanpa surfaktan
tegangan permukaan alveolus sangat tinggi, meningkatkan kemungkinan kolapsnya alveolus.
Bayi prematur dengan penurunan produksi surfaktan dan tingginya insiden atelektasis absorpsi.
Kerusakan sel alveolus tipe II yang menghasilkan surfaktan juga dapat menyebabkan atelektasis
absorpsi. Sel-sel ini dihancurkan oleh dinding alveolus yang rusak, hal ini terjadi selama proses
beberapa jenis penyakit pernapasan. Demikian juga dengan terapi tinggi oksigen dalam periode
lebih dari 24 jam. Akibat tidak adanya sel-sel ini produksi surfaktan mengalami penurunan.11
b. Atelektasis kompresi.
Terjadi bila rongga pleura sebagian atau seluruhnya terisi dengan eksudat, darah, tumor, atau
udara. Kondisi ini ditemukan pada pneumotoraks, efusi pleura, atau tumor dalam toraks. Keadaan
ini terjadi ketika sumber dari luar alveolus menimpakan gaya yang cukup besar pada alveolus
sehingga alveolus menjadi kolaps atelektasis kompresi terjadi jika dinding dada tertusuk atau
terbuka, karena tekanan atmosfir lebih besar daripada tekanan yang menahan paru mengembang
(tekanan pleura), dan dengan pajanan tekanan atmosfir paru akan kolaps. Atelektasis kompresi
juga dapat terjadi jika terdapat tekanan yang bekerja pada paru atau alveoli akibat pertumbuhan
10

tumor, distensi abdomen yang mendorong diafragma ke atas, atau edema dan penimbunan ruang
interstisial yang mengelilingi alveolus. Tekanan ini yang mendorong udara keluar dan
mengakibatkan kolaps.11
Bentuk atelektasis kompresi biasanya dijumpai pada penyakit payah jantung, penyakit
peritonitis atau abses diafragma yang dapat menyebabkan diafragma terangkat ke atas dan
mencetuskan terjadinya atelektasis. Pada atelektasis kompresi diafragma bergerak menjauhi
atelektasis.11
c. Atelektasis Kontraksi
Terjadi akibat perubahan perubahan fibrotik jaringan parenkim paru lokal atau menyeluruh,
atau pada pleura yang menghambat ekspansi paru secara sempura. Atelektasis kontraksi
bersifat irreversible.11
I. DIAGNOSIS
1. Gejala Klinik
Gejala yang paling umum didapatkan pada atelektasis adalah sesak napas,
pengembangan dada yang tidak normal selama inspirasi, dan batuk. Gejala-gejala lainnya
adalah demam, takikardi, adanya ronki, berkurangnya bunyi pernapasan, pernapasan
bronkial, dan sianosis.11,12
Jika kolaps paru terjadi secara tiba-tiba, maka gejala yang paling penting didapatkan pada
atelektasis adalah sianosis. Jika obstruksi melibatkan bronkus utama, mengi dapat didengar,
dapat terjadi sianosis dan asfiksia, dapat terjadi penurunan mendadak pada tekanan darah
yang mengakibatkan syok. Jika terdapat sekret yang meningkat pada alveolus dan disertai
infeksi, maka gejala atelektasis yang didapatkan berupa demam dan denyut nadi yang
meningkat (takikardi).11
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda atelektasis pada inspeksi didapatkan
berkurangnya gerakan pada sisi yang sakit, bunyi nafas yang berkurang, pada palpasi
ditemukan vokal fremitus berkurang, trakea bergeser ke arah sisi yang sakit, pada perkusi
didapatkan pekak dan auskustasi didapatkan penurunan suara pernapasan pada satu sisi.11
2. Pemeriksaan Radiologi

11

Diagnosis atelektasis ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda yang didapatkan, serta
pemeriksaan radiografi. Foto radiografi dada digunakan untuk konfirmasi diagnosis.
CT scan digunakan untuk memperlihatkan lokasi obstruksi. Foto radiografi dada dilakukan
dengan menggunakan proyeksi anterior-posterior dan lateral untuk mengetahui lokasi dan
distribusi atelektasis. Sebagai dasar gambaran radiologi pada atelektasis adalah pengurangan
volume paru baik lobaris, segmental, atau seluruh paru, yang akibat berkurangnya
aerasi sehingga memberi bayangan yang lebih suram (densitas tinggi) dan pergeseran
fissura interlobaris.13

Gambar 7. Pola Kolaps Paru13


a. Pemeriksaan Foto Thoraks
Tanda-tanda radiografik atelektasis meliputi tanda langsung (direct signs)
dan tanda tidak langsung (indirect signs). Tanda langsung meliputi : a)
bergesernya fisura mayor atau minor ke arah atelektasis, b) peningkatan
densitas pada bagian paru yang mengalami atelektasis, sedangkan tanda-tanda
tidak langsung meliputi : a) pergeseran struktur yang bergerak di dalam
mediastinum yaitu : jantung, trakea dan pembuluh darah besar ke arah
atelektasis, b) elevasi hemidiafragma ke arah atelektasis,c) penyempitan ruang
sela iga (ICS) serta d) overinflasi pada segmen atau lobus paru yang tidak
terlibat. Adanya " Siluet" merupakan tanda memungkinkan adanya lobus atau
segmen dari paru-paru yang terlibat.13
12

Gambar 8. Foto rontgen dada posteroanterior yang memperlihatkan atelektasis


complete.13
Bentuk-bentuk kolaps pada atelektasis secara klinis dan radiologi, sebagai
berikut:
a. Left Upper Lobe (LUL) Kolaps pada lobus kiri atas

Gambar 9. Foto X- ray thorax posisi PA dan Lateral dengan kolapsnya lobus kiri atas
(panah). Temuan karakteristik ini pada toraks dikenal sebagai Luftsichel Sign dan dapat
karena kolaps akibat obstruksi dari karsinoma bronkogenik..13
b. Left Lower Lobe (LLL) Kolaps pada lobus kiri bawah

13

Gambar 10. Gambaran radiologi pada atelektasis pada lobus bawah diikuti oleh resolusi parsial.13

Gambar 11. Foto x-ray thoraks posisi PApada LLL atelektasis (panah).
Perhatikan elevasi hemidiafragma kiri.13

c. Right Upper Lobe (RUL) Kolaps pada lobus kanan atas

Gambar 12. Atelektasis pada lobus paru bagian kanan atas.


Tampak elevasi dari fissura horizontal dan deviasi trakea ke arah
kanan.13
d. Right Middle Lobe (RML) Kolaps lobus kanan tengah

14

Gambar 13. Atelektasis pada lobus paru bagian medial dextra. Pada foto thorax
lateral tampak gambaran opak berbentuk segitiga pada bagian hilus.13

e. Right Lower Lobe (RLL) Kolaps pada lobus kanan bawah.

Gambar 14. Atelektasis pada lobus paru bagian bawah dextra. Tampak siluet
pada bagian hemi-diafragma dextra dengan densitas triangular
posteromedial.13
b. Pemeriksaan CT-Scan
15

Tidak adanya ventilasi di segmen paru atau di lobus paru karena oklusi
bronkus memberikan gambaran berbatas tajam pada gambaran CT Scan.
Tergantung dari derajat volume udara yang berkurang dapat menyebabkan
pergeseran mediastinum dan elevasi diafragma. Daerah paru yang tidak ada
udara atau kolaps digambarkan seperti struktur jaringan lunak pada gambaran
CT Scan yang setelah pemberian kontras lebih jelas terlihat dengan adanya
pembuluh darah yang terkompresi. Tanda ini bisa tidak ditemukan jika saluran
bronkus berisi dengan sekresi cairan (eksudat). Dalam kasus seperti itu,
tergantung dari efektifitas aliran pembuluh darah paru yang kolaps tampak
seperti gambaran marmar (marble like appearance).14
Tampilan atelektasis boleh dibedakan pada gambaran CT Scan. Pada
atelektasis lobus kiri atas, batas paru yang menghadap ke septum utama
berpindah secara ventral membentuk irisan sepanjang kontur mediatinum
anterior, ujungnya kearah hilus, sedangkan arteri pulmonalis kiri terdistorsi ke
arah superior dan anterior. Distorsi mediastinum ke kiri yang jelas,
hiperdistensi pada lobus kiri bawah dan terjadi herniasi dari paru kanan diatas
kontur mediastinum anterior terdiri dari gambaran klinis total atelektasis dari
lobus atas.13,14
Atelektasis lobus kanan atas dapat dilihat dari gambaran crosssectional
sebagai struktur segitiga. Batas anterior memperlihatkan septum sekunder
terangkat, struktur konkaf atau konveks diperlihatkan sebagai septum utama.
Bronkus primer bergeser kearah caudal dan hilum kanan jelas terlihat
terangkat.13,14

16

Gambar 15.a Atelektasis pada lobus atas dengan central bronchial carcinoma.14

Gambar 15.b. Atelektasis pada lobus atas dengan central bronchial carcinoma.14
Atelektasis di lobus tengah juga sering memperlihatkan gambaran
triangular atau bentuk trapezoid pada gambar CT Scan bergeser kearah depan
bawah menuju dinding thoraks anterior.15

Gambar 16. Atelektasis pada lobus tengah memberikan gambaran


triangular15
Atelektasis pada lobus bawah memberikan gambaran yang sama pada
kedua bagian. Bagian lobus mendatar di sepanjang mediastinum paraverebral
dorsal, septum berputar ke tengah, dan bawah, dan menjadi batas lateral
17

atelektasis. Oklusi sentral lobus atau bronkus segmental biasanya ditemukan


pada atelektasis obstruksi. Pada atelektasis kompresi, kekurangan udara terjadi
pada daerah perifer sehingga bagian tengah masih berisi udara dan belum
mengalami atelektasis. Penyebab kompresi paru (biasanya efusi) dapat
diklasifikasikan dengan CT Scan. Sejak kekuatan perekat dari membran pleura
dihilangkan, lobus paru yang tidak mengandung udara ke arah hilus dan bagian
basal lobus tetap pada ligament paru.15

Gambar 17. Atelektasis pada lobus kanan bawah.15


c. PEMERIKSAAN MRI
Peran MRI dalam membedakan obstruksi tumor sentral dari kolaps paruparu perifer telah dievaluasi. T2-weighted berguna untuk mengidentifikasi lesi
endobronchial. Karena makrofag lipid-laden terakumulasi dalam fase subakut
kolaps Lobaris, progresif infiltrasi limfositik dan deposisi kolagen terjadi di
dalam interstitium paru-paru.14
Dalam situasi-situasi di mana ratio paru-paru terhadap lemak dalam
kolaps

paru lebih besar dari 1, MRI T2-weighted sangat berguna dalam

membedakan tumor dengan kolaps paru.14


18

Gambar 18. Atelektasis subtotal pada lobus kanan atas.15


3. Pemeriksaan Laboratorium
Darah : leukosit meninggi, LED meningkat
Sputum : pada kultur ditemukan BTA
Test Tuberkulin : Mantoux test (indurasi lebih dari 10-15 mm)
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan klinis dan gambaran
radiologis yang jelas dari berkurangnya ukuran paru-paru (digambarkan
dengan adanya penarikan tulang iga, peninggian diafragma, penyimpangan
dari trakea, jantung dan mediastinum dan sela lobus kehilangan udara, di
celah interlobus menjadi bergeser atau tidak pada tempatnya, dan densitas
pada lobus menjadi lebih opak, seperti pada bronkus, pembuluh darah
kelenjar limfe menjadi tidak beraturan. Dan pemeriksaan khusus misalnya
dengan bronkoskopi dan bronkografi, dapat degan tepat menentukan
cabang bronkus yang tersumbat
J. DIAGNOSIS BANDING
19

Adapun diagnosis banding dari atelektasis berdasarkan gambaran radiologi:


a. Efusi Pleura
Pada foto thorax yang mengalami efusi pleura dan atelektasis
mempunyai beberapa perbedaan dan persamaan, yaitu pada gambaran radiologis
efusi pleura masif dapat terjadi shift ke arah yang berlawanan dari yang sakit
sedangkan pada atelektasis tertarik ke bagian yang sakit.10,16

Gambar 19. Foto Efusi pleura dari cairan pleural yang bermanifestasi pada
hemitoraks sinistra dan membentuk meniscus sign berupa sinus kostoprenicus
yang tumpul pada foto thorax PA.16
b. Tumor Paru
Perbedaan mendasar antara atelektasis dan tumor pada gambaran radiologis
tumor paru menyebabkan penekanan dan shifting ke arah pembesaran tumor
dan dapat dilihat pada gambar radiologi dibawah ini: 10,16
Tampak perselubungan homogen yang berbatas tegas pada daerah

paru dextra
Cor : Bentuk dan ukuran dalam batas normal
Kedua sinus intake dan diagfragma baik
Tulang-tulang intake

20

Gambar 20. Tampak bayangan radiopak berbatas tegas pada bagian lobus tengah
dextra paru. Tumor paru yang berasal dari jaringan paru.16
K. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama dari pengobatan adalah untuk mengeluarkan dahak dan kembali
mengembangkan jaringan paru yang kolaps. Terapi bisa dimulai dengan fisioterapi
thoraks agresif, tetapi mungkin memerlukan bronkoskopi untuk melepaskan sumbatan
pada paru dan reekspansi segmen paru yang kolaps. Jika penyebab atelektasis adalah
obstruksi parsial, maka langkah pertama adalah menghilangkan obstruksinya. Sebuah
benda asing dapat dihilangkan dengan cara membuat pasien batuk, dengan suction, dan
bronkoskopi. Sumbatan lendir dapat dilakukan dengan cara 'drainase postural', yaitu
cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari paru dengan mempergunakan gaya berat dan
sekret itu sendiri. Drainase postural dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya
sekret dalam saluran nafas dan mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi
ateletaksis. Selain itu, pasien juga dianjurkan untuk berbaring pada sisi normal sehingga
paru-paru yang kolaps mendapat kesempatan untuk kembali berkembang. Pasien dapat
melakukan pernapasan yang dalam dengan tujuan agar paru dapat mengembang. Dalam
kasus atelektasis yang dikarenakan oleh pengumpulan cairan di rongga pleura dilakukan

21

drainase interkostalis. Jika alveoli mengalami kompresi karena beberapa tumor di


rongga dada, maka pengangkatan tumor dengan operasi harus dilakukan. Tetapi jika
jaringan paru-paru yang rusak diperbaiki dan tidak dapat dikembalikan secara normal
maka satu-satunya jalan untuk jenis atelektasis adalah lobektomi.17
L. PROGNOSIS
Prognosis sangat bergantung pada penyebab yang mendasari, dan luasnya paruparu yang kolaps. Jika hanya sebagian kecil daerah paru-paru yang kolaps, prognosis
sering sangat baik. Di sisi lain, atelektasis bisa menjadi kondisi yang mengancam hidup
jika sebagian besar paru-paru terlibat, atau gejala-gejala muncul dengan cepat.17

22

Você também pode gostar